After Yesterday 4

Happy reading!

.

***

Tidak ada yang bisa menghentikan seseorang yang sedang jatuh cinta. Meski pintu tertutup rapat, dia pasti akan datang lagi dan mengetuk berulang kali.

-After Yesterday-

 

Lea menatap tajam pada pria yang tersenyum manis ke arahnya. Berulang kali Lea menghina bahkan membentaknya, Hunter tidak tergoyahkan.

Dengan mata bening yang bercahaya, Lea tahu pria itu menyembunyikan sesuatu di balik punggung.

"Apa itu bunga Lily? Atau Mawar? Melati? Lotus?" Lea bertanya ketus karena pria di hadapannya selalu datang dengan bunga saat ingin mengatakan cinta.

Entah apa saja makna bunga-bunga tersebut, Lea tidak tahu. Yang dia tahu, tangkai dan kembang bunga yang dibawa Hunter untuknya sangat cantik, tapi tidak menggoyahkan hatinya dan membuat Lea tunduk untuk cinta.

Lea mengerutkan kening tajam tatkala Hunter tersenyum dan menunjukkan beberapa tangkai bunga berwarna pink. "Ini Rose of Sharon. Kenzie memberitahuku kalau kau demam."

"Aku tidak membutuhkan simpatimu, kau hanya orang miskin dan tidak berguna. Enyahlah, jangan muncul di hadapanku lagi!"

Tanpa peduli dengan hinaan itu, Hunter menerobos masuk ke dalam apartemen Lea dan membuat Lea menjerit marah.

"Bajingannn! Pergi dari rumahku! Kau tidak diizinkan memasuki tempat ini, Brengsekkkk! Pergi kau!!!!"

Hunter menulikan telinganya, masuk tanpa izin ke bagian dapur. Lea menahan amarahnya, dia mengepal tangan. Rasa sakit dari bekas luka yang baru diobati kembali terasa ketika otot tangannya mengetat.

Ringisan kecil lolos dari bibirnya, dengan tangan yang terus memegang daun pintu, Lea berteriak lagi. "Bajingann, keluar kau! Pergi dari rumahku! Kau tidak pantas berada di satu ruangan denganku!"

Tidak ada sahutan, hanya terdengar gesekan benda di dapur membuat Lea menghembuskan napas gusar. Tidak mengerti dengan apa yang dilakukan Hunter, pria itu tidak tersinggung ataupun marah meski Lea memarahi ataupun menghinanya.

Hal tersebut semakin membuat Lea tidak nyaman. Hunter pria yang baik, Lea tidak menyangkal itu. Pria itu bahkan membuat sesuatu yang benar-benar membangkitkan amarah Lea lagi.

"Kemarilah, kau perlu meminum teh ini agar kau merasa nyaman."

Lea bergeming, dia hanya mengisyaratkan Hunter untuk keluar dengan tatapannya yang tajam, tangan yang terus menerus menarik ulur pintu.

"Yang membuatku tidak nyaman di sini karena keberadaanmu. Enyahlah, kau benar-benar mengganggu."

Hunter mendekat membuat Lea waspada. Dia menyilangkan kedua tangan di dada dan menatap tajam wajah tampan Hunter.

"Pergi kau, Bajingann!!!"

Yang membuat Lea semakin kesal, Hunter menarik tangannya. "Aku bukan orang jahat yang akan memaksakan kehendak. Aku hanya ingin kau sembuh dan bekerja seperti biasa. Lea yang aku kenal seorang pekerja keras, kau tidak mungkin cuti kerja malam ini 'kan?"

"Kau menarik tanganku, apa ini bukan memaksakan kehendak?! Aku ingin kau pergi, Bajingan!!!"

Hunter mendudukkannya di sofa, memaksanya meminum teh hangat yang dibuat pria itu.

"Kau pasti telah menaruh racun di dalam air itu, Sialan! Kenapa tidak kau minum saja semuanya? Ini menjijikkan!"

Senyuman tipis di bibir Hunter membuat Lea semakin marah. Tanpa peduli dengan perabotannya menghilang satu, Lea menghancurkan gelas berisi teh Mawar Saron itu.

"Minum saja sendiri, jangan menggangguku dengan teh busuk milikmu. Keluar dari rumahku atau aku perlu menendangmu bokongmu?"

Dengan sisa amarahnya, Lea masuk ke dalam kamar, mengunci pintunya dari dalam dan bergelung di dalam selimut.

Kedatangan Hunter sangat mengganggu, kepalanya kembali berdenyut sakit dan demam yang mulai menguras tenaga, Lea terpejam. Tidak peduli lagi bagaimana keadaan Hunter di luar, entah pria itu sudah pulang atau malah sedang menunggu.

Tidak diduga, pria itu mengetuk lagi pintu kamarnya dan terdengar desahan kasar dari sana.

"Aku harus memastikan kau sembuh dan kembali bekerja seperti biasa, Lea."

Lea tidak menyahut, dia menggeram dan meremas kuat selimut, membuat rasa sakit akibat luka semalam kembali terasa.

Luka itu, mengingatnya Lea menangis lagi. Entah apa yang akan terjadi nanti, Lea hanya melapangkan dada menerima segala rontaan takdir dalam hidupnya.

***

"Ayolah, Will. Kita bersenang-senang malam ini, lupakan masalah wanita untuk sesaat."

Leon merengek, memohon agar Triad yang terdiri atas William, Leon dan Bryan bersama-sama pergi ke tempat perjudian.

Malam hari adalah waktu yang tepat untuk menikmati keindahan kota Las Vegas. Hiburan dan berbagai macam minuman alkohol bertebaran, memecah kesunyian malam.

"Lupakan, aku hanya ingin istirahat di kamar."

"Kau masih marah padaku, Dude?" Bryan angkat bicara.

"Kenapa aku harus melakukannya? Tidak peduli seberapa keras kau mencoba melunakkan hatiku, aku tetaplah aku yang akan melakukan apapun sesuka hati," ujar William sinis.

Mata hitamnya kembali berotasi saat Leon memanyunkan bibir ala anak gadis, William memukul kepalanya dengan cepat.

"Apa Falcon tidak akan memotong lehermu kalau kau hanya tahu cara menghabiskan uang, Bodoh?"

"Dia yang menyuruhku bermain, Will. Ayolah, aku sedang patah hati."

"Itu dia, kau seharusnya tidur untuk merenungi kesalahanmu pada Maddie."

"Alkohol yang terbaik untuk meredakan stress. Kau juga rindu meja pokermu, bukan?"

Bryan tertawa ketika tangan William hampir mengenai kepala Leon. "Benar juga, Will. Masalah wanita akan selesai saat sampai di meja poker. Itu bisa membuatmu lupa pada wanita cantik itu."

William melengos kesal. Setelah menceritakan pada Bryan apa yang dirasakannya, pria itu selalu menggodanya dengan dua kata 'wanita cantik'.

"Wanita cantik apanya? Dia sampah yang tidak berguna."

Netra hitamnya menatap tajam, hendak membunuh Leon kala pria itu hendak membuka mulut. "Sepuluh menit, tunggu aku di bawah."

"Kau masih harus menyiapkan permen manis?" Leon bertanya dengan wajah kebingungannya.

"Pergilah sendiri kalau tidak mau menunggu, Sialan."

"Oh baiklah," ucap Leon meringis, takut terkena semprotan amarah William.

***

Sepuluh menit kemudian, wajah tampan dengan manik hitam berbalut jas abu-abu, keluar dengan gagah dari apartemen mewah di kawasan elit. Tubuh yang tinggi membuat wajah tampannya bersinar berkali-kali lipat, dengan silau lembayung dari ufuk Barat mewarnai wajahnya.

William menghampiri kedua teman yang sedang menunggu dengan tenang di dalam mobil mereka masing-masing. Dengan isyarat jentikan jari, ketiganya menyalakan mesin mobil sport kekinian, mengendarai dengan kecepatan tinggi dan membelah kerumunan malam.

Ketiga mobil sport dengan merk dan warna berbeda itu ikut meramaikan malam, sesekali mereka adu kecepatan, berlari dengan sangat cepat.

Hingga mata William menangkap satu sosok yang tidak asing, bibirnya menyeringai sinis. "Jalaang," desisnya.

Di kejauhan, tepatnya di pinggir jalan, tampak wanita yang beberapa jam tadi mengganggu pikirannya tampak berjalan bersisian dengan seorang pria.

William mencengkram kuat kemudi, meski tidak melihat wajah wanita cantik itu, William bisa melihat ekspresi pria yang di sampingnya. Bahagia, tersenyum bahkan meraih tangan Lea untuk digenggam.

Entah mengapa, aliran darah di kepalanya mendidih melihat adegan itu. Menjalar melalui nadi dan berakhir di telapak kaki. Decitan rem mobil berlabel Koenigsegg mengejutkan jalanan, wajah tampan yang menyilaukan itu menatap tajam wanita yang bahkan tidak menoleh padanya.

"Kau benar-benar jalaang, Wanita. Tunggu saatnya kau akan menikmati permainan yang lebih bagus dariku. Sampah busuk menjijikkan," geramnya sambil mencengkram kuat kemudi.

Mengingat apa yang harus dilakukan malam ini, William kembali membelah jalanan, menuju kasino miliknya dengan wajah kusut dan penuh amarah.

Bahkan kerapian dan tatanan rambut yang biasanya tidak lepas dari pengamatan, malam ini William berbeda. Dengan geraham yang beradu, dia bergumam. "Aku akan memberikanmu pelayanan yang lebih bagus dari apapun, Jalaang."

.

 

.

***

Terpopuler

Comments

☆chika

☆chika

kadang gak ngerti yah jalan pikiran laki2.
mereka yang merusak.
dan marah kalau dapat yang sudah tidak bersegel.
dan parah nya lagi,mereka lah yang bergonta ganti pasangan.
tapi berharap dapat cewek bersegel.
gak tau diri banget.

2021-07-11

1

Kadek Pinkponk

Kadek Pinkponk

jatuh cinta lagi pada novelmu thor..

2020-12-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!