Karya Novi Wu
Tangan Areta mengepal napasnya memburu mendengar ucapan melecehkan dari laki-laki yang tidak dikenalnya ini. Bagaimana bisa ia berkata seperti itu, Memerintahkan dirinya melayani laki-laki itu. Meskipun ia terbilang sangat tampan, akan tetapi mereka belum menikah. Bagaimana bisa seperti itu.
Tangan kekar itu tiba-tiba menyentuh dada Areta, area sensitif bagi wanita, mata Areta terbelalak, tangannya tiba-tiba reflek menampar pipi Kian yang masih memegang rokok di sela-sela jari tangan kirinya.
Mendapat perlakuan demikian, membuat Kian terkekeh sejenak, manik matanya memandang sinis ke arah gadis yang baru saja menamparnya itu.
"Kau tahu siapa yang kau tampar?" tanya Kian dengan nada merendahkan menatap tubuh Areta dengan tatapan jijik.
"Apa? Dan siapa kau, aku tidak peduli. Kau telah melecehkan aku, Tuan!" ucap Areta membunuh rasa takutnya demi mempertahankan harga diri yang dijunjung tinggi olehnya, mungkin semua pelayan di rumah ini ingin menemani Kian, dan berharap naik jabatan, tapi tidak untuk Areta, ia berpikir bahwa ini adalah pelecehan terhadap wanita, apalagi ia datang kesini sebagai korban perdagangan manusia.
"Aku Kian Egan, adalah Mafia terbesar di negara ini Gank Naga Merah adalah Gank terbesar kelima di benua ini, yang menguasai segala aspek perdagangan gelap, obat terlarang dan perdagangan senjata ilegal. Dan kau gadis kecil berani-beraninya menamparku? Lancang kau!" Kian mendorong tubuh mungil Areta hingga menyentuh tembok, tangan kanannya mengunci kedua tangan Areta ke atas kepala gadis itu. Sementara napasnya menyapu wajah Areta karena wajahnya sengaja ia dekatkan kepada Areta.
"Dan aku, menginginkanmu malam ini!" ucap Kian dengan nada memaksa, seketika ia mencercap leher Areta hingga meninggalkan bekas memerah di sana. "Aku ingin menikmati setiap jengkal tubuhmu, sekarang juga!" imbuhnya lagi.
"Lepaskan aku! Lepaskan!" Areta terus mencoba memberontak namun usahanya sia-sia, bahkan melihat Areta yang ketakutan membuat libido Kian naik dan ingin segera memakan Areta mentah-mentah.
"Sebenarnya aku lelah, tapi karena melihatmu seperti ini, aku malah ingin menumpahkan hasratku kepadamu wahai kelinci kecil!" tutur Kian yang masih mencoba menaklukkan gadis itu.
Napas Areta naik turun karena menahan emosi dan ketakutan, ia mencoba sekuat tenaga melepaskan diri dari Kian yang terus mendesaknya.
Kian melemparkan tubuh gadis itu ke atas tempat tidur besar miliknya, membuat Areta terpental, seketika Areta meringsut sebagai pertahanan dirinya. Secara spontan ia bergerak menjauh saat Kian mulai mendekat ke arahnya.
"Jangan mendekat!" Kedua tangan Areta menujukan perlawan dengan bergerak lurus membentengi dirinya.
Namun dengan wajah yang tanpa ampun Kian terus mendekat ke arah gadis itu. "Siapa yang harus memerintah siapa? Kau di sini tidak dalam keadaan untuk memilih, kelinci kecil!"
"Ah ... lepaskan aku, laki-laki kurang ajar!"
Kian malah terkekeh mendengar perkataan Areta. Kini napsu setan telah melingkupi dan mengusai relung hatinya.
Areta sudah habis tenaga untuk melawan singa yang seolah sedang haus akan daging segar, dan ia adalah santapannya selanjutnya.
bulir demi bulir air mata sudah tidak terhitung berapa kali terjatuh, bahkan wajah memelaspun tak membuat Kian Egan kasian terhadap gadis kecil itu.
Ia menarik baju Areta dengan begitu serampangan, sehingga membuatnya robek di bagian sisi kanan memperlihatkan pakaian dalam berwarna merah yang membungkus lekukan indah di dada gadis itu, secara impulsif Areta menutup bagian sensitifnya itu dengan kedua tangan dan berharap Kian tak bisa melihatnya, namun sekali lagi usahanya sia-sia. Laki-laki itu kini menarik bagian rok hitam Areta.
Manik mata Areta terbelalak tatkala benteng terakhirnya terlepas dari tubuhnya menyisakan kain segitiga yang membungkus area sensitifnya.
"Aaaaaaa ...." Areta berteriak, namun teriakan Areta membuat cambuk napsu semakin membara untuk Kian, sekali lagi ia mencoba menanggalkan apa yang melekat pada tubuh gadis malang itu.
Kini tubuh Areta polos seperti bayi, dengan tangan kecilnya ia berusaha menutupi tubuhnya semampunya.
Pikiran Areta sudah melayang tak tentu arah, dosa apa yang diperbuatnya di masa lalu sehingga ia diperlakukan seperti ini.
Tiba-tiba Kian memeluk tubuh Areta menuntaskan hasrat yang sudah berada di puncak napsunya. Tubuhnya bergetar ketika ia menyatukan dirinya kepada diri Areta.
Tubuh gadis ini wangi, seperti bau cherry blossom parfum favoridnya, sehingga membuat candu bagi Kian.
Sekali lagi Kian menghirup kuat-kuat wangi parfum yang telah teresidu oleh keringat gadis ini, dan hal itu menciptakan sesasi candu bagai zat sik*tr*pika bagi Kian.
"Baumu manis, aku sangat menyukainya," ucap Kian lirih sembari melakukan aktifitasnya kepada Areta.
Gadis itu hanya bisa menangis menahan sakit dan rasa malu karena di lecehkan oleh laki-laki yang baru dikenalnya.
***
Setelah bergelut dan akhirnya mencapai pucak nirwana, tubuh Kian melemas, sementara Areta hanya bisa meringsut di pinggir kasur menutupi tubuhnya dengan selimut tebal berwarna biru tua milik Kian.
Entah kenapa tiba-tiba tangan Kian mengelus rambut Areta dengan begitu lembut, bukannya luluh. Hal itu semakin membuat Areta sangat membenci laki-laki yang berada di sampingnya ini.
Ingin rasanya ia mengehempaskan tangan Kian dengan kasar dan meludahi wajahnya agar ia merasa hina.
"Sekarang kau adalah pelayan pribadiku, kau hanya bertugas untuk melayaniku menyiapkan segala kebutuhan pribadiku dan sebagai penyalur hasratku."
Tubuh Areta bergetar, tangannya mengepal penuh kebencian terhadap Kian, ia berpikir bahwa ia harus segera mencari cara untuk kabur dari singa ini.
Entah kenapa tiba-tiba suara hening menyelimuti kamar ini, laki-laki itu sudah tidak bergerak menyentuh tubuh Areta.
Ia memberanikan diri untuk memalingkan tubuhnya untuk mengecek siapa tahu laki-laki itu telah mati. Tapi tidak, ternyata Kian hanya tertidur karena rasa lelah telah menggerogoti tubuhnya.
Ia baru saja pulang dari negara tetangga untuk mengurus sesuatu, belum lagi setelah pulang ia harus kembali menjalankan perusahaan keluarganya yang bergerak di bidang perdagangan. Ya sebuah mall terbesar di kota ini adalah miliknya.
Tentu bisa dibayangkan seberapa kaya Kian Egan saat ini, di usianya yang genap 29 tahun ia sudah menjadi boss mafia bahkan ia pemilik sekaligus ceo mall terbesar di kota ini.
Saat Areta mencoba menggerakan tubuhnya, tiba-tiba tangan kekar Kian menimpa tubuh Areta hingga gadis itupun tidak bisa bergerak, akhirnya ia menyerah dan terlelap dalam pelukan Kian.
•
•
•
Bersambung
Jangan lupa, like komen dan Vote 😋
Terimakasih dan papay.....
Irene Jams
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
aisyahcantik
bagus saya kasi vote 2
2022-02-19
1
Denzo_sian_alfoenzo
visual aretanya kurang cocok c klo kian nya bolehlah
2022-02-16
0
Nurhayati
kena juga areta'y..kukira bakal bertahan lama dlu, ternyata oh ternyata...🤭🤭🤭
2021-12-28
0