Part 03

Roy pulang kerumahnya dengan kesal. Sesampainya di rumah ia disambut oleh adiknya Vanessa.

" Kakak kau dari mana? Papa tadi menelfon ku menanyakan kamu ada dirumah atau tidak? " tanya adik keduanya Vanessa.

" Lalu kau jawab apa? " tanya Roy balik.

" Ya aku bilang tidak ada! karena memang kau tidak ada dirumah " jawab Vanessa jujur.

" Pantas Papa tidak percaya waktu aku bilang aku sakit " batin Roy berbicara.

" Memang kau kemana kak? tidak biasanya kau kelayapan pagi-pagi? " tanya Vanessa lagi.

" Aku bertemu dengan temanku " jawab Roy.

" Teman atau teman! aku tau kau sebenarnya bertemu dengan ART tante Lusi, ya kan " ucap Vanessa yang sudah tau dari dulu bahwa kakaknya menyukai ART tantenya.

Mengapa dia bisa tau?

itu karena ia pernah melihat foto Adriella di ponsel kakaknya.

" Bagaimana kau bisa tau? kau membuka-buka hp Ku? " tanya Roy pada Vanessa yang sudah tau rahasianya.

" Tidak sengaja HaHaHa " Vanessa berucap sambil tertawa.

" Jangan beritahu siapa-siapa apalagi Papa! " pinta Roy pada adiknya.

" Semua sudah tau kecuali Papa hihihi " ucap Vanessa lagi.

" APA??? " ucap Roy terkejut.

" Jadi kalian semua sudah tau? " tanya Roy tidak percaya.

Vanessa hanya menganggukkan kepalanya membenarkan sembari tersenyum. Melihat kakaknya seperti ini menjadi hiburan tersendiri baginya.

" Kakak mohon Vanessa jangan sampai Papa tau tentang hal ini ya " pinta Roy pada adiknya.

Bukan tanpa alasan ia mengatakan, itu tapi mengingat masalah yang terjadi saat ini pasti akan membuat Papanya marah besar jika tau dirinya suka dengan Adriella yang tidak lain ART tantenya sendiri.

" Tenang saja kau tidak usah cemas! kami semua akan tutup mulut " ucap Vanessa.

" Huhhh " Roy bernafas dengan lega, adik-adiknya memang bisa dipercaya.

" Kemana yang lainnya? " tanya Roy.

" Tentu saja masih disekolah, apa kau tidak lihat ini masih jam setengah dua belas siang " ucap Vanessa.

" Lalu kau sendiri mengapa tidak kuliah? " tanya Roy

" Aku hanya ada kelas siang hari ini! sebentar lagi aku mau berangkat " jawab Vanessa.

" Oh ya sudah kalau begitu, aku ingin kekamar dulu " ucap Roy.

" Kau tidak kekantor kak? " tanya Vanessa.

" Sudah tadi! tapi aku langsung pulang " jawab Roy.

" Apa Papa memarahi mu? " tanya Vanessa lagi.

" Ya begitulah " jawab Roy.

" Kau sih! sudah tau kantor sedang bermasalah, kau malah tidak ada " ucap Vanessa sedikit kesal pada kakaknya.

" Apa kalian sudah menemukan solusi untuk masalah ini? " tanya Vanessa lagi yang memang mengetahui apa yang terjadi di perusahaan Papanya.

" Sudah! " jawab Roy.

" Apa? " tanya Vanessa penasaran

" Nanti kau dan lainnya juga akan tau! ah sudahlah aku mau ke kamar, kau cepatlah pergi! " ucap Roy yang malas memberitahu solusi masalah yang ada di perusahaan. Jangankan membicarakannya, memikirkannya saja saat ini sudah membuat kepalanya pusing.

" Ish! kau ini pelit sekali " ucap Vanessa kesal.

" Ini bukan urusan anak kecil " ucap Roy.

" Aku bukan anak kecil, aku sudah dewasa " ucap Vanessa tidak terima dikatain anak kecil.

" Terserah " ucap Roy tidak peduli.

" Ish! nyebelin banget sih " ucap Vanessa lagi yang masih kesal pada kakaknya.

Roy tidak memperdulikan kekesalan adiknya langsung menuju ke kamarnya dan berbaring di kasur.

Apa yang terjadi di kantor benar-benar membuat kepalanya sakit.

Yang benar saja ia harus menikah dengan orang yang tidak ia kenal, sementara saat ini ia sedang berjuang mendekati Adriella.

Mengingat Adriella Roy langsung mengeluarkan ponselnya dan mengechat nomor Ella.

" Hai Ella ini aku Roy, kau sedang apa sekarang? " itulah isi pesan yang ia kirim pada Ella.

Ditempat lain Ella yang sedang menata makanan di meja terhenti karena mendengar suara pesan dari ponselnya. Ia pun melihat siapa yang mengirimkannya pesan, awalnya dia bingung karena melihat pesan dari nomor tidak dikenal. Ia pun membuka pesan itu dan membacanya.

Tampak senyuman terukir di bibirnya kala melihat nama sang pengirim didalam pesan itu, Ella pun langsung membalasnya.

" Aku baru saja selesai menyiapkan makan siang! tuan sendiri sedang apa? " balasan Ella.

" Coba kamu tebak aku sedang apa " balas Roy.

" Emmm sedang mengerjakan tugas anda di kantor? " tebak Ella.

" Bukan! " balas Roy.

" Makan siang? " tebak Ella lagi.

" Bukan! " jawab Roy lagi.

" Terus apa dong? " tanya Ella menyerah.

" Sedang memikirkan seorang wanita cantik yang wajahnya selalu ada didalam kepala ku! kamu tau siapa orang itu? " tanya Roy mencoba menggoda Ella.

" Tidak tau? " tulis Ella

Yang saat ini sedikit Bad Mood karena berpikir Roy sedang memikirkan orang lain yang spesial di hati Roy.

" Wanita cantik itu adalah, KAMU 😘😘😘" balas Roy dengan emoticon merayu.

Ella yang melihat isi pesan Roy seketika merah padam. Ia merasa senang karena Roy memikirkannya dan menuliskan bahwa dia wanita yang cantik. Ia mulai berpikir apakah Roy menyukainya.

Jujur saja ia juga menyukai Roy, namun ia tidak ingin terlalu berharap karena ia sadar akan statusnya.

Nyonya Lusiana yang baru datang ke meja makan melihat Ella dengan heran, Ia pun mendekatinya dan menepuk pundaknya.

PUK

" Eh nyonya!!! " ucap Ella kaget karena tidak menyadari kehadiran Nyonya Lusiana.

" Kau kenapa diam saja? dan kenapa wajahmu merah? apa kau sakit? " tanya Ny. Lusiana.

" Eh tidak nyonya, a- aku tida apa-apa " jawab Ella.

" Kau ini aneh sekali " ucap Ny. Lusiana.

" Apa semua sudah siap? " tanya Ny Lusiana.

" Sudah nyonya " jawab Ella

" Baiklah ayo kita makan! " ajak Ny. Lusiana.

Ny Lusiana pun duduk di kursinya. Ella dengan segera mengambilkan nasi dan lauk ke piring Ny. Lusiana. Mereka makan dengan damai tanpa ada yang menggangu.

Sementara ditempat lain Roy masih menunggu balasan dari Ella. Dia masih berbaring di kasurnya sembari masih melihat layar ponselnya.

" Kenapa gak ada balasan lagi? apa dia malu? " pikir Roy.

Saat ini ia sudah tidak memikirkan hal lain selain Ella.

Gadis itu benar-benar sudah mencuri hatinya, pikirannya dan juga jiwanya.

Dia sudah tidak ingat perihal perjodohan yang disampaikan Papanya tadi di kantor.

Saat ini yang menjadi tujuannya adalah bagaimana bisa mendapatkan cinta dari gadis pujaannya itu.

Roy terdiam melihat langit-langit kamarnya membayangkan wajah gadis pujaannya tersenyum tertawa hanya kepadanya.

" Adriella Cinta Ku " itulah yang diucapkan Roy.

Saat sedang asik menikmati khayalannya tentang Adriella tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya dengan keras.

Ia pun langsung bangun dan membuka pintu kamarnya.

" KAKAAAKK " ucap seorang gadis tiba-tiba dengan suara cukup nyaring mengagetkan Roy saat sudah membuka pintu.

Itu adalah adik Perempuannya Silvia yang baru pulang sekolah.

" Ada apa Silvi? kau mengagetkan kakak tau " ucap Roy yang agak kesal.

" Hehehe maaf " ucap Gadis itu

" Kau mau apa? " tanya Roy pada adik perempuannya yang memang suka usil, tidak hanya kepadanya tapi juga kepada semua orang yang ada dirumah.

" Minta uang aku mau pesan pizza kak " pinta Silvia.

" Kau ini! apa-apa minta duit, apa-apa minta duit! gak ada " tolak Roy.

" Kakak please, uang jajan ku sudah habis " mohon Silvia.

" Tidak ada! kau makan saja makanan yang sudah ada di meja makan " tolak Roy lagi

" Tidak mau! aku ingin makan pizza kak, please " ucap Silvia masih memohon.

" TIDAK " tolak Roy sekali lagi dengan cukup keras dan menutup pintu kamarnya.

Silvia yang kesal karena tidak diberi uang, mulai berpikir mencari cara agar kakaknya mau memberinya uang.

Seketika ia pun teringat akan satu hal, pasti dengan ini kakaknya tidak dapat menolak permintaannya.

Ia tersenyum bangga akan kepintaran otaknya.

" OKE! kalau kakak tidak mau memberi ku uang aku akan beritahu kepada Papa jika kakak sedang berusaha merayu ART tante Lusi yang bernama Adriella " ucap Silvia sedikit berteriak agar kakaknya dengar.

Tak lama pintu kembali terbuka menampakkan wajah Roy yang kembali dibuat kesal atas ulah adiknya.

" Ini! " Roy memberikan uang sebesar lima ratus ribu kepada Silvia sebagai imbalan tutup mulut agar tidak memberitahu rahasianya pada PAPA mereka.

" Hehehe terimakasih kakak ku tersayang " ucap Silvia mengambil uang tersebut.

" Ingat jaga mulut mu! " perintah Roy mengingatkan.

" Ok ok tenang saja, ada uang rahasia aman " ucap Silvia dengan senyuman yang membuat Roy jengkel.

" Dasar MATRE " sindir Roy yang masih kesal dan menutup pintu kamarnya lagi.

" Biarin hihihi " gumam Silvia yang merasa senang mengerjai kakaknya.

Didalam kamar Roy kembali berbaring di kasurnya menatap langit-langit sembari kembali membayangkan wajah Adriella.

Banyak hal yang mulai ia hayalkan bersama Adriella, salah satunya bisa menikah dan hidup bersama selamanya sampai akhir hayat.

Tanpa terasa Ia pun tertidur pulas hingga sore hari.

# Terimakasih sudah membaca #

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!