Bab 5 Menikah?

Bugh!!

Bugh!!

Bugh!!

Pukulan-pukulan itu mendarat di setiap tubuh Alvian. Haris benar-benar memberinya kemarahan besar. Tentu saja! Ayah mana yang tidak marah mengetahui bahwa seorang pria merusak telah putrinya.

"Keparat! Tega sekali kamu merusak masa depan putriku!" Murka Haris. Pria paruh baya itu menarik kerah kemeja yang digunakan Alvian.

"Kenapa?! Jelaskan kenapa kamu menodainya! Kenapa kamu menghancurkan kehormatannya?"

Alvian memejamkan matanya erat. Nafasnya berderu tidak teratur. Sekuat tenaga ia melepaskan tangan Haris dari tubuhnya.

Bisa saja Alvian membalas segala perbuatan Haris itu. Namun dirinya sadar bahwa ia pantas menerima ini. Rasa sakitnya tidak akan sebanding dengan masa depan Medisya yang telah hancur karenanya.

"Saya benar-benar tidak berniat merusak Medisya. Malam itu saya mabuk, dan kebetulan Medisya masuk ke ruangan saya. Pikiran saya kalut pada saat itu!" Jemarinya bergerak mengusap darah yang mengalir dari sudut bibirnya.

"Semuanya sudah terjadi, om. Tidak ada gunanya membahas itu! Sekarang kita hanya perlu memikirkan tentang Medisya!" Seru Alvian berusaha meredakan emosi Haris.

"Saya akan menikahi Medisya! Tapi sebelum itu, Medisya akan tinggal bersama saya."

Mata Haris terbuka lebar mendengar perkataan Alvian. Pria muda itu sepertinya kehilangan akal. Dengan mudahnya ia mengatakan akan membawa Medisya pergi bahkan sebelum mereka menikah. Konyol sekali!

"Saya tidak mengizinkan kamu membawa putriku sebelum kamu menikahinya secara sah!"

Alvian berdecak sebal. "Saya akan menikahi Medisya! Tapi nanti, menikah bukan perkara mudah. Semua butuh persiapan. Untuk sementara izinkan Medisya tinggal bersama saya. Perempuan itu akan lebih aman dengan saya dibanding berada di sini. Anda bahkan tidak menjaganya dengan baik!"

"Tidak! Kalau kamu memang menginginkan Medisya, maka nikahi dia hari ini juga! Setelah itu kamu bebas membawanya pergi!"

Mata Alvian terpejam erat. Kepalanya sangat sakit sekarang ini. Ia tidak dapat berpikir jernih. Emosinya sungguh tidak stabil.

Setelah menghela nafasnya panjang, Alvian mengangguk. "Saya akan menikahinya malam ini juga. Tapi sebelum itu, izinkan saya bertemu Medisya. Saya perlu tau mahar apa yang diinginkannya," ucapnya pelan.

Sejenak Haris berpikir, namun akhirnya ia mengangguk. Dagunya terangkat, menyuruh Alvian untuk mengikutinya ke dalam rumah. Sama seperti di luar, bagian ruang tamu di rumah itu sangat sederhana. Memberikan kesan luas dan nyaman bagi siapapun yang berkunjung.

Alvian melangkah ragu saat Haris menaiki tangga. Walaupun ada rasa gugup di hatinya, Alvian memantapkan diri untuk niatnya ini. Ia benar-benar akan menikahi Medisya.

Haris membuka pintu kamar Medisya. Membuat dua orang wanita di dalamnya menoleh terkejut. Apalagi mengetahui keberadaan Alvian di belakang Haris.

"Bundaaa," rengek Medisya pelan. Perempuan itu menatap Senja dan menggeleng ketakutan.

Tanpa basa-basi Alvian menyelinap masuk ke dalam. Lalu menekuk lututnya di depan Medisya.

"Lepas!" Sentak Medisya saat Alvian memaksa menggenggam tangannya. Namun tenaganya tidak cukup kuat dibanding cekalan Alvian.

"Kita akan menikah, malam ini juga. Mahar apa yang kamu inginkan?"

Deg!

Medisya meronta histeris. Ia menatap Haris dan Senja seakan memohon pada mereka. "Aku enggak mau! Bunda, aku nggak mau menikah dengan dia! Dia jahat, Bunda!"

"Tidak ada gunanya menolak, Medisya! Anak yang kamu kandung butuh keabsahan hukum agar bisa hidup normal seperti anak-anak lainnya! Cepat katakan apa mahar yang kamu inginkan lalu biarkan Alvian mengurusnya. Lebih cepat lebih baik sebelum aib kamu ini terdengar sampai ke keluarga besar ayah!" Ucap Haris tanpa memikirkan perasaan Medisya.

Perempuan itu tidak bisa membantah. Karena sejak dulu dia tidak pernah diajarkan untuk membangkang. Apalagi mengabaikan perintah Haris. Hal itu tidak bisa ia lakukan. Medisya menatap Senja, meminta pertolongan dari wanita yang telah membesarkannya. Dan anggukan kepala Senja membuat hatinya sedikit tenang.

"Seperangkat alat solat dengan perhiasan emas saja," ucapnya sangat pelan.

Alvian yang mendengarnya sedikit tersenyum. Perasaannya sedikit lega saat ini. Ia merasa sedikit bebannya terangkat.

###

Di lain tempat, Abraham sedang menahan emosi ketika mantan sekretarisnya, Jihan, menelfon dan memberitahu bahwa Alvian tidak menghadiri rapat dengan Taman Jaya Corp.. Padahal perusahaan itu sudah menjadi incarannya sejak dua tahun lalu. Tidak mudah untuk mendapatkan kepercayaan dari pimpinan mereka.

Abraham sudah bersusah payah untuk menjalin kerja sama dengan mereka. Tapi Alvian dengan mudahnya mengacaukan semua. Anak itu sungguh keterlaluan.

"Apa dia mengatakan kemana perginya?" Tanyanya pada Jihan di sebrang telepon.

"Pak Alvian hanya mengatakan ada urusan yang harus diselesaikan. Beliau bilang akan kembali sebelum rapat dimulai. Tapi sampai sekarang saya tidak bisa menghubunginya."

Abraham menggeram kesal. Ia membanting ponselnya ke dinding sampai benda itu tidak berbentuk. Hal itu berhasil menarik perhatian sang istri.

Melinda mengusap bahu Abraham. Guna memberi ketenangan. "Ada apa?" Tanyanya setelah berhasil membujuk Abraham untuk duduk.

"Anak kamu itu merusak segala usahaku," ucapnya.

Memang Abraham selalu menyebutkan bahwa Alvian hanya anak Melinda ketika ia marah. Pria itu enggan mengakui anaknya sendiri.

"Anak kita, mas," balas Melinda mengingatkan walaupun Abraham mengabaikannya.

"Dia sudah berjanji untuk mengembangkan perusahaanku. Tapi kelakuannya yang seperti ini membuatku ragu. Baru beberapa bulan dia menjadi penggantiku, dan sikapnya sudah semena-mena seperti ini!"

"Nggak boleh berpikiran buruk seperti itu, mas. Mungkin Alvian ada urusan yang lebih mendesak jadi--"

"Tapi dia harus bisa mendahulukan mana urusan yang lebih penting!"

Abraham sudah akan melanjutkan, tetapi suara pintu utama yang terbuka berhasil menghentikannya. Ia segera menuju ke ruang tamu. Benar dugaannya, Alvian datang. Emosi Abraham semakin memuncak ketika melihat wajah Alvian yang penuh lebam.

"Oh! Jadi kamu meninggalkan rapat penting hanya untuk berkelahi? Kamu ingin menjadi jagoan lagi seperti saat sekolah?" Sindir Abraham.

"Maaf."

Hanya itu yang bisa dikatakan Alvian. Ia bahkan tidak cukup keberanian untuk menatap Abraham, apalagi Melinda yang berdiri mendampingi suaminya.

"Apa kamu pikir maafmu bisa mengembalikan keadaan?" Tanya Abraham.

Sedangkan Alvian terkekeh masam. Merasa ambigu dengan pertanyaan Abraham. Kata-kata itu juga terlontar dari mulut Medisya saat ia meminta maaf.

Abraham menghela nafasnya. Ia mendudukan dirinya di sofa dan memandang Alvian lekat.

"Jelaskan!" Titahnya. Ya, semarah apapun dirinya, Abraham tetap akan mendengarkan alasan Alvian.

"Vian,,, memperkosa seorang gadis."

Bugh!!

Satu pukulan Alvian dapatkan dari Abraham. Sedangkan Melinda luruh ke lantai sembari memegang dadanya yang sesak. Ia menatap Alvian tidak percaya.

Melihat Abraham sedang menetralkan nafasnya membuat Alvian memejamkan matanya erat. Ia tau, Abraham sedang menunggu kelanjutannya.

"Kejadiannya dua minggu lalu. Vian sudah berusaha menghubungi gadis itu, tapi dia selalu menghindar. Jadi hari ini Vian ke rumahnya."

Alvian mengusap wajahnya kasar. "Beruntung karena Vian sampai tepat waktu. Karena ayahnya hampir mengusir gadis itu karena kehamilannya."

Tidak ada yang tau bahwa sekarang Abraham sangat ingin memukul Alvian lagi.

"Gadis itu tidak pernah mengatakan kejadian itu pada orang tuanya. Dia juga menyembunyikan identitas Vian."

Alvian berhenti, ia rasa penjelasannya sudah cukup dimengerti oleh Abraham.

"Vian akan menikahinya malam ini juga. Tolong bantu Vian," ucapnya kemudian berlalu ke kamarnya.

###

Terpopuler

Comments

⏤͟͟͞R. ALICE off

⏤͟͟͞R. ALICE off

aslinya vian itu baik ya.

2021-02-22

0

Hiskia Midah

Hiskia Midah

kasih kabar ya Thor kalo sudah up

2021-01-28

0

Ayy_

Ayy_

Harga diri Laki² itu tanggung jawabnya.

2021-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Kehancuran
2 Bab 2 Kehancuran Medisya
3 Bab 3 Trauma
4 Bab 4 Hamil?
5 Bab 5 Menikah?
6 Bab 6 Pernikahan
7 Bab 7 Mual
8 Bab 8 Kekhawatiran Alvian
9 Bab 9 Sakit
10 Bab 10 Merasa bersalah?
11 Bab 11 Panggilan Yang Sopan
12 Bab 12 Selalu Ragu
13 Bab 13 Medisya dan Anaknya
14 Bab 14 USG Trans V
15 Bab 15 Ke Rumah Alvian
16 Bab 16 Sentuhan Kecil
17 Bab 17 Mulai Menyayangi
18 Bab 18 Kepercayaan Vs Keraguan
19 Bab 19 Mamah Mertua
20 Bab 20 Undangan Pernikahan
21 Bab 21 Obrolan yang Menghangatkan
22 Bab 22 Dia Adikku
23 Bab 23 Merindukan kehangatan
24 Bab 24 Kemarahan Alvian
25 Bab 25 Memilih Gaun
26 Bab 26 Kekhawatiran Medisya
27 Bab 27 Alvian Menangis?
28 Bab 28 Abraham Murka
29 Bab 29 Memilih Pulang
30 Bab 30 Lebih Dekat
31 Bab 31 Ibu dari anakku
32 Bab 32 Semakin Merasa Bersalah
33 Bab 33 Saling Memaafkan
34 Bab 34 Keputusan Abraham
35 Bab 35 Merasa Rendah
36 Bab 36 Kecupan singkat
37 Bab 37 Dia istriku
38 Bab 38 Malu
39 Bab 39 Can I?
40 Bab 40 Sebuah Rencana
41 Bab 41 Bertemu Tania
42 Bab 42 Candaan Gio dan Aurel
43 Bab 43 Sindrom Kehamilan Simpatik
44 Bab 44 Resepsi Pernikahan
45 Bab 45 Resepsi Pernikahan 2
46 Bab 46 Malam Bergairah
47 Bab 47 Hanya Menyayangimu
48 Alvian Sagara & Medisya Laluna
49 Bab 48 Sering Marah
50 Bab 49 Alvian yang Sebenarnya
51 Bab 50 Pesan Melinda
52 Bab 51 Kembali Peduli
53 Bab 52 Komunikasi
54 Bab 53 Makan Siang
55 Bab 54 Perjodohan Lily
56 Bab 55 Medisya atau Lily?
57 Bab 56 Reno Brengsek
58 Bab 57 Medisya sakit
59 Bab 58 Entah sejak kapan
60 Bab 59 Kemarahan Satria
61 Bab 60 Kecemburuan Medisya
62 Bab 61 Sayang Vs Cinta
63 Bab 62 Persiapan pernikahan Lily
64 Bab 63 Aku Mencintaimu
65 Bab 64 Rumah Baru
66 Bab 65 Terlalu Bodoh
67 Bab 66 Naluri Seorang Ayah
68 Bab 67 Pelukan Hangat
69 Bab 68 Teman Masalalu
70 Bab 69 Sembilan Bulan
71 Bab 70 Satu Kompleks
72 Bab 71 Bukan Penantian
73 Bab 72 Pembukaan
74 Pengumuman
75 Bab 73 Baby Boy
76 Bab 74 Tes DNA
77 Pengumuman
78 75 Pulang
79 Pernikahan Paksa
80 Bab 76 Kembali
81 Bab 77 Dia Kembali
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 Awal Kehancuran
2
Bab 2 Kehancuran Medisya
3
Bab 3 Trauma
4
Bab 4 Hamil?
5
Bab 5 Menikah?
6
Bab 6 Pernikahan
7
Bab 7 Mual
8
Bab 8 Kekhawatiran Alvian
9
Bab 9 Sakit
10
Bab 10 Merasa bersalah?
11
Bab 11 Panggilan Yang Sopan
12
Bab 12 Selalu Ragu
13
Bab 13 Medisya dan Anaknya
14
Bab 14 USG Trans V
15
Bab 15 Ke Rumah Alvian
16
Bab 16 Sentuhan Kecil
17
Bab 17 Mulai Menyayangi
18
Bab 18 Kepercayaan Vs Keraguan
19
Bab 19 Mamah Mertua
20
Bab 20 Undangan Pernikahan
21
Bab 21 Obrolan yang Menghangatkan
22
Bab 22 Dia Adikku
23
Bab 23 Merindukan kehangatan
24
Bab 24 Kemarahan Alvian
25
Bab 25 Memilih Gaun
26
Bab 26 Kekhawatiran Medisya
27
Bab 27 Alvian Menangis?
28
Bab 28 Abraham Murka
29
Bab 29 Memilih Pulang
30
Bab 30 Lebih Dekat
31
Bab 31 Ibu dari anakku
32
Bab 32 Semakin Merasa Bersalah
33
Bab 33 Saling Memaafkan
34
Bab 34 Keputusan Abraham
35
Bab 35 Merasa Rendah
36
Bab 36 Kecupan singkat
37
Bab 37 Dia istriku
38
Bab 38 Malu
39
Bab 39 Can I?
40
Bab 40 Sebuah Rencana
41
Bab 41 Bertemu Tania
42
Bab 42 Candaan Gio dan Aurel
43
Bab 43 Sindrom Kehamilan Simpatik
44
Bab 44 Resepsi Pernikahan
45
Bab 45 Resepsi Pernikahan 2
46
Bab 46 Malam Bergairah
47
Bab 47 Hanya Menyayangimu
48
Alvian Sagara & Medisya Laluna
49
Bab 48 Sering Marah
50
Bab 49 Alvian yang Sebenarnya
51
Bab 50 Pesan Melinda
52
Bab 51 Kembali Peduli
53
Bab 52 Komunikasi
54
Bab 53 Makan Siang
55
Bab 54 Perjodohan Lily
56
Bab 55 Medisya atau Lily?
57
Bab 56 Reno Brengsek
58
Bab 57 Medisya sakit
59
Bab 58 Entah sejak kapan
60
Bab 59 Kemarahan Satria
61
Bab 60 Kecemburuan Medisya
62
Bab 61 Sayang Vs Cinta
63
Bab 62 Persiapan pernikahan Lily
64
Bab 63 Aku Mencintaimu
65
Bab 64 Rumah Baru
66
Bab 65 Terlalu Bodoh
67
Bab 66 Naluri Seorang Ayah
68
Bab 67 Pelukan Hangat
69
Bab 68 Teman Masalalu
70
Bab 69 Sembilan Bulan
71
Bab 70 Satu Kompleks
72
Bab 71 Bukan Penantian
73
Bab 72 Pembukaan
74
Pengumuman
75
Bab 73 Baby Boy
76
Bab 74 Tes DNA
77
Pengumuman
78
75 Pulang
79
Pernikahan Paksa
80
Bab 76 Kembali
81
Bab 77 Dia Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!