Sudah dua minggu berlalu kini hubungan Roy dan Ella semakin dekat. Hampir setiap malam mereka akan bertukar pesan bahkan sesekali mereka berbicara lewat telepon.
Ella sendiri sudah tidak merasa canggung lagi saat berbicara pada Roy jika pria itu datang kerumah Ny. Lusiana.
Saat ini Roy sedang mengerjakan banyak tugas di ruangannya.
Tok Tok Tok
" Masuk! " ucap Roy kala mendengar suara ketukan.
Seorang wanita yang tidak lain adalah sekretarisnya masuk.
" Permisi pak, tuan Agung meminta anda keruangan ya sekarang! " ucap sekretaris.
" Baiklah aku akan segera kesana " jawab Roy.
" Kalau begitu saya permisi " pamit sang sekretaris.
Roy hanya menganggukkan kepalanya. Dia segera membereskan berkas-berkas yang ada di meja kerjanya dan pergi keruangan Papanya.
Tok Tok Tok
ketuk Roy saat sudah didepan ruangan Papanya.
Setelah mendengar suara dari dalam dia pun masuk.
" Duduk Roy " perintah Papanya.
" Ada apa Pah? " tanya Roy pada Papanya.
Dia yakin Papanya akan membahas tentang perjodohan.
" Malam ini kita akan makan malam bersama dengan tuan Albert dan juga putrinya dirumah! kau sampaikan ini pada adik-adik mu dan juga suruh bibi memasak makanan yang enak " ucap tuan Agung.
" Pah! apa aku benar benar harus menikah dengan nona Abel? apa memang sudah tidak ada jalan lain? " ucap Roy yang masih keberatan dengan keputusan Papanya ini.
" Tidak ada! hanya ini satu-satunya cara agar perusahaan kita masih bisa berdiri " ucap tuan Agung.
" Dengan mengorbankan aku! Pah aku mempunyai jalan ku sendiri! bagaimana jadinya pernikahan yang akan ku jalani nanti dengan orang yang tidak aku Cintai? " keluh Roy.
" Lambat laun kau pasti bisa mencintai dia nanti! yang harus kau lakukan sekarang cobalah untuk membuka hati padanya.
Saat makan malam nanti kau bisa mengenal bagaimana dia " titah tuan Agung.
" Tapi Pah- " ucapan Roy terpotong oleh papanya.
" Tidak ada tapi-tapian! sudah berapa kali Papa bilang ini demi kelangsungan hidup kita.
Sekarang kembalilah keruangan mu! " ucap tuan Agung dengan nada tinggi.
Roy pun bangkit dan keluar dari ruangan Papanya.
Sesampainya dia diruangan ya, dia hanya duduk sambil memegangi kepalanya.
Tidak tau lagi apa yang harus dia lakukan untuk bisa menolak perjodohan ini. Dia sudah melakukan banyak cara, salah satunya meminta pertolongan kepada banyak perusahaan yang dia kenal untuk menyuntikkan dana di perusahaan Papanya ini. Namun mereka tidak dapat membantu.
Ditempat lain Ella sedang menyiram bunga dengan raut wajah yang lebih ceria dari biasanya.
" Ella " panggil Ny. Lusiana dari dalam rumah.
Ella yang mendengar majikannya memanggil segera mematikan keran air yang Ia pakai untuk menyiram bunga tadi.
" Ada apa nyonya? " tanya Ella saat sudah didalam rumah menghampiri majikannya.
" Tolong kamu antarkan kue ini kekantor Roy ya! " pinta Ny. Lusiana.
Ella yang mendengar perintah Ny Lusiana sedikit membelalakkan matanya.
" Sa...saya nyonya? " tanya Ella gugup.
" Iya kamu! ini kamu antar dan pastikan langsung mendarat ke tangan Roy! " titah Ny. Lusiana.
" Sekarang nyonya? " tanya Ella polos.
Ny Lusiana yang mendengar pertanyaan Ella sontak tertawa karena keluguan gadis itu.
" Ya iyalah sekarang masa besok, kamu ini ada-ada saja.
Sudah sana cepat antar nanti keburu makin siang " ucap Ny. Lusiana.
" Ba... baiklah " ucap Ella masih gugup.
Dia pun mengambil kue yang sudah ditempatkan di kotak bekal dan membawanya pergi.
" Selamat bersenang-senang " ucap Ny. Lusiana pelan.
Ella pergi kekantor dimana Roy berada menggunakan taksi online.
Sesampainya di perusahaan itu Ella tampak takjub dengan kemegahan bangunan tersebut.
Ella pun masuk kedalam dan menuju resepsionis.
" Selamat siang mbak " sapa Ella pada resepsionis disana.
" Iya, ada yang bisa dibantu mbak? " balas resepsionis dengan nametag Maya Astuti.
" Saya mau- " belum sempat Ella memberitahu maksud kedatangannya, seseorang tiba-tiba memanggil namanya.
" Ella " panggil orang itu yang tidak lain adalah Roy.
" Oh tuan Roy " ucap Ella ketika melihat siapa yang memanggilnya.
" Kamu sedang apa disini? " tanya Roy.
Saat itu ia ingin pulang sebentar kerumahnya, untuk menyampaikan pesan Papanya tentang rencana nanti malam kepada adik-adiknya.
Tapi ketika melihat Ella dikantornya dia segera menghampiri gadis itu.
" Aku disuruh nyonya mengantarkan kue ini untuk tuan! " ucap Ella sembari memberikan kue yang ia bawa kepada Roy.
Roy pun menerimanya dengan senang. Kedatangan Ella mengembalikan kembali semangatnya yang sempat hilang.
Semua karyawan yang hilir mudik di kantor itu memandangi wakil CEO mereka yang sedang berbicara dengan seorang wanita.
Mereka tampak berpikir siapa wanita yang sedang mengobrol dengan wakil CEO mereka itu dengan akrab.
" Kalau begitu temani aku makan di kantin yuk sekarang! " ajak Roy.
" Ehhh tidak tuan! nanti nyonya memarahi saya kalau tidak langsung pulang " tolak Ella cepat.
Jujur ia merasa tidak enak jika harus menemani Roy di kantin kantor karena melihat banyak sekali karyawan yang memperhatikan mereka dari tadi.
" Tidak apa-apa, tante tidak akan marah kok ayo " Roy menarik tangan Ella lembut membawanya ke kantin.
Semua karyawan yang melihat wakil CEO mereka menggandeng tangan seorang wanita menuju kantin terdengar riuh, karena ini merupakan kejadian langka seumur hidup dimana wakil CEO mereka bersama dengan seorang wanita.
Ella yang diperhatikan banyak orang hanya bisa menunduk malu apalagi saat ini tangannya tengah di genggam oleh Roy yang mana membuat jantungnya berdegup kencang.
Saat ini mereka tengah duduk di salah satu meja yang ada di kantin. Sekali lagi para karyawan memperhatikan mereka berdua, bertanya-tanya siapa Ella sebenarnya dan mengapa bisa bersama dengan bos mereka. Karena saat ini sudah masuk jam makan siang jadi banyak karyawan yang makan di kantin.
Roy dengan santai menyantap kue yang dibawa oleh Ella, sementara Ella hanya duduk diam melihat Roy makan sambil minum segelas es teh.
" Apa kau tidak mau " tawar Roy pada Ella.
" Ahh tidak tuan! itu kuenya dibuat nyonya untuk tuan " tolak Ella.
" Tidak apa-apa! ini " Roy mencoba menyuapi Ella.
Ella dengan ragu ragu menerima suapan kue dari tangan Roy, tapi didalam hatinya ia merasa sangat senang.
" Enakkan? " tanya Roy.
Ella hanya menganggukkan kepalanya.
Jujur ia begitu malu karena semua orang yang ada disini menyaksikan apa yang dilakukan Roy kepadanya.
Sebagian karyawan perempuan tampak iri dan ingin sekali menggantikan Ella yang duduk bersama wakil CEO mereka dan bisa disuapin seperti Ella.
Selesai menemani Roy makan Ella langsung pulang yang tentu saja dengan diantar oleh Roy yang juga ingin pulang sebentar.
Sesudah mengantar Ella Roy pun melaju kerumahnya.
Di rumah tuan Agung.
" Vanessa, Silvia, Al " Roy memanggil adik-adiknya yang kebetulan ada di rumah semua.
" Ada apa kak? " tanya Silvia yang keluar dari kamarnya disusul oleh yang lain.
" Ada hal yang mau aku sampaikan! " ucap Roy yang telah duduk di kursi ruang keluarga.
" Hal apa yang mau kakak sampaikan pada kami? " tanya Vanessa yang sudah duduk.
Sebelum mulai berbicara Roy menarik nafas sejenak.
" Papa bilang malam ini kita akan makan malam bersama dengan tuan Albert dan juga putrinya " ucap Roy menyampaikan pada adik-adiknya.
" Haah serius kak? " tanya Silvia kaget.
" Iya serius untuk apa aku bohong " jawab Roy.
" Apa mereka akan sekalian membahas perjodohan mu dengan Abel si model terkenal itu? " tanya Vanessa.
" Sudah pasti " jawab Silvia yakin.
" Jadi kakak setuju menikah dengan model itu kak? " tanya Al.
" Aku tidak pernah bilang setuju. Papa sendiri yang mengatur semuanya " jawab Roy.
Yah kenyataannya walau dia menolak Papanya tetap memaksa dirinya menerima perjodohan ini.
" Ya ampun kakak malang sekali nasib mu! lalu kalau kau menikah dengan model itu bagaimana dengan Ella? " tanya Silvia.
" Aku akan tetap berusaha mencari jalan keluar agar terlepas dari perjodohan ini! " jawab Roy.
" Iya semangat kak " ucap Vanessa memberi semangat pada Kakaknya itu.
" Apa kalian tidak bisa mencoba bicara pada Papa? " pinta Roy pada adik-adiknya.
" Maaf kak kalau untuk itu kami tidak bisa " ucap Vanessa pelan.
" Iya kak, kau tau sendiri kan bagaimana Papa sekarang " sambung Silvia menimpali.
" Em " Al pun mengangguk membenarkan ucapan kakaknya.
Memang sekarang tuan Agung sangat jauh berbeda, jika apa yang ia perintahkan tidak dilaksanakan dia akan sangat marah.
Bahkan Kevin anak keduanya yang sedang kuliah di Singapura juga atas perintahnya.
Roy lagi-lagi hanya bisa membuang nafas kasar karena adik-adiknya pun tidak dapat membantu dirinya.
# Terimakasih sudah membaca #
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments