Minggu ini Fatia sudah kembali dari Malang, dan bergabung kembali dengan perguruan karate yang ada jalan Mohammad Hatta Surabaya dan menjalankan tugas nya sebagai pelatih karate disana.
Malam ini Fatia harus merampungkan laporan saat melatih Karate di Malang yang tertunda karena harus mengikuti ujian semester di kampus, sehingga pulang hampir tengah malam.
Keluar dari perguruan karate dengan berjalan kaki, melewati jalan Mohammad Hatta yang sudah mulai sepi, kos-kosan nya memang tidak jauh dari sana.
Karena malam sudah larut udara sangat dingin, Fatia menggunakan syal di lehernya, syal itu berwarna merah dan putih tulang melingkar di lehernya hanya sekedar mengurangi rasa dingin.
Masih menggunakan celana seragam karate tetapi atasannya kaos berwarna putih dan syal yang melingkar di lehernya.
Dari kejauhan Fatia melihat mobil berhenti di pinggir jalan tetapi pintu mobilnya terbuka lebar, ada gerakan yang mencurigakan di balik mobil yang pintunya terbuka itu.
Di pinggir jalan Mohammad Hatta di kota Surabaya sudah hampir tengah malam waktu menunjukkan pukul 23.40 Jose yang tanpa pengawalan bersandar di pintu mobil depan dengan lengan tangan kiri tertembus timah panas tampak lemah karena darah yang banyak merembes di kemeja putih nya.
Jose masih di kelilingi 4 orang laki-laki berpakaian jeans hitam dan salah satu nya menodongkan senjata ke kepala Jose.
Fatia berjalan mengendap-endap dan mengawasi situasi sebentar, menghitung jumlah lawan, mengatur strategi sejenak.
Tiba-tiba ada sepatu cat melayang tepat mengenai pistol dan terlempar sekitar satu meter dari tangan laki-laki berpakaian jeans tersebut.
"PLAAKKKK......."
Semua laki-laki itu kaget dan mencari arah datangnya nya sepatu itu melayang.
"Siapa disana?" teriak salah laki-laki itu.
Tampak Fatia berlari kecil mendekati Jose dengan pasang kuda kuda dan berkata " Are you ok sir" kata Fatia dengan bahasa Inggris karena melihat wajah Jose yang terlihat muka campuran indo.
"No........." jawab Jose dengan suara lemah.
Karena panik Fatia melangkah menyusup belakang badan Jose dengan memegang pinggang dan sedikit merabanya
"Can I borrow your belt, sir".
Tanpa persetujuan Jose, Fatia langsung membuka kaitannya, menarik ikat pinggang Jose dengan perlahan, dipegangnya bagian ujungnya dipergunakan untuk senjata melawan empat orang laki-laki yang sudah tidak memegang senjata, ternyata hanya pimpinan nya saja yang memegang senjata, itupun sudah terlempar entah kemana karena sepatu Fatia tadi.
"Hai .... siapa kau perempuan ingusan, jangan campuri urusan kami? " bentak salah satu laki-laki itu.
"Sembarangan.....kalian kali yang ingusan, main keroyok kayak anak ingusan" jawab Fatia kesal.
"Berani sekali perempuan ini" ucap salah satu laki-laki itu.
"Jangan menyerang orang yang sedang terluka pak, itu terlihat pengecut tau" ucap Fatia dengan tegas nya.
"Ayo lawan aku aja..... kalau perlu berempat sekaligus aku tidak takut melawan orang pengecut seperti kalian " lanjut Fatia dengan memutar-putar ikat pinggang dan pasang kuda-kuda dengan kokohnya.
Dengan maju beberapa langkah Fatia melawan ke empat laki-laki yang memakai jeans hitam tanpa ada takut sedikit pun, Fatia berjuang dengan sekuat tenaga.
Keempat laki-laki yang berpakaian jeans hitam itu memutari Fatia sehingga dia berada di tengah.
"Plettaaak" suara ikat pinggang terkena salah satu laki-laki itu.
"Aaarghhh" laki-laki itu mengerang kesakitan mengusap paha kaki kanannya.
"Plettaaak..... plettaaak....." suara sabetan ikat pinggang itu ke kanan dan kiri.
"Kurang a*ar ini perempuan ya berani melawan kami" kata bos laki-laki yang tadi memegang pistol.
"Plettaaak plettaaak" Fatia memutar kan ikat pinggangnya kembali.
Walaupun pertarungan tidak seimbang dan Fatia mengalami kesulitan, tetapi tetap tidak pantang menyerah.
"Sudah dua orang tumbang tinggal dua lagi" gumam Fatia dengan melirik Jose.
"Sir, stay with me please" teriak Fatia.
"I am ok girl " jawab Jose pelan.
"good" sambil memutar ikat pinggang kembali ada salah satu pria itu akan melarikan diri dengan refleks Fatia melempar sepatu satu lagi yang masih dipakai.
" Buuug " suara sepatu itu tepat mengenai kepalanya langsung pingsan seketika.
Gerakan tangan dan kaki Fatia bergantian menendang dan memukul tanpa lelah.
"Semangat ayo Fat satu lagi" celoteh Fatia sendiri.
Ternyata bos laki-laki itu juga handal dalam berkelahi, Fatia merasa kewalahan melawan nya, dan ikat pinggang nya terlepas serta terjatuh di lantai.
Tanpa disadari bos laki-laki itu menendang Fatia dari samping tepat mengenai pinggang nya dengan keras.
"Aaaaagh"
Fatia terhuyung kesamping dan sedikit pusing, sambil memasang kuda-kuda kembali Fatia siap melawannya lagi tanpa takut.
Jose hanya memandangi gadis Karate itu di balik lampu jalan yang temaram, sangat gesit dan lincah. tanpa ada rasa takut menghadapi lawan yang lebih banyak dan kuat.
Jose hanya bersandar di mobil tanpa bergeming sedikitpun dari sana sambil memegangi tangan kirinya yang terus mengeluarkan darah.
Ada rasa kagum di hati Jose, biasanya Jose sangat dingin dengan yang namanya wanita, tetapi memandangi gadis karate itu, pikiran Jose menjadi berubah tanpa di sadari nya.
"hyaaat.... huk.... bug....".
Suara perkelahian yang tinggal satu lawan satu dengan tangan kosong begitu sengit, pelipis dan bibir Fatia sebelah kanan sudah mengeluarkan darah karena terkena pukulan lawan.
Datang suara mobil berhenti di samping pertarungan Fatia melawan laki-laki yang berpakaian jeans itu, dan membuka pintu mobil serta berlari mendekati nya.
"Bos, apa anda terluka?" kata laki-laki yang baru datang itu.
"Tangan kiri ku tertembak peluru" ucap Jose dengan lemah.
Ardi memandangi sekitar area itu ada seorang laki-laki yang tergeletak pingsan, ada dua orang yang mencoba berdiri.
Dan Fatia masih bertarung melawan seorang laki-laki dengan gesit nya.
Jose hanya tertunduk memegangi tangan kirinya yang tertembus peluru ditangan bagian lengan atas.
Dalam sela-sela pertarungan nya tadi sebelum datangnya mobil itu Fatia sempat mengikatkan syal nya ke lengan kiri bagian atas yang mengeluarkan darah.
Syal itu berwarna merah dan putih tulang sehingga menjadi berwarna merah karena terkena darah yang keluar dari lengan Jose.
Saat mengikat syal itu mata Jose dan Fatia beradu sejenak, walaupun hanya sekilas ternyata mampu menembus ke dalam hati Jose tanpa di sadari nya.
Ardi sangat panik, melihat bos nya yang tertembak, padahal tadi hanya setengah jam Ardi meninggalkan Jose, tetapi Jose memilih pulang sendiri karena sudah terlalu malam sebelum terjadinya perampokan tadi.
Ardi sedang mengganti ban mobilnya yang bocor, terkena paku yang di sebar oleh orang yang tidak bertanggung jawab setelah selesai, justru menemukan bosnya tertembak. dan di bantu oleh seorang gadis yang melawan perampok seorang diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Rosy
pertemuan pertama yg sangat mendebarkan..bukan karena saling jatuh cinta tapi karena adanya para berandal 🤭
2022-11-20
1
Sweet Girl
kok Ndak dibantu sih.... Fatimanya, Ardi
2021-06-12
1
anggita
jose~fatia👏
2021-01-23
2