Pagi yang cerah tapi tidak mampu mengusik mereka yang tertidur dengan pulasnya diatas ranjang dan sofa.
Tidak. Hanya satu orang saja yang terusik.
"Hoamm..." perlahan-lahan membuka matanya dan menggeliat kecil.
"Jam berapa ya... loh! Udah jam 7!".
Sedikit kaget melihat jam didinding kamar barunya. Biasanya Syifa tak pernah bangun kesiangan begini. Entah karena kelelahan atau karena terlalu nyaman dengan kasur mewah ini.
Syifa juga terkejut saat mendapati ia tidak tertidur sendirian.
"Kakak.." ucapnya pelan karena ragu dan takut salah menyebut orang.
"Engghh.." perlahan mata tajam itu terbuka. Ia tersenyum karena seseorang yang berada didepannya. Ia pikir kejadian tadi malam hanya mimpi. Tapi ini sungguh nyata.
"Selamat pagi Ifa" sapanya kepada adik tersayangnya.
"Ifa??" Dahinya mengkerut bingung.
"Hmm. Ifa adalah nama spesial kakak untukmu"
"Oh ya kakak belum memberitahumu. Nama kakak adalah Adnan Khair Winata"
"Kak Anan"
"Ehh. Anan?? Oke fix kamu harus memanggil kakak dengan panggilan Anan" dasar pemaksa.
"Kakak suka?" Antusiasnya, tidak menyangka bahwa sang kakak akan menyukai panggilan khusus darinya.
"Hmm. Kakak sangat suka nama panggilan yang dibuat darimu sayang. Tapi ingat! Hanya kamu yang boleh memanggil kakak seperti itu. Mengerti." Perintahnya tegas tanda tidak ingin dibantah. "Ouh ya. Satu lagi sekarang nama kamu adalah Asyifa Putri Winata"
"Iyaa" dengan anggukan kepala ditambah dengan wajah imutnya.
"Kenapa kak Anan tahu kalau namaku Asyifa Putri" menatap penasaran kepada Adnan, yang malah terlihat imut dimata Adnan.
"Dari kalung yang kamu pakai Ifa. Itu adalah kalung yang dibuat khusus untuk keluarga Winata jika ada anggota keluarga Winata yang melahirkan seorang Putri. Maka akan dibuatkan kalung nama untuk bayi perempuan." Jelasnya detail. Jarang jarang Adnan bisa bicara panjang lebar.
Oh ya Just Info. Sebenarnya ini merupakan pertama kalinya keluarga Winata membuat kalung nama. Karena Syifa merupakan satu satunya cucu perempuan Winata.
"Isssh kakak gemes sama kamu. Kamu imut banget sih" menciumi seluruh wajah Ifa bertubi tubi membuat Ifa menggeliat kegelian.
"Ha ha ha.. ish! kak Anan geli" rengek Syifa sambil tertawa.
"Eh Princess sudah bangun ternyata" Bara bangun karena terganggu oleh suara tawa Syifa karena ulah Adnan barusan. Disusul Revan yang ikut terbangun.
Adnan hanya bisa mendengus. Terpaksa aksi menggelitiki Ifa harus terhenti karena ulah dua adik sialan.
"Em" mengerutkan alis karena baru menyadari tidak hanya kak Anan yang ada dikasurnya, melainkan ada satu lagi seseorang. "Kak..."
"Bara Adi Winata"
"kak Bara"
"Rindu kakak Princess?" Menaikkan alis menggoda adiknya.
"Ifa rindu kak Bara" memeluk Bara dengan erat, menenggelamkan kepala diceruk leher Bara.
"Ifa... kamu tidak rindu pada kakak" tanya Adnan sedikit sewot. Wow sedang cemburu ternyata.
Melepaskan pelukan, dan berbalik menghadap Adnan. "He he Ifa juga rindu kakak" sekarang giliran Adnan yang berpelukan dengan Princess.
Revan yang sedari tadi hanya menjadi penonton dari sofa kamar Princess menatap jengah kedua kakaknya yang asyik berpelukan. Padahal dirinya dari tadi belum mengobrol dengan Princess.
"Princess..." rengek Revan yang terdengar berlebihan. Membuat Bara jijik mendengar rengekan Revan.
"Apa apaan kau Revan, merengek seperti itu. Bukannya membuatku gemas malah membuatku jijik, kau tahu"
"Aku tidak berbicara denganmu kak Bara Api" menatap sinis kepada Bara.
"Hey namaku Bara Adi bukan Bara Api. Sembarangan kau asal memanggil ak-" belum selesai berbicara suara dingin sudah memotong perkataannya.
"Sudah diam. Jangan berdebat."
Semua diam. Revan mendekati ranjang dan duduk dipinggir ranjang. "Halo Princess perkenalkan nama kakak Revan Jaya Winata. Laki laki paling tampan di sekolah WN High School" ucapnya kepedean.
Ya walaupun itu benar adanya. Tidak bisa disangkal lagi bahwa Revan memang tampan.
"Halah dasar sombong" cibir Bara menatap sinis yang dihiraukan Revan.
"Kak Revan memang tampan" balas Syifa langsung bangkit dari ranjang dan memeluk Revan dengan erat dan dibalas tak kalah erat oleh Revan.
Revan tersenyum kemenangan karena diakui oleh Princess tentang ketampanannya. Menatap Bara dengan tatapan ejekan. Bara mendengus kesal melihat itu.
...●●●...
"Ini tehnya Dad"
"Iya taruh dimeja saja Sayang"
Aditya dan istrinya sedang berada dimeja makan. Ia yang sedang membaca koran ditemani secangkir teh hangat dipagi hari.
Sedangkan istrinya itu sedang sibuk menyiapkan makanan untuk sarapan keluarga. Apalagi ditambah dengan kehadiran putri kesayangannya sudah bersamanya lagi. Itu membuatnya sangat antusias menyiapkan beberapa masakan.
"Mom apakah Princess belum bangun?"
"Entahlah. Mommy juga tidak tahu. Sebentar Dad biar Mommy yang mengecek ke kamar Princess"
Berjalan menaiki beberapa anak tangga dan barulah ia sampai di kamar anak bungsunya.
Membuka pintu dan terpampang lah semua anaknya berada dikamar anak bungsunya.
"Mommy" teriak Syifa yang pertama menyadari kedatangan Mommynya.
Dibalas senyuman oleh Mommy.
"Jangan teriak Ifa. Nanti tenggorokan kamu sakit." Ujar Adnan yang terlihat Khawatir.
"Ternyata Princess Mommy sudah bangun. Ayo sekarang mandi siap siap. Setelah itu kita sarapan"
"Baik Mommy"
"Siap Mommy"
"Okey Mommy"
"Iya Mom"
Yang terakhir pasti tahu itu siapa. Siapa lagi jika bukan Adnan yang berkata singkat. Ditambah nada datar dan wajah tanpa ekspresinya.
...●●●...
Semua sudah berkumpul di meja makan. Terlihat mereka sedang menunggu seseorang. Siapa lagi jikan bukan Princess keluarga Winata. Dari tangga atas terdengar langkah kaki seseorang.
Tap
Tap
Tap
"Selamat pagi semua" sembari mencium pipi. Dimulai dari Dad sampai Revan.
Karena tempat duduk Revan yang paling jauh dari tangga makanya ia yang terakhir mendapatkan ciuman Princess.
"Selamat pagi Sayang / Ifa / Princess/ Baby" Syifa pun mendapatkan balasan ciuman juga. Baik di kening, pelipis, dan pipi.
"Duduk dekat kakak Ifa"
"Tidak. Princess harus duduk disebelah kakak."
"Hey. Princess duduk sama Revan dong."
Syifa hanya diam kebingungan. Mana yang harus Syifa pilih tempat duduknya.
Ia juga bingung mau duduk samping siapa. Takut pilih kasih.
Tiba tiba Adnan menarik kursi lain untuk ditempatkan disamping kursinya. Dengan kata lain tempat duduk Syifa sangat dekat dengan kursi Adnan.
Bara dan Revan mendengus melihatnya. Lagi lagi kakaknya yang satu ini memonopoli Princess mereka.
Mau tidak mau akhirnya Syifa duduk dikursi yang sudah digeser oleh Adnan.
"Sayang mau makan sama apa" tawar Mommy dengan tatapan lembut.
"Emm.. Syifa mau sama ayam aja Mom"
"Baiklah" sembari mengambilkan makanan untuk Syifa setelah menyiapkan makanan untuk Daddy.
Hening. Semuanya sibuk memakan sarapan masing masing. Mereka tidak ingin mengajak bicara Princess untuk berbicara atau mengobrol saat makan.
Mereka tidak ingin mengambil resiko jika Princess tersedak nantinya.
...●●●...
"Wahh.. sudah tayang ternyata" sorak Syifa antusias saat menonton televisi dan mendapati serial dua bocah kembar botak dan yang satunya hanya punya satu rambut. Siapa lagi jika bukan Upin&Ipin.
"Kau menyukainya Ifa Sayang" tanya Adnan yang sudah duduk disamping kanan Syifa, sedangkan kiri Syifa sudah diduduki Revan.
"He'em Syifa sangat suka" menganggukan kepalanya lucu.
Revan yang mendengar jawaban Syifa hanya bergumam. "Apanya yang disukai dari kartun bocah kembar itu. Satu botak satunya hanya punya satu rambut."
Untung saja gumaman Revan pelan jadi tidak akan ada yang mendengarnya. Jika tidak maka ia akan di omeli Kakak Esnya. Iya si Adnan, karena ia telah mencibir hal hal yang disukai oleh Syifa.
Untung untung gue ga kena amukan kak Adnan. Batin Revan bersyukur.
"Oh ya Sayang kamu sudah Daddy pindahkan di sekolah WNHS. Biar ada yang jagain. Nanti Revan yang bakal jagain kamu"
"Yess. Princess akhirnya sekolah disekolahan yang sama dengan Revan." Sorak Revan gembira.
"Iya Dad. Makasih ya Dad udah daftarin Syifa. Maaf kalo Syifa merepotkan" ujarnya sedih. Takut merepotkan Daddy yang sudah mau mendaftarkannya ke sekolah barunya.
"Tidak merepotkan sama sekali sayang. Apapun akan Daddy lakukan untukmu Princessnya Daddy."
Syifa tersenyum bahagia. Syifa bangkit dari sofa keluarga lalu memeluk Daddy dengan erat.
Dibalas pelukan Daddy dengan sayang dan menarik Syifa untuk duduk dipangkuannya.
Setelah Syifa melepaskan pelukan mereka. Syifa pun tiba tiba bertanya.
"Daddy. Syifa masih dperbolehkan untuk bekerja di cafe tidak" tanyanya pelan karena takut Daddy akan marah.
Dia sebernanya ingat bahwa Daddynya ini sudah melarangnya untuk bekerja tapi ia masih ingin untuk bekerja di Cafe.
"Apa!!. Bekerja!!" Adnan bersuara spontan karena mendengar ucapan Ifa. Dia tanpa sadar sudah menaikkan intonasinya.
Tak lama terdengar isakan dari seseorang. "Hiks Hiks Hiks..."
"Sayang... jangan menangis yah. Tadi Kak Adnan tidak sengaja membentakmu" Daddy berusaha menenangkan Princess yang malah tambah mengencangkan tangisannya.
"Ifa sayang... maafkan kakak yah.. tadi kakak tidang berniat untuk membentakmu."
Menarik Ifa pelan dari pangkuan Daddy dan menggendongnya ala koala.
Syifa masih menangis sesenggukan dan menyembunyikan wajahnya diceruk leher Adnan. Adnan dengan sabar menggendong sambil menimang ke kakan dan ke kiri sembari mengelus kepala Ifa dengan sayang.
Daddy yang mengerti semua tatapan anak laki lakinya mengarah padanya. Akhirnya menceritakan semuanya yang telah dialami oleh Syifa. Syifa yang bekerja di Cafe dari mulai pulang sekolah sampai jam 8 malam.
Membuat semua raut wajah anaknya berbeda beda. Revan dengan tatapan kasian dan sedih membayangkan Syifa harus bekerja jadi pelayan Cafe. Bara dengan tatapan dingin membayangkan Syifa bekerja. Dan Adnan yang sudah mengeraskan rahangnya.
"Ifa Sayang.. kamu mulai sekarang tidak boleh bekerja lagi ya. Kakak dan semuanya mana tega dan tidak akan pernah mengizinkan kamu untuk bekerja" ucap Adnan lembut memberi pengertian pada Syifa. Disusul dengan kecupan lembut dipelipis Syifa.
Ucapan Adnan disambut anggukan semua anggota keluarga termasuk Syifa yang akhirnya pasrah mengangguk menyetujui perintah Kak Anan yang bersifat mutlak. Tak ingin dibantah.
"Iya kak Anan" balas Ifa pelan karena sudah mengantuk.
Ini karena dari tadi sudah ditimang-timang membuat Syifa jadi mengantuk.
Lalu terdengar dengkuran halus yang keluar dari bibir Syifa. Membuat Adnan yang mendengar dengkuran Syifa tersenyum. Lalu memberi kode ke semuanya untuk meletakkan tubuh Ifa di kamar Ifa.
...■■♤■■...
1622 Karakter
Wah gak nyangka 1622 kata.
Maaf banget yah baru Update sekarang. Aku lagi sibuk sama urusan sekolah. Tugasnya juga banyak. Juga sebentar lagi mau PTS (Penilaian Tengah Semester).
Kalian ada yang sama ga? Sebentar lagi mau PTS/UTS?.
Tapi kalian tenang aja aku bakalan tetep berusaha Update secepatnya kok.
Oh ya sekali lagi aku mau bilang Makasih banget buat kalian yang udah Follow aku, baca cerita aku, vote, dan comment. Yang udah semangatin aku. Makasih banget yah...💜💜
Love you semua😙💜
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan Vote dan Comment...
Follow akun ini @Chnslai
Follow IG ku juga @Auliaprinch
Aku tunggu kalian😻
Byee... tunggu Update an selanjutnyaa...😙
^^^Sabtu, 5 September 202**0**.^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments