Jantung Bianca berdegup kencang. Hari ini adalah hari di mana keluarganya dan keluarga calon suaminya bertemu, mereka akan bertemu di salah satu restoran mewah yang ada di Singapura.
Meski perasaan ragu dan rasa takutnya memenuhi pikirannya namun Bianca tetap tampil cantik dan terlihat berkelas malam ini, dengan rambut tergerai dan di balut dengan gaun abu-abu selutut dengan motif kotak-kotak dengan lengan setali salah satu koleksi dari merek terkenal yang menambah kesan mewah yang melengkapi kecantikannya.
Sepanjang perjalanan jantungnya tak henti-hentinya berdegup sangat kencang. Ia sangat takut jika perjodohan ini hanya permainan untuk dirinya dan ia juga sangat takut jika nantinya pernikahan ini hancur dan berakhir begitu saja. Apakah pernikahan ini jalan terbaik untuknya? Apakah dia tidak akan menyesali keputusannya saat ini?
“Ada apa sayang? Apa kau gugup?” tanya ibunya yang dari tadi terus memperhatikannya.
Bianca menganggukkan kepalanya dan menatap ragu ibunya, ia takut ibunya mengetahui pikirannya “Iya ma, sedikit” ucapnya.
“Tidak apa sayang, semuanya akan baik-baik saja. Mama dan Papa kan juga ada di sana menemani kamu” jelas ibunya sambil tersenyum hangat ke arahnya.
Bianca hanya menganggukkan kepalanya saja dan tersenyum canggung kepada ibunya. Di antara semua ketakutannya, yang paling ia takuti adalah pria yang akan menjadi suaminya nanti. Apakah pria itu akan mencintainya nanti? Lalu apakah pria itu bisa menerima kehadirannya? Atau akankah pria itu menceraikan dirinya di kemudian hari karena tidak cocok.
Mobil yang mereka kendarai semakin dekat dengan tempat tujuan. Bianca masih setia melihat keluar jendela, beberapa kali terdengar helaan nafas pelan dari mulutnya ia mencoba menetralkan rasa gugup dan takutnya. Ia terus meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja dan apa yang ia pikirkan tidak akan terjadi.
“Ya Tuhan aku takut sekali” ucapnya dalam hati sambil memejamkan erat matanya.
Mobil yang mereka kendarai melaju dengan cepat dan kini mereka sudah tiba di tempat yang sebelumnya sudah di janjikan. Bianca keluar dari mobilnya lalu berjalan beriringan dengan kedua orang tuanya.
Ibunya menggenggam tangannya lalu mengusapnya pelan, ibunya menatap dirinya dengan tatapan penuh kehangatan. Bianca yang merasakan itu tersenyum ke arah ibunya lalu menganggukkan kepalanya mencoba meyakinkan ibunya bahwa ia baik-baik saja.
“Maaf kami terlambat” ucap Vero sopan (ibunya Bianca).
“Ah, tidak apa-apa. Silakan duduk” ucap nyonya Kevlar
Keluarga besar Kevlar menatap Bianca dengan tatapan hangat yang dapat Bianca rasakan, Bianca tersenyum manis kepada kedua calon mertuanya itu.
“Bianca, kau cantik sekali nak” puji nyonya Kevlar.
“Ah, terima kasih nyonya” ucap Bianca malu-malu sambil tersenyum.
Tuan dan Nyonya Kevlar memandang ke arah dengan kening yang berkerut “Tidak perlu seformal itu sayang, sebentar lagi kita juga akan jadi keluarga, panggil mama papa saja” ucap nyonya Kevlar ramah.
“Ah, iya baik” ucap Bianca tersenyum kikuk.
Kini giliran nyonya Veronica dan Tuan Frans yang sesekali melirik ke arah kursi yang berada di depan Bianca yang terlihat masih kosong. Bahkan Bianca pun sesekali melirik ke arah bangku yang kosong itu sambil memikirkan sesuatu yang mungkin saja terjadi malam ini seperti, apa mungkin pria itu tidak datang karena tidak ingin di jodohkan? Apa pria itu menolak perjodohan ini? Atau apakah pria itu kabur?
Nyonya dan Tuan Kevlar yang menyadari itu pun merasa sedikit tak enak hati kepada Bianca dan kedua orang tuanya “Ah, maafkan anak kami dia sedikit telat malam ini, katanya dia ada pekerjaannya tidak bisa di tunda”
“Ah, tidak apa nyonya kami juga tidak sedang buru-buru jadi santai saja” ucap Veronica malu karena ia merasa tertangkap basah saat curi-curi pandang.
“Dia anak yang pekerja keras, itu sangat menakjubkan” puji tuan Frans.
Tuan dan Nyonya Kevlar tertawa mendengar pujian dari ayahnya Bianca terhadap anaknya “Itu hal yang bagus tapi putra kami bekerja terlalu keras” ucap tuan Kevlar diiringi tawanya.
“Tunggu sebentar lagi ya sayang, tadi dia mengatakan sudah di jalan” ucap nyonya Kevlar kepada Bianca.
Bianca menganggukkan kepalanya tak lupa senyum manisnya yang terbentuk di wajahnya “Tidak apa nyon...” ucap Bianca terhenti lalu tersenyum kikuk karena kembali memanggil nyonya Kevlar dengan sebutan nyonya.
“Hem tidak apa, hari ini kamu boleh panggil nyonya tapi pertemuan selanjutnya harus sudah panggil mama dan papa ya nak” ucap nyonya Kevlar tertawa kecil.
“Iya nyonya” ucap Bianca yang di sambut tawa oleh kedua pihak keluarga.
Lima belas menit berlalu, Bianca dan orang tuanya serta tuan dan nyonya Kevlar sudah bercerita banyak hal, Bianca pun sudah merasa sedikit nyaman di antara calon mertuanya itu. Rasa takut dan gugupnya sedikit berkurang, tak lama setelah itu orang yang di tunggu-tunggu pun akhirnya datang.
“Maaf aku terlambat” ucap pria tersebut dengan suara beratnya.
Mereka semua yang ada di meja itu mengalihkan pandangan mereka ke arah pria tersebut, Bianca mendongakkan kepalanya menatap lekat ke arahnya. Pria itu terlihat sangat tampan, terlihat keren dan dewasa, satu kata yang cocok untuk pria itu adalah sempurna.
Bianca mengalihkan pandangannya cepat sebelum matanya bertemu dengan pria itu, ia menelan ludahnya dan jantungnya berdegup sangat kencang. Entah kenapa ia merasa gugup lagi, semuanya berdiri menyambut kedatangan pria tersebut begitu pula dengan Bianca. Pria itu berjabat tangan dengan keluarga Bianca lalu membungkukkan tubuhnya sedikit menyapa Bianca dan Bianca pun membalas hal yang sama di lakukan pria tersebut.
“Bianca, kau sudah tahukan jika kau akan di jodohkan dengan putraku?” tanya tuan Kevlar.
“I-iya tuan...” jawab Bianca gugup
“Apa kau menerima perjodohan ini?”
“Iya tuan, saya menerima perjodohan ini” ucap Bianca menatap ke arah tuan dan nyonya Kevlar serta pria yang akan menjadi calon suaminya itu secara bergantian.
Tuan dan Nyonya Kevlar tersenyum lega begitu pula dengan kedua orang tua Bianca. Namun nyonya Veronica dan tuan Frans menatap ke arah Axel dengan tatapan ragu dan penuh tanda tanya.
“Kita tidak perlu menanyakan pendapat anakku karena dia sudah menyetujui perjodohan ini” ucap nyonya Kevlar seakan tahu apa yang saat ini memenuhi pikiran kedua orang tua Bianca.
Mendengar hal itu tuan Frans dan nyonya Veronica bernafas lega dan tersenyum semringah karena kini mereka tidak perlu khawatir jika anaknya akan terluka karena pria itu tidak menerima perjodohan ini atau menerima perjodohan ini karena terpaksa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚
kagak ada hambatan yaa Bi 🤭🤭 langsung bilang Yes 🤭🤭 padahal sebelum nya sempat nolak 🤣🤣
2022-09-14
0
🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚
Wowwww si Bibi udah bilang SEMPURNAAAA 😱😱😱😱
kek mana dengan si Babbang menilai si Bibi yaaa 🤔🤔🤔
2022-09-14
0
🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚
NO DEBATTT YA Biii 🤭🤭
2022-09-14
1