"Pak, jangan di tutup dulu gerbangnya!"
Terlambat, gerbang sekolahnya sudah di tutup oleh Pak satpam yang menjaga. Queen hanya bisa menghela nafas kecewa, gadis itu menatap nanar gerbang sekolah dari kejauhan. Nafasnya masih memburu akibat dia berlari dan saat ingin menyebrang jalan dia melihat gerbang sekolahnya yang menjulang tinggi sudah di tutup.
"Sekarang gimana dong?"tanyanya pada angin.
Dia terlambat karena bangun kesiangan, gadis itu sontak bersiap-siap ke sekolah karena takut semakin terlambat. Tidak ada yang membangunkannya. Queen pergi dengan menaiki angkot, tapi di tengah jalan angkot itu mogok sehingga mengharuskan Queen berlari hingga sekolah.
Jika dia tidak sekolah hari ini, dia tidak akan mendapatkan nilai lewat praktek pelajaran Prakaryanya yang akan di laksanakan sesudah jam istirahat pertama. Queen akan kecewa jika tidak mendapat nilai, dia akan semakin di marahi oleh Yuna jika nilai semester ini masih sama seperti sebelum-sebelumnya.
"Queen!?"
Kepala Queen mendongak, kening gadis itu mengernyit ketika merasa ada seseorang yang memanggilnya. Saat di lihat ke depan ternyata ada sosok Liam–Kakak kelas sekaligus wakil ketus OSIS di SMA Garuda.
"Kak Liam!?"
Liam terlihat menyuruh Queen menghampirinya lewat gerakan tangan, cowok itu berada di depan gerbang sekolah yang tertutup. Sebenarnya Queen heran mengapa Liam kesiangan seperti dirinya, biasanya cowok itu selalu tepat waktu datang ke sekolah.
Dengan senyum yang mengembang tipis, Queen pun akhirnya menyebrangi jalanan saat di lihat jalanan itu sudah sedikit lenggang. Dia berdiri di depan Liam yang tersenyum lebar melihatnya.
"Telat?"tanyanya lembut.
Queen mengangguk malu, seumur-umur dia baru telat datang ke sekolah sekarang.
"Kakak juga telat?"tanya Queen sambil sedikit menunjuk Liam.
"Nggak kok, tadi aku abis di suruh Pak Tuno buat beli soto yang deket lampu merah itu. Eh pas dateng kesini gerbangnya udah ke tutup, terus liat kamu yang lagi diem di sebrang,"jelasnya sambil mengangkat keresek hitam berisi pesanan Pak Tuno–guru Agama di SMA Garuda.
"Oh gitu ya, Kak. Berarti Kakak bisa masuk dong ya ke dalem? Kalau gitu mendingan aku... pulang aja deh Kak."
Liam terlihat terkejut mendengar perkataan terakhir gadis pendek di hadapannya. Cowok itu berdehem pelan.
"Kamu yakin mau pulang?"
Queen mengangguk lemas, percuma juga dia memaksa masuk kepada Pak satpam. Liam yang melihat ekspresi putus asa Queen pun mengulum senyumnya.
"Kamu mau nerima bantuan dari aku gak?"tanya Liam.
"Bantuan apa?"
"Biar bisa masuk ke dalem sekolah,"jawab Liam sambil mengedikan dagunya ke gerbang yang sudah tertutup.
Mata Queen berbinar, tanpa pikir panjang gadis itu mengangguk semangat.
"Queen mau, Kak! Eh, tapi gimana caranya?"
"Gampang, ikutin aja aku."
Queen menurut, gadis itu berjalan di belakang Liam yang mulai menghampiri gerbang. Cowok itu terlihat mengintip sebentar ke sela-sela gerbang, takut jika satpam yang berjaga tidak ada di dalam.
"Pak! Buka dong gerbangnya, ini saya Liam!"serunya lantang.
Queen meneguk ludahnya, sedari tadi dia meremas tali tasnya. Queen hanya takut jika rencana Liam ini akan gagal, dia takut tidak akan bisa masuk sekolah hari ini.
Pintu gerbang bergeser, terlihat pria paruh baya berpakaian satpam muncul dengan senyum di wajahnya yang sudah sedikit berkeriput.
"Eh, Den Liam udah balik ternyata. Sok atuh Enggal kalebeut,"suruh satpam tersebut dengan ramah.
Liam balik tersenyum, cowok itu tiba-tiba saja menggandeng tangan kanan Queen dengan tangan kirinya yang kosong. Queen hanya bisa menundukan kepalanya, takut melihat wajah satpam.
"Eh, eh tunggu! Ini mah si Neng yang telat tadi ya? Ngapain Den Liam bawa dia?"tanya Pak satpam sambil menghalangi jalan Liam dan Queen.
Tanpa sadar Queen mengeratkan genggamannya di tangan Liam, dia takut satpam itu benar-benar tahu bahwa dia ini memang yang telat tadi.
"Oh ini? Dia tadi bareng sama saya beli soto pesenannya Pak Tuno,"bohong Liam sambil sedikit melirik Queen.
Kening satpam itu mengerut, dia merasa curiga dengan sikap murid teladannya. Jelas-jelas matanya yang belum buram ini melihat gadis yang berada di samping Liam berteriak mencegahnya untuk tidak menutup gerbang terlebih dahulu.
"Den Liam bohong, ya?"
Liam menggeleng, dia tersenyum meyakinkan.
"Buat apa bohong? Jelas kok dia menemani saya beli soto. Liam yang minta cewek ini buat nemenin Liam,"ujar Liam santai.
Perlahan Pak satpam itu mempercayai Liam, akhirnya dia menyingkir lalu membiarkan Liam serta Queen masuk ke sekolah.
Queen menghembuskan nafas leganya ketika sudah berada di koridor sekolah yang terlihat sudah sepi karena sedang KBM. Secercah senyum lebar hadir di bibir cantiknya.
"Yes! Akhirnya aku bisa masuk juga!"serunya senang, gadis itu menatap Liam dengan pandangan berbinar. "Makasih banget ya, Kak! Makasih udah bantu aku supaya bisa masuk ke sekolah."
Liam hanya bisa mengangguk, dia sibuk menikmati detak jantungnya yang berdebar cepat kala melihat Queen tersenyum kepadanya.
"Aku ngerasa berhutang budi nih jadinya sama Kakak,"ucapnya sambil mencebik.
Liam terkekeh. Tiba-tiba satu ide terlintas di otaknya yang cerdas.
"Kamu ngerasa berhutang budi sama aku?"tanya Liam.
Mata polos itu mengerjap, dia perlahan mengangguk untuk menjawab pertanyaan Liam tadi. Liam yang sudah membuatnya bisa masuk sekolah hari ini, cowok tampan itu yang berhasil membuatnya bisa mengikuti praktek nanti.
"Boleh aku minta satu permintaan buat kamu ngebales budi aku?"
Tanpa ragu Queen mengangguk, gadis itu tidak sadar jika Liam semakin tidak tahan untuk mengelus puncak kepala Queen dengan lembut. Mereka tidak sadar jika kedua tangan mereka masih bergandengan, dan mereka tidak sadar jika ada seseorang yang sedang tersenyum puas melihat hasil potretannya yang memperlihatkan posisi manis Queen dan Liam itu.
"Apa yang Kakak mau?"
Liam mengulum senyumnya, ini yang dia nantikan sejak dulu.
"Jalan sama aku besok, bisa? Besok malam minggu, kamu mau?"
Queen sempat terdiam, gadis itu berpikir sejenak apakah besok dia mempunyai kesibukan lain? Tapi ketika di pikir-pikir dia tidak memiliki kesibukan apapun, makannya gadis itu mengangguk dengan semangat.
"Mau Kak!"
Senyum Liam semakin lebar, perasaan cowok itu semakin membuncah.
"Aku kabarin nanti kalau aku udah jemput kamu."
...||||...
Suasana hening di kelas 11 IPS 1 itu, semua murid sedang khidmat mengisi soal yang di berikan oleh guru IPS mereka. Hanya satu murid saja yang sekarang sedang bersantai menyender kepada tembok kelasnya, earphone tanpa kabel terlihat terpasang di kedua telinganya.
Kenan, hanya cowok itu yang terlihat sangat santai di antara teman-temannya yang sedang fokus. Cowok itu sesekali melirik Tegar–temannya yang sedang menyalin jawaban di buku miliknya ke buku milik cowok itu sendiri.
Sudah sejak 15 menit yang lalu Kenan menyelesaikan jawabannya dalam waktu yang lumayan cepat, setelah selesai Kenan lebih memilih untuk bersantai dengan earphone kesayangannya. Posisinya yang berada di pojok kelas membuatnya semakin nyaman, apalagi guru wanita bertubuh kurus yang sedang sibuk mencatat sesuatu di meja guru itu tidak akan mengetahui keberadaan Kenan yang sedang bersantai di jam kelasnya saat ini.
"Pshtt! Tegar,"panggil Verrel dengan suara sangat pelan.
Tegar mendongak, mengerutkan keningnya sambil menatap temannya yang duduk di hadapannya.
"Mana jawabannya? Gue liat dong,"desisnya sambil sedikit melirik kebelakang.
"Tunggu, belum selesai gue. Bentar lagi,"ujar Tegar pelan.
Verrel berdecak pelan, cowok itu kembali melirik kedepan. Matanya sesekali melirik jawaban Andra–teman sebangkunya dengan sangat hati-hati.
Kenan hanya diam, sudah biasa jika teman-temannya melihat soal jawaban Kenan. Dia tidak rugi hanya karena membagikan jawabannya kepada para teman-temannya. Bukannya berbagi itu indah ya?
Saat tengah asik mendengarkan lagu, ada sebuah getaran di ponselnya yang dia simpan di saku celana. Dengan penasaran, cowok tampan itu merogoh ponselnya lalu memeriksa notifikasi yang baru saja masuk ke ponselnya. Siapa tahu itu notif dari kekasihnya yang belum juga memberikan kabar, kan?
Tapi salah, bukan Queen yang mengiriminya chat. Melainkan gadis centil anak IPA yang mengiriminya chat.
Kristal. Nama itu terpampang jelas di layar ponselnya, sebenarnya Kenan malas membukanya tapi dia penasaran karena gadis yang mengejar-ngejarnya itu mengiriminya sebuah foto.
Kristal:so sweet banget ya? Envy gue😌
Rahang Kenan mengeras, cowok itu tanpa sadar meremas ponsel di genggamannya dengan kuat. Tiba-tiba amarahnya memuncak ketika melihat foto yang di kirimkan oleh Kristal.
Queen terlihat berduaan bersama Liam. Cowok yang di benci oleh Kenan karena masih berani mengganggu kekasihnya. Apa Queen lupa dengan janjinya yang tidak akan mengobrol bahkan menyapa Liam? Gadis itu melanggar janjinya sendiri?
Oke! Kenan akan diam kali ini dan lebih memilih untuk menunggu kejujuran Queen, pacarnya itu pasti akan menjelaskan semuanya. Termasuk menjelaskan apa maksudnya foto mesra Queen bersama Liam yang di ambil Kristal secara diam-diam itu.
...||||...
***Gimana buat part ini?
Translate:
Hok atuh enggal kalebeut artinya: cepet masuk kedalam***.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
@✿€𝙈ᴀᴋ hiat dulu⦅🏚€ᵐᵃᵏ⦆🎯™
assalamu'alaikum
sudah saya beri like 5 untuk 5 bab pertama
like balik dengan klik profil saya ya thor
mari saling mendukung
jika di like balik maka saya akan datang lagi nanti untuk like bab yang lain
terimakasih
2020-12-11
0