"YANG MULIA!, TUNGGU!" teriak Miari yang berlari ke arah luar taman desa dimana Delari baru saja ingin pergi.
Delari pun mendengar itu dan segera berhenti lalu membalikan badan melihat ke arah Miari.
Miari pun sampai ke hadapan Delari sambil mendesah kelelahan.
dua penjaga Delari yang melihat Miari berteriak ke Delari langsung memarahi Miari "hey nak!, jangan berbicara dengan Yang Mulia dengan nada tinggi!, itu tidak sopan!"
Miari pun menelan ludah lalu dengan tangan bergetar ia mulai mengeluarkan dompet milik Delari.
Delari yang melihat itu pun langsung menyadari maksud Miari.
"ya ampun!, dimana kau menemukan dompet ku?..."
lalu Miari segera memberikan dompet Delari yang ia pegang.
salah satu penjaga pun bertanya pada Miari "hey gadis kecil!, kau menemukan barang itu atau kau merampasnya dari orang yang mencurinya?"
Delari terlihat sedang mengecek dompetnya, sedangkan Miari memberitahu dari mana dia mendapatkan dompet itu.
"ja-jadi, huuh..., aku berteman dengan orang yang mencuri dompet ini..." ujar Miari.
Delari dengan dua penjaga nya pun terdiam dan melihat ke arah Miari, situasi menjadi akward dan secara tak terduga salah satu dari dua penjaga itu langsung menodongkan tombak kepada Miari.
"dimana anak itu!, dia benar-benar membuat ku malu!, kenapa kau mau berteman dengan seorang pencuri?!" ujar penjaga yang menodongkan tombaknya ke Miari.
Miari seketika kaget kalau yang Zairo katakan adalah betul, para penjaga terlihat sangat agresif di banding yang ia pikirkan, namun di balik itu tidak dengan Nona Delari, Delari mengangkat telapak tangannya setinggi bahunya, itu seperti sebuah perintah, penjaga yang menodongkan tombaknya pada Miari pun seketika kembali menurunkan tombaknya.
setelah melakukan perintah tadi Delari pun berbicara pada Miari "hey!, isi dompetnya tidak berkurang sama sekali..., kenapa temanmu tidak menggunakannya?" ujar Delari dengan ekspresi bingung.
Miari pun menjawab pertanyaan Delari "aku yang menyuruhnya untuk tidak menggunakan uang itu..., Yang Mulia!, temanku membutuhkan pertolongan mu!, kau yg akan segera memimpin negeri Litaro kan?, teman ku butuh tempat tinggal yang layak dan makanan sehari-hari..., dia hanyalah seorang anak Yatim Piatu, dia mencuri karena ada suatu alasan, aku mohon ampuni dia..." ujar Miari sambil memohon ampunan kepada Delari.
"ya ampun kau sangat baik hati (tersenyum manis ke wajah Miari), oke..., aku memaafkan teman mu, jadi?..., teman mu yang kau maksud waktu itu, adalah Zairo?" tanya Delari.
Miari pun seketika berfikir apa yang di maksud Nona Delari waktu itu.
"waktu itu?..." tanya Miari ke Delari.
Delari mengangguk dan menjawab pertanyaan Miari "yap benar!, waktu itu saat aku mengunjungi toko roti ayah mu, lalu saat aku mau pergi kau memohon kepada ku supaya mendapatkan satu kupon untuk satu orang temanmu yang membutuhkan ya kan?, lalu aku bertanya pada mu siapa namanya dan kau menjawabnya dengan berani nama teman mu itu, andai kau tahu!, temanmu benar-benar nakal, dia sudah sangat terkenal di desa ini, karena itu aku mau berbicara dengannya dua mata..., kau membawa teman mu ya kan?, panggil dia ke sini... (mendekati Miari lalu membisikan kata-katanya pada Miari)" ujar Delari dengan semangat.
Miari pun mengangguk dan segera melihat kebelakang ke arah Zairo sebelumnya, namun Zairo tidak ada di tempat ia berada seharusnya, Miari pun segera meminta izin kepada Delari untuk menghampiri Zairo, Delari dengan senang hati mengizinkannya.
***
"uwaaa!" teriak kecil Miari yg mencoba menakuti Zairo yang sedang bersembunyi di belakang tanaman di sekitar tempat ia sebelumnya.
reaksi yang di dapatkan Miari kurang memuaskan, Zairo hanya menengok seakan-akan Miari hanya memanggilnya.
"ya ampun, kau tidak kaget lagi..." ujar Miari dengan reaksi kecewa.
"suara mu terlalu kecil untuk mengagetkan ku..." ujar Zairo.
Miari pun langsung ke topik pembicaraan yang ia ingin katakan "Nona Delari ingin bertemu dengan mu!, hehe..."
Zairo langsung kaget dan berkata "eh?!, jangan bilang Nona Delari memaafkan ku?..."
Miari pun mengangguk dan segera menarik lengan Zairo supaya dia mau keluar dari tempat persembunyiannya.
"ayo keluar!, kita berdua di semak-semak, bisa membuat orang berfikir yang aneh-aneh" ujar Miari sambil menarik lengan Zairo.
'siapa yang berfikir aneh-aneh pada anak usia 13 tahun...' ujar dalam hati Zairo dan pasrah mengikuti tuntunan Miari.
***
"Yang Mulia!, ini dia, temanku Zairo!" ujar Miari sambil tersenyum.
Delari berterima kasih pada Miari dan segera memulai topik pada Zairo.
"jadi kau Zairo..., sudah sangat lama aku menyuruh para penjaga menangkapmu supaya aku bisa berbicara dua mata dengan mu..."
Zairo tetap diam karena kedua penjaga memperhatikannya dengan tatapan tajam.
Delari yang mengetahui itu pun segera melihat ke arah para penjaga nya dan berkata "bisa kah kau beri ku ruang untuk berbicara dengannya?, kau berdua sangat menggangguku untuk berinteraksi dengannya..."
kedua penjaga itu pun segera mengangguk dan menjauh dari hadapan Zairo dan Delari.
"jadi kau menangkap ku bukan untuk membunuhku?..." tanya Zairo yang seketika berani membuka suara saat penjaga itu sudah menjauh.
Delari pun mengangguk dan bertanya lagi pada Zairo.
"aku..., seperti pernah mendengar namamu..., entah di mana tapi aku rasa orang yang paling tepat adalah dirimu..."
Zairo pun heran apa yang di maksud oleh Delari.
"semuanya mengingatkan ku dengan tragedi malam itu..., saat sahabat ku benar-benar mengacaukan desa ini, aku teringat aku pernah menggendong seorang bayi bernama Zairo..."
"namun setelah itu salah satu sahabatku memutuskan untuk membawa bayi itu bersamanya, karena itu aku masih mencoba untuk mencari sahabatku dan bayi yang pernah ku gendong sebelumnya..., aku ingin sekali bertemu dengannya aku bersumpah..., dan aku juga sangat ingin berkumpul dengan para sahabatku dan bermain dengan mereka seperti tragedi itu belum terjadi..."
seketika Zairo terbawa suasana dan melihat ke wajah Delari, Delari mengalirkan air mata tanpa ia sadari dan Zairo pun dengan berani menghapus air mata Delari dengan tangannya.
Delari pun terharu dengan tindakan Zairo dan kembali berkata.
"aku yakin kau pasti bayi yang ku gendong saat itu!, itu karena kemalangan yang kau derita sama seperti yang aku tahu Zairo..., kau tidak memiliki kedua orang tua di karena kan orang tua mu meninggal saat tragedi itu terjadi..., di depan mata ku..."
Zairo seketika terkejut dan menatap Delari dengan tatapan penuh kekecewaan.
Zairo pun dengan tatapan tidak percaya apa yang Delari maksud pun berkata pada Delari.
"lalu apa peran mu saat itu?..., membiarkan kedua orang tua ku mati begitu saja?..."
Delari pun terdiam saat Zairo berkata itu, dan kembali berkata.
"Zairo..., aku hanyalah wanita yang lemah dengan banyak harapan di pundak ku..., aku ingin kau menjadi seseorang yang lebih baik di banding menjadi pencuri seperti ini..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments