Malam itu Jose langsung dibawa Ardi ke UGD rumah sakit ternama di kota Surabaya, dokter yang menangani nya adalah teman SMU nya dulu dokter Danny namanya.
Dokter Danny adalah dokter bedah yang sudah memiliki dua anak kembar Dona dan Doni.
Dalam perjalanan menuju ke rumah sakit itu Ardi menghubungi Danny untuk meminta bantuan nya, kebetulan Danny bertugas malam, jadi Danny langsung berlari ke ruang UGD untuk memeriksa keadaan teman sejati nya itu.
Sampai di ruang UGD, Danny berbarengan Jose yang di dorong masuk melalui pintu depan dengan brankar rumah sakit tetapi Danny dari pintu UGD bagian belakang.
Melihat Jose yang terkulai lemas dan banyak mengeluarkan darah di tangan sebelah kiri, Danny memerintahkan para suster untuk mempersiapkan ruang operasi secepatnya.
"Langsung bawa ke ruang operasi ya.... untuk mengeluarkan peluru nya" kata dokter Danny kepada salah satu susternya.
"Baik dok" jawab suster itu dengan sopan sambil badan membungkuk.
Selama satu jam Jose di ruang operasi untuk mengeluarkan timah panas yang bersarang di lengan kiri bagian atas.
Setelah selesai Jose di operasi di pindahkan ke ruang rawat inap VVIP di temani oleh Ardi saja.
Selesai operasi dan hampir menjelang pagi Ardi memberi kabar kepada ibu Diniya dan adik nya Yosi jika Jose tidak pulang malam ini karena di rawat di rumah sakit.
Ibu Diniya dan Yosi langsung menyusul Ardi menggunakan mobil online ke rumah sakit dengan sangat khawatir, tetapi setelah selesai operasi dan melihat keadaan Jose sudah membaik, Jose meminta ibu dan adiknya pulang ke rumahnya karena Yosi harus sekolah.
Setelah Ibu Diniya dan Yosi pulang, dan kesehatan Jose mulai pulih, Jose menanyakan keberadaan gadis yang pernah menolong nya malam itu.
"Ardi di mana gadis itu?" tanya Jose dengan lemah setelah sadar betul dari pengaruh obat bius nya.
"Gadis yang mana bos?" jawab Ardi dengan gugup.
"Yang menolong aku tadi malam" jawab Jose lagi.
"Waduh.....maaf bos saya lupa meninggalkan gadis itu sendiri tadi malam, karena aku panik" jawab Ardi sambil memegang dahi nya.
Ardi baru sadar mengapa tadi malam tidak berkenalan dan menanyakan alamat gadis karateka itu.
"Terus gimana dengan pria yang menyerang ku?," tanya Jose lagi.
"Sudah di tangani oleh pihak kepolisian bos, tadi pengacara kita juga sudah membuat laporan nya dan di bantu oleh Syaiful" jelas Ardi kembali.
Jose kemudian melamun membayangkan gadis yang menolong nya, wajah yang tidak terlalu terlihat karena lampu yang tidak terang, Jose hanya merasakan kelembutan tangan gadis itu yang memegang pinggang untuk mengambil ikat pinggang tanpa persetujuan nya, yang dia ingat hanya suara tegas gadis itu dengan rambut di ikat kuda dan ada gelang warna coklat yang melingkar di tangan kanannya.
"Gelang manik-manik itulah ciri dari gadis itu" Jose berkata dengan lirih.
"Ardi coba hubungi kepolisian dan Syaiful kembali untuk mencari informasi tentang gadis itu" titah Jose.
"Baik bos" sahut Ardi kemudian.
Jose di rawat di rumah sakit selama tiga hari, tetapi Jose sangat takut dengan jarum suntik, jika ada suster yang masuk membawa jarum suntik, keringat dingin akan selalu keluar tanpa bisa di kendalikan, padahal suntikan itu akan di suntikkan di infus nya saja bukan di badan nya.
Terkadang Jose di ledek oleh Yosi jika melihat Jose berkeringat dingin hanya karena melihat jarum suntik saja.
"Mas...mas...badan gede, tampan dan atletis tetapi sama jarum suntik aja takut, dasar cemen" kata Yosi saat berada di rumah sakit selesai pulang sekolah.
"Jangan menurunkan wibawa ku ya" jawab Jose sambil melempar bantal yang ada di sebelah nya.
"Memang begitu, wibawa mas itu hilang di telan jarum suntik ....wuek...." ledek Yosi sambil menjulurkan lidahnya.
"Sudah kalian ini kalau bertemu pasti berantem, sudah pada tua bukanya sadar, seperti anak kecil aja" gerutu ibu Diniya.
"Enak aja....ibu ini... Yosi baru kelas dua belas SMU di bilang sudah tua, mas bule tuuuuh yang sudah tua" protes Yosi.
Ibu Diniya tersenyum dan menggelengkan kepalanya dengan tingkah laku kedua anaknya.
Jose pulang kerumah di jemput oleh Ardi, dan beristirahat di rumah selama beberapa hari tidak ke kantor, di rawat dengan telaten oleh ibu Diniya dan Tante Tanti secara bergantian.
Sudah satu Minggu Jose pulang dari rumah sakit, dia selalu memegang perut nya dan memandangi ikat pinggang yang di gantung di belakang pintu sambil mengenang gadis karateka itu.
Jose mulai ke kantor lagi setelah merasa baikan, bekerja semampunya karena tangannya yang masih dibalut oleh perban.
Jose selalu terbayang bayang oleh gadis karateka itu setiap detik, menit jam bahkan hari tiada henti.
"Kemana dia menghilang ya?, kenapa pihak kepolisian pun belum bisa menemukan nya, seperti menghilang dari kota Surabaya saja". gumam Jose dalam hati.
Orang yang di suruh mencari gadis itupun belum bisa menemukan nya juga, pihak kepolisian cuma mendapatkan sepasang sepatu milik gadis itu dan pistol dengan sidik jari pimpinan bos perampok waktu itu.
"Kenapa setelah gadis itu memegang pinggang ku ada perasaan yang aneh ya?, seperti normal semua organ tubuh ku yang lama tidak bisa bangun, ya Tuhan ku apa yang terjadi dengan ku, aku selalu mengingat nya terus?" gumam Jose.
Hati Jose gelisah setiap mengingat gadis karate itu, perubahan pada tubuhnya hari demi hari semakin membaik.
Kegelisahan Jose tidak bisa hilang walaupun di sibukkan dengan setumpuk pekerjaan yang membebaninya.
Pekerjaan Jose akhirnya sedikit terbengkalai karena selalu mengingat gadis karate itu, untung nya dia mempunyai asisten yang handal dalam pekerjaan nya.
Akhirnya Ardi yang selalu harus menyelesaikan pekerjaan Jose dengan sabar, Ardi sangat memahami apa yang terjadi pada Jose.
Persahabatan antara Jose dan Ardi yang terjalin sejak kecil membuat keduanya bisa saling mendukung seperti layaknya saudara kandung sendiri.
"Bagaimana Ardi, apakah belum juga di temukan gadis karateka itu?"
"Maaf bos, Syaiful dan kepolisian masih berusaha sekuat tenaga, sabarlah sedikit lagi".
"Mengapa lama sekali penyelidikan nya sih....,apa tidak bisa cepat sedikit?" tanya jose kesal.
Ardi sangat handal dalam menghandle semua pekerjaan yang diberikan kepada nya, Ardi juga mengerahkan anak buah nya untuk menyelidiki tentang kasus perampokan dan mencari keberadaan gadis karateka itu.
Jose selalu merasa hatinya sendu saat malam tiba, dan berbaring di atas tempat tidur ukuran big size nya, membayangkan wajah tegas gadis karate itu sampai terbawa dalam mimpi.
Bermimpi sedang memeluknya dengan erat sambil mata beradu pandang dengan tatapan cinta yang membara, sampai Jose terbangun kembali dan terkaget karenanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Rosy
gimana mau ketemu fatia nya..lha wong dia ada di Bali 🤭
2022-11-20
1
Sweet Girl
polisinya aja Ndak nanyain saksi matanya yg note Bene penolongnya Jose.
2021-06-12
1