Cewek pertama

''Bu, baksonya satu ya, sama es jeruknya juga.'' Pesan Calysta kepada Ibu kantin.

Meskipun dia cukup lama tinggal di Jerman, tetapi makanan kesukaannya adalah bakso.

''Baik Non.''

Calysta menunggu pesanan di salah satu meja di kantin itu sambil memainkan ponselnya.

''Hai,'' Sapa seorang gadis kepada Calysta.

''Boleh aku duduk disini?'' Lanjut gadis itu bertanya.

''Boleh-boleh, silahkan duduk.'' Jawab Calysta ramah.

Suasana kantin yang begitu ramai di penuhi orang-orang yang sedang menikmati istirahatnya dan melepas penat saat kelelahan bekerja.

Dua gadis itupun mengobrol dan mulai akrab satu sama lain.

''Kamu Calysta kan, karyawan baru yang tiba-tiba di angkat menjadi sekertaris itu! kenalin aku Rossa.'' Ucap gadis itu.

''Iya, aku Calysta.'' Balas senyum di bibir Calysta.

"Iya, semua orang mendengarnya tentang kamu!" ujar Rossa.

Calysta memiringkan kepalanya sedikit penasaran.

''Aku salut banget loh sama kamu Kall. Eh gak apa-apa kan aku manggil kamu Kall aja biar akrab gitu.''

Rossa sedikit bawel memang orangnya.

''Iya gak apa-apa kok.'' Jawab Calysta tersenyum.

Dua gadis itu semakin asyik saja mengobrol sembari menyantap makan siang mereka, karena bakso pesanan Calysta juga sudah di antar ke mejanya.

''Kamu tahu gak Kall, kamu itu cewek pertama yang bisa dekat dengan direktur apalagi sampai satu ruangan kaya gitu.'' Rossa berbicara dengan sangat bawel.

''uhuk...uhuk'' Calysta tersedak mendengar apa yang di ucapkan oleh Rossa.

''Minum-minum Kall." Rossa menyodorkan air.

''Nggak apa-apa kan?''

''Nggak aku nggak apa-apa, kamu bilang apa tadi cewek pertama?'' Tanya Calysta.

''Iya. si Bos kan emang punya penyakit gila kebersihan. Kamu tahu gak, sudah banyak banget sekertaris yang di pecat cuma gara-gara masalah sepele.'' Jelas Rossa.

"Hmm... benarkah? tetapi aku juga tidak sedekat itu dengan direktur." ujarnya.

"Kamu itu sudah termasuk dekat tau,"

"Nih ya, jangankan lama-lama satu ruangan sama dia, baru cium bau parfum cewek aja

pak bos udah mual atau gak bersin-bersin. Makanya tidak ada yang berani mendekati nya, urusan pekerjaan pun harus melalui Farrel untuk meminta tanda tangannya."

Rossa keasikan menceritakan perilaku bos nya.

Calysta hanya mendengarkan dan mengangguk sambil memakan makanannya.

Meskipun banyak yang belum dia mengerti, mengapa ada orang yang punya penyakit gila kebersihan semacam Bos nya itu, sedangkan pada dirinya dia terlihat berbeda.

''Tapi kamu Kall, baru hari pertama masuk kerja sudah di angkat menjadi sekertaris dan di tempatkan satu ruangan dengannya. Banyak banget yang iri sama kamu loh.'' Rossa yang tidak bisa berhenti bicara.

''Tadi kamu bilang aku cewek pertama yang dekat sama direktur?'' lagi-lagi pertanyaan yang sama di tanyakan oleh Calysta.

''Hmm,'' Rossa mengangguk sambil meminum es jeruk yang dia pesan.

''Terus pacarnya atau Istri nya? apa mereka tidak pernah memakai parfum?'' pertanyaan konyol memang.

''Hahaha... Ya ampun Kall lucu banget sih kamu, tapi benar sih pernah ada karyawati yang rela-relain gaji sebulan nya hanya untuk membeli parfum yang sama dengan yang direktur pakai.''

Calysta mengangguk "Terus... terus..." menanti cerita selanjutnya.

"Alhasil, direktur mengganti parfum yang dia pakai." melirik ke arah Calysta menanti reaksinya.

"Bwahahaha..." mereka berdua tertawa terbahak-bahak.

''Serius? jadi parfum yang selama ini dia pakai, juga menjadi tidak cocok lagi di hidungnya karena ada wanita yang memakainya? ko ada ya penyakit kaya gitu.'' Calysta masih tidak percaya.

''Hhmm... makanya aku bilang kamu itu cewek pertama yang dekat dengan direktur,''

"Oh iya, dan apa tadi, pacar, istri! gak ada Kall. perempuan yang dekat dengan direktur hanya ibunya seorang." Jelas Rossa.

Calysta hanya menggelengkan kepala.

Di sisi lain di sudut yang berbeda.

Meja makan yang besar, makanan dan minuman yang lezat memenuhi meja itu.

'Apakah makanan itu akan habis? secara itu adalah makan siang kedua kalinya di hari yang sama bagi Aldo dan geng >°°<.

Aldo yang sedari tadi nggak sabar ingin menanyakan tentang sekertaris pribadi Justin.

''Kok bisa bro?'' Melirik kearah Justin.

''Apa?'' Jawab Justin.

''Lo dekat dengan cewek itu?''

''Maksud lo sekertaris itu? gue gak dekat sama dia.'' Justin menjawab dengan wajah datar.

''Iya Gue juga masih penasaran, secara selama ini Lo itu nggak pernah dekat-dekat sama cewek.'' Sambung Danu.

''Haishh... udah ku bilang aku nggak dekat sama dia,"

"Oke, oke sekarang aku paham, maksud kalian kenapa aku bisa satu ruangan sama cewek, gitu kan?

'semuanya mengangguk'

"Gue juga gak tau? Jadi replek aja sama tuh cewek, sejak pertama kali bertemu nggak ada penolakan dari diri gue juga, apalagi alergi, gue gak merasakan sama sekali.'' Jelas Justin datar, dengan bahasanya yang campur-campur kasar karena terbiasa dengan klien dan kini sedang berkumpul dengan teman-temannya.

''Alhamdulillah... Bos gue ternyata normal.'' Teriak Febi kegirangan, sambil menepuk pundak Beni.

''Sialan, emang lo pikir selama ini gue nggak normal apa?'' tukas Justin sambil menjitak kepala Febi.

''Jadi rencana lo ke depannya apa?'' Tanya Beni.

''Belum tahu.'' Jawab Justin.

''Belum tahu atau sudah mulai PDKT.'' Sindir Danu.

''Apaan sih lo ngawur. Sudah cepat habisin tuh makanan,'' sambil menyumpal mulut Danu dengan donat.

Waktu berlalu, hari sudah mulai gelap angin berhembus dingin menusuk hingga ke kulit.

Hari itu pekerjaan Calysta berjalan dengan lancar, meski di dalam ruangan yang mencekam tidak ada sepatah katapun yang terlontar dari mulut Justin dan Calysta.

hanya suara ketikan laptop yang terdengar.

Waktunya semua karyawan beranjak dari tempat duduknya untuk kembali kerumahnya.

''Calysta tunggu,'' Panggil Rossa saat melihat Calysta yang sedang berjalan menuju keluar.

Calysta menoleh dan terhenti.

''Mau pulang?'' Tanya Rossa.

''Iya.''

''Rumah kamu dimana Kall?'' tanyanya akrab.

''Di Jl.xxx No.123'' Jawab Calysta.

''Kebetulan kita searah, mau pulang bareng atau kamu bawa mobil sendiri?''

''Aku nggak bawa mobil, boleh ayo pulang bareng.'' Calysta tersenyum.

Calysta pulang kerja menumpang mobil Rossa karena rumah mereka jalannya searah.

Dalam perjalanan pulang mereka banyak sekali mengobrol.

''Kall setahu ku alamat rumah kamu itu kelompok orang-orang elit ya?''

''Hmm, masa sih? nggak biasa aja kok, tapi mungkin kebanyakan orang menyebutnya begitu.'' Jawab Calysta.

Tidak lama kemudian sampailah mereka di depan rumah Calysta.

''Serius ini rumah Lo Kall?''

''Tepatnya rumah orang tua gue.'' Jawab Calysta mulai berbicara formal santai.

''Ahh gila lo kenapa gak bilang dari tadi. Ini kan rumahnya Pak Darwin CEO perusahaan XYZ itu, jadi dia orang tua kamu Kall?'' Rossa dengan banyak pertanyaan.

''Iya benar, kok kamu tahu?''

''Yaelah siapa yang nggak tahu sama Pak Darwin seorang direktur utama di perusahaan besar yang terkenal itu.''

''Ohh.'' Jawab Calysta singkat sambil tersenyum.

''Eh...eh... tapi ngomong-ngomong kenapa kamu malah bekerja di perusahaan orang lain kenapa nggak di perusahaan orang tua kamu aja?''

''Panjang ceritanya.'' Jawab Calysta malas membahasnya.

''Ceritain dong,'' Rengek Rossa.

''Haishh..., Jadi begini, Mami sama Papi mau jodohin aku sama anak temannya Papi, ya jelas aku nggak mau dong, kenal juga nggak dan lagi ini tuh bukan jamannya Siti Nurbaya lagi asal jodoh-jodohin kan!''

''Jadi Papi cabut semua pasilitas aku termasuk mobil dan uang saku juga buat maksa aku agar menyerah dan mau di jodohin, masih untung aku nggak di usir dari rumah. Jahat banget kan sama anaknya kaya gitu.'' Pura-pura sedih.

''Hmm... memangnya kamu sudah ketemu sama cowok yang mau di jodohin itu?'' Tanya Rossa.

''Belum.'' Calysta menggelengkan kepalanya.

''Hadeuhh... aku kira sudah ketemu makanya kamu nolak.''

''Yaa... pokoknya aku nggak mau di jodohin.''

''Siapa tahu saja kan tuh cowok tipe kamu.'' Tegas Rossa.

"Sebenarnya itu bukan alasan utama aku juga sih, aku ingin berhasil dengan kerja keras ku sendiri tanpa topangan dari orang tua.

ya, intinya aku ingin belajar hidup mandiri." jelas Calysta.

"Salut deh sama kamu, dua jempol." ujar Rossa sambil mengangkat jempolnya.

''Sudah ah, aku mau turun.''

''Bye..."

Rossa membalas dengan lambaian tangannya.

ia pun akhirnya pergi dan melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya.

Episodes
1 Prolog
2 Pertemuan Ke 2
3 Gila Kebersihan
4 Cewek pertama
5 Perjodohan
6 Perjodohan 2
7 Pacar Pura-pura
8 Calon Menantu
9 Punya Cucu
10 Gosip
11 Ciuman Pertama
12 Tanggal Pernikahan
13 Justin Salah Tingkah
14 Teman masa kecil
15 Dinner
16 SESUATU
17 Kena Imbasnya
18 Baikan
19 Menyatakan Perasaan
20 Senang dan Bahagia
21 Pesta Perayaan
22 Acara Lamaran Farrel
23 Liburan
24 Kisah Febi
25 Justin yang posesif
26 Pernikahan Farrel
27 Foto prewedding
28 Drama Korea
29 Pria Pengertian
30 Aldo dan Melisa
31 Orang ketiga
32 Hari jadi Aldo dan Melisa
33 Pernikahan + Malam pertama
34 Honeymoon
35 Honeymoon (part 2)
36 Olahraga Malam
37 Manohara kembali
38 Pernyataan Radit
39 Hamil
40 Ngidam asam pedas
41 Melamar
42 Bayi
43 Daffa & Arumi
44 SEASON 2 ( prolog )
45 Bab 2 (Season 2)
46 Pertemuan
47 Part 47
48 part 48
49 part 49
50 part 50
51 part 51
52 part 52
53 part 53
54 part 54
55 Mengejar Arumi
56 Ditolak
57 PDKT
58 part 58
59 part 59
60 Cyara
61 part 61
62 part 62
63 Kencan yang panas
64 21+
65 bercak merah
66 part 66
67 part 67
68 part 68
69 part 69
70 part 70
71 part 71
72 part 72
73 part 73
74 part 74
75 part 75
76 part 76
77 part 77
78 part 78
79 part 79
80 part 80
81 part 81
82 part 82
83 HAPPY END
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prolog
2
Pertemuan Ke 2
3
Gila Kebersihan
4
Cewek pertama
5
Perjodohan
6
Perjodohan 2
7
Pacar Pura-pura
8
Calon Menantu
9
Punya Cucu
10
Gosip
11
Ciuman Pertama
12
Tanggal Pernikahan
13
Justin Salah Tingkah
14
Teman masa kecil
15
Dinner
16
SESUATU
17
Kena Imbasnya
18
Baikan
19
Menyatakan Perasaan
20
Senang dan Bahagia
21
Pesta Perayaan
22
Acara Lamaran Farrel
23
Liburan
24
Kisah Febi
25
Justin yang posesif
26
Pernikahan Farrel
27
Foto prewedding
28
Drama Korea
29
Pria Pengertian
30
Aldo dan Melisa
31
Orang ketiga
32
Hari jadi Aldo dan Melisa
33
Pernikahan + Malam pertama
34
Honeymoon
35
Honeymoon (part 2)
36
Olahraga Malam
37
Manohara kembali
38
Pernyataan Radit
39
Hamil
40
Ngidam asam pedas
41
Melamar
42
Bayi
43
Daffa & Arumi
44
SEASON 2 ( prolog )
45
Bab 2 (Season 2)
46
Pertemuan
47
Part 47
48
part 48
49
part 49
50
part 50
51
part 51
52
part 52
53
part 53
54
part 54
55
Mengejar Arumi
56
Ditolak
57
PDKT
58
part 58
59
part 59
60
Cyara
61
part 61
62
part 62
63
Kencan yang panas
64
21+
65
bercak merah
66
part 66
67
part 67
68
part 68
69
part 69
70
part 70
71
part 71
72
part 72
73
part 73
74
part 74
75
part 75
76
part 76
77
part 77
78
part 78
79
part 79
80
part 80
81
part 81
82
part 82
83
HAPPY END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!