Hari pertama Calysta mulai masuk bekerja.
Badan yang tinggi semampai itu mengenakan pakaian kerjanya, sepatu pantofel hitam mengkilap.
Berjalan tegak penuh kepastian layaknya seorang model. pinggulnya yang berisi ikut berlenggak lenggok dengan indahnya.
''Cantiknya bagai bidadari...," ujar Aldo sambil melirik kearah Calysta
''Siapa gadis cantik itu?'' sambung Beni ikut bertanya
''Baru pertama kali aku melihatnya,'' Danu yang ikut menoleh
''Mungkin anak magang baru.'' Jawab Febi sedikit cuek.
Kerumunan lelaki yang dilalui Calysta, semuanya terpana melihat gadis cantik yang baru mereka temui dan bertanya-tanya siapa wanita cantik itu.
Tetapi Calysta acuh tak acuh berjalan seolah tidak ada yang memperhatikan dirinya, karena memang sifatnya cuek tapi sebenarnya jika sudah saling kenal dia orang yang ramah dan baik hati.
Duakk...!
Lagi-lagi hari ini Calysta bertabrakan lagi dengan seseorang.
''Kalau jalan tuh lihat-lihat , nggak tahu saya lagi buru-buru.'' tegur seorang laki-laki gagah dengan setelan jas yang rapi dan berwibawa.
''Kamu tuh yang jalan harus hati-hati jangan seperti orang kesurupan, tau-tau nabrak orang dan marah-marah.'' Jawab Calysta membalas dengan ketus
''Apa kamu bilang! berani ya ngomong kaya gitu, gak tahu siapa saya?''
Dengan tatapan yang penuh amarah kepada Calysta, lelaki itu seperti harimau yang ingin menerkam mangsanya.
Karena selain ibunya tidak ada orang yang berani memarahi apalagi membentak nya.
''Bodo amat! aku gak tahu dan nggak mau tahu siapa kamu.'' Calysta hendak pergi meninggalkannya begitu saja
Laki-laki itu seperti berpikir sejenak,
''Tunggu, kamu kan cewek yang kemarin
nabrak saya di Mall?'' ujar lelaki itu menatap tajam ke arahnya
''Oh kamu lelaki yang aneh itu!?'' Celotehnya sambil berbalik menatapnya.
''APA? oh saya tahu, jangan-jangan kamu pasti modus sengaja buat deketin saya, kemarin pura-pura menabrak dan sekarang juga.'' menyunggingkan bibirnya dengan percaya diri.
''Ya tuhan, tidak di sangka hari pertama masuk bekerja bertemu dengan lelaki yang begitu sombong dan tidak tahu malu. Dan lagi-lagi kenapa orang ini yang aku temui.'' Gumam Calysta kesal.
''Hei saya tidak budek ya, saya mendengar apa yang kamu katakan.'' Tegas dia
Calysta tidak menghiraukannya dan lalu pergi. dia tidak ingin membuat masalah di hari pertamanya bekerja.
Mata yang dari tadi memperhatikan Calysta, melihat apa yang terjadi di hadapan mereka, yaitu pertengkaran Calysta dengan laki-laki gagah yang sepertinya bukan sembarang orang.
Kemudian ia menuju kebagian Resepsionis untuk melapor sebagaimana pekerjaan nya.
Pegawai Resepsionis itu seorang wanita dan di mejanya terpampang nama 'Melisa'
''Permisi saya karyawan baru disini nama saya Calysta.''
''Oh iya mba Calysta ya, tunggu sebentar."
Melisa kemudian mengecek data-datanya, dia juga sudah mendengar bahwa akan ada karyawan baru yang memiliki kinerja luar biasa.
''Calysta ruangan mu ada di sebelah sana ( sambil menunjuk arah ) tapi sebelum itu kamu harus ke ruangan CEO dulu untuk melapor dan memperkenalkan diri." Ujar Melisa mengarahkan Calysta.
''Baik, terimakasih.''
Calysta pergi kemudian menaiki lift untuk menuju ruangan CEO yang ada di lantai paling atas.
Tok...tok...
''Masuk." Suara direktur dari dalam ruangan mempersilahkan.
Calysta membuka pintu dan kemudian memasuki ruangan Bos nya. terlihat Bos nya yang sedang fokus dengan laptop di depannya
"Permisi pak, saya akan memperkenalkan di--" ucapan Calysta terhenti saat bos nya mendongak dan melihat ke arahnya.
Sontak Calysta terlihat kaget saat melihat seseorang yang sedang duduk di kursi direktur itu.
Siapa yang sangka dan siapa yang menyangka, ternyata lelaki sombong yang menabraknya tadi itu adalah seorang CEO di perusahaan tempatnya bekerja.
Terpampang nama di meja kerjanya 'JUSTIN GULL' Direktur utama.
''Apa yang harus aku lakukan?.'' Pikirnya panik
Calysta menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya.
Apa boleh buat meski orang tuaku punya perusahaan sendiri yang cukup besar tetapi aku memilih untuk tidak di sana karena selain aku ingin berhasil dengan kerja keras ku sendiri, dan juga orang tuaku selalu ingin menjodohkan aku dengan seseorang yang sama sekali tidak aku kenal.
"Tidak habis pikir kenapa Mami Papi tidak ada bosannya untuk mencarikan aku pasangan," Calysta sedikit termenung
"Dan lagi aku pikir ini bukan di jamannya Siti Nurbaya aku ingin memilih pasangan hidupku sendiri."
Justin yang sudah memperhatikan Calysta,
sedikit mengernyit bertanya-tanya apa yang di lakukannya.
"Ehemm..." Justin membuyarkan lamunan Calysta.
''Maaf sa... saya datang untuk melapor pak," ucap Calysta gagap
"Ma... maksud saya memperkenalkan diri pak." dari suara Calysta ada sedikit rasa takut dan gugup.
''Kamu?...''
Justin baru bertanya dan pura-pura baru sadar bahwa yang melapor itu Calysta.
Calysta masih gugup dan sepertinya takut semua tidak akan berjalan dengan baik. Tetapi ia mencoba mengumpulkan keberanian untuk menghadapi nya.
''Hehe... ternyata dia karyawan baru di sini, lihat nanti aku kerjain.'' Gumam Justin dalam hati dengan senyum licik nya.
''Ehemm... Oke nama kamu siapa?'' Tanya Justin nada memerintah
''Calysta pak.'' Raut wajah Calysta yang memerah dan rasa was-was karena tadi dia sudah menyinggung pria yang ada di hadapannya itu.
''Baik tunggu sebentar,'' Ucap Justin so cool.
seolah ada siasat yang tersirat di pikirannya.
Kemudian Justin menelpon seseorang,
''Hallo,'' suara wanita dalam telepon
''Melisa pindahkan karyawan baru bernama Calysta menjadi sekretaris pribadi saya.'' Nada pasti dan memerintah.
''Apa? tapi pak dia baru saja masuk hari ini dan belum tau kinerja nya seperti apa, mungkin sebaiknya training dulu kurang lebih dua minggu?, Apa akan baik jika langsung di angkat sebagai sekretaris pribadi?.'' Sanggahan Melisa
''Kamu melawan saya.'' Nada suara Justin yang sudah tak terbantahkan lagi.
''I...iya baik pak saya akan urus semuanya.'' Melisa yang ketakutan dan segera menjalankan perintahnya.
Justin langsung mematikan teleponnya.
''Farrel.''
Justin memanggil asisten kepercayaan nya yang sedari tadi berdiri sampingnya.
''Iya pak.'' Jawab Farrel.
''Urus semua berkas yang akan dia kerjakan, dan siapkan meja pribadinya satu ruangan dengan saya.'' Tegas Justin memberi perintah.
''Baik pak.''
Calysta yang masih dalam keadaan berdiri tidak berani untuk bicara dan hanya memperhatikan apa yang di lakukan bos nya.
''Oh jadi dia Farrel asisten kepercayaan, yang selalu berada di sisinya itu.'' Gumam Calysta dalam hati.
Farrel keluar ruangan untuk mempersiapkan semuanya.
Dalam hati Farrel bergumam ''Nona Calysta ini siapa? menarik, baru pertama masuk sudah bisa menaklukkan Pak Justin, ternyata kemarin itu awal pertemuan mereka ya, benar-benar takdir''
Di sisi lain.
''Kamu sambil menunggu Farrel yang sedang beres-beres, buatkan kopi untuk saya.'' Perintah Justin kepada Calysta.
''Direktur Gull, saya tau kalau nilai saya bagus dan saya juga pintar, kinerja saya juga bagus, tetapi apa tidak berlebihan langsung mengangkat saya sebagai sekertaris?''
Belum sempat Justin menjawab.
"Ya... meskipun jabatan saya di Jerman juga sebagai sekertaris. Apa sebaiknya tidak melihat dulu bagaimana saya bekerja?" Calysta sedikit menyombongkan dirinya
''Oh kenapa? tidak mau? atau kamu maunya menjadi Office Girl.'' Suara yang menyindir membalas kesombongan Calysta.
''Oh tidak, justru saya sangat tersanjung pak direktur mengakui kemampuan saya.'' Jawab Calysta tersenyum profesional
''Baiklah kerjakan pekerjaan pertamamu orang pintar buatkan saya kopi.'' Tukas Justin sedikit menyindir
Calysta pergi keluar ruangan untuk membuatkan nya kopi.
''Hah... pekerjaan pertama apaan membuat kopi, awas aku kerjain nanti.'' Gerutu Calysta sedikit kesal.
Selang beberapa waktu Calysta selesai membuat kopi dan langsung menyimpan kopinya di meja direktur.
slurrpp...
''Cuiihh,"
''Kopi apaan asin begini>-<'' Direktur yang tampan itu seketika berubah wajahnya memerah karena marah, sedangkan Calysta hanya tersenyum karena merasa puas.
''Ahh masa sih, apa aku salah mengira itu gula tapi ternyata garam!'' Calysta yang pura-pura tidak bersalah.
''Sudahlah karena hari ini hari pertama kamu maka saya maafkan, tapi kalau terjadi lagi saya tidak akan segan.'' Jelas Justin yang kelihatannya masih marah dan sedikit mengancamnya.
''Baik pak, maafkan saya, terimakasih.'' Cekikikan diam-diam, karena merasa sangat senang telah mengerjai Bosnya yang sombong itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments