..."Perpisahan bukanlah akhir, melainkan langkah awal menyambut pertemuan kembali."...
...✨...
Seorang anak laki-laki menghampiri gadis kecil bermata cokelat. Ia membawa tupperware di genggamannya.
"Hai, ini buat kamu," ucapnya sambil mengulurkan kotak bekal itu.
"Apa ini?" tanya si gadis.
"Itu ada roti selai kacang dan susu cokelat. Anggap aja ini tanda ucapan terimakasih karena kamu udah bantu aku kemarin," jelasnya.
"Wah, makasih ya, kamu tau aja aku suka roti selai kacang dan susu cokelat," jawab si gadis.
Anak laki-laki itu hanya tersenyum sambil menatap rambut indah si gadis. Sedangkan si gadis kecil langsung memakan roti itu dengan lahap dan menghabiskan susunya dalam sekejap.
"Kamu belum makan ya?" tanya si anak laki-laki.
"Udah kok! Aku suka banget rotinya jadi aku makan lahap, hehe," jawab si gadis sambil mengelap bekas noda susu di sudut bibirnya.
"Nih, tupperwarenya. Jangan sampai hilang ya! Nanti Mama kamu marah loh hahaha," canda si gadis kecil.
"Siap!" jawab anak laki-laki sambil memberi hormat.
Bel sudah berbunyi yang menandakan bahwa para siswa harus masuk kelas. Mereka pun berjalan bersama menuju kelas. Bercanda ria di sepanjang jalan. Saling menjahili satu sama lain. Tak terasa mereka pun sudah tiba di kelas.
"Selamat siang anak-anak," bu guru datang sambil menyapa.
"Siang bu," jawab murid-murid serentak.
Tok... tok... tok...
"Permisi bu, mau manggil Key," ucap seorang guru yang datang dari arah kantor.
"Oiya bu, silahkan," jawab bu guru.
"Key, bawa tas kamu juga ya," tambah guru tersebut.
"Baik bu," kata Key singkat.
Gadis kecil itu pun berlalu sambil melihat sekilas si anak laki-laki.
***
Dia..., batin Ardhan.
"Dia kan cewek yang tadi. Mampus gue," rutuknya pada diri sendiri.
"Duh gimana nih? Malah dia ngelihatin terus. Gue harus apa astaga," Ardhan ngedumel sendiri di mejanya.
"Wait, gue kan cowok gentleman, jadi ngapain takut. Gue datangin aja deh," ucapnya lagi-lagi pada diri sendiri.
Ardhan merapikan rambutnya, menyemprotkan sedikit parfum, dan berjalan dengan cool ke arah meja gadis itu.
"Hai, mbak," sapa Ardhan sok akrab.
"Mbak, mbek, mbak, mbek, gue belum tua!" jawab si gadis.
"Eh, iya sorry. Jadi nama lo siapa?" tanya Ardhan.
"Dasar cowok, taunya modus!" jawab si gadis makin marah.
"Yaelah galak amat. Gue ke sini cuma mau minta maaf lagi soal kejadian di butik tadi. Sebagai permintaan maaf gue traktir deh lo," ucap Ardhan sambil mengedipkan sebelah mata.
"Gak perlu!" jawab gadis itu ketus.
Ya Allah, begini salah, begitu salah, capek gue, batin Ardhan.
"Mbak, mbak, pesan makan dong," panggil Ardhan pada pelayan.
"Ini satu, ini dua, ini satu, ini tiga, ini dua, udah mbak," ucap Ardhan sambil menunjuk menu. Sedangkan si pelayan mencatat dan langsung menyiapkan pesanan.
Gadis di depannya hanya diam sambil melotot.
Gila, matanya mau keluar, Ardhan bergidik sendiri.
"Santai mbak santai. Saya bukan orang jahat," kata Ardhan.
Sedangkan si gadis langsung pergi tanpa mengucap sepatah kata sedikitpun.
"Mbak tunggu, hei," teriak Ardhan.
Namun si gadis tak menghiraukan dan berlalu begitu saja.
Duh, pesanan udah datang, siapa ini yang mau makan, rutuk Ardhan pada dirinya.
"Mbak, bisa dibungkus aja gak?" tanya Ardhan sambil membuat muka memelas.
"Umm, bisa kok mas," jawab pelayan dengan malu-malu. Ia pun langsung pergi lagi membawa makanan tadi.
Lima menit kemudian pelayan tersebut sudah membawa makanan yang dibungkus.
"Nih, mas," ucapnya dengan pipi merona.
"Oke mbak makasih, saya ke kasir dulu," jawab Ardhan spontan dan langsung berlari.
"Astaga mas, mau ke kasir aja pamit dulu, kamu cute banget," ucap si pelayan saat Ardhan sudah menjauh.
Setelah selesai membayar, Ardhan membawa semua makanan ke mobilnya. Ia langsung melajukan Ferrari-nya menuju tempat yang sering dikunjunginya.
Sepuluh menit kemudian ia sudah sampai di sebuah panti asuhan.
"Kak Adaannnn," panggil seorang anak kecil dengan riang.
"Hei, sayang," jawab Ardhan sambil memeluknya.
Semakin lama semakin banyak anak lain yang mendatanginya juga. Ardhan pun langsung membagikan makanan yang sudah ia beli tadi.
"Ardhan, kamu gak makan juga?" tanya seorang gadis cantik.
"Eh, Iko! Udah kok tadi sebelum ke sini," jawab Ardhan berbohong.
"Oh yaudah aku lanjut dulu sama anak-anak ya," ucapnya sambil berjalan dengan anggun.
Kawaii, kata Ardhan dalam hati.
Aiko Yamaguchi adalah gadis blasteran Jepang-Indonesia. Katanya sih ayah dia kembali ke Jepang dan meninggalkan ibunya. Lalu ibunya stres dan sakit-sakitan kemudian meninggal. Aiko biasa dipanggil Iko. Ia satu tahun lebih muda dari Ardhan. Iko sudah 10 tahun tinggal di panti. Ia selalu menyiapkan keperluan anak-anak, membantu pengurus panti, dan selalu menjadi sosok yang ceria.
Ardhan selalu kagum kepada mereka yang selalu ceria walau sudah tidak memiliki orangtua. Sedangkan diluar sana banyak anak yang melawan orangtua dan tak menghargai mereka. Padahal orangtua mereka selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ya begitulah manusia, kalau sudah tiada baru terasa.
Tak terasa hari sudah cukup sore. Ardhan harus segera bersiap untuk acara nanti malam.
"Iko!" panggil Ardhan.
"Iya?" jawab Iko bingung.
"Nanti malam datang ya ke acara ultah aku. Nanti aku shareloc. Oke? Kamu bawa teman aja biar gak sendirian di sana," ucap Ardhan panjang lebar.
"Tapi aku gak punya baju bagus, Dhan," ucap Iko sedih.
"Wait, wait," Ardhan berlari ke arah mobil.
"Nih, Ko. Aku tadi udah beli baju buat kamu," ucap Ardhan membawa bungkusan pakaian yang sudah dia beli di butik tadi.
"Eh, gak perlu, aku udah punya baju bagus kok," jawab Iko berbohong.
"Udah nih terima aja. Kamu gak mau lagi ya terima barang dari aku?" tanya Ardhan berpura-pura lesu.
"Umm, yaudadeh ini aku terima ya. Makasih Ardhan," kata Iko.
"Yey, dandan yang cantik ya!" jawab Ardhan sambil mengacak rambut Iko dan langsung berlari begitu saja.
"Duh, kepala aku yang dipegang kenapa pipi aku yang panas," ucap Iko sambil memegang pipinya.
Ardhan pun segera mengendarai mobilnya. Ia harus bergegas karena sekarang sudah pukul 7. Sedangkan jarak dari rumah ke panti cukup jauh, hampir mencapai 40 menit.
Saat tiba di rumah, Ardhan segera berlari ke kamar. Ia segera mandi, setelah itu lanjut memakai pakaian, merapikan rambut, memakai parfum, dan persiapan lainnya.
Untung tadi udah gue siapin semua, ucap Ardhan dalam hati.
Ia langsung turun ke bawah untuk menemui Kakeknya. Namun yang ia temui hanya bi Titin.
"Kakek mana bi?" tanya Ardhan tergesa-gesa.
"Tuan besar sudah pergi duluan tadi," ucap bi Titin.
"Haisshh," keluh Ardhan.
Ia pun langsung berlari ke bagasi, menghidupkan mobil, melajukan Ferrari-nya dan tak lupa ia juga mengirim shareloc kepada Iko.
Duh, lama banget sih, rutuk Ardhan.
Tin... tin... tin...
Breeeemmmm......
Ardhan langsung melajukan mobilnya lagi dengan kecepatan penuh.
Lima belas menit kemudian ia sudah sampai di ballroom hotel. Ia langsung mencari-cari Kakeknya.
Jangan sampai gue telat, gue gak mau malu-maluin Kakek, ucap Ardhan dalam hati.
Ia berlari ke sana-sini, mengedarkan pandangan ke kanan kiri, mencari sosok Kakeknya.
"Ah, itu Kakek!" katanya pada diri sendiri.
Ia pun langsung berlari menghampiri Kakeknya.
Gubraggg.....
Ia menabrak seseorang.
"Sorry, so...," jawab Ardhan terkejut saat melihat orang yang ia tabrak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Elbi
ardhan so sweet
2021-07-01
1
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
lanjut kk
2021-03-14
1
Yara_Army
hai thoorr aku datang utk baca dan bomb like💓💓
semangat terus upp nya🙆🙆
salam dari The truth Untold🙆🙆🙆
2021-02-27
1