Sungguh hari yang sangat beruntung bagi Ray. Walaupun awalnya dia sangat terkejut, tetapi dia senang melihat gadis yang sering dia lihat dihalte itu, ternyata salah satu pegawai restoran yang sekarang menjadi tempat makan siangnya.
Senyuman manis tak pernah luntur dari wajah tampan pemilik perusahaan Makanan Ringan itu. Hingga membuat Adit begitu penasaran.
"Kenapa bapak sangat senang sejak masuk ke restoran ini?" tanya Adit penasaran.
"Gak papa Dit," jawab Ray seadanya.
"Bapak mau pesan apa?" tanya Adit lagi.
"Spaghetti sama Orange jus aja Dit," ucap Ray.
"Spaghetti 2, sama Orange jusnya 2 ya Mba," ucap Adit pada pegawai itu.
"Baik pak, ditunggu sebentar. Pesanannya akan segera diantar," ucap Resti.
Sambil menunggu pesanan mereka, Ray dan Adit mengobrol seputar kegiatan dihari libur mereka. Namun mata Ray hanya melihat ke kiri dan ke kanan, dia mencari gadis itu namun tak terlihat lagi.
"Silahkan pak, makanannya," ucap salah satu pegawai restoran.
"Terima kasih," ucap Ray dan Adit berbarengan seraya melihat kearah pegawai itu.
Betapa terkejutnya Ray saat melihat siapa yang mengantarkan makanan mereka. Ternyata itu adalah gadis halte pikir Ray.
"Jingga," panggil Ken.
"Iya pak, sebentar," ucap Jingga sambil berjalan kearah Ken.
Ray sangat senang bisa melihat gadis itu lagi. Apalagi sekarang dia sudah tahu namanya yaitu Jingga. Setelah ini dia akan selalu makan siang disini bila perlu makan malam juga pikirnya sambil tersenyum senang.
"Ada apa pak?" tanya Jingga kala sudah di tempat Ken.
"Saya udah nulis surat izin buat kamu," ucap Ken yang membuat Jingga bingung.
"Loh memang ya saya mau kemana?" tanya balik Jingga.
"Udah kamu turutin aja yang saya bilang. Sekarang kamu siap-siap, bawa tas kamu. Saya tunggu dimobil," ucap Ken tak terbantahkan.
Walaupun Jingga bingung, dan dia tidak tahu kemana dia akan pergi, namun dia tetap mengikuti perintah managernya itu.
"Loh Ga, kamu mau kemana?" tanya Citra.
"Aku juga gak tahu. Ini perintah manager kita," jawab Jingga.
"Hayo, kamu pasti mau diajak kencan tuh," ucap Citra sambil tersenyum.
"Apaan sih Cit, inikan masih jam kerja. Mungkin masalah pekerjaan," ucap Jingga kesal. Bagaimana kalo ucapan Citra ada yang mendengarnya dan jadi bahan gosip karyawan restoran nantinya pikir Jingga kesal.
"Iya iya. Ya sudah sana cepetan pergi! Nanti pangeranmu itu ngambek," ucap Citra sambil tersenyum jahil.
Tanpa banyak kata, Jingga akhirnya pergi.
"Kak Citra, itu kak Jingga mau kemana buru-buru?" tanya Resti penasaran. Tadi dia sempat melihat Ken dan Jingga berbicara. Tapi kemudian keduanya pergi.
"Gak tahu," jawab Citra malas. Sebenarnya Citra tahu bahwa Resti sengaja mencari informasi mengenai Ken dan Jingga.
"Kirain kakak tahu," ucap Resti.
"Sudah jangan ngurusin urusan orang. Sekarang mending balik kerja. Tuh lihat banyak pelanggan yang datang!" ucap Citra ketus.
Dan Resti pun kembali mengerjakan tugasnya. Tapi dia kesal pada Citra yang begitu memperlihatkan bahwa dia tidak menyukai Resti. Padahal apa kesalahannya pikir Resti.
Ray yang sudah menyelesaikan makan siangnya pun tidak sengaja melihat Jingga yang berjalan terburu-buru. Dia penasaran kemana dia akan pergi, sedangkan Ray tahu bahwa sekarang masih jam kerja karyawan restoran tersebut.
Dan Ray tambah dibuat penasaran ketika Jingga menghampiri seorang Laki-laki yang menunggunya diparkiran mobil.
"Bukankah itu manager restoran ini? Kalo gak salah yang tadi ngobrol sama Jingga," monolog Ray pelan namun masih bisa di dengar Adit.
"Apa pak?" tanya Adit dengan dahi berkerut.
"Ah, engga dit. Kaya kenal seseorang tapi kayanya salah," jawab Ray gugup.
Sungguh Adit dibuat penasaran oleh sikap bosnya itu. Tapi dia tak bertanya apapun, takut itu privasinya pikir Adit.
"Ayo kembali ke kantor," ucap Ray.
Mereka pun kembali ke kantor karena jam makan siang sudah habis.
...****************...
Ken menunggu Jingga didepan mobilnya dengan wajah sumringah. Dia sengaja tak memberitahu Jingga kemana mereka akan pergi, biarlah Jingga tahu saat mereka sampai nantinya.
"Ken sebenarnya kita mau kemana sih?" tanya Jingga penasaran.
Ken hanya tersenyum senang melihat ekspresi Jingga yang sangat penasaran itu.
"Ditanya malah senyum. Kita mau kemana? Kalo kamu gak ngasih tahu mau kemana, aku gak bakal ikut," ucap Jingga kesal.
"Kita mau pergi ke suatu tempat. Udah ayo masuk, nanti kamu juga tahu," ucap Ken sambil membukakan pintu mobil untuk Jingga.
Jingga cemberut, dia mengerucutkan bibirnya kedepan. Sungguh Ken membuatnya kesal, namun dia hanya pasrah dan masuk kedalam mobil.
"Jangan cemberut gitu dong Chagi! Nanti cantiknya hilang loh," ucap Ken gemas melihat kekasihnya yang hanya mengerucutkan bibirnya kedepan.
Namun Jingga hanya diam. Dia tak berminat menjawab ucapan Ken.
"Aku yakin kamu bakal seneng, " ucap Ken lagi.
Namun mood Jingga benar-benar jelek, bahkan hanya sekedar menjawab ucapan Ken pun dia enggan.
Ken hanya tersenyum saat melirik kearah kekasihnya yang sama sekali tak merubah raut wajah kesalnya itu. Ken sangat menyukai ekspresi kesal Jingga itu, karena pemandangan seperti itu langka. Biasanya dia yang sering dibuat kesal oleh Jingga.
Akhirnya mereka sampai di tempat yang dituju. Namun ekspresi Jingga jauh dari dugaan Ken yang akan senang. Justru Jingga bingung dibawa ketempat ini untuk apa.
"Kamu senang engga sayang?" tanya Ken.
"Ini tempat apa Ken?" tanya balik Jingga.
"Ini tempat kita memilih gaun pengantin," jawab Ken cepat.
"Tunggu Ken. Bukanya minggu ini kita baru lamaran? Kok langsung milih gaun pengantin sih," ucap Jingga heran.
"Hm gini sayang, waktu kemarin malam itu anggap saja aku udah lamar kamu, ya walaupun acara nya tidak resmi yang penting kamu bersedia menjadi pendamping hidup aku. Jadi aku pikir lebih baik langsung halalin kamu aja. Lagian aku udah yakin banget sama kamu," ucap Ken.
"Tapi, masalahnya itu buat rencana kita minggu depan aja aku belum kabarin ayahku loh. Apalagi sekarang tiba-tiba langsung nikah, terus kapan aku ngasih kabar sama ayahku?" tanya Jingga.
"Tenang sayang, acara nikahan kita 2 bulan lagi kok. Jadi masih banyak waktu buat menyiapkan semuanya," ucap Ken sambil mencubit gemas hidung Jingga.
"Orang tua kamu udah tahu Ken?" tanya Jingga.
"Udah sayang, kamu jangan khawatir. Rencananya minggu ini aku bakal ajak kamu bertemu mereka," ucap Ken.
"Tapi aku takut orang tua kamu gak setuju Ken," ucap Jingga pelan. Dia ragu apakah orang tua Ken setuju atau tidak dengan hubungan mereka. Apalagi Jingga lahir dari keluarga sederhana.
"Sayang kamu tenang aja ya. Orang tuaku baik kok, pasti mereka setuju apalagi melihat kamu, pasti mereka menyuruh aku buat segera nikahin kamu minggu depan," bujuk Ken sambil diselingi candaan. Dia tahu betul apa yang membuat Jingga ragu.
"Iya semoga saja. Lagian kamu sih aku belum pernah ketemu orang tua kamu, malah duluan milih baju pengantin. Aneh tahu, dimana-mana orang mau nikah tuh minta restu dulu baru persiapin semuanya," ucap Jingga.
"Hmm gimana yah, aku udah pengen cepet-cepet nikahin kamu sih," ucap Ken tersenyum.
"Dasar kamu tuh ya," ucap Jingga sambil mencubit pinggang Ken. Namun Ken hanya tertawa, apalagi melihat wajah Jingga yang memerah bak kepiting rebus.
Dan mereka masuk kedalam butik untuk memilih baju pengantin yang akan mereka pakai dihari pernikahan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Puan Harahap
hadir
2021-09-21
0