Bab 4 Hamil?

Sudah dua minggu sejak kecelakaan waktu itu. Tapi sampai sekarang tidak ada perubahan apapun dengan status mereka. Alvian sudah berusaha membujuk Medisya agar mau menikah dengannya. Namun gadis itu selalu menolak, bahkan menghilang darinya.

Seharusnya Alvian bersyukur karena tidak perlu bertanggung jawab. Namun hatinya sangat gelisah. Mau bagaimanapun Medisya harus mendapatkan pertanggung jawaban. Gadis itu kehilangan masa depannya karena Alvian.

Tangan Alvian meremas selembar kertas pengunduran diri atas nama perempuan itu. Ia mendapatkan surat itu dari sekretarisnya pagi ini. Padahal Alvian sudah sangat berharap Medisya masuk kerja. Ia ingin berbicara dengan perempuan itu.

Mau tidak mau Alvian harus membatalkan rapatnya hari ini. Sudah cukup rasa pengecut menguasai otaknya sendiri. Ia harus menemui Medisya. Ah tidak, mungkin Alvian harus menemui orang tua Medisya dan menceritakan kebenarannya. Dengan begitu mereka dapat memaksa Medisya untuk menikah dengannya.

"Jihan, tolong kosongkan jadwal saya hari ini," titahnya pada Jihan yang sedang sibuk membuat laporan harian.

"Maaf, Pak Alvian. Tapi rapat dengan Taman Jaya Corp. tidak dapat diwakilkan."

Alvian mendesah kecil. Taman Jaya Corp. merupakan perusahaan yang hampir setara dengan perusahaannya. Sejak dulu ayah Alvian selalu berusaha untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan itu. Tidak mungkin ia meninggalkan pertemuan penting itu. Ia tidak ingin mengecewakan usaha ayahnya.

"Jam berapa pertemuannya?"

"Persiapan dimulai pukul satu, mungkin Pak Alvian harus hadir pukul setengah dua," jawab Jihan.

Alvian melirik jam tangannya yang masih mengarah ke angka 10. Masih ada waktu, dan itu lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalahnya.

"Ada keperluan yang harus saya selesaikan. Saya usahakan akan kembali sebelum rapat dimulai."

Jihan mengangguk paham. Setaunya atasan mudanya itu tidak pernah melanggar ucapannya sendiri. Jadi ia tidak perlu khawatir tentang rapat nanti.

Alvian bergegas menuju rumah Medisya. Di jalan, pria itu harus membuka google maps karena ia tidak begitu tau jalan ke rumah Medisya. Waktu itu Medisya memintanya untuk menurunkan perempuan itu di perempatan besar yang jaraknya masih sangat jauh dari rumahnya. Alvian sudah memaksa Medisya untuk menunjukan rumahnya, namun perempuan itu bersikeras untuk menolak.

Setelah menempuh perjalanan hampir setengah jam, Alvian sampai di perumahan kecil. Pria itu turun dari mobilnya dan menghampiri satpam yang sedang mengobrol dengan temannya, mungkin.

"Permisi," sapa Alvian sopan. Membuat kedua pria paruh baya di depannya tersenyum.

"Saya sedang mencari alamat rumah Medisya Laluna. Apa anda bisa menunjukannya?"

Dapat Alvian lihat satpam itu mengernyit heran. Namun beberapa detik setelahnya pria itu bersorak keras.

"Oh, anaknya Pak Haris! Rumahnya di sana, Mas." Tangan tua itu menunjuk ke ujung jalan. "Rumah ke dua dari pojok sana. Sebelah kiri."

Mengerti dengan penjelasan satpam itu, Alvian segera mengucapkan terima kasih dan kembali ke mobilnya. Ia langsung menuju rumah yang ditunjukan tadi.

Alvian membuka kaca jendela mobilnya begitu sampai di depan rumah Medisya. Rumah minimalis berlantai dua itu terlihat sangat sepi. Namun pagar besinya terbuka lebar.

Baru saja Alvian hendak turun dari mobil, namun pemandangan yang ia lihat berhasil melumpuhkan sistem pergerakannya untuk beberapa detik.

Di sana, di halaman rumah Medisya, perempuan itu tersungkur karena dorongan dari seorang pria, mungkin ayahnya.

"Ayah, kumohon percayalah! Aku diperkosa!" Teriak Medisya.

"Kalau begitu katakan siapa orangnya! Kenapa kamu hanya diam, hah? Kamu ingin melindungi orang itu? Aku tidak akan percaya padamu! Aku yakin kamu bahkan tidak tau siapa ayah dari anak itu!"

Tubuh Alvian benar-benar menegang. Anak itu? Kepalanya menggeleng. Apa maksudnya?

"Mas, udahlah! Medisya bukan wanita sembarangan! Dia--"

"Tapi dia hamil, Senja! Apa selama ini dia menunjukan tanda-tanda bahwa dia diperkosa? Tidak! Dia bahkan masih bisa pergi ke rumah teman-temannya!"

Haris membentak istrinya yang terus saja membela Medisya. Padahal sudah jelas Medisya melakukan kesalahan besar. Perempuan itu hamil, tapi ia tidak mau menunjukan identitas ayah dari anak yang dikandungannya.

Sementara itu Alvian kembali mendapatkan kesadarannya ketika Medisya merintih kesakitan. Haris menendang Medisya ketika perempuan itu memohon di kakinya.

Rahang Alvian mengeras. Ia bahkan hampir lupa dengan niat awalnya untuk kemari. Yang Alvian lakukan sekarang adalah berlari dan merengkuh tubuh kecil Medisya.

"Siapa kamu?!" Seru Haris menatap tajam Alvian.

Namun Alvian mengabaikannya. Ia justru semakin mengeratkan pelukannya ketika Medisya memberontak.

"Lepaskan aku, brengsek! Untuk apa kamu ke sini?! Aku tidak butuh rasa kasihanmu!" Seru Medisya.

"Aku bertanya padamu, tuan muda," ucap Haris dengan penekanan di setiap katanya.

Alvian yang mendengar itu menoleh malas. Matanya memerah, jelas sekali ia sedang menahan emosinya.

"Saya atasannya!"

Entah mengapa kata-kata itu yang terucap dari bibir Alvian. Padahal hatinya ingin sekali berteriak bahwa ialah yang memperkosa Medisya.

"Oh lihat! Bahkan atasan kamu sendiri berani membela kamu! Apa yang sudah kamu beri untuk pria ini? Tubuhmu?"

"Ayah," lirih Medisya di antara tangisnya. Hatinya sakit karena Haris terus menuduhnya melakukan hal-hal hina.

"Masuk ke mobilku," titah Alvian. Menarik paksa Medisya untuk berdiri.

"Aku enggak mau! Lepaskan aku!" Medisya menatap kedua orang tuanya. Mengharap belas kasihan dari mereka. "Ayah, bunda, tolong. Aku takut padanya," lanjutnya lirih.

Haris mencekal tangan Alvian kuat. Menghentikan pria itu menyeret Medisya. "Atas hak apa kamu membawa perempuan ini?" Sarkasnya.

Alvian mendengus kecil. Sejenak ia memejamkan matanya untuk berpikir jernih. Kembali mengingat niatnya ke sini untuk membujuk Medisya agar mau menikah. Jadi Alvian tidak akan menyia-nyiakan waktu lagi. Ia akan mengatakan kebenarannya.

"Saya ayah dari anak yang dikandung Medisya. Saya yang menodainya dua minggu lalu." Bahu Alvian naik-turun tidak teratur. Rasa marahnya muncul apalagi melihat Medisya merintih kesakitan di bagian perutnya.

"Sudah jelas bukan? Sekarang saya akan membawa Medisya pergi!"

"Tidak!" Seru Medisya. "Bunda tolong, Medisya takut! Dia jahat, bunda," ucap Medisya memelas pada Senja.

Yang ia tau Senja sangat menyayanginya. Bahkan dari sorot matanya, wanita itu sangat ingin menolng Medisya. Tapi ia tidak bisa karena Haris terus saja mencegahnya.

Melihat ketakutan Medisya dan keberanian Alvian membuat pikiran Haris kalut. Ia menatap Medisya lekat. Selama ini anak itu tidak pernah melakukan kesalahan yang membuatnya semarah ini. Tapi tadi pagi, Medisya pingsan. Kata dokter yang memeriksanya, Medisya hanya mengalami gejala cemas karena kehamilannya yang pertama. Apalagi di usianya yang terbilang muda.

Hal itu membuat Haris sangat-sangat marah. Ia berpikir bahwa selama ini Medisya salah pergaulan. Semua kebaikan Medisya hilang dari memorinya. Digantikan dengan pikiran buruk tentang Medisya.

"Senja, bawa Medisya masuk," ucap Haris dengan intonasi rendah. Jelas sekali Haris sangat marah saat ini.

"Tidak!" Alvian menahan lengan Medisya kuat. Tidak peduli dengan rintihan Medisya.

"Saya tidak mengizinkanmu membawa Medisya, sebelum kamu menikahinya."

Saat itu juga genggaman tangan Alvian terlepas dari lengan Medisya. Melihat itu, Senja langsung menarik anak perempuannya untuk masuk ke dalam rumah.

Mata Haris menatap Alvian nyalang. Rahangnya mengeras dan tangannya mengepal kuat. Memperlihatkan garis otot di tangannya. Belum sempat Alvian mengucapkan sepatah kata, tangannya sudah terangkat dan--

Bugh!!

--ia memukul Alvian dengan segala kemarahannya.

###

Terpopuler

Comments

Joen Marlina Lengkey

Joen Marlina Lengkey

lanjut

2021-04-05

0

Syavira Vira

Syavira Vira

hemmmm

2021-01-16

0

faizza

faizza

baru mampir,,langsung suka,cerita sama tulisannya bagus,,nyaman dibaca

2021-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Kehancuran
2 Bab 2 Kehancuran Medisya
3 Bab 3 Trauma
4 Bab 4 Hamil?
5 Bab 5 Menikah?
6 Bab 6 Pernikahan
7 Bab 7 Mual
8 Bab 8 Kekhawatiran Alvian
9 Bab 9 Sakit
10 Bab 10 Merasa bersalah?
11 Bab 11 Panggilan Yang Sopan
12 Bab 12 Selalu Ragu
13 Bab 13 Medisya dan Anaknya
14 Bab 14 USG Trans V
15 Bab 15 Ke Rumah Alvian
16 Bab 16 Sentuhan Kecil
17 Bab 17 Mulai Menyayangi
18 Bab 18 Kepercayaan Vs Keraguan
19 Bab 19 Mamah Mertua
20 Bab 20 Undangan Pernikahan
21 Bab 21 Obrolan yang Menghangatkan
22 Bab 22 Dia Adikku
23 Bab 23 Merindukan kehangatan
24 Bab 24 Kemarahan Alvian
25 Bab 25 Memilih Gaun
26 Bab 26 Kekhawatiran Medisya
27 Bab 27 Alvian Menangis?
28 Bab 28 Abraham Murka
29 Bab 29 Memilih Pulang
30 Bab 30 Lebih Dekat
31 Bab 31 Ibu dari anakku
32 Bab 32 Semakin Merasa Bersalah
33 Bab 33 Saling Memaafkan
34 Bab 34 Keputusan Abraham
35 Bab 35 Merasa Rendah
36 Bab 36 Kecupan singkat
37 Bab 37 Dia istriku
38 Bab 38 Malu
39 Bab 39 Can I?
40 Bab 40 Sebuah Rencana
41 Bab 41 Bertemu Tania
42 Bab 42 Candaan Gio dan Aurel
43 Bab 43 Sindrom Kehamilan Simpatik
44 Bab 44 Resepsi Pernikahan
45 Bab 45 Resepsi Pernikahan 2
46 Bab 46 Malam Bergairah
47 Bab 47 Hanya Menyayangimu
48 Alvian Sagara & Medisya Laluna
49 Bab 48 Sering Marah
50 Bab 49 Alvian yang Sebenarnya
51 Bab 50 Pesan Melinda
52 Bab 51 Kembali Peduli
53 Bab 52 Komunikasi
54 Bab 53 Makan Siang
55 Bab 54 Perjodohan Lily
56 Bab 55 Medisya atau Lily?
57 Bab 56 Reno Brengsek
58 Bab 57 Medisya sakit
59 Bab 58 Entah sejak kapan
60 Bab 59 Kemarahan Satria
61 Bab 60 Kecemburuan Medisya
62 Bab 61 Sayang Vs Cinta
63 Bab 62 Persiapan pernikahan Lily
64 Bab 63 Aku Mencintaimu
65 Bab 64 Rumah Baru
66 Bab 65 Terlalu Bodoh
67 Bab 66 Naluri Seorang Ayah
68 Bab 67 Pelukan Hangat
69 Bab 68 Teman Masalalu
70 Bab 69 Sembilan Bulan
71 Bab 70 Satu Kompleks
72 Bab 71 Bukan Penantian
73 Bab 72 Pembukaan
74 Pengumuman
75 Bab 73 Baby Boy
76 Bab 74 Tes DNA
77 Pengumuman
78 75 Pulang
79 Pernikahan Paksa
80 Bab 76 Kembali
81 Bab 77 Dia Kembali
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 Awal Kehancuran
2
Bab 2 Kehancuran Medisya
3
Bab 3 Trauma
4
Bab 4 Hamil?
5
Bab 5 Menikah?
6
Bab 6 Pernikahan
7
Bab 7 Mual
8
Bab 8 Kekhawatiran Alvian
9
Bab 9 Sakit
10
Bab 10 Merasa bersalah?
11
Bab 11 Panggilan Yang Sopan
12
Bab 12 Selalu Ragu
13
Bab 13 Medisya dan Anaknya
14
Bab 14 USG Trans V
15
Bab 15 Ke Rumah Alvian
16
Bab 16 Sentuhan Kecil
17
Bab 17 Mulai Menyayangi
18
Bab 18 Kepercayaan Vs Keraguan
19
Bab 19 Mamah Mertua
20
Bab 20 Undangan Pernikahan
21
Bab 21 Obrolan yang Menghangatkan
22
Bab 22 Dia Adikku
23
Bab 23 Merindukan kehangatan
24
Bab 24 Kemarahan Alvian
25
Bab 25 Memilih Gaun
26
Bab 26 Kekhawatiran Medisya
27
Bab 27 Alvian Menangis?
28
Bab 28 Abraham Murka
29
Bab 29 Memilih Pulang
30
Bab 30 Lebih Dekat
31
Bab 31 Ibu dari anakku
32
Bab 32 Semakin Merasa Bersalah
33
Bab 33 Saling Memaafkan
34
Bab 34 Keputusan Abraham
35
Bab 35 Merasa Rendah
36
Bab 36 Kecupan singkat
37
Bab 37 Dia istriku
38
Bab 38 Malu
39
Bab 39 Can I?
40
Bab 40 Sebuah Rencana
41
Bab 41 Bertemu Tania
42
Bab 42 Candaan Gio dan Aurel
43
Bab 43 Sindrom Kehamilan Simpatik
44
Bab 44 Resepsi Pernikahan
45
Bab 45 Resepsi Pernikahan 2
46
Bab 46 Malam Bergairah
47
Bab 47 Hanya Menyayangimu
48
Alvian Sagara & Medisya Laluna
49
Bab 48 Sering Marah
50
Bab 49 Alvian yang Sebenarnya
51
Bab 50 Pesan Melinda
52
Bab 51 Kembali Peduli
53
Bab 52 Komunikasi
54
Bab 53 Makan Siang
55
Bab 54 Perjodohan Lily
56
Bab 55 Medisya atau Lily?
57
Bab 56 Reno Brengsek
58
Bab 57 Medisya sakit
59
Bab 58 Entah sejak kapan
60
Bab 59 Kemarahan Satria
61
Bab 60 Kecemburuan Medisya
62
Bab 61 Sayang Vs Cinta
63
Bab 62 Persiapan pernikahan Lily
64
Bab 63 Aku Mencintaimu
65
Bab 64 Rumah Baru
66
Bab 65 Terlalu Bodoh
67
Bab 66 Naluri Seorang Ayah
68
Bab 67 Pelukan Hangat
69
Bab 68 Teman Masalalu
70
Bab 69 Sembilan Bulan
71
Bab 70 Satu Kompleks
72
Bab 71 Bukan Penantian
73
Bab 72 Pembukaan
74
Pengumuman
75
Bab 73 Baby Boy
76
Bab 74 Tes DNA
77
Pengumuman
78
75 Pulang
79
Pernikahan Paksa
80
Bab 76 Kembali
81
Bab 77 Dia Kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!