Mila keluar dari kantor pengadilan agama dengan wajah yang terlihat berantakan. Mata, bibir dan hidungnya terlihat memerah. Hingga beberapa orang terlihat memandanginya. Mila mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya lalu mulai menelepon seseorang yang sudah lama menjadi sahabatnya, Yesi Amelia.
" Assalamu'alaikum" Ucap Mila dengan suara yang sedikit parau.
" Wa'alaikumsalam, bagaimana?" Tanya Yesi. Terdengar jeda beberapa detik hingga Yesi bisa mendengar isak tangis dari seberang telepon.
" Sudah....selesai hiks! hiks...!" Mila terisak pelan, terdengar isakan cukup lama hingga Mila tak sanggup berbicara. Yesi yang berada di seberang telepon pun ikut menangis. Ia hanya bisa bersabar mendengar kesedihan sahabatnya.
" Padahal aku sangat mencintainya hiks!..hiks!" Mila kembali berbicara masih dengan terisak.
" Bersabarlah Mila, ini semua cobaan untukmu. Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan hambanya. Bukankah dulu kau sering mengatakan hal ini saat aku sedang terpuruk" Ujar Yesi berusaha menenangkan sahabatnya. Yesi tahu Mila pasti sangat terpukul saat diceraikan oleh suami yang sangat dicintainya itu.
" Mila, kamu masih punya aku. Dan aku akan selalu menemanimu. Jadi berhentilah menangis." Ungkap Yesi
" Hm, berjanjilah setelah ini kau akan membantuku untuk melupakan pria itu." Mila mengusap air matanya lalu mengulas senyum tipis.
" Siap, kamu tenang saja serahkan pada ahlinya" Kekeh Yesi.
" Jangan tertawa, aku sedang bersedih" Protes Mila dengan suara yang sedikit manja.
" Ayo senyum dulu, biar nanti mama kasih permen buat kamu" Yesi berakting seolah-olah ia sedang membujuk anak kecilnya.
" Udah senyumnya. Sekarang jemput aku!" Mila berujar sembari tersenyum kecil.
" Siap tuan putri" Ujar Yesi dengan suara yang begitu bersemangat.
Setelah lima belas menit menunggu, akhirnya Yesi datang juga. Mila yang tadinya duduk di kursi langsung berdiri begitu melihat matic merah milik Yesi memasuki halaman kantor pengadilan agama.
" Tuan putri, kamu baik-baik saja?!" Pekik Yesi sambil berjalan tergesa-gesa.
" Berhentilah bercanda. Kamu membuatku malu saja" Mila mengerucutkan bibirnya sembari menepuk pelan lengan Yesi.
" Kamu malu? kalau begitu ayo cepat pergi dari sini sebelum ada banyak orang yang akan melihat kita." Yesi menarik tangan Mila dengan tergesa-gesa. Dengan tersenyum Mila melangkah bersama Yesi yang terlihat gagah sembari menarik tangannya.
Keduanya sudah berada di jalan raya dengan Yesi yang berada didepan membonceng Mila dengan raut wajah kesedihan yang masih jelas terlihat. Mila memejamkan matanya, menghirup udara sebanyak-banyaknya agar rasa sesak dalam hatinya hilang perlahan. Mila menyandarkan kepalanya di punggung Yesi.
" Jangan memikirkannya lagi"
" Aku akan mencobanya" Jawab Mila sedikit lesu.
" Iya kamu harus mencobanya Mila" Yesi mengangguk-anggukkan kepalanya.
Matahari bersinar dengan begitu terik, asap kendaraan menyatu dengan udara hingga membuat suasana di jalan semakin panas. Yesi mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Saat keduanya dalam perjalanan, mereka melihat sebuah mobil melaju dari arah depan. Mobil tersebut tampak oleng hingga Yesi yang lebih dulu melihatnya langsung memutar stang motornya mencoba menghindar. Tapi, semua sudah terlambat karena mobil tersebut sudah lebih dulu menabrak motor matic milik Yesi. Tubuh Yesi dan Mila terpental jauh hingga beberapa meter. Tubuh kedua terkapar di tengah jalan dengan kondisi yang mengenaskan.
" Ye-Yesi akh!" Gumam Mila memanggil Yesi dengan setengah sadar. Mila merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
Tidak ada balasan, Mila hanya bisa melihat tubuh Yesi yang terkapar di depannya. Sebelum menutup matanya Mila masih bisa bergumam dalam hatinya.
Jangan pergi Yesi aku mohon! Aku mohon!
Perlahan mata Mila terpejam, ia merasakan kegelapan menyelimutinya. Rasa sakit yang luar biasa tak bisa lagi ia rasa. Beberapa orang menghampiri mereka, ada yang berusaha menolong ada juga yang hanya berteriak histeris.
Setiap musibah mengandung permata yang sangat berharga, tapi hanya orang-orang bersabarlah yang akan mendapatkannya. Mungkinkah Mila mendapatkan permatanya, setelah kejadian menyakitkan berkali-kali menimpanya?
Bersambung....
Jangan lupa vote dan komen jika kalian menyukai cerita ini😘
VISUAL: Mila Hamid dan Irsyad Mauza
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Ratnasari Hariyanto 🥰😘
kurang syuka dengan visual mila, mf torr🙏
2023-01-06
0
Putri Minwa
aduh kasihan ya thor
2022-11-02
0
Widodo Putra
waduh ..
2021-08-04
0