Bertemu Kembali

"Nak ... kamu jadi juga berangkat besok pagi?" tanya ibu ketika Alcenna sedang mengemas baju di malam hari.

"Ya Ibu, besok pas hari libur, Ibu saja ke kota ya. Ajak ayah juga," jawabnya. Dia memutuskan balik lebih cepat karena alhamdulillah masalah di sini telah selesai. Dia telah meyakinkan sekali lagi ayahnya dan telah dia ceritakan sore tadi semuanya ke ibunya.

"Ayo kita ke ruang keluarga, ayah menantimu di sana."

"Ibu duluan ya, siap berkemas Alcen langsung ke sana."

Tak lama Alcenna menyusul ibu ke ruang tamu. Mereka bersenda gurau seperti hari-hari biasanya. Inilah hal yang dia salut dengan orang tuanya. Walau kemaren mungkin terjadi perang dingin, tetapi di depan anaknya, mereka selalu hangat. Sehingga di mata Alcenna seperti tak ada masalah tak ada konflik apapun.

Semoga setelah dia pulang ayahnya menepati janjinya, dan semua akan tetap baik-baik seperti dulu. Itulah pintanya.

***

Tiin ... tiin ....

Terdengar klakson mobil di depan rumah. Alcenna yakin itu mobil travel yang telah dipesan kemaren sore. Hari menunjukan jam 09.00 WIB.

"Ayah ... Alcenna berangkat ya," katanya sambil memeluk dan mencium pipi ayah. "Ingat ya Ayah ... janji Ayah. Ayah harus selalu bahagia apapun keadaan Ayah. Alcen tunggu Ayah main ke kota ... Assalamu'alaikum." Lalu dia masuk ke dalam mobil setelah sekali lagi melambaikan tangannya dengan manjanya.

Deg ... deg ....

Jantung Alcenna berdetak kencang ketika seorang pria bermata hitam bening sedang menatapnya dengan dalam. Dia lalu duduk dengan gugup di sampingnya.

Pria itu tak lain adalah pria yang dia acuhkan dan jutek saat pulang beberapa hari lalu. Seorang pria yang terlihat lebih lembut dan dewasa dari kekasih hatinya.

Ternyata pria itu sangat tampan. Bola mata yang hitam tapi begitu bening, hidungnya yang mancung, rahangnya yang kokoh, belum lagi cara duduknya yang terlihat gagah. Kulitnya justru sedikit lebih putih dari Alcenna.

"Akh kenapa bisa aku melewati makhluk Tuhan yang begini indah," dia berkata di dalam hati.

Alcenna sebenarnya sedikit salah tingkah. Dia tak lagi ramah. Tak ada sapaan darinya walau waktu sudah berlalu selama 2 jam. Alcenna juga diam menatap lurus jalanan di depan.

Pikiran Alcenna langsung berkelana. Lalu tiba-tiba hatinya berkata ... ingat Alcen ... ingat ... pria pelaut mau di kemanakan. "Hmm" tanpa sadar dia bergumam.

"Kenapa?" Akhirnya dia mendengar suara sang pangeran tampan. Walau tidak sehangat kemaren sapaannya. Namun Alcenna tak ambil pusing.

"Tak ada apa-apa," jawabnya masih acuh seperti kemarin.

Mereka kembali berdiam diri, hingga mobil yang membawa kami berhenti di sebuah restoran.

"Ayo makan ...." ajak pria tersebut.

"Tidak, terima kasih," jawab Alcenna sopan. Aura jutek kemaren sudah berkurang sejak matanya menatap Alcenna dengan dalam. Alcenna tenggelam dalam kelembutan wajahnya dan dalam sikap acuhnya.

Dulu dia yang hangat tapi sekarang ketika Alcenna mau bermanis ria eh malah dia yang jadi acuh tak acuh. Alcenna tetap tak ambil pusing. Dia bukan gadis yang suka mencari perhatian orang.

Dia tak terbiasa beramah tamah dengan orang yang baru dikenalnya. Jika bukan orang tersebut yang duluan mendekatkan diri, Alcenna tak bisa masuk berteman.

Alcenna memilih membeli minuman dingin dan duduk di bangku depan restoran. Sebelum itu dia sempat melihat sosok pria itu menuju ke ruang VIP. Ahh matanya tak bisa lepas memandang punggung kokoh lelaki tersebut. Lagi-lagi hatinya nelangsa teringat punggung kokoh kekasihnya.

Entah sudah berapa lama dia nelangsa dan mengembara di alam pikiran. Alcenna merasa tepukan lembut di bahu dan berkata didekat telinga, "Mau melamun sampai kapan hmm?" Suaranya terdengar lembut dan menggoda Alcenna.

Blush ... pipi Alcenna sudah pasti berubah warna, entah itu jadi lebih putih atau merah muda, tetapi dia yakin berwarna seperti Blush On merah muda yang dipakai di pipi, karena dia merasa hawa panas menjalar di wajah. Alcenna malu ketahuan melamun.

Alcenna tak menjawab pertanyaannya. Dia langsung berdiri dan menuju ke mobil, masih bisa terlihat senyum simpul di bibir tipis sang pria.

Setiba di kota, supir mulai mengantar penumpang ke alamat masing-masing. Alcenna diurutan ke empat dari enam penumpang, dan pria tampan di sebelahnya entah urutan ke berapa, yang jelas Alcenna turun duluan darinya. Setelah sapaan di restoran tadi, tak ada percakapan apapun, mereka kembali berdiam diri.

"Saya duluan ya Pak ...." Alcenna pamit padanya dan sengaja menekan kata pak padanya. Dalam hati dia tertawa puas melihat ekspresi yang sedikit kaget.

"Rasain siapa suruh menggoda aku tadi dan membuat aku malu. Lalu Alcenna turun tanpa perduli lagi apakah pria tadi akan tetap menjawab apa tidak.

Hari sudah menunjukkan jam 13.30 ketika Alcenna sampai di kontrakan. "Assalamu'alaikum Deeek ... buka pintu Dek," dia berteriak.

"Wa'alaikumussalam Kak ... loh tidak jadi tiga hari Kak liburnya?" tanya adiknya yang perempuan, adik yang bungsu. Azarine namanya. Alcenna sengaja tidak mengabarinya semalam.

"Tidak Dek, urusan kakak di kampung sudah selesai," kata Alcenna sambil menuju kamar dan di ikuti Azarine. "Abangmu kenapa belum pulang Dek?" Alcenna menanyakan adik laki-lakinya yang bernama Sammy.

"Abang pulang terlambat hari ini Kak, katanya ada rapat OSIS." Sammy memang aktif di kegiatan sekolahnya, walau dia tidak menjabat sebagai ketua OSIS.

"Kak ... ibu dan ayah baik-baik sajakah? sehatkan?" Entah perasaan Alcenna saja, dia merasakan adiknya tahu alasan Alcenna pulang karena ada masalah dengan orang tua mereka.

"Ayah dan ibu sehat Dek, juga baik baik saja. kamu tahu kenapa kakak pulang kampung? Kakak minta izin menikah hahahaha." Alcenna menutupi masalah yang telah selesai.

"Seriusan Kak? Kakak mau menikah sama popeye si pelaut itu???" Azarine selalu menyebut kekasih kakaknya dengan Popeye.

"Iya."

Alcenna tak sepenuhnya jujur, juga tak sepenuhnya berbohong. Dia sudah membahas juga sama Ardhan walau ditunda pembahasannya, dan ayah juga bertanya mana menantunya. Anggap saja itu lampu hijau untuk izin menikah.

"Jadi ayah mengizinkan?" cecar Azarine dengan nada penasaran.

"Izinlah, kakak bukan anak sekolahan lagi. Kakak mau mandi dan shalat dulu ya Dek. Tolong kabari ibu atau ayah kalau kakak sudah sampai. Soalnya waktu shalat Dzuhur sudah mau habis. Nanti kita lanjutkan sekalian kakak ada gosip terbaru hehehe," katanya kemudian.

Selepas maghrib ....

"Kakak capek tak?" tanya Azarine.

"Tak, kenapa?"

"Ada duit Kak?"

"Ada." Alcenna sudah bisa menebak adiknya mau ke mana kalau sudah nanya capek dan ada duit.

"Ke mall bentar yok Kak."

Benarkan dugaan kakaknya. "Gantilah baju, tapi kita jangan lama-lama ya, besok kakak kerja dan kamu sekolah."

"Siap Kak."

Di ruang tengah Sammy sedang menonton. "Jangan lupa bungkus makanannya ya Kak." Alcenna memberi jawaban dengan menyatukan jari jempol dan telunjukku membentuk huruf O.

***

Mall ....

Dua beradik itu langsung ke tempat orang jual ayam goreng tepung, karena di mall namanya jadi lebih keren, kentucky. Ya inilah yang diminta Azarine sekali-sekali kepada kakaknya.

Sebenarnya kentucky ala-ala rumahan Alcenna bisa membuatnya, tapi duduk nongkrong cantiknya yang dia dan adiknya suka. Alcenna memang sedikit protektif pada Azarine. Dia tidak diizinkan keluar malam bersama kawan-kawannya.

Setelah memesan dan melakukan pembayaran mereka mencari tempat duduk di sudut toko. Dibalik kaca toko yang tebal dia bisa melihat air mancur dan lalu lalang pengunjung. Bisalah cuci-cuci mata istilah anak sekarang.

Sedang asik menikmati hidangan, tiba-tiba seseorang menyapa mereka. "Boleh ikut duduk di sini?" katanya sambil menunjuk kursi di sebelah Alcenna. Azarine memang selalu memilih kursi dihadapan kakaknya.

Alcenna menoleh, deg ... sekali lagi darah memompa jantung Alcenna lebih cepat.

**//**

Hai ... aku halu duluan yaa karena hari sudah larut malam hehehe ....

Jika masih bersedia beri like, komen dan apa lah lagi namanya ... maklum baru coba mengeluarkan sayap-sayap kecil 😊😊

Terpopuler

Comments

Tionar Linda

Tionar Linda

aku Suka novel mu 👍👍👍😘😘😘

2021-04-29

1

Lin_nda

Lin_nda

Hadir lagi dan membawa Like

2021-01-29

0

BELVA

BELVA

mangatzzzz

2021-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Singkat
2 Permohonan Ibu
3 Meyakinkan Ayah
4 Bertemu Kembali
5 Si Tampan
6 Semakin Dekat
7 Kenapa Hatinya?
8 Aku Ada Yang Lain
9 Kecewa Itu Ada
10 Menata Hati
11 Kau Anggap Aku Siapa?
12 Pengakuan.
13 Mengenalkan pada Orang tua.
14 Penuh Rahasia
15 Belahan Hati
16 Membingungkan.
17 Positif Thinking
18 Mencari Alamat
19 Dipermalukan.
20 Restu
21 Pilih Dia atau Aku?
22 Panggilan Pulang
23 Menentang
24 Mengalah
25 Mengajukan Gugatan Cerai
26 Pengakuan Tak Terduga
27 Tak Disangka.
28 Hati Manusia Lemah.
29 Jauh Berubah
30 Seperti Air Mengalir.
31 Minta Pendapat.
32 Memutuskan.
33 Jalani.
34 Pikirkan Sekali Lagi
35 Satu Sudut Hati
36 Di Balik Sakit.
37 Hati Yang Berdesir.
38 Cinta Rumit.
39 Tak Harus Memiliki.
40 Cinta Tanpa Syarat.
41 Poligami
42 Saling Bertemu.
43 Memecat Alcenna
44 Nasehat Ayah.
45 Senangnya.
46 Menikmati Waktu Muda.
47 Tiga Bulan Vs Sebulan.
48 Saling Marah
49 May Be Yes May Be No.
50 Ajakan Menikah.
51 Menikah.
52 Penyesalan.
53 Paket Komplit.
54 Mengikuti Naluri
55 Cerita Allya
56 Dunia Alcenna Runtuh.
57 Air Mata Jatuh Ke Dalam
58 Cemburu dan Iri Hati
59 Ibarat Embun
60 Jemput Anakmu.
61 Cara Mendapatkan
62 Cemburu
63 Separuh Hati
64 Kuliah
65 Pertemuan Tak Berarti.
66 Tak Berhak Mencemburui
67 Luka Hati
68 Tolong Aku suamiku.
69 Sepi Tanpamu
70 NostalgiLa
71 Curhatan Hati Alcenna.
72 Tawa Alcenna
73 Gadis Seperti Apa Kamu, Alcenna.
74 Tangis Gadis Kesayangan
75 Air Mata Alcenna Kering Sudah.
76 Untuk Sesaat Tiada teman
77 Ingin Bertemu Langsung
78 Patung Es Itu Mencair.
79 Menyembuhkan Luka Hati Alcenna.
80 Masih Butuh Waktu
81 Jomblo Akut
82 Rahasia Rumah Tangga
83 Memperjuangkan
84 Ingin Punya Penghasilan
85 Punya Anak Bayi
86 Di Mata-matai
87 Surat Cerai
88 Perasaan Alcenna
89 Membuka Luka Lama
90 Jangan Cerita Apapun
91 Tetap Menjadi Gadis Timur
92 Eddyson Memperingatkan
93 Janda Muda Nan Cantik
94 Kejutan Biasa Terasa Luar Biasa.
95 Aku Mandul
96 Kamu Masa Depanku
97 Teman Yang Sebenarnya
98 Mempersulit
99 Tolong Aku Suamiku, tolong ...
100 Saya Mohon Doa Restu
101 Azarine Bertemu Arzon
102 Saya Sangat Mencintai Dia
103 Bersimpuh
104 Sudah Siapkan Sayang?
105 Persiapan Pernikahan
106 Ziarah, Rindu Ayah
107 Perbedaan Usia Bukan Masalah
108 Akad Nikah.
109 Akad Nikah Alcenna
110 Pengantin Baru
111 Olahraga Malam
112 Teman Dalam Selimut
113 Semua Ketetapan Nya
114 Seoul Honeymoon
115 Bahtera di Laut Lepas
116 Alcenna Mungkin Hamil
117 Alcenna Hamil
118 Menantu Idaman
119 Bertemu Shinta
120 Shinta Mencari Cara
121 Alcenna Diam Eddyson Marah
122 Hukumannya
123 Eddyson di Hukum
124 Buah Hati Eddyson-Alcenna
125 Ending
126 UNGKAPAN HATI AUTHOR
127 Author Rindu
128 Mampir donk Sayang. Hihaaa.
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Pertemuan Singkat
2
Permohonan Ibu
3
Meyakinkan Ayah
4
Bertemu Kembali
5
Si Tampan
6
Semakin Dekat
7
Kenapa Hatinya?
8
Aku Ada Yang Lain
9
Kecewa Itu Ada
10
Menata Hati
11
Kau Anggap Aku Siapa?
12
Pengakuan.
13
Mengenalkan pada Orang tua.
14
Penuh Rahasia
15
Belahan Hati
16
Membingungkan.
17
Positif Thinking
18
Mencari Alamat
19
Dipermalukan.
20
Restu
21
Pilih Dia atau Aku?
22
Panggilan Pulang
23
Menentang
24
Mengalah
25
Mengajukan Gugatan Cerai
26
Pengakuan Tak Terduga
27
Tak Disangka.
28
Hati Manusia Lemah.
29
Jauh Berubah
30
Seperti Air Mengalir.
31
Minta Pendapat.
32
Memutuskan.
33
Jalani.
34
Pikirkan Sekali Lagi
35
Satu Sudut Hati
36
Di Balik Sakit.
37
Hati Yang Berdesir.
38
Cinta Rumit.
39
Tak Harus Memiliki.
40
Cinta Tanpa Syarat.
41
Poligami
42
Saling Bertemu.
43
Memecat Alcenna
44
Nasehat Ayah.
45
Senangnya.
46
Menikmati Waktu Muda.
47
Tiga Bulan Vs Sebulan.
48
Saling Marah
49
May Be Yes May Be No.
50
Ajakan Menikah.
51
Menikah.
52
Penyesalan.
53
Paket Komplit.
54
Mengikuti Naluri
55
Cerita Allya
56
Dunia Alcenna Runtuh.
57
Air Mata Jatuh Ke Dalam
58
Cemburu dan Iri Hati
59
Ibarat Embun
60
Jemput Anakmu.
61
Cara Mendapatkan
62
Cemburu
63
Separuh Hati
64
Kuliah
65
Pertemuan Tak Berarti.
66
Tak Berhak Mencemburui
67
Luka Hati
68
Tolong Aku suamiku.
69
Sepi Tanpamu
70
NostalgiLa
71
Curhatan Hati Alcenna.
72
Tawa Alcenna
73
Gadis Seperti Apa Kamu, Alcenna.
74
Tangis Gadis Kesayangan
75
Air Mata Alcenna Kering Sudah.
76
Untuk Sesaat Tiada teman
77
Ingin Bertemu Langsung
78
Patung Es Itu Mencair.
79
Menyembuhkan Luka Hati Alcenna.
80
Masih Butuh Waktu
81
Jomblo Akut
82
Rahasia Rumah Tangga
83
Memperjuangkan
84
Ingin Punya Penghasilan
85
Punya Anak Bayi
86
Di Mata-matai
87
Surat Cerai
88
Perasaan Alcenna
89
Membuka Luka Lama
90
Jangan Cerita Apapun
91
Tetap Menjadi Gadis Timur
92
Eddyson Memperingatkan
93
Janda Muda Nan Cantik
94
Kejutan Biasa Terasa Luar Biasa.
95
Aku Mandul
96
Kamu Masa Depanku
97
Teman Yang Sebenarnya
98
Mempersulit
99
Tolong Aku Suamiku, tolong ...
100
Saya Mohon Doa Restu
101
Azarine Bertemu Arzon
102
Saya Sangat Mencintai Dia
103
Bersimpuh
104
Sudah Siapkan Sayang?
105
Persiapan Pernikahan
106
Ziarah, Rindu Ayah
107
Perbedaan Usia Bukan Masalah
108
Akad Nikah.
109
Akad Nikah Alcenna
110
Pengantin Baru
111
Olahraga Malam
112
Teman Dalam Selimut
113
Semua Ketetapan Nya
114
Seoul Honeymoon
115
Bahtera di Laut Lepas
116
Alcenna Mungkin Hamil
117
Alcenna Hamil
118
Menantu Idaman
119
Bertemu Shinta
120
Shinta Mencari Cara
121
Alcenna Diam Eddyson Marah
122
Hukumannya
123
Eddyson di Hukum
124
Buah Hati Eddyson-Alcenna
125
Ending
126
UNGKAPAN HATI AUTHOR
127
Author Rindu
128
Mampir donk Sayang. Hihaaa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!