Bunga-bunga bermekaran indah, seakan memberi tahu pada dunia bahwa kita harus membuat kenangan terbaik di musim ini, agar kita merindukan kembali kenangan itu di musim yang akan datang.
'It's still spring day.'
Seperti halnya dengan gadis bersurai hitam sebahu ini yang memiliki warna red-wine di ujung rambut nya, mungkin dia juga sedang membuat 'the best experience' di musim semi ini.
Mungkin kebanyakan cewek akan memilih untuk bersikap anggun, memakai make up, ataupun hal lainnya yang dapat membuat mereka akan bersinar dimasa remaja nya.
Tapi berbeda dengan gadis ini, dia sama sekali tidak tertarik dengan hal-hal yang menurut nya sangat merepotkan.
'Rea Whitears' gadis yang memiliki tinggi 164 cm, bermata coklat, dan kulit yang agak gelap ini lebih suka deduk menyendiri diatas pohon sambil mendengar kan earphone atau membaca buku daripada 'padycure' di salon waxing.
Emang padycure di salon waxing?? Bodo amat!!!.
"Hey kamu yang di atas sana, turun kamu." Perintah seorang pria berumur 40-an kepada Rea. Tapi, no responding dari Rea.
"Hey kamu yang di atas pohon, turun kamu. Kamu telah melanggar peraturan Libra Academy no 3 pasal 4. Eh kamu dengar saya gak??"
Karna tak kunjung mendapat respon, pria berumur 40-an yang di ketahui adalah Mr. Dio yang notabene nya adalah guru bagian keamanan, langsung melempar Rea dengan sepatu.
'Tukk!!'
"Eh kalo lempar sampah ke tong sampah dong bukan ke atas pohon. Lo udah melanggar peraturan Libra Academy no 3 pasal 3."
Rea langsung marah-marah dan reflek melihat siapa yang melemparnya.
"Ngomong apa kamu barusan?cepat turun!!" Mr. Dio mengisyarat kan Rea untuk turun dengan tongkat keramatnya.
'Omg.....!!!! Itu kan Mr. Dio! Gua harus kabur,nih!! Bisa scabies gua kalo disuruh bersihin kolam renang yang ukurannya gak bisa gue ukur.'
"Apa pak?anak ikan?apaan sih?saya gak dengar,nih."
"Makanya lepas dulu earphone kamu!!" Mr. Dio berkacak pinggang.
"Apa pak?saya mirip anak gurun? Emangnya saya unta apa yang tinggal di gurun pasir?" Rea memasang tampang bodoh.
"Saya bilang turun, bukan mirip unta di gurun!!"
"Oh...turun..." Rea turun dari atas pohon dengan cara menggantung kan diri di salah satu dahan pohon dan kemudian meloncat ke bawah.
Hal itu membuat Mr. Dio si ketertiban no. 1 di 'Libra Academy' yang kece badai melongo tak percaya. Kali ini dia telah gagal menertibkan seorang siswi!!
"Kamu itu manusia apa orang utan sih? Bisa gantung-gantung gitu di pohon."
"Tadi bapak ngatain saya anak ikan, trus unta sekarang orang utan. Asal bapak tau ya saya ini 'Angel' yang sedang bertugas untuk membasmi jenis spesies seperti bapak!" Ucap Rea dengan nada sewot tapi seakan membangga kan diri.
'Angel?' mungkin kalian akan terbayang seorang gadis cantik, anggun dan menawan. Tapi percayalah sesungguh nya dia lebih mirip 'fall angel' dengan gaya seperti anak rockers.
Dengan metal di tangan dan tindikan sampai ke puncak telinga. Padahal 'Libra Academy' adalah salah satu sekolah yang sangat menjaga kerapian muridnya.
'Fall angel\=Devil.'
"Ya gini...akibat kebanyakan baca komik, kosong kan otak kamu!! Karna ngayal tiap hari. Tunggu...Tadi kamu manggil saya apa? Bapak? Sejak kapan saya jadi bapak kamu? Dengar ya bocah, panggil saya Mr. Dio dan... Bla.... Bla..... Bla..."
Mr. Dio mulai menyidang Rea layaknya maling yang ketahuan mencuri anak bebek pak RT.
Rea tidak peduli apapun yang dikatakan Mr. Dio, bahkan dia tidak mendengarnya sedikitpun. Dan dia mulai mengambil ancang-ancang untuk kabur.
Dan 1....2.....3.....
"Kabur.....!!! Bye Mr. Dio semoga kita gak jumpa lagi!"
Rea berlari sangat kencang dengan seringai kemenangan yang terukir di wajahnya.
"Hey....mau kemana kamu?? Jangan lari!"
Dan Mr. Dio pun mulai mengejar Rea.
'Parah...itu kakek-kakek udah tua masih aja sanggup lari?'
Rea masih berlari dengan kecepatan di atas rata-rata.
'Brakkkkk!!!'
"Shit... Siapa yang nabrak gu...e?" Rea menahan nafas melihat orang yang ditabrak nya.
'Ini cowok ganteng bangett!!' Inner Rea berteriak histeris.
"Yang nabrak gue kan lo! harusnya gue dong yang marah." Suara bass cowok bersurai hitam itu membuat Rea lagi-lagi harus menahan nafas.
"Tapi kan lo duluan yang...." Mulut Rea di bungkam oleh tangan si cowok.
"Sshhh! Jangan ribut. Itu Mr. Dio, lo gak mau ketangkep sama Mr. Dio kan?" Ucap nya dengan jarak mungkin cuma 5 cm dari wajah Rea.
Rea dapat merasakan hembusan nafas dari sosok yang sekarang berada di belakang nya.
'Kemarin gua ditabrak sama cewek aneh. Sekarang gua yang nampak aneh gara-gara nabrak nih cowok.'
Memang tak dapat di pungkiri bahwa pesona murid 'Libra Academy' dapat menghipnotis dunia.
"Pokoknya lo yang nabrak gue!!"
Rea langsung marah-marah setelah mlihat Mr. Dio pergi. Sebenar nya sih itu alasan karna dia merasa canggung saja. Rea kan orangnya gengsi tingkat dewa, jadi ya...gitulah!!
"Tapi gue udah selamatin lo tadi dari Mr. Dio loh." Ucapnya sambil mengedip kan sebelah matanya.
'Blushh!!!'
'Omg...ganteng banget!'
Ah...tiba-tiba Rea merasa wajah nya panas seketika.
"Serah lo deh!" Ucap Rea akhirnya dan langsung meninggalkan cowok berambut hitam tersebut dengan perasaan yang sulit di tafsirkan.
"Ok...target baru sudah ditemukan." Ucapnya sambil menyeringai.
🌻 🌻 🌻
Angin sepoi-sepoi yang bertiup menerbangkangkan helaian rambut Highlight ribbon cokelat gadis bermata violet ini.
Hembusan angin juga membuat rerumputan ikut bergoyang, musim semi juga membuat 'Bunga Tulip' ikut bermekaran.
Di situ adalah sebuah tempat penuh rumput ilalang, di tumbuhi bermacam-macam bunga indah yang mulai bermekaran, di atasnya capung terbang kesana kemari, sungai buatan juga menambah kesan yang dalam.
Di tengah padang rumput yang luas itu berdiri satu pohon tinggi, pohon yang amat besar. Rantingnya meliuk-liuk di tumbuhi daun hingga rimbun.
Mirip seperti dunia mimpi yang ditinggalkan.
Valeny suka suasana di sini, tenang dan nyaman. Ia tertidur sambil memakai earphone dibawah pohon yang rindang itu, mukanya di tutupi oleh buku bersampul hijau tua yang dibaca nya tadi.
Dia kelelahan atau mungkin terlalu lelah. Biasanya dia akan bermain Biola untuk menghilangkan penatnya. Tapi entahlah sekarang, dia hanya ingin beristirahat sebentar saja tanpa ada yang mengganggunya.
Tapi nyatanya kenyataan tak seindah ekspektasi. Seseorang mengganggu tidurnya dengan ikut berbaring disamping nya.
"Segar ya pemandangan disini."
"Eum..." Valeny hanya merespon sekilas, ia benar-benar mengantuk sekarang.
"Jadi teringat pas waktu kecil, ada gadis yang kecebur kedalam sungai. Dia nangis karna disungai itu banyak ikannya. Jadi kangen." Ucap laki-laki itu seperti menerawang masa lalu.
"Btw, gue jadi pengen denger lagi suara biola lo!" Lanjutnya.
Valeny tersentak, 'Lagi?' Dia berkata seolah-olah sudah mengenal Valeny sejak lama.
Valeny akhirnya berbalik menghadap orang yang berbicara padanya tadi.
'Degg!!'
Rambut berwarna hazelnut, mata cokelat terang yang menghayutkan, dan terasa sangat familiar.
Mereka saling bertatapan. Hanya 5 detik tapi cukup membuat keduanya tenggelam dalam tatapan yang tidak bisa di artikan.
Valeny tersadar dan langsung bangun menjauh.
"Gak mau kenalan dulu? Kita udah beberapa kali jumpa tapi belum kenalan, lho!" Sambil menjulur kan tangannya.
"Gak berminat." Jawab Valeny acuh tak acuh, karna pada dasar nya dia bukanlah orang yang ramah.
Lama tidak mendapat kan respon membuat laki-laki ini langsung menjabat tangan Valeny paksa. Valeny terkejut, dia berusaha memarik tangan nya tapi malah di genggam lebih erat.
"Kenalin nama gue Huang Asrain Aureus."
'Huang? Marga China ya? Tapi warna rambut nya asli tuh.' Suara inner valeny.
Kalau sudah begini apa boleh buat, Valeny bukan tipe orang yang suka berbasa-basi.
"Nama gue Valeny Calevanilaya Loyard."
"Gue udah tau, tapi gue lebih suka manggil lo Vanila." Ucapnya sambil tersenyum dan melambai pergi.
'Vanila?terasa sangat familiar.'
Valeny menghela nafas. Akhir-akhir ini dia sering bertemu dengan orang-orang aneh yang tak dikenal nya.
'Tuk'
Sesuatu mengenai kepala Valeny.
"Woi....woi.... Rambut ekor kuda! Ambilin pensil gue dong."
Valeny mencari sumber suara.
"Oi... Gue diatas sini."
Valeny melihat keatas. Apa yang dilakukan seorang cewek diatas pohon? Pasti otaknya bermasalah.
'Ya Tuhan... apalagi ini?' Inner Valeny menggerutu kesal. Ia hendak pergi.
"Eh lo mau kemana? Lo budeg ya? Gue bilang ambilin pensil gue bentar ekor kuda." Teriak gadis berambut hitam dari atas pohon.
"Lo punya kaki punya tangan kan. Otomatis lo bisa ambil sendiri kan." Valeny menjawab dengan nada dingin.
"What??dasar lo..."
"Dan lo gak budeg kan orang utan?" Sambung Valeny.
"Orang utan? Enak aja lo ngomong, denger ya nama gue Rea Whitears." Dia terus marah-marah.
'Whitears? Blacktears ada nggak?'
"Bodo amat!" Valeny meninggal kan tempat itu.
"Asttjggghhkjlhgfgh..... Sok kecakepan lo jadi orang. Gue sumpahin lo kepeleset bentar lagi."
"Who cares. Gua sumpahin lo jatuh dari atas pohon." Dan gadis bermata violet itu benar-benar menghilang dari pandangan.
'Brakk!! Brukk!! Duk!!'
Dan yang benar saja Rea benar-benar jatuh dengan cara yang gidak elit sebagai murid 'Libra Academy' terlebih lagi dari anak seorang 'Mafia.'
"Parah... Itu manusia apa bukan ya? Magic banget ucapannya." Sambil menggosok-gosok bokongnya yang sakit.
🌻 🌻 🌻
1 vote dari anda sangat berarti untuk saya..
See u on next chapter
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Yhu Nitha
lanjut like nya👍👍
2020-09-12
1
ineyyy
lanjuuuuuuuttt
2020-09-08
1
Maya Sofina Gulo
nananannana
2020-09-05
1