Setelah berjuang melewati Ujian Nasional, kini semua siswa merayakan kelulusan dengan wajah yang ceria. Terutama bagi siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, kepuasan dan kebanggaan bagi dirinya sendiri maupun bagi orang tua mereka.
Begitupun Jingga, dia salah satu dari siswa yang mendapatkan nilai tertinggi. Beberapa bulan terakhir dia mencoba setenang mungkin menghadapi masalahnya. Walaupun dia tak membalas apapun atas perbuatan ayah dan istri barunya, bukan berarti dia sudah menerima semuanya. Hanya saja dia mencoba bertahan sampai rencananya tepat waktu.
Setelah kelulusan ini Jingga akan bekerja keluar kota dan menunda rencana kuliahnya. Biarlah ayah dan istri barunya hidup di kota ini namun tekad Jingga sudah bulat untuk pindah demi menata kehidupan barunya.
Hari ini dia akan merayakan kelulusannya dengan hati yang bahagia.
"Jingga selamat ya kamu mendapatkan nilai tertinggi," ucap Dina bahagia.
"Iyah Alhamdulillah. Makasih yah Din atas semua bantuan kamu selama ini,aku berharap persahabatan kita tak berakhir disini walaupun mungkin kita akan berjarak jauh," ucap Jingga sedih.
"Ih kamu jangan ngomong kaya gitu, kita tetap sahabatan kok. Pokoknya aku selalu dukung apapun keputusan kamu, semoga semuanya berjalan sesuai keinginan kamu dan semoga kedepannya hidup kamu selalu bahagia. Aku juga berharap kamu maafin ayah kamu, dan melupakan semua masalah yang telah terjadi." Pesan Dina sambil memegang tangan Jingga, sahabat terbaiknya.
"Iyah Din makasih," ucap Jingga sambil memeluk Dina.
"Udah jangan melow gini. Hari ini, hari kebahagiaan kita," ucap Dina yang tak mau terbawa suasana.
Akhirnya mereka berjalan ketempat acara yang akan segera berakhir.
Semua siswa benar benar bahagia sekaligus lega karena sebentar lagi mereka akan menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
...----------------...
Hari ini Jingga berada di kamar nya untuk segera bersiap siap pindah ke kota Bandung sesuai rencananya.
"Sayang, kamu mau kemana bawa koper?" tanya sang ayah.
Namun Jingga hanya diam dan terus membawa koper nya sampai keluar rumah.
"Sayang,,, Ayah mohon kamu jangan pergi kaya gini. Kamu satu satunya harta Ayah yang paling berharga, kalo kamu pergi Ayah gak bisa lanjutin hidup Ayah Nak," ucap Dimas yang menahan tangan Jingga agar mengurungkan niatnya.
"Stop. Ayah gak berhak atur Jingga, setelah kepergian Bunda, hidup kita masing-masing dan jangan mencampuri urusan Jingga," ucap Jingga kesal.
"Tapi kamu mau kemana sayang? Kamu kan udah tahu yang sebenarnya. Kamu belum maafin Ayah?" tanya Dimas sedih.
Jingga hanya menghela nafas. Memang dia sudah tahu bahwa ayahnya dipaksa menikahi Syeli lantaran balas budi dan dia pun sudah memaafkan ayahnya. Hanya saja tekadnya sudah bulat untuk memulai kehidupan yang baru.
"Ayah, Jingga udah maafin Ayah kok. Jingga juga akan melupakan kejadian yang telah terjadi. Tapi tekad Jingga udah bulat untuk memulai hidup Jingga yang baru, Jingga akan menata ulang kehidupan Jingga. Jadi biarkan Jingga pergi kalo Ayah memang sayang sama Jingga," ucap Jingga mantap.
Dimas hanya menatap Jingga sendu. Dia sudah kehilangan istri tercintanya dan sekarang putri semata wayangnya pun akan meninggalkannya. Sungguh dia tak akan kuat menghadapi semuanya tanpa Jingga pikirnya.
"Tapi Ayah minta kamu berjanji akan terus mengabari Ayah ya sayang. Ayah tidak mau terjadi sesuatu sama kamu. Kamu mau kan berjanji sama Ayah, karena ayah sangat sayang kamu Jingga," ucap Dimas sambil menarik Jingga kedalam pelukannya.
Jingga pun hanya membalas pelukan ayahnya dengan sesekali mengusap pelan punggung ayahnya. Karena bagaimana pun dia tetap menyayangi ayahnya, walaupun kini dia akan menyandang status sebagai seorang kakak karena Syeli, ibu tiri nya itu tengah mengandung.
"Baiklah. Jingga akan tetap mengirimkan kabar. Ayah jaga diri Ayah baik-baik, jaga kesehatan Ayah. Jangan sedih atas kepergian Jingga ini, bukan Jingga tak sayang Ayah lagi namun Jingga perlu waktu dan perlu kehidupan yang baru untuk melupakan semua yang menyakitkan bagi Jingga," ucap Jingga sambil melepas pelukan ayahnya.
Dan setelah berpamitan, bus yang akan mengantarkan Jingga ke kota Kembang pun sudah menunggu.
Sebelum Jingga menaiki busnya, dia pun menatap rumah sederhananya, tempat yang dulu menjadi tempat bermuaranya kasih sayang antara dirinya, bunda dan juga ayahnya. Dan kini dia harus ikhlas melepaskannya, bukan untuk melupakannya tetapi hanya tidak ingin terjebak dengan rasa sakit dan kepahitan yang teramat.
Dalam hati Jingga berdoa, semoga langkahnya ini tidak salah dan akan mengantarkan dirinya pada kehidupan yang penuh kebahagiaan.
...----------------...
Keringat dingin membasahi seluruh tubuh Jingga, dia sangat gelisah dengan mata terpejam.
"Hahh,,, mimpi lagi," ucap Jingga langsung terduduk sambil mengusap peluh didahinya.
Kejadian 2 tahun silam seolah menghantui Jingga dalam tidurnya. Gambaran tentang kematian bundanya sampai dia pergi meninggalkan ayahnya selalu muncul dalam mimpinya.
"Bunda, maafin Jingga yang udah ninggalin Bunda dan Ayah disana," ucap Jingga frustrasi sambil mengusap kasar wajahnya.
Akhirnya dia bangun dan segera membersihkan tubuhnya untuk kembali memulai rutinitasnya sebagai seorang pegawai restoran yang ada di kota Bandung.
Beruntungnya Jingga saat dia pindah dari Malang, dia mendapat pekerjaan dan juga teman yang peduli padanya. Sehingga kepindahannya itu tak sesulit yang ada dipikirannya.
"Morning Ratu sejagad raya yang paaaaling cantik," goda Ken salah satu rekan kerja yang juga merupakan kekasih Jingga.
"Pagi pagi udah ngegombal. Belajar dari mana tiba-tiba jadi budak cinta kaya gitu? Hahaha," canda Jingga tersenyum senang.
Bola mata Ken berotasi malas kala sapaannya tak digubris Jingga. Sungguh Ken kesal, kekasihnya itu sangat sulit untuk diajak romantis.
"Ayolah Chagi, sekali kali buat kekasih mu yang tampan ini senang, ya walau bukan dengan kiss morning setidaknya balas kata kata ku yang romantis ini," ucap Ken dengan kedua mata dikedip-kedip bagai mata kucing yang berharap diberi makan ikan.
Jingga hanya tersenyum geli melihat tingkah kekasihnya itu. Dia sudah berulang kali memberitahu Ken untuk tidak memanggil Jingga dengan sebutan sayang orang korea itu, sungguh Jingga merasa geli mendengarnya. Tetapi Ken mana peduli omelan Jingga karena dia seorang fanboy sejati.
"Sudahlah Ken. hari ini, hari kita sibuk jadi ayo bergegas, " ucap Jingga seraya menarik tangan Ken masuk kedalam restoran.
Sungguh rasanya Ken ingin menenggelamkan wajahnya ke kolam ikan piranha, kekasihnya itu sungguh tidak peka. Akhirnya dia hanya pasrah ditarik masuk dengan wajah cemberut dan bibir yang dimonyongkan ke depan.
Walau banyak karyawan yang menyapa Ken sebagai manager restoran tersebut, dengan mood Ken yang seperti itu dia membalas sapaan karyawan dengan menganggukan kepalanya.
"Pagi pak," sapa Citra salah satu rekan kerja yang paling dekat dengan Jingga.
"Pagi," balas Ken malas.
"Itu si bos kenapa pagi pagi mukanya udah kusut gitu kaya baju yang belum di setrika 1 bulan?" tanya Citra.
"Hahaha,,, gak tau, mungkin dia lagi PMS," ucap Jingga sangat senang melihat ekspresi kekasihnya itu.
"Kadang-kadang aku suka bingung sama kamu ga, kamu suka dari mananya coba sama pak Ken. Dia itu menurut aku ya, punya mood kaya cewek, dikit-dikit cemberut atau enggak, ya mudah marah," ucap Citra dengan bingung.
"Udahlah Cit, jangan bahas soal itu. Hari ini kan pasti resto nya ramai jadi siap siap kita berperang hahaha," canda Jingga.
"Eh iya, kamu tau gak kalo hari ini bakal ada karyawan yang magang?" tanya Citra lagi.
"Entahlah,aku tidak tahu," jawab Jingga cuek.
"Dih kamu tuh monoton banget sih ga. Fokusnya hanya kerja, masa gak tau sih secara kamu kan pacarnya manager kita," Citra heran dengan sikap Jingga yang sangat cuek.
Akhirnya restoran mulai dibuka, pengunjung pun berdatangan dan membuat restoran sangat ramai.
Setelah semua karyawan melaksanakan tugas mereka masing-masing, Ken pun meminta semua karyawan berkumpul untuk memperkenalkan karyawan magang restoran tersebut.
"Hari ini ada karyawan yang magang disini. Untuk itu mohon kerja sama semuanya, saling membantu dan bimbing dia dengan baik," ucap Ken sebagai manager restoran.
"Resti, ayo perkenalkan diri kamu pada semua karyawan!" perintah Ken.
"Siang semuanya, perkenalkan nama saya Resti Adriani. Mohon bimbingan semuanya," ucap Resti.
Dan semua karyawan memberi tepukan sebagai salam perkenalan mereka.
Resti adalah seorang mahasiswi yang sedang ditugaskan untuk magang di restoran ini. Dengan wajah yang cantik bak artis korea, dan sikap yang ramah, dia mudah beradaptasi dan dikagumi terutama karyawan laki-laki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
피롷
wih bnyk teorinya nih
2021-01-22
0
Rossita Rossita
mungkin si resti kali yah ntar yg jadi pelakornya
2021-01-21
0
MeliMelo💦
Mungkin si resti ini calon pelakor
2021-01-21
0