Hari ini adalah hari upacara peneguhan atau pelantikan bagi seseorang yang telah menempuh pendidikan atau biasa disebut wisuda. Ya, hari ini kaysa resmi menyandang gelar sarjana. Tepat hari ini pula usia Kaysa mengijak 21 tahun
Malam ini acara pertunangan Egy dan Kay digelar secara sederhana yang hanya dihadiri kerabat dekat dan tetangga sekitar rumah Kay.
Nampak Kay sangat anggun memakai kebaya berwarna maroon dengan rok batik dan hijab senada. Sementara Egy terlihat lebih berkarisma dengan memakai kemeja batik senada dengan rok yang dikenakan Kaysa. Mereka nampak sangat serasi malam ini.
Egy memasangkan cincin dijari manis Kay, begitupun sebaliknya.
Mereka memasangkan cincin tanpa memqndang satu sama lain. Entahlah, apa yang mereka pikirkan. Hanya mereka dan Tuhan yang tau.
Sungguh batin Kay menjerit, ingin rasanya ia menghilang atau tenggelam dirawa-rawa penuh lumpur saat itu juga, setidaknya bisa menghindari acara tersebut.
Keesokan harinya, Egy datang menjemput Kay untuk fitting baju pengantin. Karena hari pernikahan mereka tinggal 2 minggu lagi, sungguh sangat mendadak dan sangat merepotkan banyak orang, ya ya ya ini semua karena ulah kedua orang tua mereka.
Suasana didalam mobil nampak begitu hening, hanya deru mesin mobil yang terdengar.
Kay yang memang pada dasarnya adalah seorang pendiam, tentu akan tetap mempertahankan mode senyapnya, Ibarat bel, yang kalau tidak dipencet tidak akan mengeluarkan suara
"Ehem" Egy berdehem memecah keheningan "Nama kamu siapa?" Tanyanya, ya memang mereka tidak saling kenal sebelumnya,jadi wajar kalau mereka harus berkenalan terlebih dahulu (katanya tak kenal maka tak sayang, jadi kenalan dulu baru boleh sayang-sayangan. Eaaaak wkwk)
Kay yang sedari awal hanya melihat keluar jendela, akhirnya menoleh mendengar pertanyaan Egy.
"Kaysa" jawabnya "biasa dipanggil Kay" imbuhnya
"Umur berapa kamu?"
"Dua puluh satu, kalau Mas sendiri?"
"Dua puluh enam tahun" jawab Egy "Emmm boleh aku bertanya sesuatu Kay?" tanyanya ragu
"Silahkan! Apa yg ingin mas tanyakan?"
"Kenapa kamu tidak menolak perjodohan ini?" Tanya Egy sambil melirik sesaat kearah Kay
"Aku tidak pernah berani menentang keinginan orang tuaku, aku tidak mau jadi seorang anak pembangkang!" jawab kay dengan mata menerawang
Egy bisa menyimpulkan bahwa Kay sebenarnya sudah menolak, tapi apalah daya keinginan orang tuanya yang begitu kuat hingga tak dapat ditentang
Untuk sesaat hening kembali menyelimuti, mereka asik dengan pikirannya masing-masing. Hingga kay memberanikan diri untuk bertanya "Lalu kenapa mas tidak menolaknya?"
"Aku sudah berusaha sekuat dan semampuku memberi alasan untuk membatalkan perjodohan ini" Jawabnya dengan mata menerawang kedepan "Tapi orang tuaku tetap bersikeras" Sesaat menarik napas dan membuangnya kasar
"Apa Mas akan pasrah menerima perjodohan ini?"
"Mau bagaimana lagi?" Egy balik bertanya "Sama sepertimu, aku tak mau menjadi anak durhaka" sambungnya pasrah
Hening kembali menyelimuti nereka
"Aku mau kita sama-sama belajar menerima satu sama lain, belajar lebih dekat, belajar memahami dan mengerti" Ungkap Egy akhirnya memecah keheningan "Apa kamu mau belajar menerimaku Kay?"
"Insha Allah"
Tak terasa mobil yang mereka tumpangi telah tiba disalah satu butik terkenal dikota itu.
Kay turun terlebih dahulu didepan butik, sementara Egy harus memarkirkan mobilnya terlebih dahulu
Mereka lalu berjalan beriringan masuk kedalam butik, disana sudah trlihat Mama Nilam yang nampak sangat antusias memilih-milih kebaya untuk acara akad nikah nanti.
Sementara diujung sana trlihat Ibu Rumi sedang berbicara dengan salah satu pegawai butik untuk menanyakan perihal gaun yang cocok untuk acara resepsi.
"Assalamu'alaikum" Sapa mereka berdua ketika sudah dekat dengan Mama Nilam
"Wa'alaikumsalam, sini Nak!" Mama Nilam menarik lengan Kay
Ia mengajak Kay menemui sang ibu, untuk berkeliling memilih kebaya dan gaun yang cocok. Sementara Egy berjalan dibelakang mereka
"Jeng, gimana kalau gaun yang ini untuk resepsi!" Tanya ibu Rumi sambil menunjuk gaun berwarna pink soft yang nampak anggun dan elegan
"Wah ini cantik sekali, kamu pasti trlihat lebih cantik memakai gaun ini, Nak" Ucap Mama Nilam sambil melihat-lihat secara detail gaun yang dipilih Ibu Kay
"Kay nurut aja Bu, Tante"
"Gimana menurut kanu, Gy?" Tanya Mama Nilam sambil melihat Egy
"Terserah Mama sama Tante aja, aku nurut!"
"Kalian ini gimana sih, ditanyain malah jawabnya nurut semu!" Ucap Mama Nilam mulai kesal dengan jawaban anak dan calon menantunya
"Mama sama Tante kan lebih tau mana yang cocok untuk kita, jadi kita nurut aja"
"Ya udah deh, berarti untuk gaun udah fix yang ini kan?" Tanya Mama Nilam memastikan
Dan hanya dijawab anggukan oleh Kay dan Egy
"Terus untuk kebaya gimana, Jeng? Udah nemu yang cocok" Ibu Rumi bertanya kepada Mama Nilam
"Udah, Jeng! Warna putih Yang dipojokan sana!" jawabnya "Ayo kita kesana!" ajaknya
Saat berjalan mengikuti Mama Nilam, Kay tidak sengaja menabrak seseorang, hingga orang itu jatuh dan barang bawaannya berserakan kemana-mana
"Maaf, Mbak!" Ucap Kay sambil membantu wanita tersebut berdiri
"Iya, enggak apa-apa kok!" Jawabnya sambil tersenyun melihat Kay, lalu ia sekilas melirik laki-laki disebelah Kay
Maafkan Author yang bahasanya masih amatiran ya pemirsah 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments