Jodoh Masa Kecil
"Ayah sekarang Putri sedang didandani!" teriak wanita paruh baya dari dalam kamar pengantin wanita yang tengah dirias.
"Foto dan video grfernya aku bawa masuk ya Bun?" lelaki paruh baya yang sedari tadi berdiri diluar meminta izin untuk masuk.
"Iaa...."
Lelaki paruh baya itu dibarengi dengan dua orang pria lainnya masuk membawa kamera dan perlengkapan merekam lainnya.
"Cepat-cepat, lakukan dengan cepat. Jangan sampai obat biusnya tidak bertahan lama." Wanita paruh baya itu memberi perintah dengan tergesa-gesa.
Kedua lelaki yang memegang kamera, bergegas melaksanakan tugas mereka. Mulai dari merekam proses merias pengantin wanita hingga memotret pose pengantin wanita yang menunggu mempelai pria dengan mata terpejam.
Proses pemotretan selesai tanpa hambatan. Sementara di lain tempat, dimana mempelai pria berada. Di sana sedang bersitegang antara mempelai pria dengan kedua orang tuanya.
"Apa-apaan ini? tiba-tiba orang-orang menculikku dari rumah kemudian memaksa mengganti pakaian!" mempelai pria meronta-ronta saat dia dipaksa memakai setelan pengantin pria lengkap.
"Turuti saja apa keinginan mamamu, jangan sampai dia melakukan sesuatu yang lebih buruk dari ini." Lelaki paruh baya yang ada di sana menasehati.
"Benar sekali!" wanita paruh baya yang ada di sana pun membenarkan dengan antusias.
"Bukankah sudah aku katakan, aku tidak ingin terlibat lagi dengan kencan buta atau perjodohan yang mama rencanakan!" meski meronta mempelai pria tidak dapat membebaskan diri dari tujuh orang pria yang menahannya.
"Mama sudah memberimu cukup waktu untuk mencari pacar atau wanita yang kamu inginkan. Akan tetapi tidak kamu hiraukan, jadi terima saja wanita yang sudah mama pilih untukmu. Jika tidak...."
"Apa lagi yang akan mama lakukan jika aku melarikan diri?" mempelai pria begitu frustasi dengan wanita yang sudah melahirkannya itu.
"Mama akan membayar wanita penghibur kemudian memaksamu meminum obat per*ngsang, setelah itu mau tidak mau kamu pasti akan menikahinya!" wanita paruh baya ini berkata tanpa ekspresi, begitu kejamnya bahkan kepada anak sendiri.
"Mama mau menjerumuskan anak sendiri kedalam dosa besar?!" si anak tidak habis pikir dengan apa yang ada didalam kepada ibunya itu.
"Kamu mau masuk kedalam lingkaran dosa atau menikahi wanita baik-baik dengan halal?"
Pilihan untuknya hanya salah satu dari semua yang terburuk.
Yang terbaik saat ini adalah mengikuti keinginan orang tuanya, karena apa yang ibunya katakan pasti akan wanita itu lakukan.
"Sesuai keinginan mama!" pasrah mempelai pria pada akhirnya.
Berangkat lah kedua calon pengantin itu menuju mesjid besar yang kebetulan mempelai pria itu sendiri yang mengucurkan dana untuk membangunnya.
Pernikahan berjalan hikmat tanpa hambatan satu pun.
*****
Putri Qabil Alghani POV
Aku tidak pernah menyangka ayah benar-benar menjodohkanku! Setelah perdebatan panjang yang benar-benar tidak bisa aku menangkan.
Ini benar-benar perjodohan kilat satu arah. Bagaimana bisa aku sudah menjadi istri orang lain yang bahkan wujudnya saja tidak pernah aku lihat. Jangankan bentukannya, namanya pun aku tidak tahu sama sekali. Miris sekali kehidupan ini.
Kejamnya ayah dan Bunda memberiku obat tidur kemudian mendandaniku. Parahnya, rekaman yang mereka buat begitu alami tanpa hal mencurigakan. Padahal jelas-jelas aku sedang dibius waktu itu. Teganya mereka!
Sebenarnya aku tidak masalah dengan perjodohan ini. Karena tidak ada siapa pun yang patut aku tunggu alias jomblo dari lahir wkwkwk. Namun naas terjadi sedikit masalah dengan lelaki yang sudah sah menjadi suamiku ini.
Sudah seminggu aku menikah dengannya, namun tidak terhitung berapa kali dia berbicara padaku. Karena memang dia tidak pernah berniat sekali pun berbicara denganku.
Apa dia mendadak bisu setelah mengucapkan ijab qobul? Menyebalkan sekali!
Saat ini aku masih berdiri mematung di ruang tamu. Aku bahkan tidak di persilakan duduk olehnya. Sudah 30 puluh menit lebih 03 detik aku berdiri sejak pertama kali tiba di tempat ini.
"Bi Lia, tolong antar ibu ke kamarnya." Terdengar suara pria yang sudah menjadi suamiku ini dari dapur.
Tidak lama setelah itu, seorang wanita paruh baya menghampiriku.
"Mari Buk saya antar ke atas," ujarnya sambil mengambil sebuah koper besar yang sedari tadi aku tenteng.
"Terima kasih," jawabku dengan senyum se-ramah mungkin.
Aku berjalan mengikutinya menuju lantai dua rumah ini.
Saat menapaki tangga, aku bertanya siapa namanya. Namun dia hanya menjawab.
"Ibu panggil saya bi Lia saja,"
aku hanya mengangguk dan kembali melangkah. Padahal aku ingin akrab dengannya.
Bisakah dia sedikit lebih cerewet agar aku mendapat teman mengobrol di tengah kehampaan rumah ini?
"Ini kamar ibu. Jika perlu apa-apa ibu tinggal panggil saya." Ujar Bi Lia sambil membuka pintu.
"Bu... saya permisi ke dapur," ujarnya setelah aku masuk ke dalam kamar.
Aku kembali mengangguk. Setelah bi Lia pergi dan menutup pintu. Aku kembali sendirian. Kali ini aku benar-benar sendiri di dalam kamar. Aku tidak mempermasalahkan hal itu toh aku sudah kebal akan kesendirian yang benar-benar sendiri.
Sedari kecil, ayah dan bunda selalu sibuk bekerja hingga aku terbiasa mandiri dan mengerjakan segala keperluanku sendiri. Hal ini pula yang membuat kepekaan dalam diriku semakin tinggi.
Aku tahu laki-laki yang menjadi suamiku saat ini tidak menyukaiku. Bahkan untuk berbicara denganku dia enggan. Akan tetapi aku masa bod*h dengan hal ini. Yang jelas aku terbebas dari kungkungan dan keinginan orang tuaku akan mencari pasangan.
Saat ini aku harus mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi di kemudian hari. Setelah lama melamun aku seolah kehilangan seluruh energi dalam tubuhku. Bahkan untuk melangkah pun aku merasa tidak sanggup.
Kurebahkan raga lelah ini di atas tempat tidur. Ukuran king size kurasa terlalu besar untuk tempat tidurku seorang diri. Aku terlalu kurang kerjaan memikirkan hal ini. Lebih baik aku tidur sejenak sebelum mandi dan mengisi kekosongan dalam perutku.
...*******...
Achmat Ares Mahendra POV
Saat melewati kamarnya menuju kamarku yang memang berdampingan. Aku sempatkan untuk menyapanya. Namun dia sedang tertidur. Aku merasa bersalah memanfaatkannya demi ketentraman hidupku.
Entah dia beruntung atau malah si*l menjadi wanita yang aku terima untuk menjadi istriku.
Aku sudah sangat lelah menghadiri perjodohan dan kencan buta yang diatur sedemikian rupa oleh mama.
Jika menikah dan melakukan kontrak, hal ini bisa memberiku keamanan kira-kira dalam waktu lima tahu ke depan. Jika wanita ini setuju.
Aku benar-benar tidak dapat mempercayai seorang wanita lagi. Wanita terakhir yang aku berikan seluruh rasa cintaku sudah cukup banyak merusak kepercayaanku.
Wanita ini anak yang cukup penurut untuk di manfaatkan. Melihat dari CV yang di berikan oleh Stefan. Dia anak yang sangat cerdas, setidaknya itu yang aku tahu saat ini.
Besok aku akan melakukan kontrak dengannya. Sepertinya dia cukup cepat memahami situasi ini.
Setelah aku berhasil membongkar kedok wanita si*l*n itu dan ayahnya. Aku akan segera bercerai dengan wanita ini dan hidup bebas di suatu tempat seorang diri. Ah mungkin stefan dan yang lain boleh berkunjung sesekali.
...*******...
Author POV
Putri tertidur cukup lama. Malam benar-benar larut saat dia terbangun. Bunyi perutnya cukup nyaring untuk menerbangkan gagak-gagak dalam hutan belantara.
Putri segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. dia tidur sangat pulas hingga berkeringat. Setelah 30 menit, Putri baru keluar dari kamar mandi. Dia hanya mengenakan handuk menuju kopernya yang tergeletak di samping lemari.
"Perutku benar-benar keroncongan! aku bahkan malas memakai baju untuk segera mencari makanan," gumamnya sambil membuka koper.
Setelah memakai pakaian d*lam. Putri hanya mengenakan mini dress yang benar-benar pendek hingga hampir seluruh pah*nya terekspos. Tidak seperti kebiasaan di rumahnya, yang selalu mengenakan baju kaos oblong dan celana pendek selutut.
Namun kali ini dia langsung mengambil baju tersimpel yang ia punya. Akibat rasa lapar yang sudah tidak dapat dia tahan. Dia juga berfikir bahwa semua orang pasti tengah tertidur saat ini.
Setelah menutup pintu pelan. Putri meregangkan tubuhnya sesaat sebelum menapaki tangga. Setidaknya ia tahu dimana letak dapur rumah ini.
"Wih baru sadar ternyata tangga ini sangat cocok dan pas buat perosotan!"
Tanpa pikir panjang, Putri langsung duduk menyamping di salah satu sisi tangga dan melesatkan diri ke bawah. Di saat yang bersamaan Ares baru saja keluar dari ruang kerjanya dan hendak kembali ke kamarnya.
"Wuaaahhh... minggir!" pekik Putri kala melihat Ares menapaki anak tangga keduanya.
Ares yang mendengar teriakan melengking yang mampu memecahkan gendang telinga itu langsung menatap ke arah sumber suara.
Belum sempat membuka mulut. Putri sudah mendarat tepat di atas tubuhnya yang terkapar di atas lantai akibat tubrukan dengan Putri sesaat sebelumnya.
Putri buru-buru bangkit dan memegangi jidatnya yang bertubrukan dengan dada bidang milik Ares. Ia berani bertaruh salah satu tulang rusuk pria yang telah sah menjadi suaminya itu patah.
Tidak lama kemudian Ares bangkit dan melotot ke arah Putri. Sumpah serapah siap ia lontarkan sesaat sebelum ia sadar bahwa wanita di hadapannya yang kini berstatus sebagi istrinya itu benar-benar hampir tel*njang.
"Kamu..!! Arkh...." geram Ares tertahan.
"Kita selesaikan ini besok!" ucap Ares sesaat sebelum mengambil langkah seribu menuju kamarnya.
Ares bahkan menapaki dua anak tangga sekaligus dan membanting pintu kamarnya kuat-kuat. Entah karena dongkol atau apa. Itu hanya Ares yang tahu.
Putri yang semula lapar kini berdiri mematung. Jantungnya hampir melompat keluar mengingat kejadian barusan. Dia masih cukup waras untuk menjadi janda di usia pernikahannya yang baru satu minggu.
Jika disamakan dengan umur jagung maka pernikahannya baru memasuki tahap kecambah!
*********
TBC
Selamat menikmati, semoga terhibur dan memberi manfaat.
Apabila terjadi kesalahan baik dalam pengetikan dan ejaan, mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Nama tokoh dan jalan cerita yang memiliki alur sama, merupakan suatu kebetulan yang tidak disengaja.
Karya ini murni karangan penulis dan memiliki hak penuh atas karya cipta dari tulisan ini.
Sampai jumpa pada episode cerita selanjutnya.
Salam hangat dari penulis ^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
IR
seru nih, perjodohan yang lain daripada yang lain wkwkwk
2021-01-22
0
bss nurhamsani
lucu banget ceritanya bikin ngakak nda mau berhenti bacanya
2021-01-13
0
Kurnia Asih
kayaknya aku bakalan suka sama ceritanya dech...
2021-01-10
3