Dengan perasaan yang sudah senang dapat izin dari anak-anak, Aku sadar aku harus tahu bagaimana pendapat Susi seandainya diriku ingin mengutarakan keseriusan dalam hubungan kami. Membayangkan itu saja sudah bahagia. Jadi senyum-senyum sendiri kalau memikirkannya.
Setelah pulang rutinitas Kerja dari Senin sampai Jumat, aku memberanikan diri mengajak Susi untuk bertemu secara langsung di akhir pekan ini. Dan tidak menunggu lama, aku langsung mendapatkan respon cepat dari nya. Dan kali ini aku langsung meminta alamat rumah nya di Banjarmasin agar bisa menjemputnya sekalian bisa besilaturahmi dengan keluarga nya. Dan Susi pun tanpa banyak tanya langsung setuju. Betapa bahagia nya aku.
Setelah sebulan dari pertemuan kami yang pertama, akhir nya datang juga pertemuan yang kedua ini. Tanpa banyak Persiapan, pada hari Sabtu sehabis sholat Subuh, aku langsung meluncur ke alamat rumah Susi. Rumah nya di Jalan Kampung Melayu kelurahan seberang mesjid. Susi mengatakan kalau sudah mau sampai, agar menghubungi nya biar dirinya segera bersiap-siap keluar rumah. Aku pun bingung kemudian menanyakan nya mengapa tidak diriku saja langsung menjemputnya di rumah. Susi menjawab, Yahya apa kah menjemputnya naik mobil atau motor. Aku pun langsung menjawab menggunakan kendaraan roda empat ku. Dia pun menjelaskan kalau itu lah yang menjadi masalah nya, karena rumah nya didalam gang Kevin yang hanya bisa dilalui motor kecil saja, mau tidak mau Susi harus keluar gang menemui ku. Aku pun setuju.
Setelah melewati perjalanan yang cukup melelahkan, aku pun hampir dekat dengan alamat yang diberi oleh Susi. Aku kemudian menelpnya, "Susi, aku sudah mau dekat gang rumahmu, aku tunggu di depan ya...". Kemudian Susi langsung mengiyakannya. Aku pun akhir nya sampai dekat gang tersebut, namun aku menunggunya tepat diseberang Jalan gang rumah nya. Ku melihat dari kejauhan Susi keluar dari gang dengan mengenakan pakaian berwarna hijau. Aku merasa adem melihat nya dari seberang Jalan. Susi bingung dimana posisi diriku. Ku melihat dirinya celingak celinguk dimuka gang melihat-lihat dimana aku berada. Kasihan juga melihat dirinya yang ke bingungan. Aku pun membuka kaca mobilku dan memanggil nama nya. Susi pun menoleh, tersenyum dan langsung menyeberang Jalan menemui ku. " Menunggu lama ga? ", tanyanya. Ku tersenyum dan langsung berkata, " Santai saja". Kita langsung saja ke tempat makan ya, soalnya aku sudah lapar. Dan Susi mengangguk tanda setuju.
Akhirnya kami pun memilih tempat makan yang tidak terlalu ramai agar bisa leluasa me ngobrol, karena tujuanku mengajaknya bertemu secara langsung adalah mendapatkan jawaban dari perasaan ku padanya. Sehingga aku bisa memikirkan kelanjutan hubungan kami ke jenjang pernikahan. Di usia Ku sekarang, sudah memasuki usia 50 aku ingin menghalalkan hubungan kami. Tidak perlu berlama-lama masa penjajakan, kalau di rasa cocok kenapa tidak langsung menikah saja.
"Kita sudah sampai... ", kata ku. Susi hanya diam saja sembari keluar dari mobil. Dan kami pun langsung menuju meja makan yang kosong. Pelayan langsung dengan ramah menyapa kami di pintu depan masuk dan langsung mempersilahkan duduk. Setelah duduk, pelayan langsung menyodorkan daftar menu dan menunggu pesanan makanan kami. Susi membolak balik daftar menu yang dibacanya. Ia berkata, " Mba, saya pesan es jeruk sama iga bakaran ya". Pelayan langsung mencatat dan menatapku. Sekarang giliranku, langsung saja kusebutkan menu sop buntut favoritku dan minum jus alpukat. Dan tidak lupa sebotol air mineral. Pelayan mengulangi pesanan kami dan menanyakan apakah ada tambahan lain lagi. Susi menjawab sementara itu saja dulu. Pelayan pun permisi dan meminta kami harap sabar menunggu pesanan kami.
Setelah pelayan itu pergi akhir nya tinggal lah Kami berdua di meja makan. Tidak ada orang ketiga yang akan mengganggu pembicaraan kami. Aku pun langsung mengutarakan keinginanku sebenarnya mengapa mengajaknya bertemu lagi. "Susi, aku ingin menikah denganmu, " Kata ku. Susi langsung terbatuk-batuk karena kaget dengan kejujuranku yang tiba-tiba. Ia pun menyahutiku, "menikah bukan Persoalan mau tidak nya kita berdua, tapi apakah pian sudah minta izin dengan anak-anak? " Tanyanya. Aku mengangguk dan menjelaskan kalau diriku sudah mendapatkan lampu hijau dari anak-anak ku. Susi langsung mengatakan bahwa dirinya belum bisa memberikan jawaban apakah setuju untuk menikah atau tidak, karena dirinya harus menanyakan bagaimana respon anak-anak nya kalau dirinya menikah lagi. Dan lagi dirinya menambahkan belum mengetahui bagaimana kehidupan masa lalu diriku, dan begitu pula sebaiknya. Apakah masih bisa menerima dengan kondisi yang ada kalau sudah mengetahui masa lalu dari pasangan masing-masing. Aku memahami nya.
Tidak berapa lama, pembicaraan kami terhenti karena pelayan sudah datang membawakan pesanan makanan kami.
Setelah semua pesanan sudah tersaji di atas meja, aku pun mengajak Susi untuk langsung menikmati hidangan yang sudah didepan mata. Susi me respon dengan anggukan. Kami pun tidak berbicara lagi karena sibuk dengan makanan masing-masing. Aku makan sambil memandangi Susi yang sedang makan. Sudah hampir setahun Setelah kepergian mendiang istriku, aku tidak pernah menikmati makan bersama. Ada teman makan rasanya sungguh menyenangkan. Mungkin ini yang di katakan orang-orang, terlalu lama sendiri itu tidaklah enak.
Setelah selesai makan, Susi langsung minta maaf tidak bisa memberikan jawaban langsung atas proposal menikah ku. Ia harus memikirkan dan bediskusi dengan anak-anak nya karena setelah sekian lama menjanda mengapa tiba-tiba memutuskan untuk menikah lagi. Ia minta waktu untuk bisa memikirkan sebelum memberikan jawaban. Aku tidak bisa menolak, hanya bisa menunggu jawaban yang menggembirakan.
Aku pun mengantar nya pulang, namun sebelum itu kami sempat kan membeli kue-kue untuk oleh-oleh buat anak-anak Susi di rumah. Dan perpisahan kami hari itu pun berakhir manis. Dan aku pun berharap akan ada pertemuan berikutnya lagi. Semoga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments