Disebuah hotel berbintang lima terlihat para pendekor yang sedang mendekor salah satu ruangan di hotel itu. Hotel itu sudah disiapkan untuk acara pernikahan Dimas dan Tasya. Para sahabat Dimas juga sibuk membantu, Michel juga baru saja datang. Dia sudah izin dari rumah sakit untuk cuti beberapa hari demi membantu acara Dimas.
Mereka semua sibuk membantu apa saja yang mereka bisa lakukan, Michel menggulung lengan bajunya lalu membantu Raja yang sedang mendekor panggung. Raja tersenyum melihat ada Michel yang membantunya.
"lo cuti kan?"tanya Raja yang sibuk mendekor panggung.
"iya"jawab Michel tersenyum tipis.
"undangannya udah lo kasih ke bang Richard?"tanya Raja dengan nada yang sedikit kecil.
"udah, kenapa gak lo kasih sendiri sih?"tanya Michel balik.
"hmm gue gak berani Cel. Ngomong sama dia ajah gak pernah di ladenin"kata Raja tersenyum tipis. Raja bingung harus memulai dari pada pembicaraan dengan Richard. Itu hanya akan berakhir pertengkaran.
"lo emang gak pernah ke markasnya lagi? Bukannya lo juga anggota KC sekarang"kata Michel sambil melap keringatnya yang membasahi dahinya.
"minggu ini sih belum ke markas. Gue sibuk ngurusin perusahaan. Bang Raka gak bisa dipercaya sama ayah"kata Raja dengan tatapan yang terlihat sangat redup.
"lo yang sabar yah Ja. Sorry gak bisa apa-apa buat bantuin lo"kata Michel menepuk pundak sahabatnya itu.
"coba ajah, dulu gue bisa nolongin Chris. Ini gak akan terjadi. Percuma gue latihan mati-matian buat jadi anggota KC. Tapi gue bahkan gak bisa selamatin adek gue"kata Raja dengan nada sendu sambil menunduk.
Michel merasa kasihan melihat Raja yang sudah putus asa seperti itu, dia ingin menolong. Namun dia juga tidak bisa berbuat lebih, semua itu karena Richard.
Michel mendekat dan memeluk Raja, lalu Raja juga memeluk Michel erat. Raja merasa lelah dengan semuanya, Michel tahu semua itu. Michel menepuk pundak Raja berharap Raja bisa bersabar.
Fikra, dimas dan Revano yang melihat keduanya berpelukan, seketika berlari dan ikut memeluk keduanya. Raja tersenyum dengan apa yang para sahabatnya itu lakukan. Michel merasa rindu dengan pelukan para sahabatnya itu, dia tersenyum sangat tipis bahkan terlihat seperti tidak tersenyum sama sekali.
Dari jauh, Raka tersenyum tipis melihat para sahabatnya berpelukan bersama. Hanya kurang dia disana. Raka merasa tidak pantas mendapat sahabat sebaik mereka. Raka merasa sangat bersalah atas semua yang terjadi saat ini.
Raka kembali bekerja dan berpura-pura tidak melihat apa-apa, jika memikirkannya itu akan membuatnya merasa sedih. Raka yang sibuk bekerja bersama dengan para pendekot tiba-tiba berhenti. Karena hp nya berdering, ada nomor tidak di kenal yang menelfonnya. Raka mengerutkan dahinya dan berfikir siapa yang menelfonnya.
"halo, ini siapa yah?"tanya Raka saat sudah menerima panggilan dari nomor tidak di kenal itu.
Raka terdiam sejenak, tidak ada jawaban sama sekali. Raka melihat nomor yang menelfonnya dan kembali bertanya. Namun tetap saja tidak ada jawaban sama sekali.
"halo, ini siapa? Tolong jangan bermain-main! Saya sedang sibuk"kata Raka yang lama-lama menjadi kesal karena tidak ada yang berbicara.
"....."
Seketika tubuh Raka menegang mendengar siapa yang berbicara, hp nya terjatuh hingga membuat para sahabatnya terkejut. Mereka mendekat kearah Raka dan melihat hp milik Raka yang sudah terjatuh di lantai. Wajah Raka terlihat sangat terkejut, mereka bingung dengan perilaku Raka.
"lo kenapa?"tanya Revano menepuk pundak Raka, membuat Raka tersadar dari lamunannya.
"i...i....i...itu tadi ada yang nelfon gue"kata Raka dengan terbata-bata.
"okey, lo ngomong yang jelas! Siapa yang nelfon lo?"tanya Fikra berusaha membuat Raka berbicara dengan baik.
"Chris, dia yang nelfon gue. Itu Chris! Gue dengar suaranya"kata Eaka mengambil hp nya yang dia jatuhkan tadi. Lalu mencoba menghubungi nomor yang tadi menelfonnya.
Raka terus mencoba menelfon nomor itu, membuat para sahabatnya merasa geram. Raja langsung mengambil hp Raka, lalu melemparnya hingga hancur. Raka terkejut melihat apa yang Raja lakukan.
"lo apa-apaan sih! itu Hp gue. Disitu ada nomornya Chris"kata Raka mendorong Raja dengan wajah amarahnya.
"lo harus sadar bang! Gak mungkin Chris nelfon lo. Itu cuma imajinasi lo doang!"kata Raja yang sudah kehabisan akal menghadapi sikap kembarannya itu.
"itu emang Chris! Gue denger suaranya. Dia nelfon gue tadi"kata Raka mendorong Raja sangat keras.
Michel langsung menarik Raja kebelakangnya, sedangkan Revano menarik Raka menjauh agar tidak memukul Raja. Raja mengacak rambutnya frustasi melihat kelakuan Raka yang sudah seperti orang gila.
"udah dong, kenapa sih! Kalian kesini buat bantuin gue, bukan buat ribut kayak gini"kata Dimas menatap tajam saudara kembar itu.
"tadi itu Chris, itu Chris!"kata Raka berulang kali membuat para sahabatnya merasa kasihan.
"udah ngomongnya?"tanya Michel dengan nada dingin dan maju kehadapan Raka.
"cel udahlah"kata Fikra menarik tangan Michel. Namun langsung dihempaskan oleh pria itu.
"dia gak bisa di diemin gini terus Fik!"ucap Michel menunjuk Raka dan menatapnya tajam.
"lo seharusnya sadar! Raja adek lo, udah usaha mati-matian buat nyari Chris. Siang malam dia kerja di perusahaan sambil fokus nyari Chris. Dan lo? Lo ngapain? Apa lo gak mikir, Di sini lo itu abangnya! Walaupun lo yang salah atas semua yang terjadi, lo harus bisa lebih dewasa"kata Michel dengan nada yang sangat mengintimidasi membuat Raka terdiam.
"Cell udah"kata Raja dengan suara sendu.
"enggak bisa Ja! Lo udah capek selama ini. Seharusnya dia sadar, lo itu kayak gini demi dia dan demi keluarga lo"kata Michel menatap Raja. Kelakuan Raka sudah membuat kesabaran Michel habis.
"dengan semua yang terjadi, seharusnya lo sadar! Seenggaknya lo harus bangkit dari rasa bersalah lo itu, lo kerja bantuin Raja dan lo juga bisa fokus sama Chris. Sekarang gue ngerti, kenapa ayah gak pernah mau percaya lagi sama lo. Sekali ajah deh Raka, lo bercermin! Lo lihat dimana letak kesalahan terbesar lo!"kata Michel mendorong bahu Raka.
"gue yakin kalau lo gini terus. Lo gak akan pernah ketemu sama Chris. Seenggaknya buat bang Richard percaya lagi sama lo!"kata Michel lalu hendak pergi, namun tangannya di tahan oleh Fara yang baru saja datang bersama dengan Tasya.
"Cel"panggil Fara dengan suara yang kecil.
"sorry Far, gue gak bisa lama-lama disini. Gue takut gak bisa ngontrol emosi"kata Michel lalu pergi dari sana.
"andai lo disini Chris, semua ini gak akan terjadi. Lo dimana sebenarnya? Gue rindu sama lo"batin Fara sendu
Michel langsung keluar dari hotel itu. Namun saat hendak menaiki mobilnya, Michel merasa ada yang aneh di bagian belakang mobilnya. Michel mengurungkan niatnya untuk masuk ke mobil, dan berjalan kebelakang mobilnya. Michel mengerutkan dahinya saat melihat ada pilox merah yang menuliskan sebuah kelimat di bagian belakang mohilnya
DIA MILIKKU
Michel bingung dengan apa yang tertulis di mobilnya itu, Michel yang malas memikirkannya langsung berlalu dan masuk kedalam mobilnya. Saat manjalankan mobilnya, dia langsung berhenti tiba-tiba saat ada seseorang dengan cepat melintas di hadapannya.
"astaga gue gak nabrak kan"kata Michel panik lalu keluar dari mobilnya. Saat kelaur, Michel tidak melihat siapa-siapa disana.
"perasaan tadi ada yang lewat, kok cepet banget yah. Itu manusia kan"kata Michel pada dirinya sendiri.
Michel langsung masuk kedalam mobilnya, lalu pergi dari sana dengan kecepatan tinggi. Dari kejauhan terlihat seseorang yang tersenyum sinis melihat mobil Michel berlalu pergi.
"gue pengen bunuh lo, tapi gue udah janji gak akan nyakitin siapapun. Janji gue gak pernah gue ingkarin, apa lagi janji dengan bang Richard"kata orang itu lalu pergi dari sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
yuliana harjonoarjodikromo
mungkinkah itu steven walton reymond adek richard walton reymond kakak chris walton reymond, soalnya di season 1 ada visual steven walton reymond tapi belum ada kisahnya di season 1
2022-01-11
0
❄️ sin rui ❄️
jangan2 yg neror itu anggel, alter ego nya si pricess
2021-11-17
0
Sulastri
dipikiran sy masih bertanya2..siapa orng misterius itu dan ada hubungan apa dngn bang Richad..
2021-03-13
3