Pagi hari ini aku Elinda Farhanna tengah bahagia, ku pandangi wajah pria berstatus suami yang tengah terbaring di samping ku. Matanya, bibirnya, sungguh membuat aku menggila. Perlahan tanganku mengarah pada wajahnya, hingga tiba-tiba mata elangnya terbuka lebar. Tatapan kami bertemu, aku terkejut karena ternyata dia sudah terbangun.
"Sejak kapan?" pertanyaan itu meluncur bebas dari bibir ku. Bibir manis ku ini rasanya tidak pernah kehilangan kata bila berbicara dengan nya. Dia Devan seorang pria yang aku cintai, aku mencintainya lebih dari mencintai diri ku sendiri. Mungkin aku gila. Tidak apa asal bersama dia.
Hari-hari berlalu terus aku jalani, hingga pernikahan kami kini sudah menginjak satu tahun dan kami di karuniai seorang anak. Lengkap sudah kebahagian ini dengan adanya buah cinta kami, ku pandangi wajah putra ku dengan penuh kasih sayang sungguh aku sangat bahagia sekali.
"Namanya Derren Agatha Sanjaya, aku sangat menyukai itu," ujar suami ku Devan.
Aku tersenyum, aku tersenyum bahagia. Bagiku nama yang di berikan oleh suamiku sangat indah dan aku sangat menyukai nya.
"Iya Mas, nama yang bagus," ujar ku tersenyum.
Aku kini tengah duduk di ranjang rumah sakit, dengan memeluk putra ku dan suami ku yang duduk di sisi ranjang. Kami sama-sama memandang kagum akan buah cinta kami, hingga kemudian pintu terbuka dan menampakan dua orang wanita di sana. Aku tidak tahu siapa wanita itu, dan aku menatap nya dengan bingung.
"Mama," ujar suami ku.
"Mama?" aku bingung saat suami ku menyebut nya Mama, bukankah ia mengatakan jika ia anak yang di besarkan di panti asuhan
Lalu apa? Sekarang ia memanggil Mama pada seorang wanita yang masuk keruang ku.
"Bagaimana Devan?"
Wanita wanita itu menatap pada bayi yang ku peluk, aku bingung dan terus bertanya-tanya siapa wanita ini.
Suami ku menatap ku kemudian pada bayi ku, aku merasa ada yang tidak beres, perlahan wanita dengan tubuh tinggi dengan usia sebaya ku mulai mendekat. Seketika ia mengambil bayi ku, aku bingung dan bertanya-tanya. Sejenak ku tenangkan pikiran ku bahwa dia hanya ingin memegang bayi ku mungkin mereka keluarga angkat suami ku.
"Mas mereka siapa?" tidak ingin lagi hanyut dalam rasa penasaran ku, hingga aku seketika bertanya agar aku bisa lebih lega.
Mas Devan turun dari ranjang ku yang ia duduki, ia menjauh namun tetap menatap ku. Ia seperti berubah asing seketika bagi ku, bahkan aku seperti tidak mengenalnya lagi.
"Aku Diana, istri sah dari Devan," ujar wanita yang tengah memeluk bayi ku.
Deg.
Tahukah kalian seperti apa perasaan ku, sakit. Aku bagaikan kehilangan nyawa ku seketika bersamaan dengan kata yang di ucapkan wanita itu. Namun aku masih berusaha tenang, aku masih mencoba untuk menguasai diriku. Aku yakin dia sedang bercanda, cepat-cepat ku usap air mata ku dan aku mencoba tersenyum. Walaupun aku masih merasa was-was.
"Maksudnya apa ya Mbak," ujar ku dengan sedikit terkekeh, "Apa Mbak kerabat nya Mas Devan?" tanya ku lagi.
Semua orang di sana diam, mereka menatap ku dengan serius. Hingga seorang wanita paruh baya mulai bersuara.
"Sudah cukup Devan, semua sudah selesai dan aku ingin kau menghentikan sandiwara ini," ucapnya pada suami ku.
"Sandiwara," aku semakin bingung. Maksud kata dari sandiwara itu apa, aku masih di selimuti kebingungan.
Mas Devan seketika menatap ku, aku tidak tahu apa yang akan ia katakan. Hanya saja aku seperti tidak mengenali suami ku lagi, tidak ada lagi kehangatan dan senyum manisnya yang dulu menatap ku.
"Hanna," dia menatap ku dan kemudian menatap wanita yang tengah menggendong bayi ku, "Dia Diana, dan Diana ini adalah istri sah ku.... atau pun istri yang aku nikahi empat tahun yang lalu."
Deg.
Kali ini batin ku hancur, langit seakan runtuh seiring dunia yang seakan berputar begitu cepat. Aku Elinda Farhana yang dulu berucap bahagia kini berubah menderita. Lihatlah dengan tenang nya dia mengatakan nya pada ku, wanita di hadapan ku adalah madu ku. Bukan lebih tepatnya aku yang menjadi madunya, sakit sekali. Aku kira di duakan sangat sakit, tapi ternyata menjadi yang kedua juga sangat menyakitkan. Aku tersenyum dengan air mata yang berlinang.
"Jangan bercanda Mas, ini tidak lucu!!!" tutur ku penuh luka.
"Ini tidak bercanda, ini pula bukan main-main....aku meminta suami ku menikah lagi karena kami tidak memiliki anak, sedangkan kami butuh pewaris untuk kekayaan suami ku," jelas wanita itu pada ku.
"Pewaris?" air mata ku tidak pernah hentinya jatuh di pipi, rasanya deras nya hujan mengalahkan derasnya air mata ku. Kerasnya suara gemuruh yang menyala di langit mengalahkan sakit yang di utarakan oleh suami ku, aku terluka. Tidak kah dia memikirkan aku.
"Tidak perlu aku jelaskan dengan panjang, karena tidak penting, sekarang bayi ini adalah bayi ku," ucap Diana lagi.
Aku menggeleng, "Aku Bundanya, aku yang melahirkannya, aku yang mengandungnya selama sembilan bulan...."
"Tapi dia sekarang miliki, kau hanya alat untuk melahirkan bayi pewaris dari keluarga kami dan kau tidak memiliki hak apa-apa!" kata Diana lagi, lalu ia pergi begitu saja bersama dengan seorang wanita yang tadi ikut masuk dengan nya barusan.
"Kembalikan bayi ku...!!!!" aku menangis. Dada ku sangat sesak, luka jahit saat melahirkan putra ku beberapa jam lalu belum kering dan kini anak ku di rampas begitu saja.
"Maaf Hanna, tapi semuanya memang harus begini," kata Devan.
"Maaf?!" lihatlah pria dihadapan ku ini mengatakan kata maaf, maaf setelah luka yang dia berikan pada ku, "Kembalikan anak, kau tidak punya hati dan aku benci pada mu!" seru ku.
"Sudahlah Hanna, kalau kau mau bertemu anak mu....maka bersikap baiklah, berhenti meneriaki aku!"
Lihat lah dia, dengan tidak merasa dosanya mengancam diri ku.
"Itu anak ku, dan aku yang berhak atas anak itu!!!" seru ku lagi.
"Aku juga ayahnya, dan aku berhak atas bayi ku...."
"Enggak......itu anak ku....hiks....hiks.....hiks...." baru saja, aku memeluknya. Baru saja aku menyusuinya kini bayi ku sudah di ambil begitu saja. Aku tidak rela, aku sungguh sangat tidak rela dengan semua yang terjadi.
"Diam! Tidak usah menangis!"
Setelah membentak ku Mas Devan langsung keluar dari kamar rawat ku, aku sungguh tidak mengenalinya lagi. Dia kini bukan suami ku lagi, dia iblis yang berwujud suami ku. Kembalikan suami ku, suami yang sangat mencintai aku dulu, yang tidak rela melihat aku terluka. Apa lagi sampai meneteskan air mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
sherly
jahat ya kalian, hrsnya kalian kasi tau dr awal bahwa hanna hanya istri kontrak.. malang betul nasibmu han
2024-07-11
0
Hasma Andi Hamzah
ngga usah kali sebut nama Mulu kn aneh bacanya
2023-09-21
0
Eny Hidayati
masih 1 tahun pernikahan... goncangan biduk rumah tangga Hana sangat besar... kapal itu telah bocor ... sobek pada lambung kapal bernama "rumah tangga" ... tak terkira rasa sakit itu ...
2023-09-05
0