Kenapa Aku Yang Terpilih?

Kenapa Aku Yang Terpilih?

Kemiskinan

"Tangkap dia!" Tegas salah satu penjaga yang sedang mengejar seorang anak kecil.

Seorang anak lari tergesa-gesa Dari gang kecil ke gang kecil demi menghindari kejaran para penjaga tersebut sambil membawa kantung kecil curiannya.

Anak itu adalah Zairo. Zairo adalah pencuri tingkat kakap di desa dan kerajaan Litaro, dia mencuri untuk menghidupi kebutuhan pokoknya sendiri. Hidup tanpa kedua orang tua membuatnya kesulitan untuk membiayai kesehariannya sehingga ia terpaksa untuk mencuri. Sebenarnya ia memiliki saudara laki-laki yang lebih tua darinya dan membantu memenuhi kebutuhannya, namun untuk beberapa saat saudaranya tidak lagi terlihat di sekitaran Litaro jadi karena itu ia mencoba mencuri lagi setelah berhenti mencuri beberapa pekan lalu. Alasan Zairo mencuri juga karena pekerjaan masih sangat sulit di daerah Litaro untuk anak umur 13 tahun sepertinya, ia memutuskan untuk mencuri dan menggunakan uangnya untuk membeli makanan atau jika ia mencuri barang-barang, ia akan menukarkan barang curiannya ke bentuk uang supaya bisa di belanjakan.

...****************...

Zairo berhasil mendahului kejaran para prajurit itu dan menemukan rongsokan untuk bersembunyi dan beristirahat sementara, tanpa banyak pikir karena dirinya sudah lelah ia pun langsung bersembunyi di balik rongsokan itu dengan posisi duduk dan menutupi sisi yang masih terbuka dengan barang-barang yang ia temukan.

Tidak lama setelah Zairo bersembunyi. Salah satu penjaga berhasil ke tempat rongsokan itu dan berhenti Karena mencurigai kalau Zairo akan bersembunyi di sekitaran tempat itu.

"Baiklah nak, setelah bermain kejar-kejaran, sepertinya sekarang kau ingin bermain petak umpet juga. Baiklah persiapkan tempat sembunyi terbaikmu, jangan biarkan aku menemukanmu...," ucap penjaga itu dengan nada yang mengancam.

Secara tidak sengaja penjaga itu melihat Ke salah satu rongsokan yang secara kebetulan itu adalah tempat bersembunyi Zairo, dia pun langsung menusukan pedangnya ke rongsokan yang ia lihat tadi dengan niatan mengecek.

"Awww!" gumam Zairo karena pipinya teriris pedang penjaga itu.

Sontak penjaga tadi langsung menyingkirkan rongsokan tempat Zairo bersembunyi dan Zairo berada di baliknya dengan wajah panik.

"Hehe, sudah berkali-kali kau membodohi ku, kali ini kau akan tertangkap dan aku akan membuat Nona Delari kagum dengan kerja kerasku," ucapnya yang seakan benar-benar puas karena berhasil menemukan Zairo.

Zairo pun memelaskan wajah dan berkata, "Ta-tapi Tuan! aku membutuhkan uang ini! aku hanya memakainya untuk membeli makanan kok!" kemudian Zairo menyimpan kantung itu di sakunya supaya tidak di rebut.

Penjaga itu dengan muka jengkel meledek Zairo dengan mengejek, "Kau makan saja tanah di samping mu itu! tidak ada yang peduli dengan nasib mu bocah tengik!"

Zairo segera mengambil sekepal tanah halus di sampingnya dan memasukannya kedalam mulut di depan wajah penjaga tadi yang membuat seketika penjaga itu kaget.

"Ke-kenapa kau benar-benar memakannya?" cetus penjaga itu dengan bingung.

Zairo pun tersenyum dan secara tiba-tiba menyemburkan tanah halus tadi ke wajah penjaga itu dan segara lari lagi. Mata penjaga itu terkena butiran tanah halus sehingga matanya sulit untuk melihat.

"Aaaaargh! aduh mataku! Zairo!" lontar penjaga tadi yang teriak kesal dan marah pada Zairo.

Zairo tidak mempedulikan hal itu dan terus berlari sambil mengeluarkan tanah-tanah yang tersisa dari mulutnya.

"Aku harap tanah tadi tidak ada kotoran hewan," ujar nya sambil menjulurkan lidahnya dan membersihkannya dengan tangan. tanpa sengaja karena dia lari sambil menunduk dia menabrak seseorang.

*Bruk,* lalu Zairo berhenti dan melihat siapa yang ia tabrak.

"Sepertinya tikus satu ini berhasil mengelabui temanku ya?" cetus orang yang Zairo tabrak.

Zairo pun segera terdiam setelah melihat siapa yang ia tabrak, karena yang ia tabrak adalah penjaga berbadan kekar dan tubuhnya yang besar dan juga tinggi.

"Tenang saja, kau boleh membawa pulang kantung kecil itu," ujar singkat penjaga itu dengan simpel.

Zairo pun senang mendengar perkataan penjaga tadi dan langsung berkata, "Ah! kau serius? terima kasih Tuan!" ujar Zairo dengan senang dan nada lega.

Namun sepertinya tidak semudah itu, penjaga itu kembali berkata, "tetapi, kalau kau bisa mengalahkan ku," Dan langsung mengambil aba-aba untuk bertarung.

Zairo melihat itu pun mau tidak mau harus bertarung supaya mempertahankan barang curiannya dan juga dirinya. dia berfikir untuk bertarung terlebih dahulu dan mencari celah untuk kabur setelahnya, Zairo dan prajurit itu pun mulai saling menyerang.

"Hiyaa!" gumam Zairo yang melayangkan pukulannya.

"Cukup!" tegur Seorang gadis sebelum pukulan Zairo dan prajurit itu mendarat satu sama lain.

Zairo pun langsung menengok ke arah gadis itu termaksud penjaga tadi, dan ternyata itu adalah Nona Delari, Delari adalah putri dari kerajaan Litaro, di sampingnya ada dua penjaga yang berdiri gagah di samping Delari.

penjaga tadi yang melihat Nona Delari di depannya pun seketika dengan mudah menangkap tangan Zairo yang sedang membeku saat memukul.

"Nona! ini dia pencuri," ujar penjaga itu lalu segera di potong oleh Delari.

"lepaskan dia! aku ingin berbicara dengan nya,” cetus Delari yang memotong kata-katanya.

seketika situasi gang itu pun menjadi sunyi, Nona Delari perlahan-lahan mendekati Zairo lalu memegang wajah Zairo.

"Apa kau terluka?" dengan nada yang lembut.

darah tiba-tiba mengalir dari pipi Zairo bekas goresan pedang penjaga yang ia temui sebelum nya di saat mengumpat di rongsokan.

Delari pun seketika agak kaget melihat itu dan merasa bersalah.

"Apa yang terjadi? Mereka yang melakukan ini pada mu?" tanya Nona Delari ke Zairo dengan nada yang sangat khawatir.

Zairo segera mendorong tangan Delari dari wajahnya, dan meneruskan pelariannya, tanpa menjawab pertanyaan Delari sedikit pun. penjaga yang melihat itu pun segera bersiap mengejarnya kembali namun Delari menahannya.

"Tapi Nona! dia mengambil dompet mu!" lontar penjaga berbadan kekar itu.

Delari mengangguk dan berkata, "ya, tapi aku seperti mengenalnya. sepertinya dia sedang menghadapi waktu yang berat, ayo kita pulang, aku tidak mau ada kerusuhan lagi, kalian aku hukum karena sudah melukai anak itu."

Penjaga tadi pun mengangguk dan berjalan pergi membiarkan Zairo yang sedang berlari untuk menyelamatkan dirinya.

...****************...

Di sebuah rumah susun kecil dari kayu yang terlihat tidak layak di pakai, Zairo sedang mengobati luka di pipinya.

"Ya setidaknya uang ini bisa untuk beberapa hari ke depan," Zairo yang sedang berbicara kepada dirinya sendiri.

Setelah selesai mengobati pipinya dia segera mengambil kupluknya dan keluar dari rumah itu menuju suatu toko.

...****************...

Berjalan di tengah keramaian sambil menunduk agar tidak ada yang menyadari kalau orang di balik kupluk itu adalah dia, kalau tidak dia akan terkena masalah lagi. Zairo pun belok kearah kiri yang terdapat toko roti milik seseorang.

"Selamat datang di toko kami, ada yang bisa kami bantu?" ujar seorang gadis.

Gadis itu bernama Miari. Dia adalah salah satu orang yang ingin berteman dengan Zairo, mereka berteman sejak umur mereka 5 tahun, mereka berdua sudah sangat akrab seperti sahabat.

Miari memperhatikan orang yang masuk ke tokonya dan menyadari kalau itu temannya.

"Ah! selamat pagi Zairo! senang melihat wajah segar mu. Eh apa yg terjadi dengan pipimu!" ujar Miari dengan sedikit khawatir dan bingung.

Zairo sudah berdiri di depan kasir, tepat ia berdiri di depan Miari.

"Eh, aku rasa itu wajah yang tidak segar sama sekali...," ucap Miari setelah melihat wajah lebam dan luka di pipi Zairo.

Zairo mengeluarkan dompetnya dan berkata, "Aku mau beli satu roti-."

"Dari mana kau mendapatkan dompet itu!" cetus Miari yang memotong pembicaraan Zairo.

Zairo pun tersenyum kecil sambil salah tingkah dan berkata, "Dari, eh, ya dari tadi lah!"

Miari yang melihat Zairo payah dalam hal berbohong tertawa melihat jawaban Zairo.

"Kau mencuri lagi?" tanya Miari seusai tertawa.

Zairo pun mengangguk dan bertanya, "kenapa?"

Miari menggelengkan kepala lalu berbicara kepada Zairo, "Zairo, aku tidak bisa menerima uang hasil curian di tokoku ini. Ayahku yang bilang begitu...."

Zairo pun menunduk malu dengan memegang kupluknya, "owh iya, aku kan pencuri...," ujar nya untuk menenangkan hatinya.

Miari yang melihat Zairo tiba-tiba tidak bersemangat pun, langsung berkata, "Tapi! ada yang spesial untuk mu! hehe," ucapnya dengan semangat.

Respon Zairo sangatlah tidak memuaskan untuk Miari, Zairo malah membalikan badannya dan segera keluar dari toko miliknya.

"Eh? hey! Zairo! tunggu dulu aku belum selesai bicara!" ujar Miari tergesa-gesa.

Zairo pun sebelum keluar dari toko itu berkata, "Simpan saja hal spesial itu untuk orang spesial mu, aku tidak suka sesuatu yang spesial...," lalu menutup pintu toko roti milik Miari itu dengan lembut.

Miari pun segera mengejar Zairo tapi saat Miari keluar dari tokonya. Zairo sudah tidak ada di depan toko itu, Miari mencari ke kanan dan ke kiri tapi dia tidak menemukan Zairo sama sekali.

"Dia benar-benar mempunyai skill pelarian yang sangat handal...," gumam Miari dengan menghela nafasnya.

Terpopuler

Comments

MARI SALING LIKE DAN BERBAGI

MARI SALING LIKE DAN BERBAGI

mari saling like and komentar boss

2022-10-20

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!