Episode 2

Sekarang Syifa telah berada di dalam mobil. Ya, tentunya mobil mewah milik orang tuanya yang sedang dikendarai oleh Aditya.

Dibelakang mobil Aditya, ada mobil lain yang mengikuti. Itu mobil yang dikendarai oleh Bodyguard Daddy yang berbadan kekar dan berwajah seram. Itu menurut Syifa katanya.

Tempat duduk samping kemudi ada Vina dan Syifa di bangku belakang.

"Mom, Syifa punya Kakak berapa?" ucapnya lucu dengan mata berbinar. Ia sangat bahagia ketika tahu bahwa dia memiliki kakak.

Vina tersenyum sebelum menjawab pertanyaan putrinya.

"Princess, Kamu punya 3 kakak laki-laki. Semua Kakakmu pasti akan sangat bahagia bila bertemu denganmu. Mereka sangat merindukanmu Sayang. Iya kan Dad?"

"Iya, mereka sangat rindu denganmu. Termasuk Daddy" ucap Aditya dengan terkekeh. Mommy juga ikut terkekeh akhirnya.

Syifa tersenyum senyum dan terkikik membayangkan momen seru bersama kakaknya nanti, senyum polos dan mata berbinar. Tidak tahu saja dia tentang keposesifannya.

Daddy tersenyum geli melihat bagaimana binar mata putrinya di kaca spion tengah.

Mommy juga ikut tersenyum melihat putrinya. Tiba-tiba matanya menanas membayangkan kehidupan seperti apa yang putrinya lalui sebelum bertemu dengannya.

Ternyata Aditya menyadari bahwa istrinya sedang sedih. Lalu ia berinisiatif bertanya pada Princess.

"Princess Daddy mau bertanya boleh?"

...●●●...

Adnan side

Di sisi lain, tepatnya kantor. Seorang lelaki tampan sedang duduk dikursi kebesarannya memandang laptop sambil memijat pelipisnya.

Entahlah, akhir akhir ini dia sangat lelah dengan pekerjaan kantor. Juga entah ada apa dengan perasaannya yang tiba-tiba gelisah.

Ini juga sudah malam, tapi dia belum juga beranjak dari kursi itu. Mengabaikan rasa lapar pada perutnya.

Tiba-tiba ponselnya berdering di atas meja kerja yang memang diletakkan pria itu disana.

Bara Adi W.

Kak Adnan.

^^^Hmm knp.^^^

Lo malam ini pulang ke

rumah ga?.

^^^Maybe iya.^^^

Ouhh ya udah.

Read

Memang, Adnan biasanya tinggal di Apartement. Tapi ia akan pulang ke rumah jika waktu Weekend saja.

Nah, inilah saatnya Adnan pulang karena sudah waktu Weekend.

Lalu, ia lanjutkan dengan mengecek berkas yang menumpuk dimejanya dan beberapa email yang masuk.

...●●●...

K**embali ke Syifa side**

"Princess Daddy mau bertanya boleh?"

"Daddy mau tanya apa?"

"Ya boleh dong Dad" lanjut Syifa, seraya menatap Aditya penuh.

"Apa kegiatanmu sebelum bertemu Mom and Dad?"

"Syifa kalau pagi sekolah. Lalu pulang jam 2. Terus kerja Part Time di-"

"Apa?! Kerja?!" Potong Aditya spontan. Ia juga sampai tak sadar sudah meninggikan suaranya.

"I-ya Da-d" ucapnya terbata-bata. Karena takut dengan ucapan spontan Aditya yang bernada sedikit tinggi.

Matanya sudah berkaca kaca ingin menangis, karena Syifa tidak suka dibentak. Lolos sudah air matanya.

"Hiks hiks hiks" Syifa menangis sesenggukan dengan menutup wajahnya dengan tangan.

"Dad!" Peringat Vina pada Suaminya, yang tidak sengaja menaikkan intonasinya.

Aditya menepikan mobilnya. Diikuti mobil dibelakang, yang dikendarai oleh para Bodyguard.

Menengok ke belakang. Dan mendapati keadaan Princess yang sedang menangis sesenggukan.

Lalu tangannya terulur untuk mengangkat Princess, Syifa yang paham langsung mendekat pada Aditya. Dan didudukkan pada pangkuannya.

"Maafkan Daddy Princess... Daddy tidak bermaksud untuk membentakmu sayang. Maaf. Maafkan Daddy. Hmm." Ucap Aditya menyesal dengan wajah sendu.

Memeluk Putrinya supaya tenang dan berhenti menangis. Vina mengusap-usap punggung Princess supaya tenang.

Beberapa saat kemudian, Syifa sudah tenang dan berhenti menangis. Hanya tinggal sedikit sesenggukan. Dan ia masih berada dipangkuan sang Daddy.

"Coba cerita dengan pelan-pelan sayang. Kamu kerja dimana?" tanya Vina memulai sesi introgasi.

Akhirnya, Syifa bercerita tentang kehidupannya di Panti. Apa yang telah di ketahui dan di lalui Syifa, semuanya dia ceritakan tanpa terlewatkan. Posisinya masih duduk dipangkuan Aditya menghadap pada Vina, Mommynya.

Aditya dan Vina menyimak dengan sungguh-sungguh. Dan menyimpannya di memori mereka.

Sebernarnya mereka kaget, juga tidak sanggup bahwa putri kecilnya ini sampai bekerja Part Time. Pasti sangat capek.

"Aduh sayang... Mommy sedih kamu sampai bekerja seperti itu" Vina menatap Princess dengan mata berkaca-kaca.

"Iya. Mulai sekarang Daddy tidak akan mengizinkanmu untuk bekerja lagi. Daddy akan memberikanmu apapun yang kamu mau. Jadi kalau kamu mau sesuatu, langsung bilang Dad ataupun Mommy"

"Benarkah?!" Tanya Syifa antusias. Lalu dibalas anggukan Mommy dan Daddy.

Kemudian Syifa dipindahkan kembali ke tempat duduknya, dikursi belakang. Dan melajukan mobil kembali, untuk melanjutkan perjalanan.

Beberapa menit kemudian, mobil mereka sudah sampai di rumah besar. Bukan besar lagi ini juga bisa disebut mansion atau bahkan istana saking besar dan luasnya rumah ini.

Baiklah mari kita sebut sebagai Mansion saja.

Tin Tin

Satpam langsung dengan sigap membukakan gerbang untuk Tuan dan Nyonya mereka.

Sebelum turun, Aditya menengok ke belakang. Tetapi yang didapatinya adalah Princess yang sedang tertidur dengan pulas.

Tanpa dikomando, Aditya langsung menggendong Putrinya menuju kamar Princess yang sudah disiapkan pelayan dari pagi. Di ikuti Istrinya yang mengekor dibelakang.

Kamar Princess berada di lantai atas.

Setelah menurunkan Princess di kasur Quen sizenya. Aditya langsung mengajak Istrinya untuk keluar menuju kamar mereka. Yaitu kamar utama, untuk beristirahat. Yang berada di lantai bawah.

...●●●...

Jam 22.00.

Sudah larut, tapi Tuan Muda keluarga Winata baru saja pulang dari kegiatan masing masing.

Adnan pulang setelah lembur dikantor. Bara pulang setelang selesai nugas dirumah temannya. Dan yang terakhir, Revan pulang setelah nongkrong dengan temannya.

Entahlah, ada apa dengan Revan bisa pulang lebih awal dari biasanya. Sebelumnya, Revan biasa pulang lebih larut dari jam 10 malam bisa sampai jam 1 atau 2 pagi.

Mereka bertiga bergegas untuk bersih-bersih badan di kamar masing masing. Mereka menaiki anak tangga untuk ke lantai 2.

Untuk lantai 2, ada kamar Adnan, Bara, Revan, dan Syifa.

Di lantai 1, ada kamar utama milik Aditya dan Vina, juga beberapa kamar tamu.

Tiba di atas tangga terakhir. Karena kamar Syifa dekat dengan tangga, mereka sudah tahu. Bahwa kamar itu merupakan kamar adik perempuan mereka satu-satunya.

"Kak. Kok kamar Princess pintunya kebuka gini sih" Ucap Revan bingung karena sudah lama kamar itu tertutup. Tidak boleh ada yang masuk sembarangan.

"Iya. Ini juga kenapa lampunya nyala" sekarang Bara yang berbicara.

"Hmm." dehem Adnan dengan alis bertaut. Dia juga bingung kenapa lampunya nyala dan pintunya sedikit terbuka.

Adnan tanpa pikir panjang langsung nyelonong masuk tanpa permisi ke kamar adik perempuannya.

Dia terkejut.

Bukan.

Bukan terkejut lagi, tapi sangat terkejut karena disana.

Diatas tempat tidur terdapat seorang gadis tengah tertidur dengan pulas.

Dia berjalan mendekat dan meneliti wajah seseorang yang sedang tertidur itu.

Ini Ifa kan?!!. Iya ini benar-benar Ifa yang selama ini aku rindukan!.

Batin Adnan dan memandangi wajah yang selalu dia rindukan.

Imut. Itu kata yang tepat untuk menggambarkan wajah Syifa sekarang.

"Lahh! Ini siapa!. Eh eh...ini Princess kita kan!." Seru Revan dengan berteriak.

"Mana. Mana!." Balas Bara juga sama hampir berteriak. Heboh sekali.

"Heh. Sstt jangan berisik. Nanti Ifa ku terbangun." Ucap Adnan dengan suara dingin. Ia menempelkan jari telunjuk di bibirnya sendiri. Tanda untuk adik-adiknya diam.

Mendengar kakak tertuanya sudah berbicara dengan nada dingin. Bara dan Revan dengan sigap langsung menutup mulut mereka dengan tangan.

Tidak ingin membuat masalah dengan kakak tertua mereka.

Adnan langsung meletakkan tas kerja dan Jaz Kantor di sofa. Lalu langsung mengecup dahi dan kedua pipi Ifa dengan sayang.

Cup

Cup

Cup

Adnan merebahkan diri diranjang milik Ifa. Tak lama, Adnan sudah tertidur mengarungi alam mimpi.

Bara yang melihat Adnan sudah tertidur juga ikutan meletakkan tas Kuliahnya di sofa. Mengecup dahi Pricess sekilas.

Cup

Lalu ikut merebahkan diri disebelah Princess yang masih kosong.

"Huft" desah Revan lelah. Yang lagi-lagi ia ditinggal mereka berdua.

Lebih tepatnya Revan sedang sebal dengan Bara yang sudah mendahuluinya untuk tidur disamping Princess.

"Yah... terpaksa deh tidur disofa"

Tidak lupa sebelum tidur Revan menyempatkan untuk mengecup kedua pipi tembam Princess.

Cup

Cup

"Hehe.. kecupan ini sebagai bekal untuk membuat tidur Kakak nyenyak."

"Terima kasih Princess. Sudah kembali lagi ke rumah ini. And Sleep Well!" Lanjut Revan sambil berbisik ditelinga Princess. Membuat Princess sedikit bergumam karena bisikan Revan.

Mengelus rambut Pricess sekilas dilanjut dengan merebahkan diri disofa dan tersenyum. Karena kebahagiaan rumah ini sudah ada di depan mata.

Ya. Syifa adalah kebahagiaan bagi keluarga Winata. Tak lama Revan menutup mata, dan tertidur pulas.

...■■♡■■...

1329 Karakter.

Vote and Comment!!

Maaf ya aku masih amatiran dalam menulis cerita.

Maaf kalo masih banyak typo dan kekurangan lainnya.

Follow juga akunku @chnslai

Follow IG ku juga : @auliaprinch

Please Follow yaa

Oke?😆

^^^Minggu, 30 Agustus 2020.^^^

Terpopuler

Comments

Aya

Aya

jadi kepingin punya Abang.. punya Abang 2 kagak ada yang bener,,😑

2021-07-05

8

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!