Hujan Bahagia

Saat mereka tengah asik menikmati makanan masing-masih. Dari arah belakang Ares terlihat seorang wanita tua terpeleset dan piring yang berada dalam genggamannya menumpahkan seluruh isi yang di tampungnya.

Putri langsung berdiri dan menghampiri wanita tersebut. Ares sudah berdiri geram, karena sendok yang di letakkan Putri dengan asal. Membuat kuah bakso yang super pedas milik Putri meciprati mukanya. Setelah berbalik. Api yang berkobar dalam diri Ares langsung padam.

Ares mendapati Putri tengah menuntun seorang wanita tidak di kenal menuju meja mereka. Mendadak senyum Ares mengembang. Entah kapan terakhir kali dia tersenyum demikian.

"Ibu gak apa-apa kan? kaki ibu gak keseleo kan? biar Putri pijitin." Pertanyaan beruntun Putri membuat wanita tersebut kebingungan dan tersenyum kaku.

"Aku tidak apa-apa sayang, dan kamu boleh memanggilku nenek Dao." ujar wanita itu kemudian mengelus kepala Putri.

"Baiklah nenek Dao. Emm Nenek mau makan apa? nanti Putri yang akan mengambilnya."

"Ambil yang enak saja sayang," jawab si Nenek sembari tersenyum.

"Menurut Putri baksonya enak Nek. Nenek bisa coba punya saya," Putri antusias menggeser mangkuk yang ada di hadapannya menuju hadapan si Nenek.

Saat si Nenek hendak mencoba bakso milik Putri. Mendadak Ares angkat bicara.

"Jangan di coba Nek. Nanti Nenek kenapa-napa. Mata saya saja seperti habis terbakar gara-gara kena cipratan kuah bakso ini!"

Putri langsung berdiri dan menghampiri Ares yang ada di hadapannya.

"Aduh Res' maaf ya aku gak sengaja. Kamu gak papa kan? mata kamu baik-baik aja kan? masih bisa liat kan? coba deh liat aku! masih kelihatan kan?"

Putri melontarkan banyak pertanyaan beruntun sampai Ares tidak berkesempatan menjawab. Sebelum Putri melontarkan pertanyaan berikutnya.

Ares menahan wajah Putri dengan kedua tangannya. Saat mata keduanya bertemu pandang, mendadak waktu terasa berjalan begitu lambat sampai nenek Dao berdehem.

"Aku gak papa dan aku juga masi bisa liat kamu ngoceh di hadapanku." Tukas Ares kemudian.

"Hehehe," Putri hanya cengengesan di hadapan Ares.

"Ya udah, kamu ambilin Nenek makanan gih. Kasian udah lama nunggu kamu ngoceh." Titah Ares kemudian.

"Baiklah baik tapi kamu gak papa kan?"

"Gak papa. Udah sana buruan!" jawab Ares sambil mendorong pinggang Putri.

"Nek maafin istri saya." Ujar Ares sepeninggal Putri.

"Tidak apa, Nenek seneng kok, istri kamu sangat baik dan lugu!" ujar si Nenek sambil tersenyum.

"Terima Kasih Nek,"

Tak lama setelah itu Putri kembali membawa sepiring makanan untuk si Nenek. Mereka bertiga makan dengan nikmat. Hanya suara bising tamu undangan lain yang terdengar, selain itu mereka bertiga diam dan larut dalam rasa di setiap suapan mereka masing-masing.

***

Setelah berpamitan dengan si empunya pesta. Ares dan Putri kembali ke rumah mereka dalam diam, karena saat ini Putri tengah tertidur pulas di jok  samping pengemudi. Ares tidak punya teman bicara sehingga memilih fokus mengemudi tanpa ba bi bu.

Setelah mengarungi jalan beraspal, akhirnya mereka tiba di rumah. Gerbang yang terbuka otomatis memudahkan Ares untuk masuk tanpa menunggu. Setelah memarkir mobilnya di garasi.

Perlahan Ares mengangkat Putri dengan kedua tangannya menuju lantai dua. Dengan perlahan pula ia meletakkan Putri di atas tempat tidur. Setelah usai menyelimuti Putri, Ares keluar kamar dengan menutup pintu perlahan.

Tujuan berikutnya setelah meninggalkan kamar Putri, ialah dapur. Dia membuka lemari pendingin dan mengambil sebotol air dingin yang ada di sana, kemudian duduk manis di meja makan.

Ares langsung menegak habis air yang ada dalam genggamannya. Botolnya ia lempar asal ke tong sampah yang tak jauh darinya. Meski asal botol itu mendarat dengan sempurna di dalam sana. Yang memang notabenenya Ares adalah mantan tim basket di kampusnya dulu.

Setelah selesai acara lempar melempar. Ares kembali ke kamarnya sendiri. Dia harus menyiapkan tenaga untuk bertemu dengan calon koleganya esok pagi.

***

Keesokan paginya setelah selesai dengan urusannya. Ares menuju kamar Putri guna untuk membangunkan tukang molor itu sesuai dengan perjanjian.

"Woii curut, bagun udah mau pagi nih!"  teriak Ares di depan pintu kamar Putri.

"...." Hening tak ada jawaban.

"Woii kebo... bangun!" Ares meninggikan suaranya, kira-kira sebanyak tiga oktaf.

"Gila nih anak tidurnya kayak orang mati aja!" kesal Ares.

Dengan sedikit kasar Ares menarik selimut Putri. Sementara yang selimutnya ditarik tak kunjung memberi tanda-tanda akan terbangun. Akhirnya Ares memutuskan untuk mengangkat Putri kemudian meletakkannya di bawah shower.

Dengan sekali tekan, air dingin kini berguguran mengguyur Putri yang masih terlelap di bawah sana.

"HUJAN!!!" pekik Putri sambil buru-buru berdiri dan tanpa sengaja menubruk dada Ares yang sedari tadi berdiri di hadapannya guna menunggu reaksi darinya.

"Wahahaha...."

Suara tawa Ares memenuhi seisi rumah melihat reaksi yang diberikan oleh istrinya itu.

Putri masih berdiri bingung, berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Putri sempat berfikir Ares sengaja mengguyurnya karena tertidur di dalam mobil. Sebab gaun yang ia kenakan saat ini masih sama dengan gaun yang semalam ia kenakan di pesta.

"Bisa gak kamu baik-baik dikit. Gini-gini aku partner baik hati yang sukarela jadi janda karenamu. Masa gara-gara ketiduran di mobil kamu aja, aku sampai di guyur gini!" protes Putri bertolak pinggang.

"Heeeyyy Nona, nyadar dong ini udah pagi. Liat nih liat! Udah jam 6!" timpal Ares sambil memperlihatkan jam tangannya pada Putri.

"Kamu kok gak bangunin aku sih!" Putri menyalahkan Ares.

"Dasar kebo! Aku udah bangunin kamu dari 30 menit yang lalu pe'a."

"Bisakah kamu bangunin aku dengan wajar? Panggil aku kek atau gak ketuk pintu. Gimana kalau aku kena serangan jantung mendadak odol!"

"Panggil palamu! Aku Udah teriak-teriak kayak orang kemalingan juga, kamu gak bakal bangun. Bahkan bom meledak pun sepertinya gak bakal mampu bangunin kamu.

Harusnya kamu berterima kasih karena Aku udah bangunin kamu sekalian mandiin pula! Baik kan aku?" Ares ikut mendebat Putri dengan sengitnya. Entah kemana sifat tenangnya selama ini.

"Baik dengkulmu!" sungut Putri geram.

"Buruan mandi entar kesiagaan loh! Aku gak tanggung jawab." Ujar Ares sambil berlalu meninggalkan Putri di dalam kamar mandi dengan mulut bersungut-sungut.

Ares yakin saat ini Putri tengah mengutuknya. Namun ia senang bisa mengganggu gadis itu. Entah kenapa hati Ares terasa hangat. Ia juga sempat tertawa lepas. Hal yang tidak pernah Ares lakukan sebelumnya.

***

Setelah acara dibangunkan dengan cara yang lain dari pada yang lain. Putri berjalan santai seolah kejadian tadi pagi tidak pernah terjadi sebelumnya. Tujuan Putri kali ini adalah dapur. Untuk sampai ke dapur, tentu saja Putri harus menuruni tangga.

Ia celingak-celinguk kanan kiri di depan tangga, seolah ia takut kepergok mencuri. Setalah merasa aman dari bahaya. Putri langsung meluncur di atas salah satu bibir tangga.

"Syut...."

Seperti kemarin Putri mendarat dengan sempurna, karena kali ini tidak ada Ares yang mengganggu pendaratannya. Setelah puas mengagumi pendaratannya yang sempurna. Putri melenggang ria menuju dapur.

"Bi' aku bantu ya?"

"Tidak usah Non, sudah mau selesai."

"Gak papa Bi, aku yang siapin piring ama minumannya ya!"

"Ya udah deh Non." Ujar bi Lia pasrah.

"Hem he... hem he...." Senandung Putri saat menata piring dan sendok di atas meja makan.

"Sudah beres Non tinggal panggil bapak."

"Ya udah bi' biar saya yang panggil. Bibi duduk lebih dahulu."

Putri kemudian menarik nafas dalam-dalam lalu berteriak memanggil Ares dan pak Agus. Bibi yang duduk di samping Putri sampai menutup kedua kupingnya.

"Putri kita gak lagi di hutan!" teriakan balasan dari Ares.

**********

TBC

Terpopuler

Comments

Solie Santasu

Solie Santasu

lah putri tiba 2 ambil bakso sendiri bukan nya tadi jalan nya ke jungkal jungkel ya🙄🤔

2021-01-11

1

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

boom like 5 episod dulu ya thor, nanti aku lanjut bacanya

ditunggu feedbacknya 😍

2021-01-09

0

Yuliasmi

Yuliasmi

wkwkw gaya tidur putri kek aku, emang yah dimana mana itu yang ada enaknya leha leha tidur sepuasnya

2020-12-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!