Hari itu Farrel benar-benar di sibukkan untuk menata dan membawa perlengkapan kerja baru yang akan di bawa ke ruangan direktur.
Meski Farrel tidak sendirian, dan banyak pegawai angkutan barang yang ia perintahkan. tetapi semua yang mengurusnya adalah Farrel.
Dari tadi sebenarnya banyak orang yang memperhatikan apa yang dilakukan oleh Farrel, dan mungkin banyak sebagian orang bertanya-tanya.
"Dari tadi, sebenarnya apa yang sedang di lakukan Farrel sih? Mengatur, menyuruh Office Boy angkut meja sama barang-barang keruangan direktur?'' ujar Danu bertanya di depan kawan-kawannya.
''Iya dari tadi aku perhatikan begitu sibuk terus dia?" sambung Aldo ikut menimpali.
Saat Farrel melintas di depan mereka,
''Farrel apa yang sedang kamu kerjakan?'' Tanya Febi.
''Menata ulang untuk memindahkan meja sekertaris ke ruangan direktur.'' Jawab Farrel datar, singkat dan seperlunya,
terlihat begitu lelah Farrel dibuatnya.
''HAH??''
Sontak Danu, Aldo, Febi, dan Beni terkejut mendengar apa jawaban Farrel, dan masih sedikit tidak bisa mempercayainya.
''Memang ada sekertaris baru?'' Tanya Beni memastikan.
''Hmm.'' Jawab Farrel singkat.
''Cewek atau cowok?'' Tanya Febi ikut penasaran.
''Cewek.'' lagi-lagi Farrel menjawab seadanya, sepertinya dia benar-benar kelelahan sampai malas untuk berbicara.
''Lo serius Rel?'' Tanya Aldo meyakinkan.
''Kalau gak percaya lihat aja sendiri.'' Farrel yang sudah malas menjawab dan melengos pergi untuk menyelesaikan pekerjaan nya.
Sementara itu, sambil menunggu ruangan nya di siapkan, Calysta berada di ruangan yang sama dengan karyawan yang lainnya. Membaca dan mempelajari pekerjaan yang akan ia kerjakan selanjutnya.
Rekan kerja semuanya baik, meskipun ada salah satu orang yang mungkin tidak suka atau syirik kepada Calysta karena dia memiliki paras yang cantik, juga di sukai banyak orang.
"Ck, belum apa-apa sudah berbangga diri. baru juga masuk bekerja sudah banyak tingkah." pekik seseorang yang merasa risih karena kehadiran Calysta, entah karena apa? Begitulah orang yang syirik hanya akan mencari-cari kejelekan kita.
Para Office Boy dan yang lainnya akhirnya menyelesaikan pekerjaan mereka, semua sudah tertata dan tersusun rapi sesuai dengan keinginan sang bos.
Waktu telah berlalu begitu cepat dan sudah hampir waktunya jam makan siang.
Cuaca hari itu cukup cerah, matahari yang menyengat membuat badan sedikit berkeringat.
Semua orang beranjak dari pekerjaannya untuk makan siang. Merefresh badan dan pikiran supaya strong lagi untuk melanjutkan pekerjaan mereka.
Kantin karyawan yang besar, bersih, juga tempat nya yang nyaman menyediakan banyak menu makanan enak. Luar biasa memang terlihat sekali perusahaan yang begitu maju, bos nya juga tidak menyepelekan karyawan dan membuat mereka nyaman untuk bekerja.
Tidak hanya itu, bahkan sang bos pun sesekali ikut makan siang di kantin bersama dengan rekan dan karyawan nya.
Disini lah tempatnya para karyawan bergosip, dan membicarakan apa yang ingin mereka bicarakan.
Ternyata bukan hanya karyawati yang selalu ingin bergosip, di meja sana sudah ada empat orang yang sepertinya banyak yang ingin mereka ceritakan.
''Masih gak bisa percaya, masa iya orang yang gila kebersihan seperti Justin mau satu ruangan sama cewek.'' celetuk Aldo sambil menggelengkan kepalanya, dan memulai pembicaraan.
''Iya biasanya dia anti banget sama cewek, apalagi kalau mencium bau parfumnya yang menyengat.'' sambung Beni sambil meminum sedikit air.
''Kemarin aja baru pecat sekertaris cewek gara-gara gak sengaja narik bajunya dia, karena tuh cewek mau jatuh.'' Ujar Danu sembari menyuapkan makanan ke mulutnya.
''Iya gue juga lihat waktu itu, tau nggak apa yang Justin lakuin abis itu!, Dia langsung mandi dan bajunya dia suruh bi Inah buang.'' sambung Febi membenarkan.
Semuanya menggelengkan kepala, tidak habis pikir dengan sifat bos nya yang gila kebersihan.
Tetapi begitu lah sifatnya, semua orang di perusahaan sudah tahu akan tempramen bos nya.
''Sudah-sudah, cepat selesaikan makan kalian, daripada penasaran terus kita cek saja ke sana ke ruangannya dan tanya kan langsung kepada orangnya.'' Ujar Danu menimpali.
Karena memang kebetulan hari itu Justin tidak pergi ke kantin, mungkin Farrel mengantarkan makan siang ke ruangannya.
Meskipun waktu makan siang masih ada banyak waktu, tetapi karena mereka penasaran akhirnya setelah terburu-buru menyelesaikan makan siangnya, mereka berempat pergi keruangan CEO dengan penuh rasa penasaran dan rasa ingin tahu seperti apa wanita yang bisa berdekatan dengan direkturnya itu.
Tok...tok...tok
Salah satu dari mereka mengetuk pintu dengan hati-hati dan waspada, takutnya ada yang merasa terganggu dengan kehadiran mereka.
''Masuk.'' Suara Justin dari dalam.
Cklek.
Aldo membuka pintu.
Apa yang terjadi? sungguh tidak bisa di percaya, ternyata Calysta juga masih ada di dalam ruangan CEO.
Apakah Calysta tidak di izinkan untuk istirahat? entah lah.
Mereka berempat terbengong melihat wanita yang berada di ruangan itu,
Karena wanita itu adalah gadis cantik yang pagi tadi mereka lihat.
Justin yang melihat reaksi mereka berempat yang sedang melongo terbengong melihat ke arah Calysta.
''Ada apa? ngapain bengong di sana, duduk sini.'' Panggil Justin dengan nada memerintah.
''Ck, meleleh juga tuh es batu melihat sang Angel.'' Bisik Febi.
Mereka kemudian menghampiri Justin.
''Ada apa, mau ngajak makan siang bareng?'' Tanya Justin.
''Nggak''
''Iya''
Menjawab bersamaan.
''Jadi iya atau tidak?'' Tegas Justin.
''Tidak, kita tadi sudah selesai makan siang. dan kemudian kesini karena mendengar ada sekertaris baru, dan kita datang kesini untuk menyapanya.'' Jawab Danu.
Justin melirik kearah Calysta, dengan nada dingin ia menjawab perkataan Danu.
''Nggak usah menyapa nggak penting juga.''
Mereka tidak mendengarkan perkataan Justin. malah sebaliknya menyapa Calysta dengan ramah dan keceriaan mereka.
''Hai, aku Aldo
'Deni
'Febi
'Danu
Sambil berjabat tangan memperkenalkan diri kepada Calysta dan senyuman di setiap wajah laki-laki itu.
''Hallo, aku Calysta. Hari pertama kerja mohon bimbingannya.'' Ucap Calysta tersenyum manis.
''Aahhh... meleleh aku melihat senyummu Calysta'' Gombalan Febi sambil kedua tangannya memegang dada.
Gubrak, menjatuhkan diri berpura-pura pingsan.
Justin terlihat kesal yang sedari tadi melihat tingkah laku teman-temannya yang konyol itu.
''Sudah-sudah waktunya makan siang, ayo pergi.'' Ajak Justin yang beranjak dari tempat duduknya.
''Oh iya, Calysta ayo makan siang bersama.'' Ajakan mereka berempat.
Sedangkan Justin mereka cuekin dan tidak mereka anggap.
''Tidak terimakasih, kalian duluan saja.'' Jawab Calysta dengan senyum indah di bibirnya.
"Apa-apaan, tadi kalian bilang sudah selesai makan siang? tapi sekarang mengajak dia pergi bersama," sanggah Justin tidak habis pikir dengan teman-temannya.
"Kenapa memangnya?" jawab Aldo sedikit menantang "Kamu sendiri sudah tahu kita sudah makan siang, tetapi tetap saja mengajak kita pergi."
"Hei bos jangan terlalu kejam seperti itu, kamu bahkan tidak mengijinkan sekertaris mu pergi makan siang." Danu ikut menyudutkan Nya.
''Aahh baiklah, tapi Calysta sepertinya kamu jangan terlalu banyak tersenyum, karena senyuman mu bagai bidadari yang turun dari khayangan dan membuat ku ingin mencuri selendang mu.'' Gombalan Febi yang receh tetapi membuat semua orang tertawa kecuali Justin.
Justin yang dari tadi sudah menahan emosinya, akhirnya menyeret mereka berempat untuk pergi.
''Ayo pergi.'' Ajak Justin dengan nada marah.
''Calysta kita duluan ya.'' Kata Beni melambaikan tangan.
Calysta hanya membalas dengan senyuman dan mengangguk.
''Akhirnya mereka pergi juga.'' Gumam Calysta.
Siang hari yang cerah , sinar matahari yang menyinari wajah Calysta saat berjalan menuju ke kantin itu membuat kecantikan Calysta semakin memancar hingga semua mata tertuju padanya.
Setiap orang yang dilaluinya selalu menyapanya dengan penuh kagum.
''Siang Calysta,''
''Hai,''
''Selamat siang Calysta.''
Itulah salah satu sapaan orang-orang yang di laluinya.
Calysta hanya mengangguk dan tersenyum menanggapinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments