Janda Bolong

Kafe yang tak jauh dari rumahnya menjadi tempat pertemuan Alvin dengan wanita bernama Nindy, gadis yang ia pacari entah sejak kapan tersebut. Karena jujur Alvin tidak ingat dimana ia pertama kali bertemu bahkan tanggal berapa ia jadian dengan Nindy. Tapi saat bertemu kesan pertama yang Nindy berikan kepadanya adalah perasaan hangat, mungkin juga karena Nindy lebih tua beberapa tahun darinya hingga sifat Nindy tidak seperti pacarnya yang lain.

Bahkan saat ini Alvin mencoba mempraktekkan apa yang Abel bilang dengan menggunakan kemeja lengan pendek harga 50 ribuan yang Abel berikan. Setelah di cuci rasanya tak segatal saat ia mencobanya kemarin dan ia akan melihat seberapa tulus Nindy kepadanya.

"Maaf ya sayang pasti nunggu lama." Nindy yang sudah datang kemudian duduk di depan Alvin, mengamati penampilan sang pacar yang tak nampak biasanya. Sepertinya Alvin yang datang hari ini mampu membuat Nindy menyadarinya.

"Kamu beli baju baru ya sayang ? Kok agak lain seleranya." Mata Nindy yang jeli mampu membedakan mana baju murah harga pasar dengan baju branded kualitas nomor satu, dan Nindy yakin jika yang Alvin kenakan bukan barang bermerek.

"Iya karena aku lagi hemat uang buat nikah, kamu mau kan jadi istri aku." Alvin menggenggam tangan Nindy sambil mengutarakan niatannya, tanpa cincin yang biasa orang gunakan untuk melamar gadis, Alvin memberanikan diri sambil menguji Nindy.

"What ? Nikah ?.".Nindy sangat terkejut sampai menarik tangannya yang di genggam oleh Alvin, ia lalu berusaha menetralkan suasana dengan berdeham. Nindy kembali melihat penampilan Alvin yang berbeda dari biasanya, tampak seperti lelaki pada umumnya bahkan cenderung di bawah standar.

"Gini Vin sebenernya aku mau jadi istri kamu...." Seketika Nindy bisa melihat senyuman terlukis di bibir Alvin, tapi tak lama karena ia masih belum menyelesaikan kata-katanya. " Tapi sebenarnya aku udah pernah menikah dan sekarang janda anak satu, kalau kamu masih mau sama aku ya kita lanjut, maaf dulu udah bilang ke kamu kalau aku belum pernah nikah." Jelasnya.

Seperti habis dihantam batu besar, Alvin tertohok akan kenyataan yang baru saja ia dengar. Setelah Alvin memacari gadis yang sudah punya pacar dan istri orang, kini Alvin ternyata memacari janda satu anak.

"Nin nggak lucu, jangan bercanda deh." Alvin tertawa sumbang saat memilih untuk menepis kenyataan, bahkan Nindy saja tak menganggap itu lucu dan tetap diam memperhatikan Alvin yang menganggapnya bercanda.

"Aku nggak bercanda." Nindy lalu mengambil hp yang ia taruh di tas tangannya, dan menggulir layar dan menekan ikon galeri sampai muncul sebuah foto anak perempuan sekitar usia 2 tahun. "Ini anakku Vin dan aku nggak bercanda, tapi kamu tenang aja anakku terbuka sama orang yang deket dan mau jadi papa sambungnya."

Tenggorokan Alvin tercekat saat ia berusaha meneguk saliva, ingin sekali dirinya membenturkan kepalanya ke dinding terdekat setelah memacari wanita yang belum ia selidiki apakah masih single atau doble atau malah triple dan nyatanya Alvin dapat zonk.

"Gini Nin aku harap kamu nggak kecewa, aku nyarinya yang masi single bukan single parent." Alvin harap kata-katanya tak melukai hati Nindy karena ia enggan melihat wanita menangis atau terluka.

"Oke aku ngerti kok sama statusku yang nggak bisa di terima sama beberapa orang, aku harap kamu dapat yang baik, jadi ternyata hubungan kita sampai disini. Yaudah bye." Nindy beranjak begitu saja setelah mendapat penolakan. Nyatanya respon Nindy di luar dugaan Alvin yang ia kira akan mencakar atau menampar pipinya. Ternyata salah dan Nindy adalah wanita yang sabar. Andai saja ia ketemu Nindy lebih awal sebelum wanita itu menikah, tentu wanita seperti itu tak akan ia sia-siakan.

Alvin memanyunkan bibir, ini entah kali ke berapa ia gagal mengenalkan pacarnya ke mama Dina. Alvin memandang tanaman yang di pajang di pojokan kafe, itu adalah tanaman janda bolong yang sedang tranding. Alvin tau karena mama Dina membeli banyak beberapa hari ini untuk memenuhi bagian depan rumah.

Dari pada mendengar janda yang bohong Alvin nyatanya lebih senang memandang, janda bolong tersebut. Terlihat hijau dan segar tak seperti wajahnya saat ini yang bingung besok akan bertemu dengan siapa dan gagal untuk ke berapa kalinya.

Alvin memilih untuk pulang dan memesan taxi, seperti pesan Abel kemarin bahwa Alvin akan mulai hidup sederhana demi bisa mendapatkan yang tulus. Ia harus merelakan tidak memakai mobil atau barang branded yang ia punyai di rumah tersimpan dan hanya bisa di pandang.

"Lho pak kok kita lewat jalan ini ?." Alvin bertanya kepada supir taxi yang memutar mobilnya ke jalanan yang tak biasa ia lewati, dan Alvin meningkatkan kewaspadaannya menuju jalanan yang sepi kendaraan.

"Maaf tapi jalanan yang biasa sedang macet." Jawab sang supir.

Walau tak sepenuhnya percaya tapi Alvin tau meskipun harus memutar agak jauh namun, ia tau jika jalanan itu masih mengarah ke rumahnya dan Alvin sedikit menurunkan tingkat kewaspadaan. Dalam lamunan Alvin mendengar suara wanita samar-samar, ia mempertajam indra pendengaran dan benar itu suara wanita yang meminta tolong meski terdengar kurang jelas.

"Pak hentikan mobilnya." Mobil terhenti dan Alvin keluar dari sana guna mencari suara wanita yang tadi terdengar meminta tolong. Ia yakin benar tadi tidak salah dan ia rasa indra pendengarnya masih baik. Semakin jauh Alvin melangkah semakin dekat juga dengan suara tersebut.

Alvin membulatkan mata saat melihat seorang gadis yang yang dikerubungi oleh 2 orang preman, terlihat dari pakaian keduanya yang banyak sobek dan juga tato, tak lupa dengan tindikan di berbagai tubuh dan sebilah pisau yang berada di tangan.

"Ngapain lo lihat-lihat?!!." Ternyata keberadaan Alvin diketahui oleh salah seorang dari mereka hingga gadis tersebut dan salah satu preman yang lain juga ikut melihatnya. Karena sudah terlanjur ketahuan Alvin memilih untuk tak meninggalkan barang satu langkah pun dari tempat itu dan memilih menolong gadis yang di sudut bibirnya terlihat lebam.

Baku hantam tak dapat Alvin hindari dan ia hanya melawan dengan tangan kosong sementara lawannya ada dua dan salah satu memegang senjata tajam. Kewalahan tentu saja disaat semakin lama tenaganya hampir habis, namun salah satu berhasil ia lumpuhkan. Tinggal yang menggunakan senjata dan tentunya tak mudah.

"Awaaas." Teriakan gadis itu membuat Alvin menyadari bahwa senjata diarahkan padanya dari belakang dan untungnya ia sigap menendang hingga senjata itu terlempar cukup jauh.

"Mending lo pergi sebelum mati gue pukulin disini." Ancamnya.

"Lo fikir gue takut." Segala jurus yang ia punya sudah Alvin keluarkan, dari mulai tendangan, tinju bahkan sampai sikutan. Dan dengan sisa tenaga yang ia punya, Alvin berhasil melumpuhkan preman tersebut. "Pergi lo sana." Teriaknya saat sudah menang.

Alvin jatuh terduduk saat tenaganya telah habis, keringat membasahi dahi dan juga badannya. Tidak menyangka bahwa hari ini ia akan berolahraga berat. Saat sebuah sapu tangan ada di depan wajahnya, Alvin mendongak melihat siapa yang tengah memberinya sapu tangan itu.

"Makasih banyak ya mas sudah menolong saya, kalau tidak ada mas mungkin saya sudah tidak tau lagi apa yang akan preman tersebut lakukan kepada saya." Alvin menerima sapu tangan tersebut dan ia lap keringat yang membasahi dahi. Lalu Alvin berdiri guna melihat dengan jelas wanita yang sudah ia tolong.

"Namaku Alvin." Alvin mengulurkan tangan untuk berjabat tangan sebagai tanda perkenalan, tapi gadis yang memakai kerudung tersebut malah menangkupkan kedua tangannya.

"Nama saya Hani."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Kalau Vote disini aja jangan di novelku yang lain, oke reader ku yang budiman (. ❛ ᴗ ❛.)

Terpopuler

Comments

Chayank Meri

Chayank Meri

nti alvin pindah agama donk,amiiiiinnnn

2021-08-29

0

Eka Permata sari

Eka Permata sari

kpn up lg

2021-01-24

0

Ismi Ilaniasari

Ismi Ilaniasari

pliiiiiiiiiiiiiiissssssssssssedddddessssssssssss thorrrrrrr up dong pliiiiiiiiiiiiiiissssssssssssedddddessssssssssss banget kak Thor yang cantik ato ganteng,aku penasaran sama lanjutan ceritanya as🙏🙏🙏😭😭😭

2021-01-22

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Mencari Calon Istri
3 Mengubah Penampilan
4 Janda Bolong
5 Teman Lucknut
6 Peraturan Baru
7 Kebohongan Pertama
8 Kebohongan Selanjutnya
9 Ketahuan
10 Alasan Di Baliknya
11 Fakta Lain Tentang Alvin
12 Berguru
13 Baik-Baik Saja
14 Ingin Memilikimu
15 Terserah
16 LDR
17 Berjuang Bersama
18 Kesalahan Fatal
19 Gara-gara Sepatu
20 Memberanikan Diri
21 Masalah Baru
22 Apakah Takdir Sekejam Ini ?
23 Permintaan
24 Bolehkah Pindah Keyakinan ?
25 Takdir Yang Lucu
26 Hati Yang Hancur
27 Hanya Salah Faham
28 Mencari Cinta Baru
29 Wanita Itu
30 Ijab Kabul
31 Berakhir
32 Season 2 : Malapetaka
33 Season 2 : Kecelakaan
34 Season 2 : Nadia Lagi dan Lagi
35 Season 2 : Kucing & Tikus
36 Season 2 : Bukan Mobil
37 Season 2 : Dia Datang Kembali
38 Season 2 : Akhir Cerita Cinta
39 Season 2 : Bukan Malam Biasa
40 Season 2 : Mertua Galak ?
41 Season 2 : Gelak Tawa
42 Season 2 : Sebenarnya
43 Season 2 : Sekedar Kebersamaan
44 Season 2 : Model
45 Season 2 : Malam Pertama atau Kedua ?
46 Season 2 : Breakfast
47 Season 2 : Ikhlas
48 Season 2 : Cemburu ?
49 Season 2 : Berubah
50 Season 2 : Berubah 2
51 Season 2 : Pergi Saja Sana
52 Season 2 : Melahirkan
53 Season 2 : Monika
54 Season 2 : Yang Sebenarnya
55 Season 2 : Demi Nadine
56 Season 2 : Dari Hati Ke Hati
57 Season 2 : Lebih Baik Mamisahkan Diri
58 Season 2 : Kenangan Lama
59 Season 2 : 100%
60 Season 2 : Grup Ancaman
61 Season 2 : Demam
62 Season 2 : Berkumpul
63 Season 2 : Album
64 Terima Kasih
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Prolog
2
Mencari Calon Istri
3
Mengubah Penampilan
4
Janda Bolong
5
Teman Lucknut
6
Peraturan Baru
7
Kebohongan Pertama
8
Kebohongan Selanjutnya
9
Ketahuan
10
Alasan Di Baliknya
11
Fakta Lain Tentang Alvin
12
Berguru
13
Baik-Baik Saja
14
Ingin Memilikimu
15
Terserah
16
LDR
17
Berjuang Bersama
18
Kesalahan Fatal
19
Gara-gara Sepatu
20
Memberanikan Diri
21
Masalah Baru
22
Apakah Takdir Sekejam Ini ?
23
Permintaan
24
Bolehkah Pindah Keyakinan ?
25
Takdir Yang Lucu
26
Hati Yang Hancur
27
Hanya Salah Faham
28
Mencari Cinta Baru
29
Wanita Itu
30
Ijab Kabul
31
Berakhir
32
Season 2 : Malapetaka
33
Season 2 : Kecelakaan
34
Season 2 : Nadia Lagi dan Lagi
35
Season 2 : Kucing & Tikus
36
Season 2 : Bukan Mobil
37
Season 2 : Dia Datang Kembali
38
Season 2 : Akhir Cerita Cinta
39
Season 2 : Bukan Malam Biasa
40
Season 2 : Mertua Galak ?
41
Season 2 : Gelak Tawa
42
Season 2 : Sebenarnya
43
Season 2 : Sekedar Kebersamaan
44
Season 2 : Model
45
Season 2 : Malam Pertama atau Kedua ?
46
Season 2 : Breakfast
47
Season 2 : Ikhlas
48
Season 2 : Cemburu ?
49
Season 2 : Berubah
50
Season 2 : Berubah 2
51
Season 2 : Pergi Saja Sana
52
Season 2 : Melahirkan
53
Season 2 : Monika
54
Season 2 : Yang Sebenarnya
55
Season 2 : Demi Nadine
56
Season 2 : Dari Hati Ke Hati
57
Season 2 : Lebih Baik Mamisahkan Diri
58
Season 2 : Kenangan Lama
59
Season 2 : 100%
60
Season 2 : Grup Ancaman
61
Season 2 : Demam
62
Season 2 : Berkumpul
63
Season 2 : Album
64
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!