[Senin, 09.35]
"Aku cape" keluh sang tuan Putri Carla
"Carla... Ini sudah hampir selesai" ucap Pangeran Harris
"Tidak kah kakak pikir? Kalau ayah buat kebijakan yang sangat memberatkan. Kita sudah berada disini selama 1 jam 35 menit, hanya tersisa 25 menit lagi kita harus keluar dari sini" Carla
"Lalu kau mau apa? Kita harus tetap jalani perintah ayah" Pangeran Harris
"Aku akan berusaha untuk merubah kerajaan ini menjadi sedikit leluasa" Carla
Carla langsung pergi meninggalkan pangeran Harris. Sebenarnya Carla dan Pangeran Harris sudah tahu jalan keluarnya.
Tapi, mereka melakukan jelajah alam dengan petunjuk yang dibuat Raja. Mereka harus membuat denah jalan yang mereka lewati saat jelajah alam.
Saat sampai di halaman istana Carla berjalan santai dengan meletakkan kedua tangannya di pinggang. Sementara, Pangeran Harris duduk di bawah pohon menggambar denah yang terakhir.
"Tuan putri... waktunya sudah tinggal 10 menit lagi" Ucap sang pengawal
"Pangeran Harris yang selesaikan" Jawab Carla
"Baik tuan putri" Pengawal mendatangi Pangeran Harris.
Carla langsung masuk ke dalam istana lalu berjalan menuju kamarnya untuk mandi dan berendam sesukanya untuk menghilangkan rasa penat.
Setelah selesai berendam dan mandi, Carla duduk di meja riasnya untuk memakai gaun kerajaan. Asistennya pun membantu Carla memakai gaun yang panjang nan lebar ini. Sampai menyapu seluruh jalan yang di lewati.
"Apa acara selanjutnya?" Carla
"Nanti sore pukul 16.00 sampai jam 19.00 adalah acara perkumpulan rutin pangeran dan putri 7 kerajaan putri. Ratu ingin tuan putri memakai gaun berwarna biru laut" Jelas asisten
"Baiklah, kemana aku harus berkumpul nanti?" Carla
"Di Istana Pejasone, putri. Pangeran Harris akan menunggu tuan putri 1 jam sebelum acara dimulai" Ucapnya
"Ya sudah. Aku mau pergi ke luar istana, bertemu dengan ofish." Carla
"Baik tuan putri" Jawabnya
Carla keluar kamarnya dan berjalan menuju kolam ikan, saat baru 7 langkah keluar dari kamarnya Carla menoleh ke belakang.
"Jangan ikuti aku" Ucapnya
"Tapi putri kam-"
"Jangan ikuti aku!" Tegas Carla
"Maaf tuan putri" Jawab asisten tersebut
Carla melanjutkan perjalanannya menuju kolam ikan di halaman sebelah timur kerajaan. Di sanalah ikan-ikan milik Carla di rawat dengan sangat baik.
Carla duduk di bangku dekat kolam dan menatap ikan-ikan tersebut.
(Kemana-mana harus diikuti, apapun acaranya raja yang menentukan warna gaun. Bagaimana caranya agar ayah mau mengganti peraturan yang tidak terlalu penting itu?) batin Carla
...- - - - -...
[Pukul 15.00 sore]
Carla sudah siap dengan gaun biru lautnya dan Harris dengan pakaian pangeran berwarna hitam bercampur merah yang dia kenakan.
Mereka menaiki kereta kuda masing-masing untuk pergi menuju Istana Pejasone yang membutuhkan waktu tempuh 35 menit.
Pejasone adalah salah satu istana yang digunakan jika acara pertemuan rutin pangeran dan putri seluruh kerajaan besar.
Istana Pejasone dikenal karena kisahnya ada seorang pangeran dan putri yang memilih cinta diantara mereka berdua dan kisah asmara mereka dikenal dalam kehidupan kerajaan.
Saat sampai di istana Pejasone Haris dan Carla di sambut baik oleh pengawal Istana Pejasone dan asisten perempuan pun mendampingi Carla untuk masuk ke dalam area istana. Carla mengikuti langkah Pangeran Harris masuk ke dalam Istana Pejasone.
...- - - - -...
>> At, Istana Pejasone <<
Sampai di dalam mereka disambut oleh pangeran juga putri kerajaan yang sudah menunggu.
"Maaf kami terlambat" Pangeran Harris
"Tak apa" Pangeran David
"Baiklah, waktunya hanya tersisa 10 menit lagi untuk menunggu. Atau kita bisa memulai lebih awal?" tanya pangeran dari istana Blue Stone, Sean
"Kita mulai saja. Lagipula disini sudah kumpul semua" ucap sang pangeran istana Black Cart, Declan
Total 14 penerus kerajaan. Terdiri dari 8 putri dan 8 pangeran dari 7 istana.
"Baiklah... Hari ini aku dan keluarga kerajaan Blue Stone akan mengadakan kompilasi perang, di halaman istana. Selama 30 menit, apa yang keberatan?" Pangeran Sean
"Bagaimana dengan yang putri?" Putri Serena
"Putri kerajaan juga mengikuti itu. Kami akan memberikan kalian musuh yang rendah" Pangeran Sean
"Aku ingin mengusulkan diri kalau, untuk tuan putri mereka hanya 20 menit saja. Stamina mereka tidak sebanyak kami sebagai pangeran" Pangeran Gary
"Aku setuju tentang itu" Pangeran Gavin
"Baiklah,itu keputusan yang tepat" Pangeran Sean
"Selanjutnya, hari rabu seluruh putri kerajaan diundang untuk menghadiri acara Crown Intercastle di Istana Queen Xylia" Putri Lily
"Rabu? Pukul berapa?" Carla
"Pukul 08.00" Putri Lily
"Baiklah... Kita berangkat bersama atau sendiri-sendiri?" Putri Abella
"Bersama saja" Putri Ivy
"Benar! Lagipula kami disuruh memakai kereta kuda milik Istana Pejasone" Putri Karen
"Baiklah" Putri Serena
Semua putri mengangguk dengan kesepakatan yang mereka buat.
"Baiklah, pertemuan hari ini aku rasa cukup. Karena tidak banyak yang harus kita bahas. Ada yang mau menambahkan?" Pangeran Aiden
"Tidak" Pangeran Harris
"Baiklah, acara selanjutnya adalah jamuan" Pangeran Lynx
"Silahkan tuan putri" Pangeran Harris menunjuk tuan putri ke meja yang kosong di sebrang.
Saat acara perkumpulan Pangeran Putri mereka harus berpisah tempat duduk untuk jamuan. Karena porsi, komposisi dan jenis makanan yang di sajikan berbeda dengan sang Pangeran.
"Aku ingin lepas dari kewajiban putri" Carla
"Kenapa?" Putri Aura
"Kau tahu? Jadi putri itu sangat terbatas dan diawasi" Carla
"Aku lebih suka menjadi putri" Putri Ivy
"Aku juga" Putri Abella
"Aku pernah turun langsung melihat warga diluar istana. Hidup mereka sangat menyedihkan, aku tidak akan bisa membayangkan bagaimana hidup mereka" Putri Karen
"Apa yang akan kalian lakukan jika menjadi rakyat biasa atau seorang perempuan biasa?" Putri Lily
"Mungkin, aku akan bekerja" Putri Karen
"Aku akan... melukis" Putri Hazel
"Aku menjadi anak pendiam di rumah" Putri Abella
"Tidak mau" Putri Serena
"Tidak menyenangkan" Putri Ivy
"Kita selesaikan makan kita. Sebelum sang pangeran habis lebih dahulu" Putri Abella
"Baiklah" jawab semua putri
...- - - - -...
Selesai makan bersama Pangeran Harris dan Putri Carla berada di halaman istana yang lebar, mereka hanya berjalan santai berdua ke tengah halaman hanya terdengar suara pancuran air yang gemercik diantara mereka.
Carla berjalan mengangkat gaunnya yang panjang menyapu halaman walaupun hanya diangkat dibagian depan.
"Bagaimana kalau kau menikah?" Carla
"Apa maksudmu?" Pangeran Harris
"Kau menikah, itu akan jadi ide bagus" Carla tersenyum
"Umurku belum mencukupi" Jawab Pangeran Harris
"Kau mau istri seperti apa?" Carla
"Tentunya yang baik dan bisa menjagaku dan anak ku nanti" Pangeran Harris
"Cari saja pengawal wanita. Aku yakin anakmu nanti akan aman" Carla
"Ahaha... Bagaimana dengan mu sendiri?" Pangeran Harris
"Aku? Aku tentu saja tidak ingin menikah" Jawab Carla
"Apa? Kau tahu kan setiap put..."
"Iya aku tahu... Tidak usah memberiku peraturan dunia kerajaan" Potong Carla
"Tentu saja dia akan mendapatkan lelaki yang dia sukai" Jawab seorang pangeran yang mendekat pada Pangeran Harris dan Carla
"Aiden?" Pangeran Harris
"Salam pangeran" Pangeran Aiden
Aiden memberi salam dan tersenyum lalu memberi salam dan tersenyum pada Putri Carla.
"Salam Putri Carla" Pangeran Aiden
"Salam juga Pangeran Aiden" Carla
"Sedang apa kalian disini?" Pangeran Aiden
"Hanya berbicara saja melihat halaman istana ini" Pangeran Harris
"Oh begitu, bagaimana kabarmu Putri Carla?" Pangeran Aiden
"Aku baik" Carla
"Bagaimana denganmu pangeran?" Pangeran Aiden
"Sangat baik" Pangeran Harris
"Baguslah, ayah dan ibu akan senang jika kalian berkunjung ke Corvus" Pangeran Aiden
"Dengan senang hati" Pangeran Harris tersenyum dan dia melihat raut wajah Carla yang bosan karena sejak tadi dia hanya diam.
"Sepertinya aku harus menemui Putri Ivy. Aku akan kembali, kalian mengobrol saja" Pangeran Harris pergi
Pangeran Harris meninggalkan Carla dan Pangeran Aiden berdua di tengah halaman yang luas ini, Carla memang tidak dekat dengan pangeran manapun. Dia hanya bergaul dengan seorang putri.
Itupun tidak sedekat seperti sahabat, dia masih jaim dengan putri dan pangeran lainnya. Hanya Pangeran Harris yang mengerti bagaimana sifat Carla.
"Hm… kau bosan Putri Carla?" Pangeran Aiden
"Seperti yang kau ketahui" jawab Carla
"Apa perlu aku membawa mu jalan-jalan ke area ini?" Pangeran Aiden
"Sebenarnya tidak perlu. Tapi, tak apa... Kau bisa menjagaku jika aku terluka" Carla
"Baiklah putri, kemari" Pangeran Aiden berjalan lebih dulu di depan Carla.
Zachary Aiden Gideon Maverick Corvus adalah seorang pangeran dari Kerajaan Corvus, dia terkenal dengan sikap tegas, kharismatik nya dan tentunya wajahnya yang tampan bisa memikat seluruh putri lain.
Pangeran Aiden mengajak Carla menuju danau kecil diarea istana Pejasone. Danau ini terlihat biru walaupun tidak terlalu luas lahannya tapi, warna birunya benar-benar membuat mata yang melihat kagum.
Tentunya ini bukan yang pertama untuk Pangeran Aiden dan Carla, karena setiap perkumpulan pangeran dan putri tentunya mereka akan memiliki waktu free untuk bersantai sehabis perkumpulan.
"Kau suka danau putri?" Pangeran Aiden
"Tidak terlalu" Carla
"Apa yang kau suka?" Pangeran Aiden
"Aku menyukai laut daripada danau" Carla
"Aku bisa mengajakmu ke laut putri" Pangeran Aiden
"Tidak, mungkin lain kali" jawab Carla
"Baiklah" Pangeran Aiden menoleh ke arah danau dan diam diri.
Suasana menjadi sunyi bahkan saat ini terdengar suara binatang yang berbunyi setiap 5 detik mengisi kesunyian.
"Tuan Putri Carla" Pangeran Aiden
"Iya?" Carla
"Bisalah aku berteman dengan mu?" Pangeran Aiden
"Berteman saja, kenapa kau harus meminta izinku?" Carla
"Setiap orang berbeda cara berteman. Termasuk Putri Aura, dia tidak akan mau berteman jika tidak ditanya" Pangeran Aiden
"Aku tidak seperti itu" Carla
"Terima kasih putri" Pangeran Aiden
"Hanya saja aku belum terbiasa berteman dengan pangeran kecuali kakak ku sendiri" Carla
"Anggap saja aku seperti Pangeran Harris" Pangeran Aiden
"Itu akan sulit" Carla
"Biar aku membantu mu putri" Pangeran Aiden
"Terima kasih, sepertinya aku harus bertemu dengan Pangeran Harris" Carla
"Perlu aku temani putri?" Pangeran Aiden
"Tidak perlu, terima kasih" Carla
Carla berbalik dan melangkahkan kakinya 1 ke depan. Saat sudah berpijak Carla hampir terjatuh jika Aiden tidak menolongnya dengan menahan pinggang Carla.
Aiden memeluk Carla sambil memegang tangan kanannya layaknya sedang berdansa. Carla kaget dengan apa yang baru saja terjadi. Dia sangat malu.
"Akh..." rintih Carla
"Kau tidak apa putri? Maaf" Pangeran Aiden
Aiden menjauhkan tubuhnya dari Carla dan hanya memegang pergelangan tangan kanan Carla.
"Aku rasa aku mendapat cedera sedikit" Carla
"Dibagian mana putri?" Pangeran Aiden
"Pergelangan kaki kanan ku" jawab Carla
"Biar aku periksa" Pangeran Aiden berjongkok melihat kaki Carla
Carla mengangkat gaunnya agak keatas agar Aiden bisa melihat kakinya yang terkilir.
"Tahan putri" Pangeran Aiden
Aiden memegang pergelangan kaki Carla dan menariknya ke arah bawah.
"Akh... Sakit!" pekik Carla
"Maaf tuan putri, kau terkilir. Ini harus ditangani" Pangeran Aiden
"Aku akan berjalan menuju Pangeran Harris" Carla
Saat melangkah, Carla hampir terjatuh dan Aiden siap menangkap Carla lagi. Aiden memegang kedua lengan Carla dan tersenyum.
"Kau perlu bantuan tuan putri" Aiden
...- - - - -...
"Apa yang terjadi padamu Carla?" Putri Abella
"Dia terkilir tadi" jelas Pangeran Aiden
Pangeran Aiden menggendong Carla ala bridal style. Pangeran Aiden mendudukkan Carla di sofa ruang utama Istana Pejasone sementara Putri Karen memanggil tabib istana.
"Kau tidak apa Carla?" Pangeran Harris
"Tidak, aku baik-baik saja" Carla
"Cederanya tidak sangat serius pangeran" Pangeran Aiden
"Baguslah, tapi kau harus diobati" Pangeran Harris
"Baiklah" Carla mengangguk
Tabib datang membawa obat yang diperlukan dan mengobati Carla saat itu juga. Butuh waktu 5 menit untuk memeriksa dan mengobati Carla terakhir tabib pun tersenyum lebar.
"Untungnya putri sudah diobati sebelumnya sebelum aku memberi obatnya" Tabib
"Terima kasih tabib" Carla
"Sama-sama putri. Saya pamit pangeran… putri, salam..." Tabib pergi dari ruang utama kerajaan.
"Terima kasih Aiden kau sudah menolong Carla" Pangeran Harris
"Tidak apa, dia terluka dan aku harus mengobatinya" Pangeran Aiden
"Terima kasih Pangeran Aiden" Carla
"Sama-sama tuan putri" Pangeran Aiden senyum
"Kau harus disini sampai obat yang diberikan kering" Pangeran Harris
"Baiklah" Carla
Harris duduk disamping Carla dan menemani Carla sampai obatnya mengering.
"Maaf putri, pangeran. Aku harus pamit bertemu Pangeran Declan" Pangeran Aiden
"Terima kasih atas bantuannya" Carla
"Baiklah" Pangeran Aiden
Pangeran Aiden menghampiri Pangeran Declan yang entah dimana Pangeran Declan berada.
"Kau dekat dengannya?" Pangeran Harris
"Baru berteman tadi" Carla
"Kalian seperti sangat dekat" Pangeran Harris
"Terserah padamu saja Pangeran Harris" Carla
...- - - - -...
>> At, Istana Rumpelstiltskin <<
Sampai di istana, Carla mendapat banyak pertanyaan dari ibunya yang kebetulan bertemu dengan Carla.
"Ada apa dengan kaki mu?" Ratu Ellena
"Tidak apa bu, aku baik-baik saja" Carla
"Iya… untung saja Pangeran Aiden segera membantunya" Pangeran Harris
"Baguslah" Ratu Ellena
"Tapi, kau sudah baikan kan?" tambah Ratu Ellena
"Sangat baik" Carla
"Berterima kasih lah dengan Pangeran Aiden. Kirim dia sesuatu" Ratu Ellena
"Apa bu? Apa harus seperti itu?" Carla
"Harus sayangku... Dimana rasa terima kasih mu nak? Dia pangeran dan kau putri. Ingat! Saat seorang putri dibantu pangeran pasti akan menjadi pertemanan yang sangat baik. Maka dari itu, kamu harus mengirimnya hadiah" Ratu Ellena
"Ya sudah, ibu kembali ke tahta" tambah Ratu Ellena
Ratu Ellena meninggalkan Carla yang masih bingung dengan perkataan tadi.
"Akan aku bantu" Pangeran Harris
"Terserah kau" Carla
Carla berjalan pelan menuju kamarnya. Saat sampai di koridor menuju kamarnya dia dia bantu 2 pengawal dan 3 pelayan pribadi menghampiri Putri Carla yang berjalan santai.
"Kau tidak apa putri?" Tanya salah satu asisten
"Aku rasa tidak apa" Carla
"Ah ya! Kalian bisa membantuku kan?" Tanya Carla
"Siap tuan putri apapun itu" Jawabnya
"Bisa bantu aku membelikan hadiah atau membuatkan hadiah untuk Pangeran Aiden?" Carla
"Maaf putri, saat anggota kerajaan memberi hadiah untuk anggota kerajaan lain. Kami tidak diperkenankan ikut campur maaf putri" Jawabnya
"Lalu aku harus bagaimana?" Carla
"Buat sesuatu yang menarik putri" Ucapnya
(Kalau kayak gini kenapa dia gak biarin aku jatuh aja? Kenapa harus dia yang menolongku? Aku kasih hadiah apa ya... Bingung deh) batin Carla
"Biarkan saya sendiri, kalian pergi dari area kamar saya. Jangan ada yang mendekat" Carla
"Baik putri" ucap sang pelayan
Semuanya keluar dari area kamar Carla dan Carla sendirian di kamarnya sedang memikirkan hadiah yang akan dia berikan pada Pangeran Aiden.
(Aku harus buat sesuatu yang simpel) batin Carla
Seketika ide Carla keluar dan dia mengambil bahan-bahan yang diperlukan.
...- - - - -...
Sementara suasana di tahta kerajaan sangatlah sunyi. Hanya terdapat suara dari obrolan Ratu Ellena dan Raja Vincent.
"Apa Carla bisa menjadi putri seperti yang kau inginkan?" Raja Vincent
"Aku harap begitu" Ratu Ellena
"Dia sudah hampir mencapai puncak kedewasaan. Dimana biasanya anak seusia carla menjadi anak yang nakal dimasanya" Raja Vincent
"Apa perlu kita perketat dia?" Ratu Ellena
"Tidak! Aku akan mengatakan ini pada Pangeran Harris. Dia bisa mengatasi Carla" Raja Vincent
"Berbicara soal Harris. Kita harus menjodohkannya dengan putri dari kerajaan Catasthrope, Putri Abella" Ratu Ellena
"Apa kalian sudah setuju dengan hal itu?" Raja Vincent
"Mari buat kesepakatan" Ratu Ellena
"Kita bisa membahas ini nanti" Raja Vincent tersenyum pada istrinya disamping dia duduk.
...- - - - -...
"Baiklah selesai! Lalu bagaimana ini dikirim? Aku sungguh malu. Mungkin dari banyaknya putri yang dia tolong hadiahku adalah hadiah yang paling buruk. Tak apa… aku juga tidak butuh perhatiannya. Yang penting aku sudah memberikan dia hadiah sebagai tanda balas budiku" gumam Carla
"Bisakah kalian masuk?!" teriak Carla
Saat menunggu 5 menit jawaban dari pelayan tidak ada satupun yang menjawab. Carla berdiri dari duduknya dan berjalan ke luar kamarnya.
Dia berdecak kecil saat tidak ada pelayan satupun didepan kamarnya dan area kamarnya.
(Haduh.... Kenapa aku bodoh sekali? Aku yang menyuruh mereka pergi) batin Carla
"Baiklah, aku akan ke tempat bagian pengiriman kerajaan" Putri Carla
Carla berbelok ke arah kiri dan saat sudah buntu dia berbelok ke arah kanan lalu menuruni tangga. Saat sampai di lantai 1 istana Carla menuruni tangga kembali dan sampai di lantai dasar istana.
Saat sampai di lantai dasar Carla berbelok ke arah kanan dan sampai di ruangan dengan pintu yang berwarna putih. Dia membukanya dan memperlihatkan seorang lelaki berumur 40 tahun sedang menulis sesuatu diatas 1 lembar kertas dengan tinta.
"Salam putri Carla" ucapnya sambil berdiri dan dan memberi salam kerajaan.
"Salam pak Vein" Putri Carla membalas salam
"Apa ada yang bisa saya bantu putri?" pak Vein
"Aku ingin mengirim ini pada kerajaan Corvus. Kau bisa pak Vein?" Carla
"Bisa tuan putri, untuk siapa? Pangeran Aiden atau Putri Lily?" Pak Vein
"Pangeran Aiden" Carla
"Baiklah" Pak Vein
Pak Vein mengambil 1 kotak dengan tutup berlapis kaca sehingga terlihat sudah isinya tanpa membukanya.
"Kau bisa menaruhnya disini tuan putri Carla" Pak Vein
"Baiklah" Carla
Carla meletakkan hadiahnya ke dalam kotak dengan rapi dan pak Vein meletakkannya diatas meja. Sementara itu, pak Vein megambil 1 lembar kertas beserta tinta lalu dia pegang dan dibawa sejajar dengan ulu hatinya.
"Aku tahu ini bukanlah sekedar hadiah. Jadi, kau mau menuliskan barang 1 kata putri?" Pak Vein
"Apa harus aku menuliskan ny?" Carla
"Tentu tuan putri. Berilah ucapan walaupun hanya terima kasih" Pak Vein
"Baiklah" Carla
Pak Vein meletakkan kertas dan tinta diatas meja yang kosong untuk menulis. Dan Carla duduk di kursinya bersiap untuk menuliskan sebuah kata-kata.
Sementara, pak Vein dia duduk kembali di kursinya mempersiapkan alamat pengiriman surat pada kerajaan Corvus.
(Walau hanya terima kasih tak apa kan?) batin Carla
Carla mulai menulis kata-kata yang ada dipikirannya dan setelah selesai dia melipat kertasnya, berdiri lalu berjalan menuju pak Vein duduk.
"Sudah selesai putri?" Pak Vein
"Ini, letakkan saja didalam kotak itu" Carla
"Baik tuan putri Carla" Pak Vein
"Terima kasih Vein" Carla
Pak Vein tersenyum sambil mengangguk
"Salam putri" Pak Vein
"Salam" Putri Carla
Putri Carla keluar dari ruangan pengiriman dan melanjutkan perjalanan menuju halaman kerajaan yang berada di sebelah timur kerajaan.
Disana ada kedua orang tuanya sedang berbincang, Raja Vincent dan Ratu Ellena. Mereka duduk mesra di bangku taman dan berbicara, sesekali raja dan ratu tersenyum dan tertawa.
(Apa besok saat menikah akan seperti ayah dan ibu? Duduk berdua dan tertawa bersama?) batin Carla
Seketika Carla membayangkan kalau dia disana bersama Pangeran Aiden dan tak lama Carla menepis jauh-jauh pemikiran itu dan menangkup kedua wajahnya langsung.
"Apa yang aku pikirkan? Tidak! Tidak mungkin!" Carla bermonolog pelan.
Carla kembali melihat kedua orang tuanya yang bahkan pembicaraan mereka sampai di telinganya saat ini.
"Pangeran Harris akan menikahi Putri Abella, aku sudah membuat kesepakatan dengan Ratu Valencia dan dia setuju." Raja Vincent
"Tapi, kita harus memikirkan perasaan Harris juga Putri Abella. Mereka harus mengenal satu sama lain lebih dekat" Ratu Ellena
"Aku menjamin itu" Raja Vincent
"Baiklah" Ratu Ellena
"Dan Carla aku akan menjodohkan dia dengan Pangeran Aiden" Raja Vincent
"Aiden? Kau yakin? Mereka belum pernah sama sekali mengenal. Mungkin tadi" Ratu Ellena
"Apa sebelumnya aku pernah mengenalmu ratu? Tentu saja tidak" Raja Vincent
"Tapi, Carla punya banyak perbedaan daripada aku" Ratu Ellena
"Aku akan mengatasinya ratu. Tenang saja" Raja Vincent tersenyum dan Ratu Ellena juga tersenyum
"Semoga putri Carla membawa hubungan yang baik bagi Rumpelstiltskin dan Corvus" Raja Vincent
"Aku berharap seperti itu" Ratu Ellena
Carla menarik kembali telinganya dan menatap ke arah depan.
(Aku akan dijodohkan oleh pangeran Aiden? Yang benar saja usiaku belum mencukupi dan mereka menjodohkan ku seenaknya apa bisa seperti itu? Kenapa aku tidak bisa menikmati masa mudaku dulu?) batin Carla
Tak sadar Carla menangis dan dia berjalan kembali menuju kamarnya yang ada di lantai 2.
...•...
...•...
.... to be continued ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments