1. Murid baru

...***...

...1. Murid baru...

...***...

“Kamu hari ini jangan buat kerusuhan lagi! Apalagi ini udah ketiga kalinya kamu pindah sekolah terus – menerus!” Ucap perempuan paru bayah, kita sebut saja mama nita. Mamanya mauren.

Mauren hanya mengangguk sembari memakan roti yang sudah disiapkan oleh mama nita. “Kamu berangkat sendiri atau dianterin sama pak tono?” Tanya papanya yang bernama Aditya.

“Berangkat sendiri aja!” Jawab mauren singkat dan sangat dingin. Saat ingin ke dapur untuk cuci tangan, tiba – tiba saja ada notif group chat di handphonenya. Dengan cepat mauren membuka notif itu dan duduk kembali di tempatnya untuk membalas chatnya, siapa tau saja kalau itu sangat penting.

...Siapa pintar dia cerdas [gurls] (6)...

Angel: gurl! Gaada yang mau berangkat sekolah gitu?

Angel: lihat jam woi!!!

Zahra: entar ini mau otw. Manasin mobil dulu

Reina: gue aja masih belum make sepatu anj!

Pricilla: entar dulu, gue mau ambil kunci mobil

Pricilla: nanti kita ketemuan di rumah Natasha aja! Soalnya rumah sama sekolahan kita yang baru agak deketan

Natasha: oks, gue tunggu ya gurl

Maureen: entar gurl, gue mau cuci tangan dulu

Reina: bamsat anda

Reina: habis boker lo? Hayo ngaku!

Maureen: sok tau kayak cenayang lo!

Pricilla: serandom ini kita

Angel: biasa reina sma mauren klo disatuin jadi kyak gini

Natasha: kalo mereka disatuin bisa – bisa beruang kutub insecure

Zahra: oke untuk kali ini gue setuju dengan ide Natasha

Reina: ngapain lo jauh – jauh ke beruang kutub? orng disini ad sapi yng insecure gara – gara kambing ngomong mbek mbek~

Angel: ad mslh ap lo? Sampe mikir kayak gitu?

Reina: biasa habis minum susu air got

Pricilla: gimana rasanya? Apakah enak atau gak?

Zahra: lo pake nanya lagi, udah pasti enak lah

Natasha: astagfirullah temen gue radak gila

Reina: agama lo apa kok ngomong gitu

Natasha: lo gimana sih! Kita sebagai sahabat yang beda agama, tapi harus toleransi

Reina: masyaallah gue lupa

Maureen: lo juga ikutan aja pake ceramahin Natasha

Pricilla: oke

Angel: gue diam gue imut

Zahra: serah angel

Maureen: udah mending lo semua otw sana kerumah Natasha, habis ini mau jam 7

Maureen: gue nyusul

Reina: oke

Angel: otw

Pricilla: 2in

Zahra: 3in

Reina: 4in

Read all.

Mauren memasukkan handphonenya kedalam tasnya, karena hari ini dia memakai mobil, jadi perempuan itu tidak ribet kalau harus ganti celananya di sekolahan nanti. Memilih untuk yang lebih gampang daripada yang ribet. Misalnya kalau sekarang dia berangkat naik motor, kemungkinan dia akan mengganti celananya di sekolahnya. Karena sekolahnya tidak memakai celana, melainkan memakai rok sepanjang lutut.

 

Setelah selesai mencuci tangannya, mauren kemudian berpamitan kepada kedua orang tuanya. Termasuk dengan abangnya yang bernama Vernon. “Mom! Dad! Bang! Mauren mau berangkat sekolah dulu!” Pamit mauren dengan senyum dibibirnya.

  

“Ada apa mauren?” Tanya bang Vernon, bingung. Karena saat mauren sudah berlari keluar rumah, tiba – tiba saja dirinya kembali lagi. Dan membuat mereka semua bingung menatapnya.

“Bisa anterin aku nggak?” Tanya mauren kepada beng Vernon

 

“Memang mobil kamu kenapa?” Tanya papa Aditya

  

“Mauren lupa kalo mobil mauren bannya kempes.” Ujar mauren dengan senyum memperlihatkan giginya.

  

“Anterin mauren ke rumah Natasha aja! Biar mauren bareng dia!” Ucap mauren

  

“Iya!” Bang Vernon pun berdiri dan mengambil kunci mobilnya untuk mengantarkan mauren kerumah sahabatnya yang bernama Natasha. Hari ini bang Vernon berkuliah mengambil kelas siang, jadi untuk saat ini dirinya memiliki waktu luang untuk menunggu kelas siangnya.

“Makasih!”

***

  

Dari kejauhan sana, semua sahabat mauren telah menunggunya di depan rumah Natasha. Jarak rumah Natasha dan rumah mauren sangat jauh. Jadi butuh waktu kisaran 45 menit agar sampai di rumah Natasha.

  

Brak!

  

Suara tersebut berasal dari mauren yang sedang menutup pintu mobil, semua sahabatnya menatap mauren dengan tatapan bingung. Karena yang mereka tau, mauren akan membawa mobil sendiri. Tetapi kenyataannya tidak sesuai yang mereka pikirkan saat ini. Yang berangkat kesini diantar oleh bang Vernon.

  

“Mauren! Bang Vernon mau balik dulu!” Pamit bang Vernon kepada mauren

  

Mauren mengangguk, “hati – hati! Jangan ngebut!” Jawab mauren dan diangguki Vernon, lalu pergi untuk pulang kerumah. Karena tidak memungkinkan kalau bang Vernon akan menemaninya sampai mereka berangkat ke sekolahannya.

  

“Ngapain nggak bawa mobil sendiri?” Pertanyaan yang dilontarkan Natasha sangat mewakili mereka semua.

  

“Ban mobil gue bocor! Mau, lo pada buat tambal ban?” Timpal mauren dengan senyum smirknya. Merasa menang karena mereka semua hanya bisa menjwab dengan gelengan kepala saja.

  

“Udah, sekarang kita berangkat aja! Udah jam berapa sekarang.” Ajak angel. Sembari masuk ke dalam mobilnya, begitu juga mereka semua. Namun, untuk mauren dia satu mobil  dengan Natasha.

  

Cit!

  

Mobil mereka berlima kini telah terparkir di parkiran khusus untuk mobil. Semua siswa siswi yang melintasi parkiran, berpasang mata menatap kedatangan lima mobil mereka. Karena yang mereka tau kalau, mobil seperti mereka belum pernah ada disekolahan ini. Karena kebanyakan dari mereka diantar jemput supir atau membawa motor.

  

Sekolah SMA Tunas Harapan, adalah sekolah dimana tidak semua murid bisa masuk di sekolah ini. Apalagi tentang biaya, hanya orang yang tidak mampu saja yang tidak masuk ke sekolah ini, kecuali dengan mendapatkan beasiswa dari pihak sekolah ini. Tetapi, kebanyakan siswa atau siswi yang sekolah disini adalah primadona, most wanted, orang tua pengusaha, dan lain sebagainya. Mereka semua tidak akan membedakan mana yang mampu dan tidak, karena semua memiliki kekayaan yang berbeda – beda. Disini paling terkenal dengan geng RASPATI, semua anggota yang terkenal sangat kejam. Namun dibalik itu semua, masih ada rasa belas kasih. Tetapi kecuali dengan musuhnya, kemungkinan akan tetap sama sikap mereka. RASPATI juga sudah terkenal seentaro Jakarta, tetapi tidak semua orang kenal dengan geng ini.

  

RASPATI sudah didirikan tahun 1989 oleh bang Frengky sanjaya. Beliau adalah orang pertama yang mendirikan geng ini, dan rajawali sebagai ketua RASPATI ditahun 2015 ini. Bang frengky selama 26 tahun telah menjadi ketua RASPATI sekaligus pendiri geng ini. Tetapi, beliau tidak sanggup lagi untuk terus – menerus menjadi ketua RASPATI, lagian bang frengky juga habis kecelakaan dan membuat kakinya lumpuh untuk selama – lamanya. Akhirnya beliau melantik raja menjadi ketua di tahun 2014. Raja bergabung dalam geng ini, semasa dimana dia masih duduk di bangku SMP. Dia juga tidak menyangka kalau dirinya akan dilantik sebagai penerus dari bang frengky.

  

Bang frengky tidak lagi salah pilih raja untuk menjadi ketua RASPATI. Karena raja, nama RASPATI menjadi sangat harum diluar sekolah maupun di dalam sekolahannya. RASPATI juga sangat disegani di sekolah ini, jadi mereka semua akan patuh dan tidak akan pernah sama sekali membantah

  

Brak!

  

Satu persatu mereka semua keluar dari mobilnya. Dan membuat banyak murid – murid disana terdiam, berpasang mata kearah mereka. Sangat asing, karena mereka juga murid baru di sekolah ini. Dan hari ini mereka memakai seragam berbeda yang biasa dipakai di sekolah ini. Tak ingin berlama – lama disini, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke ruang kepsek. Mencari tau dimana kelas mereka dan juga menanyakan tentang seragam mereka.

  

“Helo, excusme! Boleh gue bertanya?” Tanya mauren kepada salah satu siswi di sekolah ini. Karena mereka berenam tidak tau dimana ruang kepsek, jadi mereka bertanya kepada siswi itu.

  

“Boleh. Btw, mau nanya apa ya?” Balas siswi itu dengan ramah

  

Mauren membaca tag nama yang berada di seragam siswi itu, lalu membacanya. “Aulia renatta? Dimana ruang kepsek disekolah ini?” Tanya mauren lagi

  

“Oh… ruang kepsek?” Mereka semua mengangguk secara bersamaan. “Nanti kalian lurus aja, terus belok kiri! Pokoknya ruang kepsek itu, deket sama lorong!” lanjutnya membuat mereka semua langsung mengangguk paham.

  

Sebelum pergi, mereka tak lupa juga untuk mengucapkan terima kasih kepada siswi itu yang bernama, aulia.

“Thanks, gue sama sahabat gue mau pergi dulu!” Pamit mauren, dengan ramah tak lupa juga dengan senyum manisnya

  

“Permisi!” Angel mengangguk pelan kepada aulia, lalu pergi mengikuti mauren dari belakang.

***

 

“Apa kalian yang dimaksud oleh tuan Aditya?” Tanya kepsek itu yang bernama, bu biba. Mereka berenam mengangguk, karena sebelumnya papa mauren kemari untuk mendaftarkan mereka berenam kesini. Jadi wajar saja kalau kepsek mereka mengenal nama tuan Aditya, atau disebut dengan papa mauren. “Kalau gitu, kalian boleh masuk ke kelas kalian!” Lanjutnya dengan lantang.

  

“Untuk mauren kelas kamu di XII-1, reina, Zahra dan juga angel kalian ada di kelas XII-3, sedangkan Natasha dan juga Pricilla kalian di kelas XII-2!” Ucap bu biba memberitahu kelas mereka berenam. “Ada yang mau ditanyakan, sebelum pergi ke kelas kalian?” lanjutnya

  

Mauren mengangkat tangannya, untuk mengajukan pertanyaan kepada bu biba. Selaku kepsek di sekolah ini. “Kenapa kita semua berpencar bu?” Mauren bertanya dan mereka berlima mengangguk setuju dengan pertanyaan mauren.

  

“Memang kenapa kalau kalian berpencar tidak satu kelas?” Balas bu biba

  

“Bukannya tuan Aditya bilang kalo kita akan satu kelas?” Tanya Zahra

  

“Tuan Aditya tidak mengatakan itu, kok!”

  

“Ini juga sudah ditentukan, karena kalau kalian semua satu kelas yang ada kelasnya penuh! Dan banyak juga kelas 12 yang kosong, jadi kalian harus berpencar!” Bu biba mencoba untuk menjelaskan kepada mereka berenam

  

“Baik, terima kasih! Kita mau pergi terlebih dahulu!”

  

“Permisi!!” Dilanjutkan oleh mauren, lalu mereka berenam pergi dari ruang kepsek. Untuk menuju ke kelas mereka, sebab habis ini bel masuk akan segera berbunyi.

  

“Gue denger – denger, disini ada most wanted cowok yang ganteng banget!” Natasha memulai bicara saat berjalan manuju ke kelas. Bersama dengan Pricilla.

  

“Ehemm… terus?”

  

“Gue kepo, siapa mereka!”

  

“Tinggal lo temuin nanti juga tau siapa cowok itu!”

  

“Yaelah!! Lemes amat lo!”

  

“Lo diem bisa nggak? Perasaan lo tadi selalu bicarain orang aja, apalagi sekarang kita nggak satu kelas sama sahabat kita yang lain!” Pricilla dan juga Natasha berhenti berjalan. Pricilla menatap Natasha dengan kesal, kaarena sedari tadi Natasha selalu membahas seseorang. Itu bahkan hanya mereka berdua tanpa ada keempat sahabatnya yang lain.  

  

Menurut mereka, jika membicarakan seseorang tanpa sahabat mereka yang lain. Tidak enak! Itu sebabnya Pricilla merasa kesal kalau membicarakan seseorang hanya bersama dengan Natasha saja. Meskipun si Natasha selalu mencari topik untuk dibahas bersamaa dengan semua sahabatnya. Memang itu sedikit aaneh, tetapi ini nyata terjadi.

  

“Tapi bener sih! Gaenak kalo kita gibahin orang tanpa sahabat kita yang lain.” Natasha menyeringai. Membuat Pricilla yang berada di sampingnya memutar bola matanya malas, sembari bermain dengan handphonenya.

  

Brak!

  

Seseorang laki – laki, dari belakang. Menabrak mereka berdua hingga terjatuh ke lantai.  “LO KALO JALAN LIHAT – LIHAT DONG!” Protes laki – laki yang menabrak mereka berdua. Seharusnya yang salah dirinya, malah menyalakan mereka berdua. Dengan rasa tidak terima, akhirnya Natasha dan juga Pricilla berdiri sembari bersedekap pinggang.

  

“WOI! SEHARUSNYA LO YANG SALAH! KARENA LO YANG NABRRAK KITA, BUKAN KITA!” Pekik Natasha dengan nada tinggi, dan sangat emosi.

  

“Kenapa gue? Seharusnya lo tau ini jalan, daan kenapa lo berdua malah menghadang orang jalan aja!” Decak laki – laki itu, mengernyitkan dahinya kesal.

  

“Raja! Lo kenapa? Ada masalah sama mereka berdua?” Dari belakang sana ada 5 laki – laki, kemungkinan itu adalah sahabat seseorang yang menabrak merekaa berdua. Pricilla dan Natasha spontan melihat kebelakang, saat ada seseorang yang memanggil laki – laki yang menabraknya. “Kayaknya, mereka berenam adalah most wanted disini!” Bisik Natasha kepada Pricilla

  

“Maybe!” Gumam Pricilla

  

“Ngapain lo berdua bisik – bisik!” Ketus seseorang yang memanggil nama raja tadi.

  

“Kok lo kepo? Kurang tujuan hidup ya! Makanya kepo jadi orang!” Sindir pedas, Natasha.

  

“Gue belum pernah lihat lo berdua sebelumnya, apa lo berdua anak baru disini?!” Mereka berlima berjalan mendekati mereka berdua.. sedikit was – was karena takut jika merka dilukai oleh mereka berenam. Laki – laki yang menabraknya tadi, masih berdiri di belakang mereka. Saat mereka berdua melihat ke depan.

  

“Nggak guna kita ngomong sama orang nggak jelas kayak lo, apalagi lo semua selalu kepo sama orang lain. Mending kita pergi daripada harus berurusan sama lo semua!” Pricilla menarik tangan Natasha dengan paksa. Karena sudah pasti Natasha tidak tinggal diam, dan wajah Natasha sudah bisa diartikan kalau dirinya sangat emosi dengan kelima laki – laki itu.

  

Brug!

  

Mereka berdua terjatuh, karena dengan sengaja salah satu laki – laki itu menyandung kaki Natasha Natasha. Dan membuat Pricilla ikut jatuh bersamanya. “ADUH!!! LO SENGAJA KAN!?” Ringis Natasha penuh emosi. Semua tertawa tertawa kecuali 2 orang yang hanya diam memandang mereka berdua jatuh.

   

“Lo gapapa, kan?” Tanya mauren yang dating, menghampiri mereka berdua yang jatuh ke lantai. Mauren membantu mereka berdiri, kaki Natasha sedikit terkilir karena terjatuh tadi. Sedangkan Pricilla baik – baik saja. Hanya memar sedikit di bagian lututnya.

“Lo manusia, bukan?” Tanya mauren sembari bersedekap dada, “lo berdua masuk ke kelas lo! Biar gue yang urus mereka.” Mereka berdua mengangguk, lalu pergi. Dengan Natasha yang berjalannya dituntun Pricilla.

“Apa hubungannya sama lo? Lo anak baru aja belagu!”

  

“Justru gue anak baru harus diperlakukan baik disini!” Emosi mauren yang sekarang tidak bisa lagi dia tahan.

“Terutama untuk lo! Yang tadi nyalahin mereka berdua, padahal mereka hanya berdiri dan nggak nabrak lo!” lanjut mauren menunjuk laki – laki yang menabrak Pricilla dan juga Natasha.

  

“Terus? Kalo gue nggak mau gimana?” Laki – laki itu menyeringai, dan meras kalau dirinya menang dari perempuan yang berhadapan dengannya.

  

“Gue nggak ada waktu untuk berdebat dengan orang kayak lo!” Baru saja ingin melangkah pergi dari mereka. Tetapi itu kalah cepat, karena laki – laki yang menabrak kedua sahabatnya itu menarik tangannya dari belakang.

  

“Mau kemana lo!”

  

“Lepasin, sebelum gue-“ baru saja ingin melanjutkan ucapannya, dengan pikiran cerdas mauren. Dirinya langsung menendang perut laki – laki itu. “Gue udah bilang, jangan main – main sama gue dan semua sahabat gue.” Lanjutnya sembari tersenyum smirk kearah mereka semua. Mauren pergi meninggalkan mereka semua.

  

“Cari tahu, dia dan sahabatnya siapa!” Suruh laki – laki itu,

  

“Siap!”

***

  

Shit!

  

“Dia sekelas sama kita?” Mauren menatap keenam laki – laki tadi sembari memutar bola matanya malas. Mereka berjalan di tempat duduk mereka yang berada di belakang mauren. Sedangkan mauren duduk di pojok depan sendiri.

  

“Gue mau Tanya” Tanya mauren kepada teman sebangkunya yang bernama hana.

 

“Iya, apa?” Hana mengangguk.

 

“Mereka berenam satu geng? Dan siapa aja namanya?”

  

“Oh itu, yang lagi tiduran itu namanya rajawali baron narendra, biasa dipanggil raja! Dia anaknya dingin, minim ekspresi, nggak suka kalo dideketin cewek. Oh iya! Dia juga ketua dari geng yang bernama raspati. Dan disebelahnya itu namanya adolfo arsenio Raymond, dia wakil di raspati! Anaknya baik, bucinan, gampang akrab”

 

“Depannya mereka ada galen dan juga bara. Kiri galen kanan bara! Kalo bara sikapnya hampir sama dengan raja, tapi bedanya bara lebih rajin sedangkan raja pintar tapi selalu bolos sekolah. Sikap galen itu random banget, kadang bobrok kadang juga bersikap biasa aja! Depan mereka berdua ada Adrian dan juga Gibran. Gibran yang rambutnya agak panjang, tebal tapi sedikit cruty, sedangkan Adrian yang rambutnya agak lurus. Hati – hati kalo sama Adrian, bisa – bisa nanti kamu dibaperin! Soalnya dia fakboy.” Mauren hanya mengangguk sembari melihat mereka berenam yang sibuk dengan dunia mereka masing – masing.

...Siapa pintar dia cerdas [gurls] (6)...

Zahra: bangsat! Di kelas gue ada primadona yang sok kecantikan

Angel: namanya alexa, ellen, dan juga livia

Pricilla: lo takut?

Natasha: kenapa gue nggak disana aja?

Natasha: enak, biar gue setiap hari bisa debat sama tuh tiga anak

Reina: yang ada lo kalah

Reina: maaf typo *dia yang kalah, bukan lo!*

Maureen: wow seruh tuh

Natasha: gimana dengan kelas lo ren?

Maureen: sekelas sama 6 orang yang tadi

Pricilla: serius lo?!

Reina: siapa gue nggak tau?

Maureen: nanti gue akan cerita, saat kita udah istirahat

Read all.

  

Mauren memasukkan handphonenya kedalam tasnya. “WOI MURID BARU!” Teriak seseorang dari belakang mauren. Panggilan itu tidak sama sekali diurus mauren, melainkan dia membaca buku novel. Namun, beberapa saat kemudia dia memanggil mauren lagi dengan sebutan ‘anak baru’

  

Perempuan itu sedikit kesal jika dirinya dipanggil seperti itu, apalagi seseorang yang memanggilnya dengan nada tidak sopan. Mauren pun melihat ke belakang ingin tau siapa yang memanggil dirinya. Saat menoleh kebelakang dirinya dilempari dasi, entah itu milik siapa. “Dasi siapa ini. Dan kenapa gue diperlakukan seperti ini!” Kesal mauren mengambil dasi yang berada di wajahnya.

  

“SIAPA YANG LEMPAR DASI KE WAJAH GUE!” Teriak mauren. Sudah habis kesabarannya, karena dari pagi dia selalu mendapatkan kesialannya.

  

Tanpa rasa takut, raja berdiri dari duduknya dan mendekati ke tempat mauren berada. “Gue, kenapa?” Tantang raja saat sudah berhadapan dengan mauren, dan mengambil dasinya itu dengan kasar dari tangan mauren.

  

“Shit! Lo lagi yang buat gue naik darah!” Decak mauren

  

“Nggak boleh?”

  

“Lo itu sok jago, kegantengan, dan satu lagi. Nggak bisa menghargai mana cewek dan cowok!” Ucap mauren seraya tersenyum smirk.

  

“Emang gue bilang gitu ke lo? Nggak pernah tuh, gue bilang kalo lo cewek atau cowok. Seharusnya lo tahu batasan antara anak baru dan udah lama sekolah disini!” Balas raja enteng.

  

Oke, kesabarannya dibuat main – main oleh mereka semua. Tangan mauren mengepal kuat, dan mata yang mulai memerah. Karena emosi yang sudah tidak bisa lagi dia tahan, dari pagi dia mencoba bersabar agar dia tidak terpancing emosi. Tetapi kali ini dia tidak bisa menahannya. Dia sebagai perempuan, merasa kalau harga dirinya dipermainkan oleh laki – laki yang tak punya hati seperti orang yang sedang berdiri dihadapannya sekarang.

  

“GUE EMANG ANAK BARU DISINI, TAPI NGGAK SEHARUSNYA LO PERLAKUKAN SEPERTI INI! APALAGI GUE SEBAGAI CEWEK, MERASA KALO HARGA DIRI GUE LO PERMAININ GITU AJA! LO MANUSIA ATAU IBLIS YANG BERTOPENG SEPERTI MANUSIA? GUE RASA LO ITU IBLIS TAPI BERKEDOK MANUSIA. YANG TIDAK MENGERTI MANA YANG CEWEK DAN COWOK, DAN MANA YANG HARUS DIHARGAI DAAN TIDAK!” Murka mauren menunjuk raja, matanya tidak bisa berbohong kalo dirinya ingin menangis hanya karena dia dipermalukan di kelas ini.

  

Tidak ingin mengurus dan memperpanjang masalah ini, akhirnya mauren memutuskan untuk pergi dari kelas. Menenangkan diri. Sedangkan raja hanya berdiri mematung tidak berkutik sama sekali, dia tertegun dan sedikit tersentuh dengan apa yang dikatan oleh mauren barusan. “Lo kenapa diam ja? Kenapa nggak lo lawan aja? Cewek kayak dia harus diberi pelajaran agar dia tahu bagaimana dia mempermalukan lo!” Tekan galen menghampiri raja

  

“Seharusnya yang salah gue bukan dia!”

  

“Lah… kenapa lo nyalahin diri lo sendiri itu?”

  

“Gue sebagaii laki – laki malu, karena sudah buat dia malu. Apalagi gue laki – laki yang nggak bisa menghargai mana yang cewek dan cowok. Gue emang nggak becus!”

  

“Kenapa dia?” Bisik Adrian saat sudah disamping laki – laki dengan rambut sedikit keriting.

  

“Gue nggak tau!” Bisik balik galen sembari menghendikkan kedua bahunya, “mungkin lagi frustasi!”

  

“Cari dia dan bawa dia ke rooftop. Gue mau minta maaf sama dia!” Suruh raja

  

“Lo nggak sakit, kan?” Raja menoleh kearah mereka berdua, menatap mereka tajam seperti elang yang ingin menerkam mangsanya. Begitu sepert raja yang ingin sekali menghabisi kedua orang dihadapannya ini.

  

“Oke – oke kita berdua akan cari dia dan bawa dia ke rooftop. Seperti apa yang lo mau. Galen dan Adrian berlari terbirit – birit karena takut dengan tatapan raja yang mematikan, ingin menerkam mereka berdua.

***

Rajawali: lo berdua balik lagi aja

Rajawali: dia udah ada disini

Rajawali: kalo ada guru bilang ke gue

Galen: sip

Read.

  

Raja memasukkan handphonenya kedalam saku celananya, dan kembali berjalan. Disana ada mauren yang sedang duduk kemungkinan sedang menangis. Raja merasa sangat bersalah karena tidak bisa menghargai dia sama sekali. “Apa gue boleh duduk disini?” Tanya raja membuat mauren langsung menghapus air matanya, dan langsung berdiri ingin pergi.

  

Dari belakang tangannya ditarik raja. “Maafin gue, gue nggak bermaksud untuk buat harga diri lo turun. Gue juga baru nyadar kenapa sikap gue seperti itu!” Ucap raja meminta maaf kepada mauren.

  

“Lo dengan semudah itu meminta maaf atas perbuatan lo sendiri? Lo kira dengan meminta maaf bisa melupakan gitu aja? Seperti halnya makanan yang sudah busuk lalu dibuang ke tempat sampah.” Mauren melepaskan tangan raja dengan kasar, lalu berdiri berhadapan dengan raja, “lo juga harus mikir sebelum melakukan apapun, karena kalo lo nggak mikir sebelum bertindak. Itu akan membuat diri lo menyesal! Sama dengan sekarang ini lo menyesal atas perbuatan lo sendiri!” lanjutnya

  

“Untuk sekarang lo gue maafin, karena gue juga pernah ngalamin hal yang sama kayak seperti lo sekarang ini!” Ujar mauren, “jangan harap kalo lo ganggu semua sahabat gue. Dan lo juga tau batasan gimana lo harus menghargai seorang perempuan!” lanjut mauren lalu pergi begitu saja tanpa memperdulikan raja yang masih tercengang.

  

Semua ucapan yang dikatan mauren kepadanya terus berputar di dalam pikirannya. Baru pertama kali dia merasakan perempuan yang disakitinya sedih, karena dirinya. Raja duduk dan dia merasa sangat frustasi. Menyesal karena telah berbuat seperti itu kepada mauren. “Siapa dia? Dan kenapa gue merasa kalo dia adalah perempuan yang selalu gue ganggu saat sd dulu? Si babu.” Heran raja mengernyitkan dahinya.

   

‘Si babu’ yang dimaksud raja adalah perempuan yang selalu dia bully dan dia jadikan pembantu dulu, sewaktu dia masih duduk di bangku sekolah dasar atau sd. Perempuan itu sangat menurut kepada raja, karena dia takut jika diancam oleh raja. Namun entah kenapa dari sikap, wajah, dan juga suara sangat mirip dengan perempuan itu.

  

Raja memberi nama panggilan khusus untuk dia yaitu, si babu atau si ubab. “Nggak mungkin! Lagian kalo dia sudah bisa dilihat takut sama gue apa nggak.” Ucap raja diselingi dengan senyum smirk.

  

Dia mengambil handphonenya yang berada di celana, karena bordering teruss – menerus sedari tadi. Laki – laki itu membuka aplikasi yang berwarna hijau, bertuliskan ‘line’ dan membuka roomchat dari galen. Sahabatnya.

Galen: lo ke kelas sekarang

Galen: guru udah dating

Galen: kalo mau masuk lo alasan dri mana gitu, soalnya yang ngajar sekarang bukan bu vina tapi diganti sama bu titin

Galen: bu vina cuti selama 3 hari karena suaminya sakit. Jadi lo harus was – was kalo sampe nanti lo dihukum

Galen: udah itu aja

Galen: cepet ke kelas

Galen: bye

Rajawali: shit! Oke gue otw kelas sekarang

Read.

 

Dirinya berdiri dan memasukkan handphonenya ke dalam saku celana, lalu pergi menuju ke kelasnya. Bu vina adalah guru ips sekaligus wali kelas raja. Beliau sangat baik kepada semua murid – muridnya. Sedangkan bu titin, beliau sangat tegas dalam mengajar. Dan beliau adalah guru matematika di sekolah  ini. Banyak sekali yang tidak menyukai guru ini karena beliau selalu menghukum muridnya yang tidak mengerjakan tugas dan juga yang ketinggalan pelajarannya. Sebab itu banyak sekali yang malas saat bu titin mengajar mereka.

  

“Maaf bu saya telat!” Ucap raja yang baru dating ke kelas, saat satu kelasnya sudah mengerjakan tugas.

  

“Darimana aja kamu?”

  

“Dari rooftop,”

  

“Kenapa kamu kesana?”

  

Tidak tega jika raja harus dimarahi oleh bu titin, meskipun mauren tidak kenal dan raja juga tadi sudah melukai hatinya. Tetapi dia masih memiliki rasa empati. “Bu!” Panggil mauren dan membuat semua orang satu kelas menatap kearahnya.

  

“Iya mauren ada apa?”

  

“Raja nggak salah bu! Dia bantu saya untuk ambil handphone saya yang tertinggal disana!”

  

Bu titin menatap raja tak percaya, kemudian mauren mendekati raja dan juga bu titin. “Mana handphonenya?” Ucap mauren sembari mengedipkan satu matanya. Memberi kode agar raja mengikuti ucapannya agar dia tidak di marahi bu titin

  

Raja mengeluarkan handphonenya dan memberikan kepada mauren. “Ini handphone saya bu! Apa ibu kurang percaya?” Tanya mauren kepada bu titin. Dan dengan cepat dijawab gelengan oleh bu titin.

  

“Yasudah kalo gitu! Kamu duduk ke tampat kamu! Buka buku paket matematika halaman 10!” Ujar bu titin dan diangguki raja. Mauren dan juga raja berjalan menuju ke tempat duduknya masing - masing, handphone raja masih berada di mauren. Tidak dia ambil sekarang, karena sudah pasti bu titin nanti akan curiga kepada mereka berdua.

  

“Btw, kenapa dia bantu lo? Apa dia kerasukan? Padahal tadi lo buat dia sampe nangis, dan sekarang dia nolong lo! Aneh.” Ujar arsen

  

“Yang penting gue bisa duduk disini! Daripada gue selalu dihukum sama bu titin?”

  

“Iya juga sih!”

  

“Lo kerjain matematika gue, gue mau tidur. Ngantuk!” Raja menaruh tasnya ke atas meja untuk dia jadikan bantal buat dia tidur. Menurutnya hari ini sangat melelahkan, apalagi tadi dia habis melakukan kesalahan kepada mauren.

  

“Damn! Harus gue? Bara aja gue nggak pinter matematika.” Tolak arsen mentah – mentah

  

“Gue nyuruh lo! Bukan bara!” Koreksi raja dengan mata tertutup

  

“Iya – iya!” Dengan terpaksa arsen menerima permintaan raja. Apalagi dia adalah ketua dari geng RASPATI. Mungkin kalo dia bukan ketua, mungkin raja sudah ditendang arsen keluar Jakarta. Kalau bisa dia tending ke teluk selatan agar dia tidak bisa kembali ke sini, “untung temen, kalo bukan udah gue tendang ke luar Indonesia!” Umpat arsen tersenyum smirk.

  

“Gue dengar semuanya! Gue nggak sepenuhnya tidur!”

“Maaf tadi ada semut protes ke gue, katanya teman – temannya pada bangsat! Dan gue disuruh untuk bunuh teman – temannya itu!”

 

“Terserah!”

  

“Len! Kalo lo udah gue mau nyalin dong! Gue goblok kalo pelajaran matematika.”

  

Galen menoleh kebelakang dan tertawa kecil, “mengakui diri sendiri nih anak!” Ucap galen. “Iya entar gue mau ngerjain dulu. Nanti pasti kalo udah gue kasih ke lo!”

   

“Sip!” Arsen mengacungkan jempol kepada galen, sedangkan galen mengangguk dan berbalik untuk mengerjakan tugasnya.

  

“Tapi buat raja, bukan buat lo sen!”

  

“Pelit amat lo sama temen sendiri pilih kasih!”

  

“Canda beb jangan marah gitu dong.”

  

“Nggak usah gue ngerjain sendiri aja!”

  

“Merajuk dia nya!” goda galen lalu tertawa.

***

Haii rasi!!!!

Ada yang kangen nggak sama rajawali?

Spam next YUKK-!!!

Jangan lupa voment ceritanya juga yaww-!!!

Follow Ig: @jaskiiaaaee||@wattpadjasz

See you next chapter ❤️

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!