Mila baru saja selesai menyusun beberapa pakaian yang sudah dipilah-pilih oleh pembelinya ke dalam rak-rak khusus. Hari ini rencananya ia akan pergi mengunjungi makam kedua orang tuanya dan juga sahabatnya. Kegiatan ini selalu Mila lakukan setiap minggu. Mila tidak ingin melupakan mereka, Mila selalu ingin membersihkan tempat mereka, mengirimkan do'a untuk mereka. Bagi Mila berziarah ke makam orang-orang yang disayanginya itu juga mampu mengobati rasa rindu di hatinya.
Sesampainya di makam, Mila lebih dulu mengunjungi makam ibu dan ayahnya. Mendo'akan mereka, mengingat kembali semua jasa mereka. Tanpa terasa air matanya kembali menetes.
" Semoga Allah menempatkan ibu dan ayah pada tempat yang terbaik disisinya " Gumam Mila di samping makam kedua orang tuanya.
Mila kemudian mengunjungi makam sahabatnya Yesi yang tak jauh dari makam kedua orang tuanya Yesi adalah wanita tangguh yang memiliki hati yang tulus. Yesi selalu ada menyemangatinya, membelanya disaat ia terpuruk. Rasanya ia mungkin tidak akan bisa mendapatkan lagi sahabat seperti Yesi.
" Yesi aku datang mengunjungimu " Mila duduk di samping makam Yesi sembari mengulas senyum.
" Aku hanya akan tersenyum saat datang kemari. Hanya saat bersama ibu, ayah dan juga kamu Yesi,"
" Kamu tahu Yesi, lima tahun sudah berlalu dan aku belum pernah berani melewati jalanan yang menjadi saksi kejadian itu. Aku terlalu takut untuk kembali kesana " Mila mengusap pelan pipinya. Kembali ia menangis.
" Kamu tenang saja Yesi, selamanya kamu adalah sahabatku. Tidak ada seorang pun yang akan menggantikannya, " Mila mengusap wajahnya yang telah basah oleh air mata. Beginilah dirinya, ketika berada dimakam ia akan menangis, tersenyum bahkan tertawa. Tapi ketika kembali berinteraksi dengan orang lain ia akan menjadi seseorang yang tidak banyak tersenyum apalagi tertawa.
Mila kembali dengan perasaan lega, rasa rindunya terbayar sudah. Mila berdiri di tepi jalan menunggu angkutan yang akan membawanya kembali ke toko. Suasana panas membuat mila harus mengangkat tangannya untuk menutupi kepalanya sedikit untuk mengurangi rasa menyengat di wajahnya.
" Tante! " Panggil anak kecil yang sedang memegang lengan baju Mila dan sedikit menariknya. Mila menoleh dan mendapati seorang anak kecil tengah berdiri di sampingnya. Mila mengernyitkan dahinya. Sejak kapan ia memiliki keponakan.
" Kamu memanggilku?" Tanya Mila sambil menunjuk dirinya sendiri. Anak kecil berwajah cantik jelita itu mengangguk dengan semangat.
" Nama aku Shafira tante. Teman-teman biasa memanggilku Sha " Jelasnya dengan suara lucunya. Mila mengangguk pelan sambil memandangi ke sekitar.
Gadis kecil yang pintar, aku bahkan belum bertanya namanya.
" Nama yang indah. Apa kamu mengenalku?" Mila menatap gadis kecil itu yang terlihat menghela nafas.
" Memangnya kita harus kenal terlebih dahulu baru meminta bantuan " Gadis kecil itu berkacak pinggang. Menatap Mila dengan berani.
" Tidak " Mila menggeleng pelan. Sebelah tangannya mengusap kepala gadis kecil itu dengan lembut.
" Harusnya sebelum memanggil seseorang, kamu katakan permisi terlebih dahulu. Jadi tante tidak salah sangka. Tante kira kamu itu anak kecil yang kenal sama tante " Jelas Mila memandangi gadis kecil yang masih mendongak ke arahnya.
" Permisi tante, Sha mau minta tolong " Sha mengangkat dagunya. " Seperti itu? "
" MasyaAllah pintarnya. Begitu dong" Puji Mila sembari mengacungkan jempolnya.
" Sha mau minta tolong apa? " Mila menyentuh pipi Sha dengan lembut. Mengusap pelan pipi Sha yang lembut dan berisi.
"Sha terpisah dari papa tante. Tadi Sha lihat papa pergi kesana " Tunjuk Sha ke seberang jalan yang terdapat banyak bangunan tinggi bersusun rapi. Mila yang peduli mengikuti arah jari telunjuk gadis kecil yang pintar dan aktif itu.
" Diseberang sana ya? "
" Iya tante. Makanya Sha minta tolong sama tante karena Sha gak bisa menyeberang jalan. Sha takut tante "
" Oh begitu...Baiklah, tante akan membantumu" Mila sedikit menundukkan kepalanya.
Mila menggenggam tangan Sha dengan erat, menuntun gadis kecil itu untuk menyeberangi jalan yang dilalui banyak kendaraan. Mereka berdua berjalan beriringan seperti ibu dan anak. Sha yang berada di sampingnya terlihat mencuri pandang ke arah Mila yang terlihat lambat.
" Apa kaki tante sakit? " Suara kecil Sha kembali menyapa Mila.
" Iya, kaki tante sakit Sha. Tante harus selalu memakai tongkat ini agar bisa berjalan kemana pun yang tante inginkan " Mila menoleh pada wajah kecil yang terlihat penasaran.
" Maafkan Sha tante. Sha tidak bermaksud membuat tante kesusahan. Harusnya tadi Sha tidak meminta tolong pada tante " Anak kecil yang lucu itu menundukkan wajahnya. Ia terlihat menyesal.
" Gak apa-apa Sha. Tante senang bisa membantu kamu " Mila merangkul bahu kecil Sha.
" Benarkah tante? " Sha mendongak menatap Mila dengan binar matanya yang indah.
" Hm, benar. Tante gak bohong Sha " Mila mengangguk pelan.
" Apa kamu sudah melihat papamu ? " Tanya Mila saat keduanya sudah sampai di seberang jalan. Sha memandangi ke sekeliling tapi ia belum melihat papanya di sekitar tempat mereka berdiri.
" Belum tante " Sha terlihat kebingungan. Gadis kecil itu sedikit berlari mencari wajah papanya di antara orang-orang yang berlalu lalang.
" Sha tunggu! " Teriak Mila mencoba mengejar anak kecil itu yang sedikit menjauh darinya. Tampaknya gadis kecil yang pandai bicara itu sedang berusaha mencari ayahnya.
Tubuh kecil Sha lebih mudah melewati banyak orang, anak kecil itu begitu lincah melewati banyak orang. Sedangkan Mila yang harus membawa tongkat kruk terlihat kesusahan. Bahkan beberapa kali ia hampir terjatuh karena menabrak orang-orang tersebut. Sha semakin menjauh dari pandangannya, Mila mencoba berjalan lebih cepat lagi agar bisa mengejar Sha yang belum menemukan ayahnya itu.
" Sha!...Sha! Tunggu tante! " Mila berteriak panik, ia khawatir anak itu akan kembali tersesat sebelum menemukan ayahnya.
Sha berlari tanpa melihat ke belakang, ia terlalu panik hingga kemudian ia terjatuh. Tubuhnya tersungkur ke depan. Lutut dan kedua telapak tangannya lecet karena menghantam aspal.
" Papa!! Hwuaa! Papa.." Teriak Sha sembari menangis hingga menarik perhatian orang-orang yang ada disekitarnya.
Irsyad mengusap wajahnya dengan kasar, ia kehilangan putrinya saat dirinya tengah berbincang dengan klaennya yang ditemuinya di salah satu restoran. Karena terlalu asyik berbincang dengan klaennya, Irsyad tidak menyadari jika putri semata wayangnya itu berjalan keluar restoran.
" Ya Tuhan, kemana dia? " Gumam Irsyad sambil mencari kesana kemari.
" Bagaimana Pak, apa nona muda sudah ditemukan?" Tanya Pak Wir saat sudah berdiri di depan bosnya. Ia baru kembali dari mencari Sha dari tempat bermain yang ada di sekitar restoran.
" Belum, apa kamu menemukannya disana?" Tanya Irsyad sedikit frustasi.
" Saya tidak menemukan nona muda disana pak. Maafkan saya pak" Pak Wir menundukkan kepalanya.
" Kita harus menemukannya. Sha mungkin belum terlalu jauh dari sini " Irsyad kembali berlari melewati beberapa orang. Pak Wir mengikuti bosnya dari belakang.
" Ya Allah aku kehilangan anak kecil itu " Mila memijit keningnya. Ia sudah kehilangan jejak dan tak tahu harus mencarinya kemana.
" Papa! Mama! Tolong Sha! " Teriak Sha panik. Beberapa orang mengerumuninya, mencoba membujuknya. Tapi Sha tidak mau sama sekali mendengar bujukan dari orang-orang yang mencoba menolongnya. Ia menundukkan kepalanya, memeluk lututnya yang berdarah.
" My Sweety ! " Panggil Irsyad dari balik kerumunan. Ia mencoba membelah kerumunan menghampiri putrinya. Irsyad merasa dunianya hampir hancur saat mengetahui putrinya menghilang dari restoran.
" Papa! " Pekik Sha dengan air mata yang membanjiri wajah mungilnya. Irsyad memeluk putrinya dengan erat, berkali-kali ia mencium puncak kepala putrinya.
" Sayang, jangan seperti ini lagi. Papa bisa gila jika kehilanganmu " Gumam Irsyad kembali menciumi wajah putrinya.
" Papa sudah! " Sha terlihat mengusap wajahnya yang sudah berulang kali di kecup oleh papanya. Ia terlihat mengerucutkan bibirnya.
" Papa sudah!. Sha lupa dengan seseorang. Kita harus mencarinya papa! " Sha mendorong wajah papanya dengan kesal.
" Hm, siapa sweety? " Tanya Irsyad sambil menangkup wajah anaknya.
" Tante cantik papa. Dia yang membawa Sha kemari. Tapi...kaki tante itu sedang sakit papa. Sha ingin membantu tante itu papa " Sha menggoyang-goyang lengan Papanya.
" Bagaimana kita mencarinya sweety. Ada begitu banyak orang disini. Kamu bahkan tidak tahu nama tante itu sweety " Jemari Irsyad menjepit hidung putrinya dengan gemas.
" Pokoknya papa harus menemukan tante cantik yang baik hati itu. Sha ingin membalas kebaikannya. " Ujar Sha dengan cemberut.
" Oke! Oke! Papa akan mencari tante itu lalu membawanya padamu. Tapi...sebelum itu kita obati dulu lukamu " Irsyad mencoba membujuk putrinya.
Akhirnya setelah bujuk rayu dari papanya, Sha mau mengikuti permintaan papanya. Mila yang tadinya mencoba mencari Sha kesana kemari memilih duduk di depan sebuah toko pakaian.
" Ya Allah semoga saja gadis kecil itu berhasil menemukan ayahnya " Gumam Mila sembari mengusap keringat yang mengalir di dahinya.
Mila bangkit dari duduknya, hendak melangkah berniat kembali menyebrang jalan. Tapi tiba-tiba sebuah mobil mewah lewat di depan Mila, dengan kaca yang menampakkan para penumpang yang ada di dalam mobil tersebut. Mata Mila tertuju pada gadis kecil yang ada di dalam mobil.
" Sha " Desis Mila saat melihat Sha gadis kecil yang baru dikenalnya itu sudah berada di dalam mobil mewah tersebut. Mila berniat memanggil Sha tapi belum sempat memanggilnya, manik Hazel Mila sudah lebih dulu menangkap sosok yang dikenalnya itu. Betapa terkejutnya Mila saat melihat sosok tersebut. Ia langsung susah bernafas, seluruh tubuhnya gemetar. Hatinya kembali terasa sakit.
" Irsyad " Desis Mila sembari memegang dada kirinya.
Bersambung....
Love you guys😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Putri Minwa
sosok apa itu thor, jadi merinding deh
2022-11-02
0
jallly_free
i am in love with you,
2021-06-05
0
Ana Ekawati
ngapa jd nyesek gondok y
2021-04-03
1