Arshad sudah tiba di kantor dan hanya terus berjalan hingga ruangannya,tanpa menoleh ke arah mana pun. Bahkan saat Rio menyapanya pun,di acuhkan olehnya. Entah kenapa moodnya hari ini sangat buruk.
Saat Arshad mulai bergelut dengan file-filenya. Dia malah teringat ucapan Aisyah tadi pagi.
"Emangnya seganteng apa sih cowok itu? Siapa dia?"tanya Arshad pada diri sendiri.
"Pakai belajar bikin bubur buat dia lagi. Hm,apa katanya tadi?cinta pertama?cinta pertama dari jonggol kali."cerca Arshad.
"Kalau di pikir-pikir,dia gak konsisten sama omongannya sendiri. Baru aja kemaren sok bijak omongin pernikahan,ehh sekarang malah omongin cinta pertama. Dasar cewek. Udah ditinggalin,masih aja di ingat."
"Lo kenapa sih?"tanya Rio tiba-tiba.
"Masih pagi udah galau."lanjut Rio.
"Menurut lo gua ganteng,gak?"tanya Arshad yang membuat Rio kaget.
"Seumur-umur kita sahabatan. Baru kali ini lo meragukan ketampanan lo sendiri tau gak. Kenapa?"tanya Rio.
"Jadi gua ganteng,kan?"tanya Arshad lagi untuk memastikan dan di balas anggukan oleh Rio.
"Tapi kayaknya gua kalah ganteng..."
"Dari gua?"potong Rio.
"Dari seseorang yang jelas bukan lo."
Arshad menghela nafas dan bersandar pada sandaran kursi. Namun tiba-tiba ponselnya berdering dan memperlihatkan nama Laras. Rio tak sengaja melihat nama yang tertera itu dan beralih menatap Arshad dengan tatapan bertanya.
"Lo masih sama Laras?"tanya Rio.
Arshad mengangguk dan hanya melihat ponselnya yang berdering tanpa berniat untuk mengangkat.
"Lo tau kan kalau lo sekarang udah nikah?"tanya Rio dan hanya diangguki lagi oleh Arshad.
"Tinggalin Laras,bro!"pinta Rio. Seketika Arshad menatap Rio dengan sinis.
"Gak akan. Kenapa gua harus ninggalin dia?"
"Aisyah tau soal ini?"
"Tau. Dan dia gak..."
"Gak ngelarang masud lo?"potong Rio. Arshad hanya diam dan ingatannya beralih pada kejadian kemarin.
"Lo masih gak bisa ngerti cewek. Kalau cewek bilang gak apa-apa atau gak masalah, bukan berarti gak ada apa-apa. Apalagi masalah ini benar-benar akan sangat menyakiti perasaannya. Bro,Allah sangat membenci pria yang membuat wanita menangis. Lo tau itu kan?"tanya Rio.
"Lo lebih paham agama dari pada gua tapi masalah kayak gini aja lo bego."lanjut Rio lalu pergi.
"Tuh anak kok malah marah ke gua?yang mau punya masalah kayak gini siapa?gua juga gak mau kali. Makin bikin jengkel aja."
Arshad pun mendapatkan telepon lagi dari Laras dan langsung mengangkat.
"Halo,sayang!"ucap Arshad.
"Kamu kok dari tadi aku telepon gak diangkat-angkat sih?sibuk banget ya?"tanya Laras.
"Maaf tadi aku ada yang dibahas sama Rio. Ada apa sayang?"
"Nanti sore kita nonton yuk!"ajak Laras.
"Nanti sore ya?kayaknya aku gak bisa deh,yang. Soalnya... soalnya aku lembur hari ini."bohong Arshad.
"Ohh ya udah kalau gitu lain kali aja. Da sayang!semangat ya kerjanya... assalamualaikum..."
"Iya wa'alaikumussalam . Kamu juga semangat..."
Arshad menutup panggilan dan bersandar pada kursinya.
"Ar!."panggil seseorang dari pintu yang tak lain adalah Rio.
"Apa?mau marah-marah lagi sama gua?"ketus Arshad.
"Nggak. Barusan ummi telepon gue. Katanya telepon lo sibuk. Dia nyuruh lo sama Aisyah nanti makan malam di rumah ummi."
"Iya... thanks buat infonya."
Arshad menghela nafas lalu kembali fokus pada kerjaannya.
.
.
.
Sorenya,Aisyah,Alika dan Kesha selesai dengan kuliahnya. Hari ini mereka pulang lebih lama karena ada kelas tambahan.
"Ya ampun syah... hari ini aku capek... banget. Kamu kok biasa aja sih?"keluh Alika.
"Ya aku itu juga capek kayak kamu,tapi bedanya aku gak lebay kayak gitu."ucap Aisyah.
"Tau tuh lebay banget si Curut yang satu itu. "ucap Kesha.
"Mbak,mulutmu itu di jaga. Cantik-cantik kayak gini di bilang curut."balas Alika.
"Emang lo curut."balas Kesha lagi.
"Heh,lemper kadal! Bisa diam gak lo pada?"umpat Aisyah dan membuat Alika & Kesha kaget. Untuk pertama kalinya mereka mendengar kata-kata itu dari mulut Aisyah.
"Ya Allah. Sejak Aisyah tersakiti, ucapannya pun ikut menyakitkan. Kamu kenapa syah?"tanya Kesha.
"Astaghfirullah. Maaf-maaf,aku gak bermaksud kayak gitu. Gak tau kenapa,aku lagi gak mood hari ini. Sorry ya..."ucap Aisyah.
"Ya udah gak apa-apa. Kita berdua ngerti kok keadaan kamu. Yuk mampir ke cafe aku bentar..."ajak Kesha.
"Kayaknya aku langsung pulang aja deh... Bentar lagi mas Arshad pulang kerja. Lain kali aja ya.."tutur Aisyah yang merasa bersalah tidak bisa kumpul-kumpul bareng sahabatnya.
"Santai, syah. Lain kali aja gak apa-apa kok. Kalau gitu kita duluan. Assalamualaikum.."ucap Alika.
"Assalamualaikum..."ucap Kesha.
"Wa'alaikumussalam,hati-hati..."
Setelah kedua sahabatnya pergi,Aisyah pun menunggu taksi di depan gerbang kampusnya,namun tiba-tiba seorang lelaki tampan yang merupakan junior Aisyah di kampus menghampirinya dengan senyum merekah.
"Assalamualaikum,kak Aisyah. "salamnya.
"Wa'alaikumussalam,Raka."jawab Aisyah.
"Nunggu taksi ya kak?"tanya Raka lagi dan diangguki oleh Aisyah.
"Mau aku antar gak kak?kebetulan rumahku searah sama rumah kakak."tawar Raka.
"Ohhh gak usah Raka,kakak naik tak_"belum sempat Aisyah menyelesaikan ucapannya,klakson mobil seseorang mengagetkan mereka berdua. Aisyah dan Raka pun menatap mobil itu. Mobil tersebut terlihat tidak asing dimata Aisyah.
'Mobil siapa,ya?kayak kenal...' batinnya.
"Jadi,gimana kak?mau bareng,gak?"
"Mmmm_"
TIN! TIN!
Klakson mobil itu berbunyi lagi dan membuat Aisyah benar-benar penasaran di buatnya.
"Gak usah,Raka. Kamu pulang duluan aja. Aku juga pengen pergi ke suatu tempat sebentar."tolak Aisyah dengan halus.
"Ya udah kalau gitu aku duluan,kak. Assalamualaikum..."
"Wa'alaikumussalam..."setelah itu,Aisyah mendekat ke mobil tersebut dan melihat kaca mobil terbuka. Aisyah membelalakkan matanya karena kaget dengan seseorang yang ada di dalam mobil.
"Mas Arshad?"ya,orang itu adalah Arshad yang kini memasang wajah garangnya. Aisyah mengerutkan keningnya melihat ekspresi Arshad.
'Dia kenapa lagi sih? Tadi pagi kayak orang ngambek dan sekarang kayak orang mau menerkam mangsa aja. Sakit kali nih orang... astaghfirullah,boleh gak sih ngatain suami sendiri?' batin Aisyah.
"Masuk!"suruh Arshad dengan tegas. Jujur,Arshad benar-benar menyeramkan saat ini. Ya Allah bolehkah Aisyah kabur saat ini?
"MASUK!"tegas Arshad lagi dan mau tak mau Aisyah pun masuk ke mobil dan meremas gamisnya karena gugup bercampur takut. Apakah dia membuat kesalahan?
Sepanjang perjalanan mereka hanya saling diam dan Aisyah baru sadar kalau jalan yang saat ini mereka tempuh bukanlah jalan ke rumah mereka.
"Kita...ma...mau kemana mas?"tanya Aisyah.
"Ke rumah ummi."jawab Arshad dingin.
"HAH?! Kok gak bilang dari tadi?kan aku bisa mampir ke mini market bentar..."
"Kan dari tadi kamu gak nanya."ucap Arshad santai badai.
"Lagian gak perlu bawa apa-apa."sambung Arshad.
Aisyah menghela nafas dan pasrah. Ia terus menggerutu tak jelas yang masih bisa sedikit didengar Arshad. Arshad tersenyum mendengar Aisyah menggerutu.
Saat tiba di rumah kediaman ummi dan abi,Arshad pun memencet bel rumah dan tak lama kemudian seorang wanita paruh baya dengan balutan gamis dan jilbab dengan warna senada,membuka pintu untuk mereka dengan tersenyum.
"Assalamualaikum,ummi..."salam mereka pada ummi.
"Wa'alaikumussalam,Aisyah... menantu ummi... gimana kabar kamu sayang,?"tanya ummi langsung tertuju pada Aisyah dan memeluknya.
"Alhamdulillah sehat,ummi. Mas Arshad menjaga Aisyah dengan sangat baik. Aisyah bahagia..."jawab Aisyah sambil tersenyum.
"Syukurlah kalau begitu. Ummi senang bisa bertemu kamu sayang..."ucap ummi dan memeluk Aisyah lagi.
"Kabar kamu gimana Arshad? Arshad alhamdulillah baik ummi. Ummi senang sekali bisa bertemu kamu nak... Arshad juga ummi... ayo masuk,nak... terima kasih ummi..."ucap Arshad dengan kesal dan langsung nyelonong masuk begitu saja. Tingkah Arshad yang seperti itu sukses membuat Aisyah tertegun dan terheran. Yang terlontar dari mulut Arshad benar-benar sukses membuat Aisyah menahan tawa.
"Ketawa aja!"teriak Arshad dari dalam rumah. Seketika tawa Aisyah dan ummi membahana dan membuat Arshad tambah kesal dan menghempaskan tubuhnya di sofa.
"Yuk,sayang masuk. Udah jangan diladeni Arshad yang lagi ngambek gitu."ucap ummi dan masuk ke rumah bersama Aisyah.
"Ummi tadi ngapain ummi?"tanya Aisyah.
"Ummi tadi lagi masak untuk makan malam nanti."
"Terus,udah siap?"
"Belum,sayang."
"Aisyah bantu ya ummi."
"Boleh,yuk ke dapur."
Aisyah dan ummi langsung ke dapur dan mulai melanjutkan memasak makan malam. Mereka tertawa sambil bercerita. Mungkin mereka bisa di katakan lebih mirip ibu dan anak dari pada mertua dan menantu.
"Kamu benar-benar di perlakukan baik sama Arshad,kan sayang?"tanya ummi. Aisyah sempat terdiam lalu mengangguk dan tersenyum.
"Mas Arshad baik kok ummi. Kami banyak bercerita tentang..."
"Cinta pertamanya Aisyah.."sela Arshad yang datang ke dapur untuk mengambil air dingin di kulkas. Raut wajahnya terlihat kesal.
"Cinta pertama?"tanya ummi sambil menatap Aisyah dan Arshad secara bergantian. Sedangkan Aisyah menatap Arshad yang memilih pergi dari sana.
"Maksud Arshad apa,syah?"tanya ummi lagi.
"Tadi pagi semuanya baik-baik aja ummi. Tapi pas aku cerita kalau aku belajar buat bubur ayam itu untuk seseorang,mas Arshad langsung dingin dan pergi. Sebenarnya Aisyah gak pengen cerita tentang itu,tapi kan mas Arshad nya yang nanya. Aisyah kan jadinya cerita..."tutur Aisyah yang makin tak habis pikir sama Arshad.
Sedangkan ummi tersenyum dan mengelus pundak Aisyah.
"Udah biarin aja,suami kamu itu lagi cemburu. Nanti juga baik sendiri..."ucap ummi.
"Cemburu?gak mungkin ummi... untuk apa mas Arshad cemburu?gak mungkin itu..."ucap Aisyah sesekali terkekeh.
"Ya wajarlah sayang kalau dia cemburu, kan kamu istrinya."
Aisyah terdiam,'istri yang tidak dianggap gak akan dicemburui ummi...' batin Aisyah.
"Memangnya siapa sih?"tanya ummi.
"Cowok itu teman masa kecil Aisyah di Solo ummi, Aisyah sayang banget sama dia. Tapi tiba-tiba dia pergi dan gak ngasih tau Aisyah. Bahkan seiring berjalannya waktu, Aisyah gak pernah lupa sama dia dan semakin hari,rasa sayang Aisyah ke dia semakin bertambah. Karena itu Aisyah yakin kalau dia adalah cinta pertama Aisyah. Tapi ummi jangan salah paham dulu... karena untuk saat ini,yang Aisyah cinta cuma mas Arshad kok ummi."jelas Aisyah dan ummi tersenyum simpul. Seperti ada sesuatu yang di pikirkan dan di sembunyikan ummi.
Di saat semuanya makan malam,Arshad masih memandang kesal ke arah Aisyah yang tersenyum manis pada ummi.
Aisyah tentu saja menyadari tatapan Arshad itu,tapi dia biarkan saja. Mungkin nanti saat pulang dia bisa bicarakan semuanya baik-baik.
"Aisyah,nanti kamu ikut ummi,ya? Ada informasi tentang CINTA PERTAMA kamu."ucap ummi sengaja memperjelas kata 'CINTA PERTAMA'. Arshad yang mendengar itu langsung menatap umminya. Dia berfikir apakah umminya juga tau tentang cinta pertama Aisyah?
Sedangkan Aisyah langsung menatap ummi meminta penjelasan atas perkataan ummi barusan.
"U...ummi serius?ummi gak bercanda,kan? Emangnya ummi tau dia di mana sekarang?gimana kabar dia ummi?"tanya Aisyah.
"Ummi sangat tau sayang. Bahkan abi juga tau. Benar kan,abi?"tanya ummi beralih menatap abi. Abi yang ditanya pun mengangguk dan tersenyum.
"Ummi sama abi tau dari mana?"tanya Aisyah.
"Biar ummi yang jelasin sama kamu nanti."
Arshad mengernyitkan dahinya dan meletakkan sendoknya. Bukan hanya ummi ternyata yang mengetahui itu,tapi abinya juga.
"Berasa kayak anak tiri,deh. Kalau gitu aku pulang ya ummi,abi. "ucap Arshad dan langsung berdiri.
"Loh,gak tidur di sini kamu,nak?"tanya ummi.
"Besok Arshad kerja ummi. Jadi harus berangkat pagi-pagi. Lagian Arshad gak bawa baju ganti."ucap Arshad.
"Lain kali aja ya ummi. Lain kali Aisyah sama mas Arshad nginep di sini."ucap Aisyah.
"Ya udah kalau gitu. Siap shalat isya,baru kalian pulang ya?"ucap abi dan diangguki oleh Arshad. Arshad pun pergi ke kamarnya untuk siap-siap shalat isya.
Sedangkan Aisyah di ajak ummi untuk ke kamar ummi. Ada sesuatu yang ingin ditunjukan ummi pada Aisyah sebelum Aisyah pulang.
"Memangnya ummi mau tunjukin apa ke Aisyah,ummi?"tanya Aisyah lembut.
"Nanti juga kamu tau."jawab ummi yang sekarang berjalan ke sebuah laci,mengambil album foto dan duduk di kasur samping Aisyah. Ummi membuka lembaran-lembaran album itu dan saat sampai pada lembar terakhir,Aisyah langsung terkejut dan mengambil alih album itu.
"Um...ummi... ini..."ucap ucap Aisyah merasa tak percaya dengan yang ia lihat. Ummi tersenyum dan mengangguk.
"Jadi..." Aisyah terus berpikir dan menatap ummi dengan seksama. Sebenarnya Aisyah merasa tidak asing saat bertemu dengan ummi ketika perjodohan ini terjadi,namun Aisyah tak ambil pusing dan tidak terlalu memikirkan. Tapi sekarang Aisyah ingat siapa ummi sebenarnya,ummi adalah ibu dari teman masa kecilnya dulu.
"Jadi ummi ini umminya bang Ar?dan mas Arshad adalah bang Ar dong? Jadi mas Arshad..."
"Iya sayang,dia adalah laki-laki yang sama dan satu-satunya laki-laki yang kamu cinta."potong ummi. Aisyah tersenyum dan langsung memeluk ummi.
"Ummi kenapa gak bilang dari awal?Aisyah kangen ummi..."
"Ummi juga kangen Aisyah. Tapi Aisyah senang kan,sayang?"
"Banget ummi."
Setidaknya Aisyah punya sedikit harapan sekarang. Hari ini benar-benar kejutan buat Aisyah. Akhirnya dia menemukan laki-laki yang selama ini menjadi alasan Aisyah ada di Jakarta. Bahkan laki-laki itu sekarang adalah suaminya. Ya Allah,ini kejutan besar untuk Aisyah. Terima kasih Ya Allah...
Setelah melaksanakan shalat isya berjamaah,akhirnya Aisyah dan Arshad pun pamit untuk pulang.
"Kalau gitu kami pamit dulu ya ummi,abi. Assalamualaikum..."ucap Arshad sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
"Aisyah pamit abi,ummi. Assalamualaikum..."ucap Aisyah dan juga mencium punggung tangan mertuanya.
"Wa'alaikumussalam kalian hati-hati,ya."ucap ummi dan abi.
"Kamu juga Arshad,jaga Aisyah baik-baik."ucap abi dan diangguki oleh Arshad.
.
.
.
Sepanjang perjalanan pulang,Aisyah terus senyum-senyum sendiri. Entah apa yang di pikirkan Aisyah,namun yang jelas itu membuat Arshad risih. Sejak dari rumah ummi dan abi,Aisyah bertingkah aneh. Atau jangan-jangan,ummi dan Aisyah tadi membicarakan soal cinta pertama itu? Banyak pertanyaan yang menggantung di pikiran Arshad,namun dia gengsi untuk bertanya tentang apa yang di tunjukan ummi tadi pada Aisyah.
Arshad pun memikirkan cara agar Aisyah menceritakan semua yang terjadi tadi.
"Jangan senyum-senyum terus kayak gitu,nanti ke sambet baru tau rasa kamu."ucap Arshad yang pastinya terdengar tak enak di telinga,namun bagi Aisyah tak masalah karena rasa bahagianya lebih mendominasi pikirannya sekarang.
"Bahagia banget kayaknya."ucap Arshad mulai memancing Aisyah agar menceritakan apa yang terjadi.
Aisyah mengangguk,"iya,aku lagi bahagia banget sekarang."
"Gak baik terlalu bahagia. Berlebihan itu gak baik."ucap Arshad.
"Lagian apa sih yang bikin kamu sebahagia itu?kayak habis ketemu cinta pertama aja."lanjut Arshad.
Aisyah menoleh,"kok mas Arshad tau kalau aku ketemu cinta pertama aku?"
Seketika Arshad berhenti mendadak. Untung berhenti tepat di depan rumah. Tapi jujur,cara Arshad berhenti kali ini bikin jantung Aisyah hampir copot.
"Mas,Aisyah masih mau hidup."keluh Aisyah,namun Arshad malah meninggalkan Aisyah dan masuk ke rumah. Aisyah pun memilih ikut masuk ke rumah untuk menyusul Arshad. Dia ingat tadi dia ingin menanyakan dan menyelesaikan masalah dengan Arshad. Karena jujur,melihat sikap Arshad yang seperti ini,membuat Aisyah tidak nyaman.
Saat sampai di kamar,Aisyah melihat Arshad masuk ke kamar mandi membawa baju tidur. Aisyah pun duduk di kasur menunggu Arshad keluar.
Aisyah kembali tersenyum memikirkan bahwa ternyata laki-laki yang selama ini ia cari telah menjadi suaminya. Rasanya ia ingin mengatakan semuanya pada Arshad. Kira-kira bagaimana reaksi Arshad nanti?
Arshad pun keluar dari kamar mandi dan melihat Aisyah masih tersenyum dan sibuk dengan pikirannya.
"Ehem..."Arshad berdehem dan membuat Aisyah langsung menoleh.
"Jujur aku lihat kamu kayak gitu jadi ngeri,tau gak."ucap Arshad.
"Sejak dari rumah ummi dan abi,kamu tambah aneh. Ada apa sih sebenarnya?benar,kamu udah ketemu sama cowok itu?"sambung Arshad.
"Iya,aku udah ketemu dia. Dan ternyata dia itu..."
"Aku gak peduli siapa dia. Aku cuma ngerasa aneh aja. Tenyata kamu cewek yang susah move on dari cowok sialan kayak dia. Kamu sendiri yang bilang kalau dia ninggalin kamu tapi kamu masih aja mikirin dia..."potong Arshad.
"Tapi sekarang dia udah ketemu kok,dan dia itu_"
"Dan kamu masih suka sama dia?kamu cewek bodoh tau gak,kamu itu udah di tinggalin sama dia dan sampai sekarang kamu masih mikirin dia?"potong Arshad lagi.
"Dan kamu bilang apa tadi?udah ketemu?maksud kamu apa ngomong kayak gitu?kamu ngomong kayak gitu,seakan-akan selama ini kamu terus nyari dia aja."sambung Arshad.
Arshad terdiam sejenak dan tiba-tiba langsung menatap Aisyah lagi.
"Jangan bilang kalau selama ini kamu nyariin dia?!"tanya Arshad sambil nutup mulutnya dan jujur itu terlihat dramatis banget buat Aisyah. Namun Aisyah hanya mengangguk polos dengan wajah watados-nya.
"Wah kamu benar-benar udah di permainkan sama dia..."ucap Arshad dan Aisyah memasang wajah bingungnya.
"Dia memang ninggalin aku dan memang aku nyari dia selama ini bahkan aku milih kuliah di Jakarta itu memang dengan tujuan supaya aku mudah ketemu dia,soalnya menurut kabar yang aku dengar dulu dia ada di Jakarta."jelas Aisyah.
"Segitu cintanya kamu sama cowok itu?!"Jujur saja,melihat wajah dramatis Arshad ini membuat Aisyah berusaha kuat untuk tidak tertawa.
"Aku gak tau kenapa bisa segitu cintanya kamu sama dia. Tapi jujur dia itu cuma cowok brengsek,syah."ucap Arshad terdengar berusaha meyakinkan Aisyah. Aisyah benar-benar sulit menahan tawanya saat ini.
"Tapi dia gak brengsek,mas. Aku kenal dia banget. Dia itu baik,dia selalu ada buat aku bahkan di saat-saat aku kesepian,sendirian. Dia selalu jadi penyemangat aku dan genggam tangan aku di kala aku merasa butuh dukungan,meluk aku di saat aku butuh ketenangan."jelas Aisyah.
"Ya ampun syah. Sumpah dia modus banget. Dia ada di saat kamu kesepian?itu berarti dia lagi memanfaatkan keadaan supaya bisa modus sama kamu. Dia genggam tangan kamu?itu udah jelas benget kalau dia itu cowok mesum dan satu lagi,kamu bilang apa tadi?di peluk?kamu harus jauh-jauh dari cowok kayak dia. Sumpah dia mesum banget. Aku tau banget cowok kayak dia,dia itu cuma modus sama kamu. Jauh-jauh deh mendingan."ucap Arshad panjang lebar.
Aisyah terkekeh kecil dan berjalan ke arah lemari untuk mengambil baju tidurnya.
"Dia gak kayak gitu mas,bahkan ummi tau banget kalau dia cowok baik-baik. Bahkan sekarang dia jadi cowok sukses dan karirnya bagus. Dia bukan cowok kayak gitu pokoknya."ucap Aisyah sebelum berlalu ke kamar mandi. Arshad geleng-geleng kepala melihat Aisyah yang kekeh mengatakan bahwa lelaki itu adalah lelaki baik-baik,karena menurut Arshad sudah terlihat jelas kalau laki-laki itu mesum.
Aisyah yang berada di kamar mandi berusaha menahan tawa agar tidak terdengar oleh Arshad. Bahkan Aisyah masih mendengar teriakan Arshad dari luar.
"Terserah kamu mau dengerin perkataan aku atau enggak karena aku gak peduli dan gak mau bahas itu lagi. Jangan bahas soal itu lagi.! Jangan pernah! Jangan bahas!"teriak Arshad dari luar.
Aisyah berfikir mungkin sebaiknya Aisyah tidak mengatakan dulu siapa lelaki yang mereka bicarakan saat ini kepada Arshad. Karena akan sangat memalukan bagi Arshad jika dia tau bahwa lelaki yang dia katai brengsek dan mesum adalah dirinya sendiri.
Akhirnya setelah beberapa menit Aisyah pun keluar dari kamar mandi dan melihat Arshad sudah tertidur dengan memunggunginya. Aisyah pun juga memutuskan untuk tidur,berbaring di samping Arshad dan menghadap ke arah Arshad.
Namun saat Aisyah akan memejamkan matanya,tiba-tiba Arshad berbalik menghadap Aisyah.
"Kenapa sih kamu tuh masih kekeh sama pendirian kamu tentang..."ucapan Arshad terpotong kala ia sadar bahwa jarak antara dirinya dan Aisyah sangat tipis sehingga membuat keduanya terdiam di tempat tanpa berinisiatif memutuskan kontak mata mereka.
Namun Aisyah yang tersadar pun langsung memperbaiki posisinya menjadi terlentang dan menatap langit-langit kamar. Begitu pun dengan Arshad yang juga mengubah posisinya sama dengan Aisyah. Jujur saja,saat ini mereka merasa kalau suasananya sangat canggung.
"Ka-katanya gak usah di-di bahas lagi..."ucap Aisyah memecah keheningan. Arshad mengerjap-ngerjapkan matanya.
"Iya benar,gak usah di bahas lagi."ucap Arshad dan sesaat kemudian keduanya sama-sama saling memunggungi satu sama lain. Mereka sama-sama menghela nafas lega dan mencoba untuk tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Desi Ummu Ihsan
Cemburu bilang bos...makanya
2022-03-19
0
Kia Attamimi
nah kan mulai cemburu😅
2021-06-12
0
Titin
like thor
2021-03-30
0