Part 03

Saat ini acara telah dimulai para pangeran sedang berusaha menjadi yang terbaik dalam event ini. Acara ini disaksikan oleh raja, ratu, putri dan petinggi kerajaan.

Jam menunjukkan pukul 15.30 yang berarti 30 menit lagi acara ini berakhir. Acara ini diisi dengan 3 jenis pelatihan.

Saat ini waktunya tak akan lama untuk mengakhiri pelatihan perang. Dan setelahnya tentu saja istirahat.

"Lihat mereka, bukankah mereka sudah sangat siap untuk menjadi raja nantinya" Raja Vincent

"Benar... Mereka cerminan kami sebagai raja ke depannya" Raja Lyker

"Putri kami adalah cerminan kami" Ratu Victoria

"Kami membanggakan para putri yang cantik disana. Mereka benar-benar luar biasa ratu" Raja Lewis

Semua raja dan ratu tersenyum dan melanjutkan melihat peperangan imitasi pelatihan.

Sementara dibarisan belakang duduklah 5 putri sedang menatap para pangeran yang sedang serius berperang di lapangan perang.

"Lihatlah Pangeran David... Bukankah dia sangat tampan? Aku baru menyadarinya" Putri Serena

"Kau menyukainya Putri Serena?" goda Carla

"Hanya memujinya Putri Carla" Putri Serena tersenyum malu

"Apa salah satu atau beberapa putri disini ada yang menyukai pangeran disana?" Putri Ivy

"Aku rasa Putri Ivy, bagaimana denganmu Putri Ivy?" Putri Karen

"Tidak, aku tidak memikirkan itu." Putri Ivy

"Dia selalu sibuk dengan bukunya" ucap Putri Lily dan Putri Karen bersamaan

"Kita mengenalnya" Carla

Semuanya tersenyum dan tertawa satu sama lain.

Semuanya berdiri karena pelatihan ini sudah selesai. Mereka memberikan tepuk tangan yang meriah untuk pangeran yang sedang mengatur nafasnya di lapangan.

Para raja dan ratu meninggalkan area lapangan setelah itu pejabat tinggi kerajaan. Dalam acara pelatihan seperti ini sang putri lah yang mengurus sang pangeran.

Ini adalah peraturan sejak dulu, selain mereka akan semakin akrab kerjasama dan kekompakan putri dan pangeran akan terlihat disini.

Carla mengambil air minum dan handuk kecil yang sudah disediakan oleh pelayan saat sang putri ingin masuk area lapangan.

Saat sang putri mengambil handuk. Mereka harus membuka gulungan kertas yang ada diatas handuk.

Itu adalah nama pangeran yang akan dia berikan handuk dan air mineralnya. Carla beruntung dia mendapatkan Pangeran Declan yang tentu saja 2 tahun lebih muda darinya.

"Waah... Ini keberuntungan ku" ucap Putri Abella

"Apa? Kau mendapatkan Pangeran Harris putri Abella?" Putri Lily

"Benar! Ayo cepat mereka menunggu kita disana" Putri Abella bersemangat

Carla menghampiri Pangeran Declan yang sedang duduk di pasir, Pangeran Declan mendongak saat melihat gaun mendekatinya.

"Ini untuk kerja kerasmu hari ini pangeran muda" Carla tersenyum dan memberikan yang dia bawa

"Kau mendapatkan namaku Putri Carla?" Pangeran Declan

"Tentu saja, sudah berapa kali aku mendapatkan namamu pangeran muda?" Carla

"Mungkin sekitar 5 kali benar? Aku tidak menghitungnya" Pangeran Declan mulai meminum air dan mengelap keringatnya

"Aku juga tidak menghitungnya" Carla tersenyum

"Kau tidak duduk putri?" Pangeran Declan

"Aku berjongkok saja" Carla langsung berjongkok disamping Pangeran Declan

"Lihat Pangeran Harris, dia begitu dekat dengan Putri Abella" Pangeran Declan

"Ada apa denganmu pangeran? Kau cemburu dengan hal itu?" Carla

"Tidak, untuk apa?" Pangeran Declan

"Aku kira kau menyukai Putri Lily" Carla

"Aku rasa tapi..." Pangeran Declan menggantungkan kata-katanya

"Dia tidak menyukaimu? Itu biasa tapi, entah kenapa aku merasa dia cocok denganmu Pangeran Declan" Carla

"Semoga keberuntungan berpihak padaku Putri Carla" Pangeran Declan

"Apa pelatihan hari ini sangat melelahkan pangeran?"

Pangeran Gary datang menghampiri Carla dan Pangeran Declan bersama dengan Putri Lily.

"Sepertinya begitu, kedua pangeran ini terlihat sangat lelah" Jawab Putri Lily

"Hanya saja hari ini sangat panas" Pangeran Gary

"Hm… apa bedanya dengan yang dulu-dulu?" Carla

"Mungkin suhunya meningkat dari yang lalu" Pangeran Declan

"Jangan salahkan suhu, memang beberapa hari ini selalu panas" Putri Lily

"Baiklah, lalu aku salahkan apa?" Pangeran Declan

"Salahkan dirimu mungkin Pangeran Declan" Pangeran Gary

"Kalian lanjutkan permasalahan ini, aku pergi" Carla berdiri dan berjalan menghampiri Pangeran Harris.

"Ada apa dengan 2 calon pengantin ini?" Carla ikut bergabung berbicara

"Tak ada apapun, seharusnya kau tidak disini" Pangeran Harris

"Kenapa? Aku kan ingin bergabung juga dengan yang lain" Carla

"Siapa target mu hari ini adik ipar?" goda Putri Abella

"Aku mendapat pangeran muda Declan" Carla

"Bukankah kalian sangat dekat?" Putri Abella

"Kami dekat hanya saat pelatihan saja, jika yang lain aku dekat dengan Pangeran Harris" Carla

"Kau ini, lebih baik temani Pangeran Aiden disana. Dia ditinggal oleh Putri Ivy membaca buku" Pangeran Harris

Setelah tahu hal itu Carla membuka matanya lebar, Pangeran Harris tahu maksud dari itu, dia mendorong tubuh Carla menjauh untuk menghampiri Pangeran Aiden.

Karena, sudah terlanjur menjauh dia terpaksa mendekati Putri Ivy dan Pangeran Aiden.

(Aku harus berkelakuan baik walaupun aku tidak setuju dengan perjodohan ini) batin Carla

Carla mendekati Putri Ivy yang sedang membaca buku dan Pangeran Aiden yang sedang duduk santai menutup kepalanya dengan handuk kecil.

"Hai..." sapa Carla

"Hai Putri Carla" Pangeran Aiden

"Hai Putri Carla… ada apa?" Putri Ivy

"Aku? Tidak ada apa-apa, hanya ingin bergabung saja" Carla

"Siapa target mu?" Pangeran Aiden

"Aku bersama Pangeran Declan lagi" jawab Carla

"Dia orang yang ramah" Pangeran Aiden

Pangeran Aiden tersenyum pada Carla setelah menatap Pangeran Declan.

"Ya... Begitulah Declan" Carla

"Hm... Putri Carla apa aku boleh menaruh kepercayaan ku padamu? Kali ini saja" Putri Ivy

"Apa itu?" Carla bingung sedangkan Pangeran Aiden tetap menunduk dengan handuk dikepalanya.

"Aku punya urusan alam dan ini darurat. Aku percayakan targetku padamu." Putri Ivy langsung berjalan cepat menjauh dari area lapangan.

(Putri Ivy sengaja kan pasti?) batin Carla

Suasana menjadi hening dan Carla merubah posisi jongkoknya menjadi duduk.

"Hm..."

"Terima kasih atas hadiah mu tuan Putri Carla" Pangeran Aiden menyela

"Ah... Itu terlalu sederhana aku yakin kau tidak menyukainya bukan?" Carla

"Justru sebaliknya, aku menyukai pemberian mu putri" Pangeran Aiden

"Boleh aku bertanya beberapa hal padamu?" Carla

"Tentu saja putri" Pangeran Aiden

"Pengasuhku bilang kau sudah menolak 20 putri dari 25 kerajaan yang terkenal. Benarkah itu?" Carla

Pangeran Aiden tersenyum sambil menunduk, dia berdiri mengeringkan rambutnya dan mengulurkan tangannya ke arah Carla.

"Kau masih ingin disini putri? Berdiri dan masuk ke dalam istana" Pangeran Aiden

Carla meraih uluran tangan Pangeran Aiden dan dia hanya berdiri menatap Pangeran Aiden dengan tatapan bingung.

Pangeran Aiden meninggalkan Carla di tempatnya, Carla hanya bisa cemberut dan menggerutu sambil mengangkat gaunnya yang super ribet dan lebar bawahnya.

(Apa yang dikatakan bibi tentang pangeran itu? Baik hati dan tampan? Tapi? Dia meninggalkan ku sendiri seperti ini. Bahkan tanpa menjawab pertanyaan ku sama sekali... Itulah definisi pangeran tampan menurutku) gerutu Carla didalam hatinya

Saat mengangkat depan gaunnya Carla merasa kepalanya teduh dan dia melihat itu adalah bayangan dari payung yang ada diatas kepalanya.

Carla mendongak dan menoleh ke arah kanan dia melihat Pangeran Aiden yang sedang memayunginya sambil tersenyum.

"Maaf meninggalkan mu sendiri putri. Dan jangan marah padaku soal ini, ayo kita masuk ke dalam istana. Yang lainnya sudah menunggu" Pangeran Aiden

"Terima kasih" Carla tersenyum walaupun saat ini perasaannya sangatlah kesal

Saat sampai di dalam istana Pangeran Aiden menutup payungnya dan pelayan kerajaan mengambil payungnya.

Dari arah utara terlihat Pangeran Harris berjalan menuju ke arah Carla dan Pangeran Aiden.

"Apa yang kau tanyakan tadi benar putri Carla. Maaf aku baru menjawabnya sekarang" Pangeran Aiden membungkuk memberi hormat.

"Aiden kau sudah di tunggu di ruang pangeran dan Carla kau ditunggu putri-putri lainnya di ruang kumpul." Pangeran Harris

Carla hanya membungkuk memberi salam lalu berjalan lurus menuju ruang kumpul putri. Sedangkan, Pangeran Aiden dan Pangeran Harris pergi menuju ruang pangeran.

Saat berbelok kanan ingin menuju ruang kumpul. bibi Aiv tersenyum dan membungkuk dihadapan Carla.

"Salam putri, ada apa dengan wajah mu?" bibi Aiv

"Menyebalkan" Kesal Carla

"Siapa yang kau maksud putri?" Bibi Aiv

"Tentu saja pangeran itu" Carla

"Pangeran Aiden?" Bibi Aiv

Merasa nama itu disebutkan Carla hanya rolling eyes karena sudah malas dan kesal.

"Dia menyebalkan karena kau belum tahu apa yang akan dia lakukan. Yang harus kau lakukan hanya dekat dengan Pangeran Aiden agar kau tahu sifatnya putri" Bibi Aiv

"Sudah bi, aku tidak ingin membahasnya" Carla

Carla berlalu meninggalkan Bibi Aiv yang membungkuk dan menggeleng karena ulah Carla yang keras kepala.

"Kau tak berubah putri" Bibi Aiv tersenyum.

(Mau tampan atau bagaimanapun kalau aku sudah kesal tetaplah kesal tidak akan berubah. Aku memegang prinsip ku untuk Pangeran Aiden hanya 1 yaitu pangeran menyebalkan setelah Raja Vincent) gerutu Carla dalam hatinya.

Carla sampai di dalam ruang kumpul dan dia kaget saat tempat duduk putri berpisah-pisah.

"Ada apa ini?" tanya Carla

"Tempat duduk ini raja dan ratu yang mengaturnya. Setelah melihat kalau Pangeran Harris duduk berhadapan dengan Putri Abella dan Putri Karen dengan Pangeran Sean. Aku rasa ini memang dipasangkan" Jelas Putri Lily

"Apa?"

Carla langsung mempercepat langkahnya untuk melihat tempat duduknya dan dengan siapa dia duduk berhadapan.

(Pangeran menyebalkan? Aku bersamanya disatu meja? Aku tidak bisa begini) gerutu Carla

"Kau dengan kakak ku bukan putri?" Putri Lily

Carla menghadapkan dirinya ke arah Lily dibelakangnya dan menampakkan wajah kesalnya.

"Kenapa aku harus bersama kakak mu ini?" Tanya Carla

"Aku juga tidak tahu, bukankah itu karena kalian akan dijodohkan? Aku berharap kau tidak kesal dengan kakak yang menyebalkan itu putri" Putri Lily

"Benar" Carla

"Dia memang menyebalkan tapi sangat peduli" imbuh Putri Lily

Ketahuilah, Putri Lily dan Carla punya pemikiran yang sama mengenai Pangeran Aiden yaitu pangeran menyebalkan.

Tak jarang, Putri Lily sebagai adik dari Pangeran Aiden terus marah karena ulah kakaknya Pangeran Aiden.

Brak...

...•...

...•...

.... to be continued ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!