Pagi harinya, suasana rumah dr. Evan Sandres pun mulai terlihat aktifitas pagi para penghuninya yang bangun sangat pagi.
Safa dan Daniel pun terlihat dalam keadaan yang buru-buru untuk sarapan dan mereka pun seolah dikejar-kejar oleh waktu.
Mama Wulan/"makan laah yang benar" ujarnya seraya memberikan gelas susu pada Safa dan menantunya Daniel yang terlihat lahap makan nasi goreng buatan ibu mertuannya.
Daniel/"iiya ma" ucapnya dengan mulut penuh.
Papa Evan terlihat dengan serius membaca koran pagi itu dimeja makan. Mama Wulan mendekati suaminya seraya memberikan gelas yang berisi air rebusan rempah untuk kesehatan.
Mama Wulan/"pah, minum dulu lagi hangat air rempahnya" ujarnya lembut pada suaminya yang tak menoleh pada dirinya.
Papa Evan/"ya, terima kasih" gumamnya singkat.
Safa melihat dengan serius kearah wajah papanya. Hal yang dulu tak pernah berubah dari kedua orang tuanya ini. Mereka terkenal selalu harmonis dan selalu mesra meski diusia senja.
Dan tiba-tiba, terdengar suara tangisan memanggil Mecca dari dalam kamar mereka. Dan reflek Safa bangun dari kursinya. Namun dengan cepat mama Wulan mencegah langkah Safa.
Mama Wulan/"biar mama urus Mecca, kamu siap-siap trus biar gak terlambat pergi kerumah sakit bareng Daniel"
Safa sedikit terteguh dengan mama Wulan.
Namun tak berselang lama Marwah berjalan keluar kamar kakaknya dan telah mengendong Mecca yang terlihat adem dipelukan miminya. Dan hal itu membuat safa dan mama Wulan terkejut, namun keduanya lega karena Mecca tak menangis lagi.
🍃🍃🍃🍃
Sepeninggalan Safa dan Daniel yang telah berangkat kekantor, rumah itu terlihat sepi. Mecca yang telah selesai mandi pagi dan kini tengah dipakaikan baju oleh Marwah yang sedikit kewalahan menangani Mecca.
Mama Wulan yang melihat datang mendekati.
Mama Wulan/"biar mama bantu" ucapnya yang mengambil alih kegiatan itu.
Marwah mundur dan melihat dengan teliti bagaimana mama Wulan dengan telaten memakaikan baju Mecca sekejap saja.
Mama Wulan/"selesai!!" ujarnya seraya mencium pipi cucunya yang telihat mengemaskan.
Marwah/"mama hebat banget!!" pujinya
Mama Wulan/"nanti kamu juga bisa"
Marwah hanya tersenyum simpul. "bisa?? kapan??" gumamnya sendiri.
Mama Wulan/"hhmm Marwah?? bagaimana kabar pacar mu Dimas??"
Marwah sedikit terkaget dengan pertanyaan mama Wulan.
Marwah/"hhmm.. baik-baik saja mah"
Mama Wulan/"hhmm begitu yaa" ucapnya seraya memberikan Mecca kepangkuan Marwah yang terlihat tidak siap menerima Mecca secara dadakan.
Marwah/"kenapa mah??"
Mama Wulan/"ah, gak.. hanya papa trus tanya kapan kamu bawa Dimas untuk ketemu sama papa??"
Marwah sedikit terperangah, ia jadi kelabakan sendiri karena terjebak pertanyaan dan jawab mama Wulan yang tak diduga.
Memang seharusnya ia tak heran lagi, papa sudah beberapa kali menanyakan kapan kekasihnya datang untuk bertemu. Karena papa cemas terhadap dirinya yang tak begitu terbuka soal kedekatannya dengan seorang pria.
Mama Wulan/"marwah?? apa kamu baik-baik saja??"
Marwah sesaat ia terteguh dengan ucapan mama Wulan yang terserat cemas. Walau bukan ibu kandungannya, tapi mama Wulan ibu yan peka terhadap anak-anak tirinya.
Namun marwah mengangguk berlahan meyakinkan mama Wulan bahwa ia baik-baik.
Mama Wulan/"syukurlah, bagaimana dengan kegiatan ditoko??" ujarnya seolah mengalihkan pembicaraan.
Marwah/"hhmm, normah mah, sepertu biasa, tapiii.. ada beberapa premium cake yang tak marwah buat lagi" jujurnya seraya bangun dan menimang-nimang Mecca yang seolah mengantunk.
mama Wulan/"kenapa??"
Marwah/"entah laah mah, rasanya cake itu tak enak seperti buatan mama, jadi marwah tak menyediakannya lagi di toko"
mama Wulan/"bagaimana bisa begitu?? kan semua resep cake premium mama sudah mama berikan sama kamu??"..
Marwah/"iyya, tapi tetap beda loh mah, gak seenak mama buat"
mama Wulan tertawa kecil, mungkin dulu hal yang sama ia rasakan ketika belajar serius tentang cake premium. Walau bahannya sama dan takarannya sudah di paskan tetap tidak mendapatkan rasa yang dimaksud.
mama Wulan/"mungkin kamu kurang prakteknya lagi, mungkin kalo kamu sering-sering membuatnya pasti kamu bisa dapat selah apa yang menjadi kekurangan pada rasa cake itu"
Marwah/"hhhmm mungkin ya mah, tapi marwah kapok banget buatnya. Jadi udah gak mood duluan kalo udah kena dua cake itu"
mama Wulan/"apa mecca sudah tidur??"ucapnya berbisik.
Marwah/"ya" balasnya dengan suara pelan.
Dan mama Wulan mengarahkan Marwah untuk menidurkan Mecca di box bayinya. Dan keduanya tak lupa memasak specker baby untuk mengetahui jika Mecca terbangun. Berlahan keduanya keluar kamar dan tak menutup rapat pintu kamar itu.
Marwah/"mah??"
mama Wulan/"hmm, apa?" ujarnya pada marwah yang manja pada lengannya seperti saat ia masih kecil.
Marwah/"masakin daging lada hitam donk, dan nasi liwet"
mama Wulan/"ayo" ujarnya semangat dan mereka pun berlalu kedapur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
luluk
keluarga yg harmonis
2020-09-19
5
Nur Yuliastuti
😍
2020-03-23
3
trisya
marwah +Erwin 💜
2020-02-23
6