Suasana di rumah sedang tidak bagus-bagusnya. Perasaan kelam dan tatapan penuh kemarahan mewarnai hari-hariku. Aku tahu anak-anak ku akan sulit menerima keadaan ini. Tapi disisi lain, Aku juga seorang laki-laki yang butuh perhatian dan kasih sayang dari seorang wanita. Apa kah anak-anak ku dapat memahami perasaan ini.
Di sela-sela hari, Aku masih berhubungan dengan Susi walaupun hanya sekedar menanyakan kabar. Aku masih yakin Susi lah yang akan menemani hari-hariku berikutnya. Disudut lain Aku membutuhkan Susi, tapi di sudut lain Aku juga peduli dengan pendapat anak-anak ku.
Sampai suatu ketika, Susi mulai merasakan ada kegalauan dalam setiap teks chat yang kutulis untuk nya. Suatu hari, Susi menchatku. " Pian kalau ada masalah apa-apa, bisa cerita ke Susi kok, siapa tahu Susi bisa bantu", katanya. Aku pun membalas dengan emot senyum saja. Susi sepertinya paham betul bahwa saat ini Aku sedang tidak ingin membicarakan nya.
Aku semakin merasa tersisih dari anak-anak ku. Mereka seperti mengeluarkan hawa kemarahan yang tidak Terbendung. Tidak ingin masalah ini berlarut-larut, aku pun memberanikan diri mengutarakan kembali niat ku untuk menikah lagi. "Kevin, Adam, menurut kalian bagaimana kalau abah menikah lagi? ", Tanya ku. Adam tidak memberikan respon dan langsung meninggalkan masuk ke kamar nya. Sedangkan Kevin menatapku dengan tajam. Setelah beberapa saat, ia pun berkata, " Bah, apa masalah ini kita bicarakan nanti saja, tunggu situasi tenang dulu. Almarhumah mama baru saja pergi meninggalkan kita, kesedihan masih terasa. Apa abah tidak bisa menunggu?". Aku terhenyak atas jawaban nya. Memang keinginanku ini terasa terburu-buru. Aku dapat memahami nya.
Aku pun berusaha tenang, karena menurutku situasi sedang tidak bagus jika ku terus memaksakan keinginanku itu. Kedua anak ku belum tentu mudah menerima kehadiran ibu baru di usia mereka yang dewasa.
Hubungan ku dengan Susi masih berjalan setelah pertemuan kami yang pertama. Aku merasa gayung bersambut, apa yang kurasakan pastinya Susi juga mengetahuinya. Namun aku juga sadar, bahwa diriku lah penentu mau dibawa kemana kelanjutan hubungan kami ini. Karena tidak mungkin Susi yang meminta kepastian hubungan kami yang masih seumur jagung kenalnya. Lagi pula hubungan kami belum dapat lampu hijau dari anak-anak. Tidak se mudah yang kubayangkan.
"Susi, bagaimana kabarmu sekarang?", tanyaku memulai chat. Ia menjawab, " Alhamdulillah baik Pak", jawabnya. Aku pun membalas nya, jangan sungkan panggil Yahya saja. Kemudian dibalas nya dengan emot tersenyum.
Aku mengerti tidak ada perkembangan yang berarti dari hubungan kami berdua. Banyak hal yang menghalangi kami. Dan aku pun masih bimbang apakah melanjutkan hubungan ini atau mengakhirinya sebelum cintaku terlalu dalam.
Hari demi hari berlalu, situasi rumah yang masih saja tidak mengalami perubahan. Ada hawa yang tidak senang yang dipancarkan oleh kedua anak-anak ku. Aku makin stress, aku tidak bisa memilih antara Susi dan anak-anak. Aku menginginkan merka berdua. Tapi saat tetap memilih Susi, anak-anak akan merasa kalau aku tidak peduli dengan perasaan mereka. Bet apa lelahnya otak ku. Aku butuh Susi. Aku butuh seseorang yang bisa menemaniku dan bisa membuatku tenang.
Akhir nya, aku memilih dengan meminta petunjuk didalam sholatku. Apakah niat ku menikah salah? Dan ternyata, aku semakin yakin untuk tetap me lanjutkan hubungan ku dengan Susi.
Aku pun kembali meminta pendapat Kevin dan Adam. "Abah tahu, kalian sudah cukup dewasa memahami situasi, apakah kalian tidak bisa mempertimbangkan keinginan abah untuk menikah lagi? ", tanyaku. Adam dengan sifat nya yang blak-blakan langsung menjawab, " Buat apa minta pendapat kami, setuju atau tidak abah juga tetap akan menikah lagi. Ga guna! ". Ia pun langsung meninggalkan dengan emosi yang meledak-ledak. Kevin setelah melihat adik nya Adam pergi dengan jawaban kemarahan, berkata, " Kalau memang itu sudah keputusan abah, tidak ada yang bisa mengubahnya. Tapi kalau nanti ada kejadian yang tidak bagus dari perkawinan abah, jangan turut libatkan kami. Semua adalah resiko abah sendiri". Aku pun menggangguk.
Walaupun sudah mengantongi persetujuan dari kedua anakku, aku masih merasa tidak nyaman. Tapi paling tidak mereka menyerahkan keputusan di tanganku. Alhamdulillah ada cahaya terang hubunganku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments