Malam sudah begitu larut, aku duduk di pinggiran jendela sambil menatap sungai yang membeku karena temperatur yang begitu dingin terlihat sempurna dengan pantulan cahaya rembulan. Kubuka akun sosial mediaku yang sudah begitu lama tak kubuka, aku merindukan sosoknya. Kubuka menu sosial medianya, aku tersenyum bahagia, halaman itu dipenuhi dengan foto bayi yang begitu lucu dan menggemaskan. Aku fokus pada mata bayi itu, itu sangat mirip dengan matanya. Banyak foto yang menampilkan kebahagiannya, suaminya berserta anak mereka yang begitu lucu "Kau begitu berbahagia, aku legah."
Ya, paling tidak tidurku akan nyenyak malam ini. Aku sudah melihat betapa bahagia kehidupannya sekarang dan semoga tak ada kemalangan yang menghampirinya lagi.
***
Kupakai mantel tebalku, kuputuskan untuk mencari udara segar di luar. Aku melangkah berlahan sambil menikmati pemandangan malam kota ini. Melihat kota ini di malam hari aku tak merasa heran kenapa kota ini disebut-sebut sebagai kota paling romantis di dunia, aku melihat banyak pasangan yang menghabiskan waktu bersama disini.
Aku mentap langit, banyak bintang yang menghiasinya ada juga bulan yang bersinar dengan begitu terangnya, kupejamkan mataku menikmati sentuhan angin malam "Angin bisakah kau menyebrang benua lalu sampaikan pesanku padanya, katakan bahwa aku baik-baik saja dan teruslah berbahagia."
Kuputuskan untuk duduk di salah satu kursi yang menghadap kanal beku itu, mungkin aku begitu lelah akhir-akhir ini hingga menjadi telalu banyak merenung dan melamun, tidurku juga tak nyenyak sama sekali dan itu membuat tubuhku terasa begitu lelah.
Aku berdiri dan berencana untuk pulang lalu dikejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba memelukku "Tuan aku mohon bantu aku," kata gadis itu dengan suata gemetar. Aku hanya diam tak bergerak hingga datang segerombolan pria dengan badan tinggi berotot "Mungkin mereka adalah alasan takutnya gadis yang memelukku ini, nafasnya terengah dan aku bisa merasakan detak jantungnya yang sangat cepat."
Untuk mengelabuhi orang-orang itu, aku memeluk tubuh gadis itu dengan erat sambil mengucapkan kata-kata cinta layaknya pasangan, gadis itu terlihat sangat takut hingga aku bisa merasakan detak jantungnya yang tak beraturan, hingga akhirnya rombongan pria seram itu pergi tanpa menaruh curiga sedikit pun pada kami.
Saat rombongan itu sudah menjauh, gadis itu melepas pelukanku, lalu duduk sambil memegangi dadanya "Ini," kataku memberikannya air putih yang sempat kubawa dari rumah, dengan tergesah-gesah gadis itu meminum air yang kuberikan.
"Tuan, terima kasih banyak atas bantuanmu," kata gadis itu "Apa mereka orang jahat?" tanyaku pada gadis itu "Ya, andai saja aku tertangkap maka besok aku tak akan melihat matahari lagi," desis gadis itu sambil memeluk dirinya sendiri mungkin merasa dingin karena hanya menggunakan baju kaos pendek di suhu yang begitu dingin ini, kujamin dia akan membeku sebentar lagi.
Aku melepas mantelku, lalu menyelimutkannya pada tubuh gadis itu "Tidak Tuan, anda akan sakit," kata gadis itu "Tidak jaketku masih cukup tebal untuk menghangatkan tubuhku. Pakailah kau hanya menggunakan kaos tipis itu, kau akan mati membeku," kata Sean. "Dimana rumahmu? aku akan mengantarmu," kata Sean "Tak perlu Tuan, kuucapkan terima kasih," jawab gadis itu sambil tersenyum.
"Kreokkkk..," gadis itu langsung menatap Sean gugup saat perutnya bersuara "Kau lapar?" tanya Sean sambil menatap gadis itu "Sebenarnya aku malu mengatakannya, tapi nampaknya kau orang baik dan bisa memberiku makan, ya aku lapar bisakah kau memberiku makan," kata gadis itu sambil menunduk dan membuat Sean tersenyum, merasa geli sekaligus gemas pada gadis itu.
"Baiklah, aku akan memberimu makanan," kata Sean. Sean mengajak gadis itu ke salah satu restoran yang terdekat dari tempat mereka tadi, Sean hanya menonton gadis itu makan dengan begitu lahap dan terlihat begitu kelaparan. Sean menatap gadis dengan manik mata coklat itu, rambutnya terlihat panjang walaupun sekarang sedang diikat sembarang, hidung mancung, bibir merah muda dan kulit agak sedikit coklat membuat penampilan gadis ini cantik tapi postur tubuhnya tak begitu tinggi hanya sepatas dada Sean.
Sean masih menatap gadis itu dengan tatapan heran, bagaimana bisa gadis dengan postur tubuh mungil itu menghabisakan begitu banyak makanan "Tuan aku sangat berterima kasih," katanya pada Sean lalu beranjak hendak pergi "Paling tidak katakan siapa namamu?" Tanya Sean pada gadis itu "Namaku Tinkerbell," katanya berbohong "Jika kau Tinkerbell maka aku adalah Peterpanmu," kata Sean sambil tertawa.
"Tuan, aku terburu-buru." gadis itu pergi begitu saja meninggalkan Sean disana "Aku akan menemuimu lagi pada hari pertama musim semi untuk berterima kasih secara benar karena sudah menolongku, sekali lagi terimakasih banyak," kata gadis itu langsung berlari dan meninggalakan Sean disana sendirian, masih dengan rasa penasarannya pada gadis itu.
Sean membayar tagihan makanan itu, lalu bergegas pulang untuk mengistirahatkan tubuh lelahnya. Sean terpingkal sendiri mengingat bagaimana gadis tadi makan seperti orang tak makan berbulan-bulan.Gadis itu begitu unik dan nyeleh, dia memeluk Sean dipertemuan pertama mereka, minta makan juga, bahkan membawa mentel Sean begitu saja.
***
Seperti biasa Sean berjalan menyusuri jalan untuk sampai di hotel, tapi matanya menangkap satu pemandangan tak asing. Banyak orang yang mengerubuni seorang pengamen yang sedang membawakan instrumen dengan nada biolanya yang indah.Enatah, ada magnet apa yang menarik Sean hingga mulai bergerak dan ikut berkumpul di kerumunan itu dan gadis dengan senandung biolanya itu adalah gadis semalam, bahkan dia masih menggunakan mentel Sean pagi ini.
Sean hanya diam sambil mentap takjub pada gadis yang tengah asik dengan biolanya itu, nada-nada dari biola itu begitu menenangkan, sambil tersenyum Sean meletakan beberapa lembar uang di kotak biola gadis itu dan pergi perlahan. Sean tak ingin gadis itu melihat wajahnya, jadi setelah meletakan uang itu Sean bergegas pergi dan melanjutkan perjalanannya ke hotel untuk kembali melakukan pekerjaan yang melelahkan itu lagi
***
Aku tak pernah menyesali apa pun, hidupku begitu sulit, bahkan aku harus berfikir keras untuk biaya makanku sehari-hari. Aku harus terus bersembunyi dari orang-orang jahat itu yang terus memaksaku membayar hutang yang bahkan aku tak tau dimana uang hasil berhutang itu berada. Kenapa dia begitu tega padaku, dia berencana meninggakanku dengan hutang-hutang judinya, aku terlalu lelah jika terus memaklumi pria itu, aku juga lelah aku menginginkan sesuatu dari kerja kerasku bukannya malah harus membayar hutangnya yang nilainya begitu besar. Aku begitu malang karena karena semua keadaan ini, bukankah sebaiknya aku mati saja jika harus hidup dengan semua dusta yang ada di dunia.
Awal cerita yang manis, ada seseorang yang tidak sadar sudah membawa pergi hati seseorang, ada juga yang tak sadar jika hatinya sudah dicuri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Novita Ruji
seanku ayo move on dari krystal....😊
2020-04-17
2