Karya Novi Wu
Areta tersentak kaget ketika wanita yang memasang wajah seram itu melemparkan sebuah pakaian kepadanya.
Gadis itu memungut pakaian itu dan mendekapnya. Sementara Yosiana menatap wajah Areta yang nampak ketakutan dengan senyuman licik.
"Tidak sia-sia aku memantau dan memata-mataimu selama satu bulan ini." Ia berkata dengan nada merendahkan.
Areta menatap nanar wajah Yosiana yang sejak awal ia anggap sebagai dewi penolong, ternyata ia telah mengincarnya dan menjual hidupnya kepada mafia.
"Katakan pada Kian! Aku tunggu uang masuk ke rekeningku, sesuai tawarannya kemarin," ucap Yosiana kepada wanita yang tampak bengis itu.
Wanita itu hanya mengangguk lalu melemparkan pandangan ke arah Areta yang tampak ketakutan. "Pakai itu! Sebentar lagi boss Kian akan pulang!" perintahnya dengan nada tegas.
"Gadis kecil, bersenang-senanglah. Kau akan menjadi santapan empuk para bodyguard Kian jika mereka mau. Jadi kau harus betah di sini, dan nikmatilah kehidupanmu sekarang. Hahahahha ...."
Yosiana tertawa puas lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Tiba-tiba rambut Areta ditarik ke belakang hingga membuat gadis itu meringis kesakitan. Wanita itu mendekat ke wajah Areta hingga napas yang berbau nikotin dapat Areta cium dengan mudah. "Aku Silda, pimpinan para pembantu di rumah ini! Kau harus menurut kepadaku. Jika tidak akan kubunuh kau!"
Tubuh Areta bergetar hebat ketika mendengar ucapan dari Silda wanita bengis itu, ia berperawakan gemuk memiliki rambut sebahu kulit putih dan memiliki tato ular naga di lengannya.
"Cepat pakai pakaianmu! Sebentar lagi boss Kian datang!" perintah Silda dengan nada yang begitu tinggi. Yang membuat semua orang yang melihatnya ketakutan, para gadis cantik yang berpakaian sama seperti Areta tampak memilih menjauh dari sana.
***
Akhirnya Areta memakai pakaian berwarna hitam dan putih yang memiliki potongan atas bawah, rok berwarna hitam di atas lutut dan baju berwarna putih berlengan balon, sementara ada aksen celemek kecil berwarna putih sebagai pemanis. Sementara rambutnya dikucir tinggi hingga memperlihatkan leher jenjang milik Areta.
Areta keluar dari sebuah kamar mandi dengan perasaan aneh dan mencoba menurunkan roknya agar tidak terlihat pendek, heels hitam dengan tinggi tiga centimeter membuat tampilannya semakin seksi, membuat para lelaki yang melihatnya hingga menumpahkan air liur karena ingin mencicipi tubuh Areta yang begitu indah ditunjang dengan parasnya yang begitu cantik bak dewi. Kulit putih, bulu mata lentik dengan kornea mata berwarna coklat.
"Cepat kemari! Boss Kian akan segera pulang!" perintah Silda.
Para wanita berdiri di abang pintu masuk untuk menyambut boss mereka yang mungkin saja selesai dan pulang dari kantor.
Saat Areta berjalan pelan menuju para wanita untuk ikut berbaris, tiba-tiba sebuah tangan mencengkeram pantatnya dengan sangat kuat hingga membuat Areta terperanjat karena kaget. Sungguh Areta ingin marah karena dilecehkan seperti itu, rasanya ia akan menampar pipi laki-laki kurang ajar yang melakukan hal tak senonoh pada dirinya, akan tetapi ia tidak memiliki keberanian sama sekali untuk itu.
Mobil sedan hitam terparkir di depan pintu masuk, Areta pun sudah ikut berbaris dengan para wanita muda yang lain.
"Pasti boss mereka adalah pria tua jelek dengan perut yang buncit," guman Areta dalam hati dengan memendam dendam yang begitu dalam.
Seorang pria tampan berperawakan tinggi dengan badan begitu tegap keluar dari mobil itu, laki-laki itu tampak gagah dengan memakai stelan tiga potong berwarna hitam dipadu dalaman kemeja putih, ia berjalan masuk melewati para gadis yang berjajar rapi dengan tatapan lurus ke depan, sementara para gadis cantik itu berusaha menarik laki-laki itu dengan senyuman genit yang seolah sedang dibuat-buat. Berbeda hal dengan Areta yang hanya menunduk pasrah karena takut.
Laki-laki itu melirik ke arah Areta lalu berhenti tepat di depan Areta.
"Silda ... siapa dia?" suara dingin menguar menyelimuti seluruh ruangan seolah seperti hawa pembunuh.
"Dia adalah gadis yang ditawarkan oleh Yosiana minggu lalu sebagai pengganti Rika yang mati di makan oleh anjing kita, Boss," ucap Silda dengan nada begitu manis dan sopan berbeda saat ia berbicara dengan Areta.
"Mati dimakan anjing?" Areta bergumam kakinya bergetar hebat karena itu, ia semakin menunduk dan tidak berani menatap laki-laki itu.
"Siapa namamu?" tanya Laki-laki itu kepada Areta, namun Areta hanya bergeming tidak menjawab. Sebuah pistol menopang dagu Areta dan memaksa gadis 19 tahun itu untuk mendongakkan kepalanya membuatnya bergidik ketakutan. "Kau tidak mau menjawab pertanyaanku? Atau kau mau postol ini mengakhiri hidupmu?" ancam laki-laki itu.
"a-aku Areta–" Areta menjawab dengan terbata kareba takut.
"Nama yang cantik," ucap laki-laki itu.
Lalu berjalan ke arah Silda untuk membisikkan suatu kalimat yang tidak bisa didengar oleh Areta meskipun ia dengan susah payah membuka telinganya, Silda mengangguk namun memasang wajah yang begitu bingung.
Silda menatap wajah Areta dengan aura pembunuh yang keluar dari tubuhnya dan mampu sekali lagi membuat Areta ketakutan.
Boss mereka berjalan ke lantai dua dan menghilang di balik koridor panjang di atas. Silda menghampiri Areta dengan wajah yang begitu menyeramkan dan tiba-tiba mencengkeram pergelangan tangan Areta dengan begitu kuat.
"Beruntunglah kamu karena boss Kian menginginkanmu malam ini. Padahal selama ini dia tidak pernah mau meniduri seorang pembantu meskipun ia sangat cantik sekalipun!" ucap Silda di ikuti dengan melepaskan cengkeramannya kepada Areta sehingga meninggalkan bekas kemerahan di sana."
Areta kaget, matanya terbelalak bibirnya bergetar, bulir air mata keluar dan berlinang membasahi pipinya. "Tolong saya nyonya, saya tidak bisa melayani boss anda," mohon Areta dengan nada lirih.
"Tidak bisa! Boss telah memilihmu malam ini, ia akan menikmati setiap inci tubuhmu jika ia mau." ucapan Silda yang sengaja ia hembuskan di telinga Areta membuat gadis itu semakin bergidik ketakutan.
Dua orang pria dengan tubuh tegap memegang kedua tangan Areta dan menyeretnya dengan begitu kasarnya. Tentu saja Areta tidak tinggal diam ia terus berontak dan berteriak melepaskan diri.
"Nyonya tolong aku! Nyonya Silda tolong aku, kumohon!" teriak Areta dengan air mata berlinang, namun Silda hanya menatap dengan senyuman yang begitu licik dan merendahkan Areta.
"Selamat datang di sarang ular wanita penghibur!" seru Silda.
Sementara semua gadis tampak menatap Areta dengan penuh kebencian, sekian lama ia ingin menemani boss Kian tapi mereka tidak pernah di inginkan oleh laki-laki itu.
Setelah sampai salah satu dari mereka mengetuk pintu kamar dengan dua pintu besar berwarna coklat itu.
"Masuk!" ucap Kian dari dalam.
Areta di dorong dengan begitu keras hingga masuk ke dalam kamar Kian.
Areta melihat Kian tengah berdiri menghadap jendela dengan rokok yang sedang ia hisap di tangannya.
Areta seolah tidak mampu bergerak, tubuhnya kaku dan mematung ketika berada dalam satu ruangan dengan Kian.
Kian berbalik badan lalu menghampiri Areta dengan menatap tubuh gadis itu dari bawah hingga ke atas seolah sedang menilai penampilan Areta.
"Kau sudah pernah melakukannya?" tanya Kian, namun pertanyaan Kian membuat Areta kebingungan.
"Pe-pernah apa?" tanya Areta gugup.
"Pernah tidur dengan laki-laki lain?" tanya Kian dengan tangan menyentuh pundak Areta lalu turun hingga ke pergelangan tangan Areta membuatnya tidak nyaman di perlakukan seperti itu.
"Aku bukan wanita murahan!" Areta memberanikan diri untuk melawan Kian yang mendominasi keadaan, namun tentu saja Areta kalah dengan Kian sebagai boss di rumah ini.
"Layani aku, semampumu!" kata Kian, yang membuat Areta kaget sehingga ingin menampar laki-laki itu.
•
•
•
Bersambung ....
Jangan lupa Like, Komen dan Vote 😋
Terimakasih dan papay
Kian Egan
Areta Marla
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Jeankoeh Tuuk
nasib areta
2024-05-25
0
ntut.tutAM
pemeran coksu kan ya, 😍yang perempuan
2024-05-11
0
nonamanizzzzz
author tolong visual nya ko jellek ya ngak sesuai ,maaf ya author
kalau boleh di ganti aja visual nya 🤔
sekali lagi maaf😊😙
2023-02-04
1