Melarikan diri

Sani mendorong kasar laki laki yang membuat sesuatu dalam dirinya mulai terasa panas! Dengan cepat ia menarik mundur tubuhnya untuk menghindari laki laki itu. Terlihat jelas sekali, bahwa laki-laki itu nampak sangat kaget saat Sani mendorong tubuhnya dengan kasar. Segera saja Sani bangun, dan duduk agak menjauh dari tempatnya semula .

 

Melihat itu, laki laki tersebut juga ikut bangun dan memandangi Sani dengan ekspresi seperti orang heran. Sepertinya laki-laki itu bingung, melihat Sani tiba-tiba menjaga jarak untuk menghindarinya.

Laki-laki itu mencoba mendekati Sani kembali setelah beberapa lama mereka hanya saling tatap. Ia merangkak perlahan menuju tempat Sani berada. Namun di luar dugaan, Sani malah memilih untuk mundur dan nampak ketakutan!

"Hei, kenapa San? Apakah tadi mas melakukan kesalahan?" tanya laki laki itu dengan rasa bersalah yang tersirat di matanya.

Sani mundur lagi, terlihat semakin ketakutan!

"Ehh Sani... Tenanglah! Mas minta maaf kalau tadi itu berlebihan. Tapi biasanya kau tidak pernah ber-ekspresi se'aneh' ini sebelumnya." Sergah laki-laki itu nampak bingung.

Melihat Sani yang hanya diam saja sambil terus menatapnya dengan tatapan ngeri, laki-laki itu mulai maju lagi dan mencoba lebih dekat dengan tempat Sani.

"Astaga, aku harus kabur!" pekik Sani panik dengan suara yang terdengar bergetar.

 

Sani segera berdiri dan mundur beberapa langkah. Ia mulai mengambil ancang-ancang lalu berlari sekuat tenaga meninggalkan laki laki itu di sana. Sani hanya berfikir untuk berlari begitu saja. Sebenarnya ia sendiri juga tak tahu harus lari ke arah mana? Karena ia merasa tempat ini sangat asing untuknya.

Sani mulai menerobos memasuki semak semak yang rimbun. Tak peduli, pipinya tergores ranting ranting kecil di sana-sini. Pikirnya hanya satu, Ia harus terus berlari dengan cepat.

Namun agaknya ia kesulitan saat mengambil langkah. Kakinya tak bisa bebas mengambil langkah-langkah besar sesuai yang ia inginkan.Rasanya ia seperti sedang memakai rok yang agak sempit bagian bawahnya.Tunggu, rok? Tapi seingatnya ia masih memakai baju santainya saat tidur tadi!

"Aaahh..!" Gedebuukkk, tubuh Sani jatuh tersungkur.

 

Sani terlalu sibuk memikirkan masalah rok atau apalah yang ia kenakan sekarang, sampai ia tak sadar saat kakinya tersandung akar kayu yang sangat besar. Sepertinya tadi ia juga mendengar bunyi 'Kkrrek!' dari bagian bawah rok yang di pakainya.

"Sial! Sepertinya ada bagian yang sobek." Gumamnya kesal.

Sani memeriksa seberapa parah kakinya yang mulai perih. Langsung saja ia segera menyingkap rok yang dipakainya dengan cepat. Eh tunggu, sepertinya ini bukan rok?

"Astaga? Apa-apaan ini?" pekik Sani heran dengan mulut menganga kaget.

Bagaimana mungkin pakaiannya bertukar tanpa ia sadari? Ia terkejut ketika mendapati dirinya yang sedang memakai bawahan berupa kain jarik yang di lilitkan di perutnya. Tapi sejak kapan? Aneh sekali?

 

Dan... Ya ampun, bajunya? Apa-apaan ini?

Sani makin terkejut setelah melihat baju yang ia kenakan sekarang! Apa-apaan baju kebaya ini? Lalu, sejak kapan ia memakai baju tradisional ini??!

Ah lupakan! Karena saat ini, itu bukanlah hal yang penting dalam situasinya. Saat ini ia sedang kabur, lalu tiba-tiba jatuh dan sekarang kakinya terasa sangat perih dan nyeri.

"Aaduh... Sakit sekali... " Rintihnya kesakitan!

Sani memeriksa kembali kondisi kakinya yan terasa perih dan menemukan darah yang mengalir dari lututnya. Hal itu membuatnya mulai memerhatikan keadaan sekitar,dengan menolah-nolehkan kepalanya ke kanan dan kiri berniat untuk meminta pertolongan.

Ah, disini sepi sekali? Tak ada siapa-siapa yang bisa dimintai pertolongan di sana. Sejauh ini yang dapat ia lihat di sekelelilingnya, hanya ada pepohonan besar yang di penuhi semak-semak belukar.

Ini hanya mimpi, kan? Tapi mengapa rasa sakitnya senyata ini? Lalu, jika ini mimpi seharusnya ia sudah terbangun karena rasa sakit yang ia rasakan saat ini.

 Lalu sekarang ia harus bagaimana?

"Tolong.... ! Toloong..!" teriaknya selantang mungkin.

Sani mencoba mencari pertolongan dengan berteriak-teriak barangkali ada orang yang lewat, dan mau menolongnya. Di samping itu, ia nekat mencari pertolongan karena melihat darah yang keluar dari lututnya sudah semakin banyak saja.

"Toloooooong....!" teriaknya sekali lagi dengan kualitas suara yang semakin lantang dari sebelumnya.

"Toollo.... " suaranya terputus, dan tercekat di tenggorokan begitu melihat semak di depannya bergoyang-goyang.

"Ggrrassakk! Ggrasaak! "

Tiba-tiba seseorang menyembul keluar dari balik celah semak-semak yang rimbun. Dan orang itu adalah laki-laki itu lagi?

''Duh... Mati aku!" bisiknya khawatir.

"San, kenapa kakimu?" tanya laki-laki itu terlihat panik.

"Jaa... Jaangan mendekat!" jawab Sani seketika dengan suara bergetar ketakutan.

"Hei.... Kenapa kau ketakutan begitu? "

"Kumohon jangan mendekat! "

"Mas minta maaf, kalau yang tadi menurutmu keterlaluan. Tapi mas khawatir dengan luka itu." Ucap laki-laki itu sambil menunjuk luka di kaki Sani.

"Aa.... Aku... " Sani bingung harus bicara apa.

"Kalau begitu sekarang biarkan mas menolongmu dulu ya?"

"Tidak!... Jangan mendekat!" teriak Sani lebih keras.

"Kumohon jangan keras kepala, Sani. Lihatlah darah yang keluar dari lututmu itu sudah semakin banyak." Ucap si lelaki sambil menunjuk ke arah kakinya.

Hah, benar juga kata laki-laki itu! Darahnya sudah mulai merembes pada kain jarik yang ia gunakan. Belum juga saat ini kepalanya yang tiba-tiba saja mulai terasa pusing.

Antara mau menerima atau tidak, Sani masih sedikit ragu untuk menerima pertolongan dari laki-laki yang telah bersikap kurang ajar padanya.

 

"Kenapa harus kau yang datang menolongku? Kau bukan laki-laki yang baik!"

"Kenapa kau bicara begitu, San?" tanya si lelaki dengan heran.

"Hei... Tentu saja karna kamu sudah tidak sopan padaku! Meski sekarang aku sedang berada dalam mimpi, tapi kamu tidak boleh bersikap seenaknya seperti tadi. Kamu sudah berbuat kurang ajar padaku!" jawab Sani ketus.

"Kamu bercanda? Bahkan kita biasa melakukan hal yang lebih panas dari yang kita lakukan tadi!"

'Hah, lebih panas dari yang tadi?' gumam Sani mengulang kalimat terakhir laki-laki itu.

"Dengarlah, apa yang mas lakukan tadi bukan suatu tindakan kurang ajar atau perilaku tidak sopan padamu, San. Apa salahnya kalau mas melakukan itu padamu, sekarang? Kita ini kan, suami istri?"

"Aappa?" Sani semakin terkejut mendengar penjelasan si laki-laki yang mulai terdengar tak masuk akal

Hei tunggu, barusan ia tidak salah dengar, kan? Bagaimana mungkin mereka adalah suami istri? Mimpi macam apa ini? Sungguh keterlaluan!

 

Ssslliiut! Sani merasakan pandangannya sudah mulai kabur. Ia seperti melihat banyak kunang-kunang yang berterbangan di matanya. Entah mengapa tiba-tiba bumi terasa berputar-putar terus sejak tadi. Kepalanya pusing!

Laki-laki yang mengaku sebagai suaminya itu masih berdiri memandanginya dengan tatapan khawatir. Tapi Sani sudah menerima kesan pertama yang buruk dengan laki-laki itu. Mana mungkin sekarang ia akan percaya begitu saja, bahwa laki-laki itu adalah suaminya?

 

Laki-laki itu terlihat makin cemas melihat darah yang semakin banyak mengucur dari lutut Sani. Ia berjalan mendekati Sani berniat untuk menolongnya.

 

"Berhenti... ! Kubilang berhenti di sana!"

Sani berteriak-teriak dengan tangan menunjuk pada lelaki itu.

"Tapi, lukamu... "

"Aku tak butuh bantuanmu! Aku tak percaya pada laki-laki yang kurang ajar sepertimu!

Nnyyuutt!

Kepala Sani lagi-lagi berdenyut lebih parah.

Ia sudah tak bisa menahannya lagi. Semua jadi terlihat gelap. Dan Sani-pun ambruk!

🍀🍀🍀🍀🍀

🌺🌺salam kenal🌺🌺

Ini novel pertamaku. Mohon dukungannya ya?

Kasih komentar tentang:

saran, boleh!

kritik, boleh!

semangat, juga boleh banget....

Terimakasih sudah mampir. 😘😘

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

👍👌3like tertinggal., sdh ok🤗

2021-03-27

0

Nia jeje

Nia jeje

wah sani..

2021-01-14

1

Sekapuk Berduri

Sekapuk Berduri

like 💕

2021-01-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!