Sebuah Tujuan

Setelah pergi dari toko roti Miari, Zairo berjalan di suatu gang kecil dengan sampah dan bau aroma yang tidak sedap di sekitarnya, dia sengaja lewat situ karena ingin berkunjung ke suatu tempat dan juga menghindari keramaian.

Saat ia sedang berjalan dia tidak sengaja melihat sebuah poster yang tertempel di dinding dengan keterangan orang di cari dengan tawaran hadiah yang menggiurkan, Zairo pun mendekati poster itu dan tidak lain orang di dalam kertas itu adalah dia sendiri.

Zairo tidak merespon apa-apa dia hanya melihat kertas itu dengan tangan yang tetap di kantong dan menggunakan kupluk, wajahnya dingin seperti sudah tidak peduli lagi.

"Hey seharusnya kau tidak di sini Zairo...," ujar seseorang pria.

Zairo segera menengok siapa yang berbicara itu, dan itu adalah orang yang tidak dia kenal sedang memperhatikan poster yang sama dengannya.

"Jika seseorang mengetahui kalau kau adalah orang yang di cari di poster ini kau akan di tangkap, kenapa tidak pergi ...?" ujar orang itu sekali lagi.

Zairo pun bertanya pada orang itu, "Lalu kenapa kau tidak menangkap ku? hadiahnya besar loh."

Orang itu pun tertawa kecil lalu berkata, "Hanya uang, dan aku mengerti dengan yang kau rasakan saat ini, lagi pula uang tidak bisa membeli kebahagiaan bukan ...?"

Zairo menjawab orang itu "Kau salah ... nanti kau akan berfikir kalau uang adalah segalanya, andai saja kau hidup sepertiku ... kau akan mengerti seberapa pentingnya uang itu, jika aku orang yang kaya, aku pasti sudah membeli semua yang bisa membuatku bahagia ...."

orang itu pun melihat Zairo dan berkata "Mungkin benar apa yang kau katakan, tapi jika mendapatkan uang mendadak sebanyak itu, aku bahagia dari mana? jika memang aku menginginkan hadiah itu, aku hanya harus menangkap mu yang sekarang berdiri di depanku, mudah bukan?"

Zairo tersenyum dan berkata "Hey Tuan, kau bisa mencobanya dulu ... aku bisa melawan loh!"

Orang itu tertawa dan perlahan pergi dari poster itu sambil tertawa dan berkata, "Hahaha! ya-ya aku takut, sampai jumpa Zairo! semoga harimu menyenangkan."

Zairo pun melihat orang itu pergi, sontak dia segera pergi juga seperti yang orang itu sarankan sebelum ada yang mengetahui kalau orang di balik kupluk itu adalah Zairo.

...****************...

"Hegh!" gumam Zairo.

Zairo sedang memanjat sebuah bangunan untuk sampai ke atasnya, dia sudah biasa melakukan ini untuk melatih skill pelariannya, di tambah lagi, saat di atas dia bisa melihat banyak seorang kesatria yang berlatih. yang dia lakukan saat sudah di atas adalah duduk dan memperhatikan setiap gerakan dari para kesatria itu sendiri dan mempelajarinya saat di rumah mau pun di mana itu.

"Egh! huh ... akhirnya sampai juga, oke Zairo, kita lihat apa yang kau dapat hari ini ...," ujar nya pada diri sendiri.

Zairo pun duduk dan memandangi para kesatria yang sedang berlatih dari atas bangunan dengan sunyi.

...****************...

Matahari sudah tepat berada di atas yang menandakan hari mulai siang, Desa Litaro semakin ramai saat siang karena pekerjaan mereka masing-masing, anak-anak bermain bersama teman-temannya, suara tawa mereka terdengar sampai atas bangunan membuat Zairo senang mendengar itu.

"Hey turun!" ujar seorang wanita pemilik bangunan yang Zairo panjat.

Zairo pun dengan panik segera mengatakan, "Eh? o-oke bi! aku akan segera turun ...," Zairo pun segera turun dari bangunan itu dan menghampiri wanita yang menyuruhnya turun, wanita itu tidak lain adalah pemilik bangunan yang Zairo sering panjat, wajahnya terlihat marah karena suatu alasan.

"Kau memanjat rumah ku lagi!?" tegur pemilik rumah itu.

"I-iya ... tapi aku tidak merusak apa-apa...." ujar Zairo dengan suara kecil karena takut.

"Apa kata mu! kemarin kamarku bocor karena kau selalu memanjat ke atas rumahku! tidak lain itu karena dirimu! jadi rumahku bocor!" ujar wanita tadi.

Zairo pun hanya berdiri menunduk dengan tangan di bawah karena di marahi, namun Zairo mengerti sopan santun dan yang ia katakan adalah, "Maaf ... aku tidak akan mengulanginya lagi ...."

Wanita itu pun terlihat mereda dari kemarahannya dan duduk di tangga kecil milik rumahnya lalu bertanya pada Zairo, "Memangnya apa yang kau perhatikan dari atas sana Zairo?"

Zairo yang melihat wanita itu sudah tidak marah, menjawabnya "Di atas sana aku memperhatikan para kesatria mempelajari ilmu bela diri. soalnya di dekat rumahmu ada sebuah tempat pelatihan kesatria."

Wanita itu pun menyuruh Zairo duduk di sampingnya, Zairo menurutinya dan duduk di sampingnya.

"Kenapa tidak pergi berlatih di tempat pelatihan? di sana kau akan mendapatkan pemahaman lebih dari yang kau dapatkan dari atap rumahku ...." ujar wanita itu.

"Ya, sepertinya menarik, tapi itu butuh biaya setiap latihannya, jadi aku memilih untuk mempelajarinya sendiri" jawab Zairo.

Wanita itu pun memperhatikan wajah Zairo dan menawarkan sesuatu, "Aku sedang memasak sesuatu, mau mencobanya?, kata suamiku masakan ku enak, hehe ...."

Zairo yang sedang menahan lapar pun berbohong dan berkata. "Eh!? tidak usah aku sudah makan tadi sebelum kesini. jadi tidak usah repot-repot ...."

"Mau di bungkus saja?" tawaran wanita itu kedua kalinya.

"Tidak usah ...," ujar Zairo lagi.

"Hmm ... baiklah kalau begitu. tapi kalau kau berubah pikiran, kau bisa ke rumahku selagi kau bisa, rumahku akan selalu menerima pencuri kecil sepertimu (lalu tersenyum). baiklah dah!" ujar wanita itu dan segera masuk ke dalam rumah.

Zairo yang melihat wanita itu masuk ke rumahnya segera berdiri dan dalam hatinya berkata, bodohnya kau! kau ini sedang lapar kenapa tidak bilang iya saja tadi. ya maaf, setidak nya kita tahu kalau masih ada beberapa orang yang baik kepada kita .... ujar Zairo dalam hati seolah-olah berdebat pada dirinya sendiri.

Zairo pun segera mengangkat kaki dari rumah tersebut dan pergi pulang untuk meminum air supaya rasa laparnya tidak menyakitkan.

...****************...

*Slurp,* Zairo yang meminum air di sungai dekat rumah kecilnya.

Zairo menengok ke samping dan terdapat kucing malaya yang sedang meminum air bersamanya.

"Hehe kau haus ya?" ujar Zairo ke kucing itu.

Kucing itu mengeluskan kepalanya ke dengkul Zairo sambil mendengkur, Zairo dan kucing itu sudah saling mengenal karena itu kucing tersebut sudah tidak kaget bertemu dengan Zairo.

"Berapa kali ku bilang kalau mau minum di rumah ku saja!” tegur seorang gadis ke Zairo.

Zairo kaget saat mendengar itu sehingga tersedak, "Uhug-uhug, aduh!” ujar Zairo.

Zairo pun menoleh ke belakang dan ternyata itu Miari yang membawa sesuatu di kantong yang ia bawa.

"Sejak kapan kau di situ?" tanya Zairo yang penasaran.

Miari pun menjawabnya, "Sejak kau berbicara pada kucing itu seperti orang aneh ...," Jawab Miari yang meledek tingkah Zairo karena berbicara kepada kucing.

Zairo pun melihat kucing itu dan kucing itu segera pergi saat melihat Miari.

"Yah dia lari kan ...," ujar Zairo.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!