Saudara Yang Pergi Dan Tak Kembali

Delari dan Zairo pun tidak lagi membahas sesuatu, situasi menjadi akward karena Delari mengatakan kalau orang tua Zairo meninggal di depan matanya.

***

setelah beberapa detik diam, Zairo pun kembali membuka suaranya.

"bagaimana aku bisa percaya dengan mu..., kalau kau salah satu orang yang pernah menggendongku saat aku masih bayi"

Delari yang mendengar itu langsung mengatakan.

"ada satu cara yang bisa membuat mu percaya!, yaitu saudara laki-laki mu..., nama nya Nardo ya kan!"

Zairo seketika kaget karena nama yang di sebut oleh Nona Delari sama persis dengan nama saudara miliknya.

"kau tahu!, ti-tidak maksudku siapa dia?" ujar Zairo dengan gugup karena mengingat pesan saudara nya sebelum menghilang tidak tahu kemana.

'jika ada yang menyebut nama ku, jangan bilang kau mengenalnya, karena aku tidak mau kau terlibat dalam masalah ku Zairo, jika suatu saat aku harus pergi demi menjagamu, aku akan melakukannya..., kau adalah segalanya bagiku...' sebuah kata-kata yang terlintas di otak Zairo.

Delari bingung dengan jawaban Zairo, dan berkata.

"kau tidak punya saudara laki-laki?, kau tidak bohong kan?, kenapa nada mu ragu-ragu?"

Zairo pun mengangguk dengan risih, lalu salah satu penjaga berkata.

"Nona bisa percepat pembicaraan mu?, kita harus segera kembali, pasti yang mulia raja sudah menunggu"

Delari yang mendengar itu pun segera mengambil sesuatu dari sakunya dan memberikannya pada Zairo lalu berkata.

"tolong terima ini, aku tahu kau tidak pandai berbohong, aku harus bertemu dengan pria yang bernama Nardo dan adik nya yang mempunyai nama sama seperti mu (lalu memberikan sebuah kupon untuk mendapatkan makan gratis seminggu), temui aku jika kau siap untuk mengatakan semuanya"

Zairo pun menerima itu lalu tanpa basa-basi segera pergi dari hadapan Nona Delari, namun Delari tidak langsung pergi melainkan memandangi Zairo dengan berkata dalam hatinya.

'aku akan mendapatkan jawabannya, aku akan memastikan semua ini di buku penduduk..., Nardo..., dimana pun kau berada, aku pasti akan segera bertemu denganmu lagi'

***

"jadi kau punya saudara laki-laki?!" ujar Miari dengan kaget.

Zairo pun hanya diam dan tidak menjawab Miari.

"kenapa kau tidak memberi tahuku sejak awal!, memangnya ada apa dengannya?, kenapa aku tidak pernah melihatnya dan mengenalnya..."

Zairo pun mulai membuka suara "iya, seharusnya aku memberi tahumu sejak awal, tapi aku tidak percaya dengan dirimu, karena kau mempunyai mulut yang sangat bawel!"

"wah-wah!, kau benar-benar payah berbohong!, jadi kau benar-benar punya saudara!" ujar Miari dengan syok.

Zairo pun menepuk dahi nya dan berkata dalam hati 'aku sangat mudah di bohongi ya ampun'

"kau harus memperkenalkan ku pada diri nya Zairo!" ujar Miari.

"sst!, jangan keras-keras ngomong nya!, dia sudah lama tidak terlihat..., dan dia bilang untuk tidak menyebarkan namanya, karena itu aku tidak boleh seenaknya berbicara tentang dia" jawab Zairo.

"kau baru saja memberi tahu nya kepada Nona Delari dengan reaksi mu dan kelakuan mu..., kau sangat mudah di tebak ketika sedang berbohong..." ujar Miari.

"dari mananya?" jawab Zairo yang menentang.

"nada mu sangat bisa di tebak, aneh!, sekarang Nona Delari curiga dengan mu..., kalau memang betul kau punya saudara, kenapa kau menutup-nutupinya, mencurigakan..., apakah saudara mu seperti monster?, oh tidak!, atau saudaramu itu pembunuh bayaran!, tidak-tidak bisa jadi pahlawan legenda!"

ujar Miari dengan ekspresi kaget dan membayangkan seperti apa saudara Zairo.

"aku tidak tahu tentang statusnya, tapi yang pasti dia adalah saudaraku, namanya Nardo..., dan kau tidak boleh menyebar luaskannya mengerti?..., biasanya aku menemuinya setiap matahari terbenam di depan goa tempat kita mengubur sebuah janji..." ujar Zairo.

Miari yang mendengar itu pun berkata "lalu kemana ia sekarang?, dia tidak mungkin menghilang begitu saja..., pasti dia meninggalkan sebuah petunjuk!"

Zairo pun terlihat merespon apa yang Miari kata kan dan terlihat sedang memikirkan sesuatu, Miari pun melihat Zairo dengan heran.

"kalau begitu ayo ke tempat itu!, kita bermain orang jahat dan orang baik lagi di sana!" ujar Miari dan langsung berlari melesat melewati Zairo.

Zairo yang sedang berfikir kaget melihat Miari lari melewati nya, ia pun segera ikut berlari.

"kali ini apa peranku?!" tanya Zairo yang sedang mengejar Miari.

Miari pun menjawab "kali ini aku penjahat dan kau pahlawannya!"

***

Zairo dan Miari sampai di tempat yang mereka berdua ingin kunjungi pada sore hari seperti biasa, di bawah pohon yang rimbun dan tepat di depan goa yang Zairo maksud, merea sedang bermain bersama tentang pahlawan dan penjahat.

"hahahah!, rasakan itu aneh!" ujar Zairo yang tertawa geli karena terus-terusan memukul Miari dengan ranting.

Miari terlihat sedikit kesal dengan itu dan tiba-tiba berkata "aw!, kan aku sudah bilang itu sakit!, kau benar-benar kejam!, aku marah! (lalu segera membuang tatapan dari Zairo)"

Zairo pun berkata "aneh dari mana nya..., mana ada penjahat yang di kalahkan dengan cara di elus kepalanya..., penjahat harus merasakan rasa sakit!" ujar Zairo dengan semangat.

Miari yang masih terlihat marah pun berkata lagi "tapi kan ini hanya permainan!, kau menganggapnya terlalu serius Zairo!, lihat kulit ku sampai memerah karena kau!" ujar Miari yang menahan tangis.

Zairo yang melihat Miari sedang menahan tangis pun malah tertawa dan berkata "ya ampun kau jelek seperti itu hahahaha!"

Miari pun terlihat sudah muak dan berdiri lalu langsung menendang bagian sensitif Zairo.

"aduh!" teriak kecil Zairo lalu langsung membungkuk.

"ble!, rasakan itu!" ujar Miari.

Zairo kembali berkata "andai saja kau pria aku akan membalaskannya balik!"

Miari pun menjawab yang Zairo lontarkan "kalau begitu balas saja!, memangnya kau berani!"

Zairo pun berdiri dan diam melihat Miari, Miari pun sebaliknya dia juga diam melihat Zairo, mereka berdua saling marahan namun, Zairo mengulurkan tangannya dan berkata.

"jabat tangan ku, aku minta maaf..." ujar Zairo dengan wajah yang merasa bersalah.

Miari pun melihat Zairo dengan perasaan tidak tega, dan memutuskan untuk jabat tangan dengan Zairo.

"huuuh..., baiklah, aku maafkan" ujar Miari yang menjabat tangan Zairo.

lalu Zairo melihat posisi matahari yang sudah terbenam, Zairo pun duduk dan menikmati pemandangan tersebut, Miari yang melihat Zairo duduk pun ikut duduk di sampingnya.

"apa dia sudah pulang?" ujar Miari ke Zairo.

Zairo pun menoleh ke Miari dan melihat ke sekitar, lalu menggelengkan kepalanya, karena tidak melihat kehadiran saudaranya.

"sudah cukup lama dia tidak pulang ke goa ini, aku mulai khawatir kepadanya..." jawab Zairo.

"lalu apa yang kau niatkan jika memang dia tidak pulang sama sekali?" tanya Miari ke Zairo.

Zairo pun menjawabnya sambil memandang ke matahari yang sebentar lagi sepenuhnya tenggelam "aku akan mencarinya sampai ke ujung dunia ini, sampai aku menemukan jawabannya, itu janji ku padanya..."

Miari yang mendengar itu pun seketika murung dan berkata "berarti suatu saat kau harus meninggalkan desa?..." dengan ekspresi murung.

Zairo mengangguk dan berkata "aku tidak mau kehilangan satu-satunya orang spesial di hidupku lagi"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!