4

Dan kediaman keluarga Evan Sandres terlihat hangat kembali, setelah sekian lama mereka tak berkumpul akhirnya malam ini keluarga ini berkumpul. Hanya Brian anak ketiga mereka yang tidak bisa ikut kumpul karena sedang mengikuti pendidikan Akpolnya.

Diruang makan, terlihat papa Evan dengan antusias mengendong cucu pertamanya, anak dari Safa dan Daniel. Dan diikuti oleh istrinya mama Wulan yang membantu memegang mainan milik Mecca.

Canda tawa itu terus berlanjut seiring obrolan hangat.

Mama Wulan/"jadi kalian sudah dapat babysitter baru??" tanyanya serius pada Safa.

Safa/"belum mah, susah sekarang cari babysitter, padahal udah cocok banget mbak sri" ujarnya seraya memberikan gelas air putih pada suaminya Danil.

Marwah/"loh kak?? jadi mbak sri gak kerja lagi??"

Safa/"iya baru 3 hari kemarin dia minta pulang kampung, tanpa ada pemberitahuan sebelumnya lagi, eeh.. dia bilang tiba-tiba mau pulang kampung mau nikah katanya"

Marwah/"kok gitu??" bingung

Mama Wulan/"sudah, mungkin dia memang udah rencana, cuma gak berani bilang sama kalian berdua" ujar mama Wulan menenangkan.

Papa Evan/"kasian cucu kakek yaa, ikut kebandung aja gimana??" ujarnya seraya memainkan tangan mungil cucunya.

Safa/"hah??"

mama Wulan/"iyya ya, ikut nenek kakek aja yaa sayang, biar gak sepi rumah bandung"

Mas Danil suami Safa sedikit menelan salivanya. Ia sedikit kaget mendengar ide kedua mertuanya ini.

Safa/"ya ampun mah, ya gak mungkin laah, Mecca kan masih bayi full asi pula, masa udah dipisahin sama kita sedari kecil" ujarnya sedikit sedih.

Papa Evan/"yaa dari pada cucu papa gak ada yang rawat, mama papanya aja sibuk kerja lagi, jadi dari pada diurus sama babysitter biar kakek dan neneknya sendiri yang urus!!"

Safa sedikit kesal dengan ide itu, tapi disisi lain ada benarnya. Tapi jika harus dirawat dibandung itu bukan ide yang bagus, apa lagi Mecca masih bayi dan itu sangat tidak baik untuk perkembangan yang jauh dari ibu kandungannya.

mama Wulan melihat mata Safa berubah sedih.

mama Wulan/"sudah pah!!, Safa maaf kalo ide kami tidak berkenan, mama papa hanya ingin yang terbaik untuk Mecca. Karena mengurus bayi itu bukan hanya sekedar urus, mungkin kalau kamu cari babysitter lagi yaa sah-sah saja." ujarnya mencoba menenangkan suasana.

Marwah hanya bisa diam melihat situasi obrolan yang sedikit sensitif untuk ibu baru seperti kak Safa yang juga seorang dokter Anak yang tau betul apa yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak adalah dekapan orang tuanya sendiri.

Marwah/"hhhmm, maaf kalo marwah boleh ngomong. Hanya saran, marwah bisa jaga Mecca untuk sementara waktu sambil kakak cari babysitter."

Safa sedikit kaget dengan ide adiknya yang tak ia duga. Mas Danil yang dari tadi tidak bereaksi pun kini buka suara.

Mas Danil/"bener Marwah?? kamu bisa??" ucapnya meyakinkan.

Marwah hanya mengangguk yakin.

Safa/"hhhmm, kamu bener??" ujarnya serius menatap Marwah yang tengah meneguk air putih. "memang kamu bisa??" ujarnya lagi seolah tak yakin

Marwah/"ya eeelah kak, dulu Brian kan kita urus sama-sama waktu kecil, jadi yaa masih inget laah ngurus bayi gimana!!" tukasnya.

Safa/"eh, zaman Brian kecil mah beda, ada mama yang full jaga, kita mah cuma kebagian gendong doang!! ganti popok dan lain-lain kan mama. Gimana sih lo!!"

Marwah/"ya udah kalo kakak gak yakin, kan Marwah cuma mencoba kasih solusi dan cuma itu cara satu-satunya yang ada. Dari pada Mecca setiap hari kak Safa bawa kerumah sakit mulu, kan jadi kasian dia masih kecil bisa kena virus-virus orang sakit lagi." jelasnya.

Safa terdiam, memang sudah dua hari ini Mecca ikut dengannya kerumah sakit. Dan itu hal yang tak baik, menginggat dirumah sakit terlalu banyak virus. Mas Danil suaminya pun tak banyak bisa membantu karena ia juga sering masuk ruang operasi sebagai dokter Anastesi.

mama Wulan/"udah-udah, jangan berdebat lagi. Untuk sementara biar mama papa disini sampai beberapa hari untuk jaga Mecca. Sambil kamu cari babysitter"

Safa cuma bisa mengangguk lesu diikuti suaminya yang juga tambah bimbang. Namun sebenarnya ia setuju dengan ide Marwah. Yang notabene tante Mecca sendiri, pasti laah ia akan menjaga Mecca dengan sepenuh hati tanpa was-was.

🍃🍃🍃

Didalam kamar utama rumah kediaman Evan Sandres. Terlihat mama Wulan tengah membawa nampan yang berisikan obat dan air putih untuk suaminya yang tengah membaca buku dengan serius.

mama Wulan/"mass, minum dulu ini obatnya" ujarnya seraya menaruh nampan di meja samping tempat tidur. Dan ia pun duduk di sisi samping suaminya yang tersenyum hangat.

Papa Evan pun dengan berlahan mengambil beberapa obat dan air putih, lalu ia minum 3 obat itu dengan sekali tegukan.

Mama Wulan/"mas, apa tadi kita kelewatan yaa??"

Papa Evan/"soal??"

Mama Wulan/"soal ide kita mau bawa Mecca ke bandung??"

Papa Evan/"ya gak laah, ya kan wajar kalo kita kasih ide begitu, dari pada cucu kita tak ada siapa yang mengurus" ujarnya yang tak mau ambil pusing.

mama Wulan/"tapi tadi Safa kecewa banget mukanya"

Papa Evan meraih tangan istrinya yang terlihat cemas. Seraya melepaskan nafas panjangnya.

Papa Evan/"ya biarkan laah..hal yang wajar untuk orang tua baru. Dan lagi pun kita tidak memaksa Safa dan Daniel, kalo mereka setuju ya kita bawa Mecca, ya kalo engga ya gak papa. Kamu jangan terlalu cemas dengan hal-hal sepele inget darah tinggi mu" ujarnya tegas.

mama Wulan sedikit tersenyum. Walau sudah tua tapi sifat mas Evan tidak banyak berubah sedari dulu. Ia akan tetap jadi dokter pribadi Wulan yang setiap waktu mengingatkan hal-hal sepele tapi itu lah yang membuat hubungan keduanya tetap harmonis.

papa Evan/"sudah malam, tidur lah"

Mama Wulan hanya mengangguk pelan, lalu ia bangun untuk berpindah posisi kesebelah tempat tidur suaminya yang masih betah membaca. Dengan menyusun bantal kepala dan menarik selimut ia mencoba untuk tidur. Dan hal yang menjadi kebiasaan keduanya adalah tangan mas Evan akan senantiasa membelai kepala istrinya hingga terlelap.

Mama Wulan/"pah??"

Papa Evan/"hhmm" gumamnya yang tak bergeming membaca buku ditangan kanannya dan tangan kirinya dengan lembut membelai kepala istrinya.

Mama Wulan/"pernah menyesal tidak menikah dengan mama??"

Dan seketika usapan tangan papa Evan terhenti dan seolah ia berpikir.

Papa Evan/"hhmm, pernah!!"

Mama Wulan/"serius pah??" ujarnya yang kemudian bangun.

Papa Evan/"hhmm" gumamnya lagi.

Mama Wulan/"masa sih?? kenapa??"

Papa Evan/"yaa gimana gak nyesal, setelah menikah dengan mama, papa jadi dapat penyakit Diabetes kan?? coba?? apa itu bukan menyesal namanya" jelasnya yang dibarengi mimik wajah serius.

Namun mama Wulan jadi tertawa terbahak-bahak.

mama Wulan/"ya ampun pah, pikir kenapa bisa nyesal. Kalo sakit Diabetes itu juga karena papa yang gak kontrol makan kuenya. Tiap buat untuk pelanggan papa pasti minta jatah satu. Itu bukan nyesal namanya!!" ujarnya yang tak bisa menahan tawanya.

Dan sedetik kemudian wajah papa Evan pun ikut tersenyum. Hal konyol memang, tapi ini laah resiko memiliki istri pintar masak dan bikin kue, ia jadi kena imbasnya dengan mendapatkan penyakit Diabetes dengan cepat.

Mama Wulan memandang wajah suaminya lekat-lekat. Waktu benar-benar lalu begitu cepat, wajah tua suaminya yang kini sedikit meninggalkan ketampanannya dimasa lalu dengan rambut yang kian banyak memutih.

Papa Evan/"tidur lah, besok kita harus menjaga cucu tercinta kita"

Mama Wulan/"hhmm, i love you dr. Evan"

Papa Evan/"love you too Wulan" ucapnya seraya tersenyum dan kembali serius membaca buku ditangan kirinya. Dan mama Wulan pun tertidur dengan lelap.

Terpopuler

Comments

Ari_nurin

Ari_nurin

udah tua aja masih bikin baper mereka 🤗🤭😍

2021-12-27

1

bts

bts

aaahhhhh pasangan yg selalu membuat q iri romantis hingga dimasa tua skrng ...i love you doker Evan😍😍😍😍😍😍😍

2021-04-14

1

Andiyani

Andiyani

mendadak berasa tua...dr Evan udh punya cucu🤣🤣

2021-04-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!