Indahnya malam diterangi cantiknya sinar rembulan bagai mengungkapkan perasaan dua insan yang tengah di mabuk cinta. Siapa lagi kalau bukan pasangan kekasih, Jingga dan Ken.
Malam itu mereka berdua menghabiskan malam minggu dengan berjalan-jalan di sekitar taman yang ada di kota Ciwidey.
"Chagiiii," rengek Ken manja.
"Hmm."
"Chagi, hm anu."
"Kamu mau ngomong apa sih?" tanya Jingga penasaran.
"Engga, aku cuma bahagia punya kekasih seperti kamu," ucap Ken sambil menggaruk belakang lehernya yang tidak gagal. Sebenarnya dia gugup perihal yang akan di ungkapkannya.
"Aku yang harus nya berterima kasih sama kamu, karena kamu udah mau nerima aku, juga udah setia di samping aku. Aku bersyukur punya kamu. Dan aku berharap kita akan menua bersama," ucap Jingga sambil memeluk Ken dari samping.
Ken tersenyum, dia sangat bahagia. Dia pun membalas pelukan Jingga.
"Emm, Chagi kalo minggu depan kita lamaran, eh maksudnya aku mau lamar kamu, kamu bersedia nikah sama aku?" tanya Ken penuh harap sambil memegang kedua tangan Jingga.
Jingga sangat terharu bahkan butiran bening siap meluncur membasahi pipinya. Dia hanya mengangguk pertanda dia siap untuk menjadi istri Ken.
Ken sangat bahagia, dia segera memegang kedua sisi kepala Jingga. Perlahan dia mulai menunduk, mencium lembut bibir Jingga yang merah, perlahan menyalurkan perasaan yang menggebu.
Hanya sekejap, Ken melepaskan tautannya, kemudian keduanya tertawa kecil.
"Aww Chagi... Sakit tau," Ken pura pura kesal lantaran pinggang nya dicubit Jingga.
"Hahaha, siapa suruh mengambil kesempatan dalam kesempatan."
"Ya kapan lagi coba, bisa seromantis ini sama kamu, kalo di restoran kan boro boro"
"Ih kamu tuh ya, aku gak enak lah sama karyawan lain kalo harus nunjukin kalo kita ini pacaran"
"Eh iya satu lagi, awas yah kalo kamu berpaling dari aku. Aku paling benci penghianatan," tegas Jingga.
"Iyah aku inget kok, lagian aku kan makhluk Tuhan paling setia," ucap Ken sambil tersenyum lebar.
"Awas aja. Apalagi kan sekarang ada karyawan baru, apalagi dia cantik, baik lagi."
"Oh kamu cemburu yah," goda Ken.
"Enggak, siapa bilang? Aku cuma ngingetin kamu aja."
"Tenang sayang, kamu segalanya bagi aku."
Mereka menghabiskan waktu dengan penuh perasaan bahagia apalagi minggu depan Ken akan melamar Jingga.
Beberapa meter dari jarak mereka, seseorang tengah mengintip dibalik kaca mobil.
"Ternyata pak Ken pacarnya Jingga. Aku harus berhasil merebutnya menjadi pacarku," ucap Resti tersenyum sinis.
Sejak pertemuan pertama di restoran itu Resti sudah menaruh hati pada Ken. Siapa yang tak terpikat pada pesona Ken, seorang manager restoran dengan wajah yang tampan, juga royal kepada para karyawannya.
...----------------...
Di sebuah rumah di sudut kota yang ada di kota Ciwidey, dua orang kakak beradik tengah menyantap sarapan pagi mereka.
"Kak, pulang kuliah nanti aku ada tugas dari kampus jadi mungkin pulangnya agak malem," ucap Dafa setelah menghabiskan roti selainya.
"Hmm. Oh iya rencananya seminggu kedepan kakak mau nginep dirumah nenek. Udah lama kita jarang mengunjunginya," ucap Ray yang akan berangkat kerja.
"Tapi aku gak ikut yah, nanti titip salam aja buat Nenek. soalnya minggu depan harus ngejar deadline."
"Hmm."
Dan mereka pun berangkat bersama, karena Ray tak mengizinkan Dafa untuk membawa mobil sendiri jadi dia yang selalu mengantarkan Dafa ke kampusnya.
Di tengah perjalanan, Ray menengok ke arah halte bus dan dia tersenyum kala melihat gadis yang tengah menunggu bus itu, gadis yang sebulan ini selalu dia lihat di tempat yang sama.
Entahlah perasaan apa tetapi setiap melihat wajahnya yang cantik dan manis itu debaran jantung Ray selalu tak menentu, ada perasaan tenang saat melihat paras cantiknya gadis itu.
Ah mungkin lama lama dia akan gila kalo terus menerus seperti ini pikir Ray sambil tersenyum manis. Dan Dafa hanya melihat aneh tingkah kakaknya itu tiap kali melewati halte bus pasti dia akan selalu tersenyum, entahlah dia pun tak tahu.
"Wah sepertinya sebentar lagi aku akan punya kakak ipar nih," ucap Dafa.
Ray hanya melirik adiknya itu tanpa mau merespon pertanyaannya. Dia terus melajukan mobilnya ke tempat adiknya menimba ilmu.
"Yang serius belajarnya, jangan banyak godain cewek," ucap sang kakak.
"Siap bos. Tapi kalo inget yah," timpal Dafa sambil nyengir kuda.
Ray hanya menggelengkan kepalanya dengan tingkah sang adik, dan dia melajukan mobilnya ke tempat dia bekerja.
...****************...
Siang hari itu restoran tempat Jingga kembali buka seperti biasanya. Namun ada hal yang membuat Cutra aneh, bukan pada Jingga yang terlihat berbunga bunga melainkan pada karyawan baru.
Entah Jingga peka atau tidak namun dia merasakan bahwa sikap Resti hari itu berbeda, Resti sengaja menggoda Ken kekasih Jingga.
"Ga kamu ngerasain perasaan kaya aku engga?" tanya Citra.
"Maksud kamu ngerasaain apa sih? aku gak ngerti," jawab Jingga yang malah balik tanya Citra.
"Itu loh sikap Resti yang seolah olah godain pak Ken. Tuh kamu liat deh!" Tunjuk Citra kearah Ken dan Resti.
Dan Jingga pun menengok ke arah yang di tunjuk Citra. Disana dia lihat Ken sedang berbincang bincang dengan Ken, namun memang Resti seolah sengaja terus berdempet-dempet ke arah Ken.
"Ah itu. Ya mungkin Ken cuma lagi bimbing Resti, dia kan karyawan baru," ucap Jingga yang tak ingin berburuk sangka.
Citra hanya mendengus kesal, benar yah kata orang kalo lagi kasmaran pasti dibutakan oleh cinta, hal yang nyata didepan mata pun disangkalnya pikir Citra.
"Ga kamu tuh sahabat aku, aku cuma ngingetin kamu harus hati-hati sama orang yang kegatelan kaya Resti itu. Mungkin suatu saat dia bisa rebut Ken dari kamu," papar Citra tegas.
Jingga pun menimbang nimbang apa yang di ucapkan Citra.
"Iya aku tau. Tapi Cit kamu juga harus tau, Ken bukan orang tega menyakiti hati wanita, dan dia juga udah janji sama aku gak bakal khianati aku," ucap Jingga mantap.
"Ya ya terserah kamu, yang pasti aku udah ingetin kamu supaya kamu gak nyesel nantinya," peringat Citra.
Dan mereka pun melanjutkan pekerjaan mereka yang sempat tertunda.
Di lain tempat Resti tampak sumringah, dia senang langkah pertamanya berhasil dan kedepannya dia akan terus lebih dekat dengan Ken pikirnya.
"Pak Ken makasih ya udah mau ngajarin aku," ucap Resti tersenyum senang.
"Sama-sama. Lagian ini kan tugas saya. Nanti kalo kamu ada yang gak ngerti, kamu bisa tanya karyawan lain," ucap Ken.
"Iya pak. Ya sudah saya mau lanjutin pekerjaan saya. Saya permisi," ucap Resti yang hanya di balas anggukan oleh Ken.
Di lain tempat, di sebuah perusahaan makanan ringan yang ada di kota Ciwidey, sang pemilik perusahaan tengah berada di ruang kerja dengan mood yang jelek.
"Kapan semuanya selesai," ucap Ray frustrasi dengan tumpukan berkas yang ada di mejanya.
Dia sendiri bingung, padahal itu rutinitasnya tiap hari dan dia selalu santai dalam menyelesaikannya, tapi sekarang entahlah tiba-tiba dia ingin segera menyelesaikannya dan pergi ke suatu tempat pikirnya.
Dia ingin pergi ke halte bus tempat tunggu gadis yang sebulan ini mengganggu pikirannya.
"Tapi apa mungkin jam segini dia ada di halte itu," ucap Ray sambil melirik arlojinya dan menunjukan pukul 12 siang. Waktu untuk makan siang, dia pikir dia akan makan siang direstoran sambil menyegarkan badan.
"Dit makan siang di luar yuk!" ajak Ray pada Adit yang merupakan sekretarisnya, karena lebih baik sekretarisnya itu Laki-laki dari pada seorang Wanita pikir Ray.
"Baik pak," jawab Adit yang sedikit heran karena biasanya bosnya itu jarang makan siang di luar.
Mereka pun sampai direstoran siap saji yang tak jauh dari kantornya. Dan alangkah terkejutnya Ray saat dia masuk ke dalam restoran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments