..."Kamu posesif tapi i like it."...
...||||...
Tiga bulan telah berlalu sejak kejadian dimana Kenan menembak dan menjadikan Queen sebagai pacarnya. Selama ini hubungan mereka baik-baik saja, meskipun sesekali pasangan itu berdebat karena hal-hal kecil namun tak berselang lama mereka akan akur seperti biasa.
Dan selama tiga bulan ini Queen maupun Kenan selalu mencoba untuk saling memahami sifat masing-masing satu sama lain, terkadang keduanya selalu berselisih paham, namun itu normal-normal saja kan?
Dan Queen baru mengetahui sifat asli Kenan yang sesungguhnya. Di balik sifat cuek yang selalu Kenan tunjukan di depan umum, cowok itu juga memiliki sifat posesif, protektif, serta gampang terbawa emosi. Cowok itu juga terkadang egois, namun cowok itu juga bisa bersikap manis yang membuat Queen semakin jatuh hati kepadanya.
Banyak orang yang mendukung hubungan mereka berdua, selain karena keduanya seperti saling membutuhkan serta melengkapi satu sama lain. Mereka juga seperti melihat ada sesuatu yang jarang di perlihatkan sosok Kenan pada semua orang kecuali Queen. Cowok itu selalu memperlakukan Queen dengan baik walaupun dalam beberapa waktu selalu terlihat kasar.
Setiap ada cowok yang mengganggu Queen, siap-siap saja berurusan dengan Kenan. Dia tidak akan diam ketika melihat ada cowok lain yang dekat dengan Queen.
Entahlah, hadirnya Kenan membuat hidup Queen menjadi lebih berwarna. Apalagi Kenan itu adalah cinta pertama Queen, dia orang pertama yang berhasil membuat debaran di jantung Queen terasa cepat hanya dengan keberadaan Kenan di dekatnya.
"Queen,"panggil Siska–absensi di kelasnya.
Queen yang semula sedang memasukan buku ke dalam tas sekolahnya pun jadi mendongak karena Siska memanggilnya. Senyum manisnya hadir meski lawan bicaranya kini menampilkan wajah jutek, entahlah semua orang bersikap jutek padanya kecuali Dea juga Givani.
"Iya, kenapa?"tanya Queen dengan masih tersenyum.
"Si Dea gue alfain."
Kening Queen sontak mengernyit, bibirnya yang tadi menampilkan senyum bahkan menjadi sedikit terbuka.
"Loh, kenapa di alfain?"
Siska mengedikan kedua bahunya. "Dia gak masuk, dan gak ada keterangan sama sekali."
"Kenapa gak kita tunggu sampai selesai isti– eh? Siska!?"seru Queen sambil terus memperhatikan Siska yang sudah keluar dari kelas di ikuti teman-temannya.
Tanpa sadar gadis lugu itu pun mengerucutkan bibirnya sambil menutup sleting tasnya. Mata gadis itu tanpa sadar tertuju pada bangku kosong di sebelahnya, yang seharusnya di isi sosok Dea sekarang.
"Lagian kenapa Dea gak masuk, sih? Jadi di alfain kan,"gumamnya lalu memilih untuk berdiri dan keluar dari kelas.
Dia ingin ke kantin untuk makan karena perutnya lapar dan pagi tadi dia ingat belum sarapan.
"Queen!"
Kepala Queen sontak menengok kebelakang ketika suara berat sedikit serak itu memanggilnya. Senyumnya mengembang ketika melihat Kenan berjalan cepat ke arahnya, cowok itu terlihat semakin tampan ketika baju olahraga yang di kenakannya sedikit basah oleh keringat. Rambut cowok itu juga basah, mungkin karena di siram oleh air.
"Mau ke kantin?"tanya Kenan ketika sudah sampai di hadapan Queen.
"Iya,"jawabnya sambil mengangguk cepat.
"Gak sama temen kamu?"
Senyum tak dapat di tahan lagi ketika mendengar kata 'kamu' keluar dari bibir Kenan. Sudah satu bulan ini Kenan mengubah panggilan 'lo-gue' kepada Queen menjadi 'aku-kamu'. Hanya sewaktu-waktu Kenan menyebut 'lo-gue' kepada Queen, jika sedang marah contohnya.
"Dea gak sekolah hari ini,"jawab Queen sambil mengikuti langkah lebar pacarnya.
"Duduk sendiri dong,"sindir Kenan yang membuat Queen mendengus.
Kenan memang selalu menyindir Queen jika gadis itu duduk sendirian. Queen memang tipikal orang yang tidak suka jika duduk sendirian di kelas, gadis itu merasa seperti di asingkan jika duduk sendirian tanpa teman.
"Temenin atuh,"canda Queen sambil mengulum senyumnya. Gadis itu duduk di depan Kenan, dia bisa melihat seringaian lebar di bibir Kenan.
"Yakin?"
"Bercanda, Kak."
"Gue pacar lo, bukan Kakak lo."
Queen memyengir kuda, gadis itu meringis ketika lupa bahwa Kenan tidak suka jika Queen memanggilnya dengan sebutan 'Kakak'. Kenan merasa bukan pacar Queen jika gadis itu memanggilnya 'Kakak'.
"Iya maaf, Ken. Aku kan keceplosan,"ucap Queen dengan wajah lugunya.
Kenan hanya menganggukan kepalanya, cowok itu melambaikan tangannya kepada pedagang sosis bakar sehingga pedagang itu menghampiri Kenan.
"Pesan apa, A'? Di sini ada sosis bakar biasa, sosis bakar campur telor, sosis bakar campur–"
"Sosis bakar satu,"potong Kenan datar.
Mang Ison mengangguk, matanya melirik Queen.
"Naon make melongkeun kabogoh urang sagala?"tanya Kenan tajam ketika melihat mata Mang Ison menatap pacarnya.
"Kenan,"tegur Queen memperingati. Dia tidak suka ketika mendengar ucapan tidak sopan keluar dari mulut Kenan, apalagi kalau cowok itu berbicara pada orang yang umurnya jauh lebih tua.
"Santuy atuh Aa', Mang cuma heran aja kenapa si Neng gak di pesenin,"ujar Mang Ison membela diri.
"Bukan urusan situ ini, kan?"sindir Kenan sinis.
Mang Ison hanya bisa mengusap dada pelan oleh kelakuan Kenan yang memang sudah seperti ini dari dulu. Cowok itu memang tidak memiliki kesopanan kepada orang yang lebih tua darinya.
"Neng mau pesen apa?"tanya Mang Ison kepada Queen.
"Sosis campur telor aja Mang, minumnya teh manis aja dua ya!"jawabnya riang.
Mang Ison hanya mengangguk sopan sambil berlalu dari pasangan baru itu. Dia juga tidak tahan sedari tadi di tatap tajam oleh Kenan saat berbicara dengan Queen.
"Jadi ikut aku ke rumah, kan?"tanya Kenan dengan mata memicing.
Mata Queen mengerjap pelan, gadis itu menepuk jidatnya ketika mengingat sesuatu.
"Anu Ken, hm... kayaknya gak jadi deh–"
"Kenapa?"tanya Kenan cepat.
"Aku pulangnya ada ekskul nyanyi,"jawab Queen sambil menggenggam tangan kanan Kenan yang berada di atas meja.
Kenan terlihat ingin marah ketika mendengar jawaban Queen. Tapi mau bagaimana lagi? Queen tidak akan mau jika Kenan menyuruhnya untuk tidak ikut ekskul hari ini.
"Selesainya sampai jam setengah lima, bener?"
Queen mengangguk, Kenan memang tahu waktu ekskulnya sampai kapan. Cowok itu bahkan mencari tahunya langsung kepada pembina ekskul di sekolah SMA Garuda ini.
"Kabarin kalau udah selesai, nanti aku jemput kamu,"ucap Kenan dengan nada tegasnya.
"Iya,"gumam Queen lembut.
Entahlah, meskipun terkesan kasar tapi Queen menikmati perilaku Kenan yang satu ini. Lagian lebih baik cowok yang menunjukan sifat aslinya walaupun itu kurang baik daripada cowok yang menunjukan sifat palsunya demi membuat pasangan mereka merasa menjadi istimewa, tapi ujung-ujungnya sakit karena pasangan mereka menunjukan sifat asli mereka yang tidak baik di akhir.
Tangan yang tadi di genggam Queen terlepas, tadinya gadis itu merasa kecewa. Tapi sedetik kemudian, bibirnya berkedut menahan senyuman ketika Kenan menggenggam tangannya dan mengelus punggung tangannya dengan lembut. Mata mereka terkunci satu sama lain.
Queen tidak perlu Kenan yang selalu mengucapkan kalimat-kalimat cintanya untuk Queen setiap hari seperti pasangan kebanyakan. Yang di butuhkan Queen hanya seperti sekarang, saat mata hitam nan tajam milik Kenan menatapnya dengan intens namun penuh cinta, itu yang selalu di butuhkan Queen untuk meyakinkannya bahwa Kenan memang mencintainya.
"Gimana tadi olahraganya, capek?"tanya Queen membuka obrolan.
Tanpa menatap mata Queen, cowok itu menjawab. Matanya sibuk menatap jari-jari lentik Queen yang sedang di mainkan olehnya.
"Gak,"jawabnya singkat.
"Temen-temen kamu mana?"
Kenan terlihat menghentikan aksinya memainkan jemari-jemari Queen, tapi tak lama kemudian cowok itu kembali memainkannya.
"Pada di kelas, tiduran. Lagian ngapain nanyain mereka, sih?"tanyanya, terselip nada tidak suka di dalam kalimat tanya itu.
"Ya gak apa-apa, aku cuma heran aja. Biasanya temen-temen kamu selalu ngekor."
"Bagus lah mereka gak ngekor kayak biasa. Jadi gak ganggu,"ujar Kenan sambil mendongak untuk menatap Queen.
"Ganggu apa? Ganggu siapa?"tanya Queen bingung.
Kenan mendengus geli, cowok itu menekan sekilas hidung Queen.
"Ganggu kita lagi pacaran, lah! Bosen aku terus di ikutin mereka setiap kita lagi pacaran,"kesal Kenan sambil menatap Mang Ison yang berjalan ke arah mereka dengan nampan berisi pesanannya dan Queen.
"Padahal rame loh kalau kita pacaran di ikutin mereka."
"Rame apanya? Rugi iya!"
Kening Queen bergelombang, bibir gadis itu terbuka ingin bertanya kepada Kenan tapi kehadiran Mang Ison yang menyimpan makanan di meja mereka membuat Queen urung bertanya kepada cowok itu. Setelah Mang Ison pergi, barulah Queen bertanya kepada Kenan.
"Kenapa rugi?"tanya Queen lugu.
Mata Kenan mendelik, cowok itu hanya menatap sekilas pacarnya lalu melahap sosisnya dengan nikmat.
"Percuma aku kasih tau jawabannya. Kamu gak bakal ngerti."
...||||...
Rugi karena nantinya Kenan gak bakal tuh bisa mesra-mesraan sama Queen😂
Btw, gimana buat part ini?
Jangan lupa buat follow ig @storiesalfina yaa, di sana kalian bisa liat cast dari cerita QUEEN'S STORY.
*Translet!
Naon make melongkeun kabogoh urang sagala?
Artinya: Kenapa pakek liatin pacar gue segala*?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments