bab 2 Pertemuan Pertama

Minggu ini Fatia sudah kembali dari Malang, dan bergabung kembali dengan perguruan karate yang ada jalan Mohammad Hatta Surabaya dan menjalankan tugas nya sebagai pelatih karate disana.

Malam ini Fatia harus merampungkan laporan saat melatih Karate di Malang yang tertunda karena harus mengikuti ujian semester di kampus, sehingga pulang hampir tengah malam.

Keluar dari perguruan karate dengan berjalan kaki, melewati jalan Mohammad Hatta yang sudah mulai sepi, kos-kosan nya memang tidak jauh dari sana.

Karena malam sudah larut udara sangat dingin, Fatia menggunakan syal di lehernya, syal itu berwarna merah dan putih tulang melingkar di lehernya hanya sekedar mengurangi rasa dingin.

Masih menggunakan celana seragam karate tetapi atasannya kaos berwarna putih dan syal yang melingkar di lehernya.

Dari kejauhan Fatia melihat mobil berhenti di pinggir jalan tetapi pintu mobilnya terbuka lebar, ada gerakan yang mencurigakan di balik mobil yang pintunya terbuka itu.

Di pinggir jalan Mohammad Hatta di kota Surabaya sudah hampir tengah malam waktu menunjukkan pukul 23.40 Jose yang tanpa pengawalan bersandar di pintu mobil depan dengan lengan tangan kiri tertembus timah panas tampak lemah karena darah yang banyak merembes di kemeja putih nya.

Jose masih di kelilingi 4 orang laki-laki berpakaian jeans hitam dan salah satu nya menodongkan senjata ke kepala Jose.

Fatia berjalan mengendap-endap dan mengawasi situasi sebentar, menghitung jumlah lawan, mengatur strategi sejenak.

Tiba-tiba ada sepatu cat melayang tepat mengenai pistol dan terlempar sekitar satu meter dari tangan laki-laki berpakaian jeans tersebut.

"PLAAKKKK......."

Semua laki-laki itu kaget dan mencari arah datangnya nya sepatu itu melayang.

"Siapa disana?" teriak salah laki-laki itu.

Tampak Fatia berlari kecil mendekati Jose dengan pasang kuda kuda dan berkata " Are you ok sir" kata Fatia dengan bahasa Inggris karena melihat wajah Jose yang terlihat muka campuran indo.

"No........." jawab Jose dengan suara lemah.

Karena panik Fatia melangkah menyusup belakang badan Jose dengan memegang pinggang dan sedikit merabanya

"Can I borrow your belt, sir".

Tanpa persetujuan Jose, Fatia langsung membuka kaitannya, menarik ikat pinggang Jose dengan perlahan, dipegangnya bagian ujungnya dipergunakan untuk senjata melawan empat orang laki-laki yang sudah tidak memegang senjata, ternyata hanya pimpinan nya saja yang memegang senjata, itupun sudah terlempar entah kemana karena sepatu Fatia tadi.

"Hai .... siapa kau perempuan ingusan, jangan campuri urusan kami? " bentak salah satu laki-laki itu.

"Sembarangan.....kalian kali yang ingusan, main keroyok kayak anak ingusan" jawab Fatia kesal.

"Berani sekali perempuan ini" ucap salah satu laki-laki itu.

"Jangan menyerang orang yang sedang terluka pak, itu terlihat pengecut tau" ucap Fatia dengan tegas nya.

"Ayo lawan aku aja..... kalau perlu berempat sekaligus aku tidak takut melawan orang pengecut seperti kalian " lanjut Fatia dengan memutar-putar ikat pinggang dan pasang kuda-kuda dengan kokohnya.

Dengan maju beberapa langkah Fatia melawan ke empat laki-laki yang memakai jeans hitam tanpa ada takut sedikit pun, Fatia berjuang dengan sekuat tenaga.

Keempat laki-laki yang berpakaian jeans hitam itu memutari Fatia sehingga dia berada di tengah.

"Plettaaak" suara ikat pinggang terkena salah satu laki-laki itu.

"Aaarghhh" laki-laki itu mengerang kesakitan mengusap paha kaki kanannya.

"Plettaaak..... plettaaak....." suara sabetan ikat pinggang itu ke kanan dan kiri.

"Kurang a*ar ini perempuan ya berani melawan kami" kata bos laki-laki yang tadi memegang pistol.

"Plettaaak plettaaak" Fatia memutar kan ikat pinggangnya kembali.

Walaupun pertarungan tidak seimbang dan Fatia mengalami kesulitan, tetapi tetap tidak pantang menyerah.

"Sudah dua orang tumbang tinggal dua lagi" gumam Fatia dengan melirik Jose.

"Sir, stay with me please" teriak Fatia.

"I am ok girl " jawab Jose pelan.

"good" sambil memutar ikat pinggang kembali ada salah satu pria itu akan melarikan diri dengan refleks Fatia melempar sepatu satu lagi yang masih dipakai.

" Buuug " suara sepatu itu tepat mengenai kepalanya langsung pingsan seketika.

Gerakan tangan dan kaki Fatia bergantian menendang dan memukul tanpa lelah.

"Semangat ayo Fat satu lagi" celoteh Fatia sendiri.

Ternyata bos laki-laki itu juga handal dalam berkelahi, Fatia merasa kewalahan melawan nya, dan ikat pinggang nya terlepas serta terjatuh di lantai.

Tanpa disadari bos laki-laki itu menendang Fatia dari samping tepat mengenai pinggang nya dengan keras.

"Aaaaagh"

Fatia terhuyung kesamping dan sedikit pusing, sambil memasang kuda-kuda kembali Fatia siap melawannya lagi tanpa takut.

Jose hanya memandangi gadis Karate itu di balik lampu jalan yang temaram, sangat gesit dan lincah. tanpa ada rasa takut menghadapi lawan yang lebih banyak dan kuat.

Jose hanya bersandar di mobil tanpa bergeming sedikitpun dari sana sambil memegangi tangan kirinya yang terus mengeluarkan darah.

Ada rasa kagum di hati Jose, biasanya Jose sangat dingin dengan yang namanya wanita, tetapi memandangi gadis karate itu, pikiran Jose menjadi berubah tanpa di sadari nya.

"hyaaat.... huk.... bug....".

Suara perkelahian yang tinggal satu lawan satu dengan tangan kosong begitu sengit, pelipis dan bibir Fatia sebelah kanan sudah mengeluarkan darah karena terkena pukulan lawan.

Datang suara mobil berhenti di samping pertarungan Fatia melawan laki-laki yang berpakaian jeans itu, dan membuka pintu mobil serta berlari mendekati nya.

"Bos, apa anda terluka?" kata laki-laki yang baru datang itu.

"Tangan kiri ku tertembak peluru" ucap Jose dengan lemah.

Ardi memandangi sekitar area itu ada seorang laki-laki yang tergeletak pingsan, ada dua orang yang mencoba berdiri.

Dan Fatia masih bertarung melawan seorang laki-laki dengan gesit nya.

Jose hanya tertunduk memegangi tangan kirinya yang tertembus peluru ditangan bagian lengan atas.

Dalam sela-sela pertarungan nya tadi sebelum datangnya mobil itu Fatia sempat mengikatkan syal nya ke lengan kiri bagian atas yang mengeluarkan darah.

Syal itu berwarna merah dan putih tulang sehingga menjadi berwarna merah karena terkena darah yang keluar dari lengan Jose.

Saat mengikat syal itu mata Jose dan Fatia beradu sejenak, walaupun hanya sekilas ternyata mampu menembus ke dalam hati Jose tanpa di sadari nya.

Ardi sangat panik, melihat bos nya yang tertembak, padahal tadi hanya setengah jam Ardi meninggalkan Jose, tetapi Jose memilih pulang sendiri karena sudah terlalu malam sebelum terjadinya perampokan tadi.

Ardi sedang mengganti ban mobilnya yang bocor, terkena paku yang di sebar oleh orang yang tidak bertanggung jawab setelah selesai, justru menemukan bosnya tertembak. dan di bantu oleh seorang gadis yang melawan perampok seorang diri.

Terpopuler

Comments

Rosy

Rosy

pertemuan pertama yg sangat mendebarkan..bukan karena saling jatuh cinta tapi karena adanya para berandal 🤭

2022-11-20

1

Sweet Girl

Sweet Girl

kok Ndak dibantu sih.... Fatimanya, Ardi

2021-06-12

1

anggita

anggita

jose~fatia👏

2021-01-23

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Keseharian Mereka
2 bab 2 Pertemuan Pertama
3 bab 3 Menghilang Tanpa Jejak
4 bab. 4 Ingat Kamu
5 Bab 5 Latar Belakang Fatia
6 bab 6 Latar Belakang Jose 1
7 Bab 7 Latar Belakang Jose 2
8 Bab 8 Latar Belakang Jose 3
9 Bab 9 Latar Belakang Jose 4
10 Bab 10 Mencari Jejakmu
11 Bab11 Mengejar Jejakmu
12 Bab 12 Mengejar Jejakmu 2
13 Bab 13 Menemukan Gadis Karateku
14 Bab 14 Gadis Karate Sudah Masuk Target
15 Bab 15 Gagal Bertemu
16 Bab 16 Pertemuan Kedua
17 Bab 17 Kejujuran
18 Bab 18 Mengajak Ta'aruf
19 Bab 19 Kecelakaan Kerja
20 Bab 20 Direpotkan Tetapi bahagia
21 Bab 21 Lamaran Yang di Majukan
22 Bab 22 Nikah Siri Dulu Saja Ya Girl
23 Bab 23 Membantu Memakai Baju
24 Bab 24 Tidur Bersama Bukan Malam Pertama
25 Bab 25 Pacaran Setelah Menikah
26 Bab 26 Pulang ke Rumah Mertua
27 Bab 27 Malam Pertama
28 Bab 28 Tradisi Sebelum Akad Nikah
29 Bab 29 Akhirnya Syah Secara Agama dan Negara
30 Bab 30 Pembubaran Panitia Karang Taruna dan Bakti Sosial
31 Bab 31 Pasangan Pengantin Yang Viral
32 Bab 32 Apa Yang Terjadi Pada Jose
33 Bab 33 Jose Ngidam
34 Bab 34 Bertemu Langsung Dengan Putriku
35 Bab 35 Bingung Beli Susu hamil
36 Bab 36 Melihat Orang Yang Dicurigai
37 Bab 37 Bertemu Yosi
38 Bab 38 Mengetahui Keberadaan Purnomo
39 Bab 39 Saat Mau Melahirkan
40 Bab 40 Baby Al Lahir Sehat
41 Bab 41 Penculikan Yosi
42 Bab 42 Pengorbanan Purnomo
43 Bab 43 Pelurunya Tembus ke Jantung
44 Bab 44 Meninggalnya Purnomo
45 Bab 45 Wasiat Purnomo
46 Bab 46 Surat Permohonan Maaf
47 Bab 47 Cemburu Fatia
48 Bab 48 Wisata di Jakarta
49 Bab 49 Kejadian di Dufan
50 Bab 50 Perampokan di Toko Emas
51 Bab 51 Cincin dari Toko Perhiasan
52 Bab 52 Rindu Berat
53 Bab 53 Jatim Park 2
54 Bab 54 Pertemuan Tanpa Sengaja
55 Bab 55 Water Park
56 Bab 56 Bertemu Infotainment
57 Bab 57 Bertemu Tetangga
58 Bab 58 Pulang ke USA
59 Bab 59 Tamu Dari USA
60 Bab 60 Resepsi Adiknya Banu
61 Bab 61 Di Manhattan
62 Bab 62 Mengetahui Rencana Triana
63 Bab 63 Menjebak Mark
64 Bab 64 Gantian Menjebak Triana
65 Bab 65 Salah Target
66 Bab 66 Bertemu Uncle Marten
67 Bab 67 Pulang Kampung
68 Bab 68 Rencana Triana
69 Bab 69 Tersangka
70 Bab 70 Ibu Kecelakaan
71 Bab 71 Pesan Ibu
72 Bab 72 Kepergian Ibu
73 Bab 73 Sidang Kasus Triana
74 Bab 74 Ingat Ibu
75 Bab 75 Ulang Tahun di Ngawi
76 Bab 76 Mendekor
77 Ban 77 Tiup Lilin
78 Bab 78 Sidang Lagi
79 Bab 79 Teori Penurun Panas
80 Bab 80 Takut Jarum Suntik
81 Bab 81 Vonis ke Dua
82 Bab 82 Wakil HRD
83 Bab 83 Lamaran Yosi
84 Bab 84 Pantai Ria Kenjeran
85 Bab 85 Terluka di Pasar Turi
86 Bab 86 Kepanikan
87 Bab 87 Karena Syafitri
88 Bab 88 Terlalu Tampan
89 Bab 89 Disapih
90 Bab 90 Kedatangan Bapak
91 Bab 91 Kabur
92 Bab 92 Pindah Sementara
93 Bab 93 Gawat
94 Bab 94 Usaha Pendekatan Lagi
95 Bab 95 Lewat Yosi
96 Bab 96 Emosi Jose
97 Bab 97 Sidang Dadakan
98 Bab 98 Acara Mantu dan Bansos Ahmad
99 Bab 99 Penculikan Al
100 Bab 100 Kesepakatan
101 Bab 101 Terbebas
102 Pengumuman
103 Novel Baru
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 Keseharian Mereka
2
bab 2 Pertemuan Pertama
3
bab 3 Menghilang Tanpa Jejak
4
bab. 4 Ingat Kamu
5
Bab 5 Latar Belakang Fatia
6
bab 6 Latar Belakang Jose 1
7
Bab 7 Latar Belakang Jose 2
8
Bab 8 Latar Belakang Jose 3
9
Bab 9 Latar Belakang Jose 4
10
Bab 10 Mencari Jejakmu
11
Bab11 Mengejar Jejakmu
12
Bab 12 Mengejar Jejakmu 2
13
Bab 13 Menemukan Gadis Karateku
14
Bab 14 Gadis Karate Sudah Masuk Target
15
Bab 15 Gagal Bertemu
16
Bab 16 Pertemuan Kedua
17
Bab 17 Kejujuran
18
Bab 18 Mengajak Ta'aruf
19
Bab 19 Kecelakaan Kerja
20
Bab 20 Direpotkan Tetapi bahagia
21
Bab 21 Lamaran Yang di Majukan
22
Bab 22 Nikah Siri Dulu Saja Ya Girl
23
Bab 23 Membantu Memakai Baju
24
Bab 24 Tidur Bersama Bukan Malam Pertama
25
Bab 25 Pacaran Setelah Menikah
26
Bab 26 Pulang ke Rumah Mertua
27
Bab 27 Malam Pertama
28
Bab 28 Tradisi Sebelum Akad Nikah
29
Bab 29 Akhirnya Syah Secara Agama dan Negara
30
Bab 30 Pembubaran Panitia Karang Taruna dan Bakti Sosial
31
Bab 31 Pasangan Pengantin Yang Viral
32
Bab 32 Apa Yang Terjadi Pada Jose
33
Bab 33 Jose Ngidam
34
Bab 34 Bertemu Langsung Dengan Putriku
35
Bab 35 Bingung Beli Susu hamil
36
Bab 36 Melihat Orang Yang Dicurigai
37
Bab 37 Bertemu Yosi
38
Bab 38 Mengetahui Keberadaan Purnomo
39
Bab 39 Saat Mau Melahirkan
40
Bab 40 Baby Al Lahir Sehat
41
Bab 41 Penculikan Yosi
42
Bab 42 Pengorbanan Purnomo
43
Bab 43 Pelurunya Tembus ke Jantung
44
Bab 44 Meninggalnya Purnomo
45
Bab 45 Wasiat Purnomo
46
Bab 46 Surat Permohonan Maaf
47
Bab 47 Cemburu Fatia
48
Bab 48 Wisata di Jakarta
49
Bab 49 Kejadian di Dufan
50
Bab 50 Perampokan di Toko Emas
51
Bab 51 Cincin dari Toko Perhiasan
52
Bab 52 Rindu Berat
53
Bab 53 Jatim Park 2
54
Bab 54 Pertemuan Tanpa Sengaja
55
Bab 55 Water Park
56
Bab 56 Bertemu Infotainment
57
Bab 57 Bertemu Tetangga
58
Bab 58 Pulang ke USA
59
Bab 59 Tamu Dari USA
60
Bab 60 Resepsi Adiknya Banu
61
Bab 61 Di Manhattan
62
Bab 62 Mengetahui Rencana Triana
63
Bab 63 Menjebak Mark
64
Bab 64 Gantian Menjebak Triana
65
Bab 65 Salah Target
66
Bab 66 Bertemu Uncle Marten
67
Bab 67 Pulang Kampung
68
Bab 68 Rencana Triana
69
Bab 69 Tersangka
70
Bab 70 Ibu Kecelakaan
71
Bab 71 Pesan Ibu
72
Bab 72 Kepergian Ibu
73
Bab 73 Sidang Kasus Triana
74
Bab 74 Ingat Ibu
75
Bab 75 Ulang Tahun di Ngawi
76
Bab 76 Mendekor
77
Ban 77 Tiup Lilin
78
Bab 78 Sidang Lagi
79
Bab 79 Teori Penurun Panas
80
Bab 80 Takut Jarum Suntik
81
Bab 81 Vonis ke Dua
82
Bab 82 Wakil HRD
83
Bab 83 Lamaran Yosi
84
Bab 84 Pantai Ria Kenjeran
85
Bab 85 Terluka di Pasar Turi
86
Bab 86 Kepanikan
87
Bab 87 Karena Syafitri
88
Bab 88 Terlalu Tampan
89
Bab 89 Disapih
90
Bab 90 Kedatangan Bapak
91
Bab 91 Kabur
92
Bab 92 Pindah Sementara
93
Bab 93 Gawat
94
Bab 94 Usaha Pendekatan Lagi
95
Bab 95 Lewat Yosi
96
Bab 96 Emosi Jose
97
Bab 97 Sidang Dadakan
98
Bab 98 Acara Mantu dan Bansos Ahmad
99
Bab 99 Penculikan Al
100
Bab 100 Kesepakatan
101
Bab 101 Terbebas
102
Pengumuman
103
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!