Jangan lah menjadikan diri sendiri sebagai beban.
Dan jangan bebankan diri sendiri dengan ego dan perasaan.
-Ardian CK.
........................
Sementara kini Daviena sudah meletakkan tas nya di meja belajar. Ia semakin kesal saat mendengar ayah dan ibu nya yang keluar kota, ia segera membuka chat obrolan.
Caca
"Udah nyampe Na? "
"Y"
Setelah membalas chat Caca, Daviena segera membuka aplikasi game nya dan mulai bermain. Tak terasa ia sudah bermain sedikit lama dan kini perut nya sudah meminta untuk di isi. Sebelum turun ia kembali membuka aplikasi obrolan dan melihat banyak pesan masuk, tapi ia hanya membuka pesan dari Kevin saja.
Kevin
"Na papah lo kan ga di rumah, nginep aja ke rumah gue. Kayla kangen nih sama lo"
"Ok"
"Gue jemput, tunggu di rumah"
Read
Segera Daviena turun dan mengambil camilan, lalu kembali ke kamar nya untuk mengambil pakaian. Setelah nya ia pun melangkah keluar dengan ponsel di genggaman nya. Para bawahan sangat ayah selalu menunduk hormat saat melihat Daviena.
Daviena menunggu sebentar di depan gerbang, tak lama Kemudian Kevin datang menggunakan mobil sport berwarna merah.
"Lama nunggu? " Tanya Kevin seraya membantu Daviena memasukkan tas di kursi belakang.
"Hm" Dan Daviena hanya membalas nya dengan deheman.
"Ya udah yu" Mereka pun melesat menggunakan mobil Kevin melewati beberapa blok.
Tak membutuhkan waktu yang lama, kini mereka telah tiba di rumah Hanna. Daviena turun lebih dulu tanpa memedulikan tas nya. Dan Kevin hanya menggerutu sambil mengambil tas Daviena.
***
Kini Daviena sedang bermain game online di kamar nya. Memang keluarga Gideon memberikan kamar khusus untuk Daviena karena hubungan mereka begitu dekat.
Sementara itu Hanna tampak sedang sibuk memasak untuk makan malam. Dia memasak sambil bernyanyi ria mungkin karena suasana hatti nya yang sedang bagus.
"Bun! Teman-teman Kevin hari ini mau main di sini boleh ga? " Tanya Kevin pada ibu nya yang fokus memasak.
"Ya udah suruh sini, lebih rame kan seru" Jawab Hanna tanpa menatap sang anak.
"Sipp Bun, Kevin naik dulu ya ke atas" Kevin pun melenggang pergi, tak lama kemudian Daviena turun menggunakan celana pendek sepaha dan kaos tipis berwarna putih. Rambut nya sedikit basah karena dia baru saja selesai mandi.
"Lagi apa bun? " Tanya Daviena menghampiri Hanna.
"Ini Bunda masak jamur favorit kalian" Jawab Hanna sambil tersenyum.
"Ada yang bisa Nana bantu? "
"Itu tolong bawang putih nya kamu potong" Daviena pun segera membantu Hanna memasak.
Tepat saat hari berganti malam, masakan yang mereka buat telah jadi semua nya dan sekarang berjejer rapi di atas meja makan.
"Kok banyak amat masak nya bun? " Tanya Daviena dengan wajah datar nya.
"Itu temen-temen Kevin juga mau main di sini" Jawab Hanna santai seraya menata rapi piring-piring di meja.
"Temen? "Cibir Daviena mendengar perkataan Hanna.
" Iya udah biasa sih mereka main, bahkan nginep. Sampe-sampe mereka kaya pengungsi di sini"
"hm? " Daviena mengangkat sebelah alis nya.
"It-"
"Ayah pulang! " Ucapan Hanna terpotong oleh Gilang yang baru saja pulang.
"Eh udah pulang mas? Gimana kerja nya? Capek? " Hanna segera menghampiri Gilang dan membukakan dasi serta jas nya. Gilang pun tersenyum ke arah istri nya dan mengecup dua pipi sang istri
"Eh? Ada Nana ya"
"Hm" Daviena hanya Berdehem. Gilang menghampiri Daviena dan mengecup singkat kening nya. Lalu ia berbalik dan kembali mengecup singkat bibir sang istri.
Pemandangan yang begitu romantis membuat Daviena berbalik dan hendak melangkahkan kaki namun terhenti ketika.
Tinn
Tinn
Tinn
Suara klakson motor terdengar di luar rumah, bersamaan dengan Kevin yang berlari menuju pintu utama. Daviena pun akhir nya duduk di sofa dan membaca buku.
Terlihat Kevin yang kembali masuk bersama dengan teman-teman nya di iringi canda tawa. Yap! Teman-teman Kevin adalah Zion, Erwin, Reza, Ardian serta Alvaro.
"Selamat sore tante, om" Mereka pun menyapa Hanna dan Gilang. Hingga Ardian yang sedang memperhatikan sekitar pun menangkap sosok familiar.
"Loh? Bu ketos ada di sini? " Tanya Ardian pada Kevin setelah mereka duduk di sofa yang berhadapan dengan Daviena.
"Iya dia nginep di sini karena di rumah nya ga ada orang" Jawab Kevin seraya pergi ke dapur untuk mengambil minum.
Sementara itu Daviena masih fokus dengan buku di tangan nya tanpa memedulikan sekitar. Namun seketika fokus nya menghilang saat rasa pusing mulai menyerang. Ia segera meletakkan buku harian nya itu di meja dan berlari naik ke atas.
"Kenapa dia? " Tanya Varo pada teman-teman nya. Reza dan yang lain nya saling berpandangan lalu menggeleng kompak, Varo pun berdecak dan memutar bola mata nya.
"Kok kayak nya buru-buru banget" Timpal Reza kebingungan.
Mereka pun terjebak dalam kebingungan hingga mata Varo melihat buku catatan milik Daviena yang tertinggal di meja. Seringai kecil tercetak di bibir nya.
Tangan nya pun bergerak mengambil buku itu, membuat teman-teman nya menatap Varo dengan tatapan sulit.
"Buku nya ketinggalan gaiss" Ucap Reza melihat buku bersampul hitam dengan pembatas di tengah nya.
"Buku harian? " Varo mengernyit bingung sedangkan teman-teman nya segera mendekat ke arah Varo dan serentak ikut menatap buku itu. Varo pun segera membuka halaman pertama nya untuk di baca.
-Isi Buku-
Dear Diary, Terkadang aku merasa lelah!
Lelah dengan segala yang telah terjadi.
Lelah menunggu nya kembali, lelah untuk terus andil dengan permainan takdir ini.
Ingin rasa nya aku menyerah!
Menyerah dalam segala hal! Termasuk menaklukkan waktu yang terus berjalan tanpa memedulikan belakang. Aku hanya-
Sreett
Belum sempat Varo dan teman-teman nya membaca secara keseluruhan, Daviena muncul dan menarik buku itu dengan paksa membuat nya sedikit terkoyak. Varo dan yang lain tersentak segera mendongak lalu mendapati sepasang mata dingin tengah menatap mereka.
"E-eh? Lo u-udah balik ternyata" Ucap Varo sedikit terbata namun tak mendapat jawaban dari pemilik mata dingin itu.
"So-sorry kita ga maksud" Ucap Erwin gugup.
"Iya kita cuma penasaran aja" Ardian mencoba tenang tapi tak bisa.
"Varo yang duluan, kita cuma ngikutin" Timpal Reza membuat Varo geram namun tak bisa menjitak Reza.
"Em itu Kita cuma baca halaman awal doang kok ga lebih" Ucap Varo lagi seraya menghindari kontak mata dengan pemilik mata dingin itu.
Bukan nya menjawab Daviena malah pergi naik lagi ke atas dengan wajah pucat nya meninggalkan mereka semua. Bersamaan dengan itu Kevin pun datang membawa minuman dingin.
"Nih minum nya" Ucap Kevin ikut duduk dan membuka ponsel nya.
"Kalian liat ga? Muka nya tadi pucet banget sumpah" Ucap Erwin menerawang ke depan.
"Iya gue juga liat"
"Gue juga"
"Siapa? " Tanya Kevin yang tak mengerti arah pembicaraan.
"Bu ketos tadi muka nya pucet banget gila, kek ga ada darah gitu" Ucap Zion menjawab pertanyaan Kevin.
"Serius lo? " Tanya Kevin khawatir lalu melesat ke arah kamar Daviena di ikuti ke lima kawan nya.
Tokk
Tokk
Tokk
"Na ini gue Kevin, buka dulu deh penting nih" Ucap Kevin tersirat kekhawatiran di dalam nya.
"..... " Tak ada jawaban dari dalam membuat Kevin dan teman-teman nya semakin panik.
***
"Na ini gue Kevin, buka dulu deh penting nih" Suara Kevin terdengar hingga kamar mandi dimana tempat Daviena berada sekarang.
Daviena bingung harus bagaimana, cairan merah terus keluar dari hidung nya. Kepala nya juga begitu pusing hingga tak dapat berfikir jernih.
'Gimana nih?' Daviena menggeram frustasi. Waktu nya belum tepat untuk memberi tahu Kevin, tidak. Lebih tepat nya ia belum siap untuk memberi tahu hal ini.
"Na buka pintu nya atau gue dobrak? " Teriak Kevin dengan syarat lebih khawatir dari sebelum nya.
"..... " Lagi lagi Daviena tak sanggup menjawab, jangan kan berteriak berkata lirih saja ia tak sanggup karena kepala nya begitu pusing.
"Oke kita dobrak, satu, dua, ti-"
"Kalian ngapain di depan kamar Daviena? " Tanya Gilang memotong teriakan Kevin dan menghentikan nya dari mendobrak pintu putih bertuliskan "Don't Touch it" itu.
" Itu Yah, Nana dari tadi di panggil ga mau jawab. Tadi juga paas naek muka nya pucet banget"Ucap Kevin membuat Gilang Khawatir.
"Ya udah buru dobrak pintu nya, takut nya terjadi yang enggak enggak" Ucap Gilang khawatir.
"Tadi juga mau di dobrak tapi ayah yang berentiin" Kevin mencibir sedikit kesal.
"Udah buruan dobrak" Ucap Ardian ikut khawatir.
"Oke sesuai aba-aba dari gue, satu, dua, ti-"
Cklek
Kevin lagi-lagi tak jadi mendobrak pintu karena pintu nya di buka oleh Varo.
"Jadi ini ga di kunci? " Tanya Kevin tak percaya.
"Maka nya jangan panik" Ucap Varo ketus lalu melangkah masuk ke ruangan bernuansa langit malam itu.
Aroma stroberi menyeruak keluar membuat sensasi nyaman untuk siapa pun yang menghirup nya.
Kosong
Ruangan di sana kosong tak ada siapa pun, namun jendela balkon terbuka cukup lebar tanpa ada yang menyadari.
"Ga ada siapa-siapa" Ucap Reza bingung.
"Kamar mandi" Pekik Reza, Erwin dan Zion bersamaan membuat mereka semua saling melempar pandangan.
"Yakin mau coba masuk? " Tanya Ardian tak yakin.
"Gue sih enggak" Ucap Reza ragu-ragu.
"Gue juga" Erwin ikut menanggapi.
"Tapi kalau terjadi sesuatu gimana? Nyawa lebih penting ingat" Ucap Zion melangkah mendekati pintu kamar mandi.
"Stop biar gue aja" Varo segera menghentikan langkah kaki Zion dan melangkah mendahului.
"Pelan-pelan Var, takut nya ternyata dia lagi ngapain gitu" Ucap Reza memikirkan hal yang tidak-tidak.
Mereka pun melangkah perlahan-lahan dan pasti . Kini tangan Varo sudah terangkat dan hampir menyentuh gagang pintu. Hampir!
Cklek
"Loh kalian? "
"Aaaarrghhh" Mereka semua berteriak saking terkejut nya mendengar suara dingin menyapa rungu.
"Astagah copot jantung ku! " Zion mengelus dada nya.
"Untung lo ga ada riwayat penyakit jantung" Syukur Erwin ikut mengelus dada Zion.
"Kalian ngapain di sini? " Tanya Daviena mencoba tenang, sementara mereka masih memulihkan diri dari keterkejutan.
"DAVIENA!!!!! " Teriak mereka marah saat berhasil sadar dari keterkejutan. Daviena pun kaget karena di bentak seperti itu membuat nya melangkah mundur sedikit demi sedikit.
"Eh Na sorry gu-gue ga maksud, lo ga apa apa kan? Tadi kata mereka muka lo pucet, eh bener deh kok muka lo pucet gini" Cerocos Kevin seraya memutar balikkan tubuh Daviena dan menangkup wajah Daviena.
"A-apa sih lo? " Daviena menepis tangan Kevin, pasal nya ia masih sedikit pusing.
"Lo dari mana aja? Lo tau gak kita semua khawatir sama lo? " Tanya Ardian dan Varo berbarengan.
"Gu-gue dari kamar nya Kevin" Ucap Daviena dingin, namun tak dapat menutup kegugupan nya.
"Kamu ini bikin kita khawatir aja, syukur lah kalau ga terjadi apa apa" Ucap Gilang mengelus dada nya pelan.
"Ngapain lo ke kamar gua, ga biasa nya" Mata Kevin memicing curiga.
"Ngambil buku" Daviena segera melangkah ke kasur nya dan meletakkan buku yang dia bawa dari kamar Kevin agar tidak di curigai.
"Udah mending kita keluar dari pada ganggu Daviena, kalo ada apa-apa langsung turun ke bawah ya Na! Jangan lupa bentar lagi makan malam" Ucap Gilang melangkah keluar saat Daviena menganggukkan kepala nya.
Yang lain pun ikut keluar kecuali Varo yang menatap Daviena rumit. Dia adalah Leader Mafia, memalukan jika dia di bohongi. Ada rasa kecurigaan dalam hati nya. Melihat Varo tak kunjung keluar, Daviena mengangkat sebelah alis nya.
"Huh! " Varo mendengus lalu pergi keluar membuat Daviena menghela nafas lega.
'Untung aja gue pinter' Puji nya pada diri sendiri.
Sebenar nya Daviena keluar lewat jendela di balkon kamar lalu melompat ke kamar sebelah yang tak lain dan tak bukan ialah kamar Kevin. Setelah nya ia mengambil buku dan melangkah santai menuju kamar nya yang sedang ramai.
Dia melakukan itu tentu setelah darah berhenti keluar dari hidung nya. Meski sekarang kepala nya masih sakit, namun ia tak begitu peduli dan memilih turun karena sudah waktu nya makan malam.
Setelah makan malam yang tak ada kesan, Daviena bergegas ke kamar dan tidur.
Sementara Varo dan yang lain nya kembali pulang ke rumah masing-masing.
...----------...
Jangan lupa dukung author melalui...
Like
Vote
Rate
Favorit
Ada yang ingin berteman lebih jauh dengan author? Yuk hubungi author....
Author orangnya care kok, ga mudah tersinggung, bisa cepat akrab dan b
blak-blakan.
IG: @lrnrrhmnia1412 (Follow yak, Author follback kok)
WA: +6289670108559 (Untuk para wibu pecinta anime, author punya group yang selalu share file video anime baik movie ataupun the movie, Seperti Naruto, One Pick Man, Black Clover, Battle Trough Heaven dll. Silahkan hubungi admin yang juga author sendiri untuk yang tertarik. Kalau mau berteman dengan author juga ga masalah sih~hihihi)
FB: Nurrahmania Art(Terima pesanan gambar sketsa wajah buatan author sendiri. Bagi yang berminat silakan hubungi. :')
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Elizabeth Zulfa
daviena ngidap kanker ya thor... kok sering mimisan
2021-01-31
6