Bertemu Kembali

Shofia's Apart

"Jadi, kenapa membawa tas sebesar ini?"

Ya, Luna membawa koper yang entah isinya apa. Sedangkan Yohan, anak Luna sudah dikamar tamu mengerjakan tugasnya.

"Kita akan makan malam dengan keluarga Dominic"

"Lalu? Apa hubungannya dengan aku?"

"Kamu harus berdandan! Karena kamu ikut"

"Tapikan kak..."

"Tak ada tapi tapian, kamu keluarga Lee jadi harus ikut terekspos"

"Aku tak suka!"

"Kamu membantah kakak?"

"Baiklah, aku ikut"

Luna sangat tahu kelemahan sang adik. Ya, dengan kata kata itu saja Shofia akan luluh.

"Semalam dari mana?"

"Maksutnya?"

"Kissmark dilehermu? Kakak tak menyalahkanmu, kamu sudah dewasa patut memilih jalanmu tapi ingat harus hati hati..."

"Iya kak..."

Ya, bercak bercak merah dileher serta seluruh dada Shofia masih terpampang dengan jelas. Malu rasanya.

Shofia terpaksa memakai conseller agar sedikit tertutup tapi sayang masih saja ada yang terlihat karena kulit Shofia terlalu pucat.

"Kak..."

"Apa?"

"Mama bagaimana kabarnya?"

"Tanyakan saja pada Rio dan Elliz"

"Gara gara aku, hubungan kak Morgan dan mama renggang"

"Tidak Fia, kamu tak salah.. salahkan mereka dulu kenapa semua keras kepala.. kamu sudah dewasa jadi tahu tentang kebenaran itu"

"Kak... aku tak mau warisan itu"

"Itu memang hakmu, dan juga kamu itu desainer berbakat jadi tanpa warisan yang dikungkung mamapun kamu bisa kaya"

"Iya..."

Luna bangga dengan sang adik, ya dari awal masuk universitas dia sudah berpenghasilan sendiri dan saat semester empat dia sudah mulai magang di kantornya sekarang dan disemester enam dia menjadi karyawan tetap. Sangat menarik.

Apartment semewah inipun dia sewa sendiri. Uang di atm yang dikirim oleh Morganpun tak tersentuh.

"Kak?"

"Iya?"

"Apa pertemuan malam ini penting?"

"Hmm.. lumayan, menambah relasi mungkin, menitipkan kamu di daerah kekuasaan keluarga Dominic sangat menguntungkan"

"Aku dari kecil disini, jadi tak perlu naungan sebegitu besar"

"Kakak tahu"

Lebih dari satu jam bersiap, akhirnya Shofia keluar dengan gaun selutut berwarna peach serta high heel hitam 10 cmnya.

Luna melihat dengan kagum sang adik, dia sangat cantik dengan balutan apapun.

"Ayo berangkat, Yohan yang mengantar kita"

"Yohan tak ikut?"

"Tidak, dia akan mengerjakan tugas ditempat temannya"

"Oh baiklah"

Luna melangkah lebih dulu lalu diikuti oleh Shofia. Berjalan menuju tempat parkir dan disambut oleh Yohan saat keduanya membuka pintu mobil.

Fortuner hitam milik Yohanpun meluncyr membelah jalanan  sedikit mengobrol dan tertawa dengan sikap humoris Yohan.

"Kita sudah sampai"

"Terima kasih Yohan"

"Oke, aunty... oh iya  hubungi aku saat kalian sudah selesai"

"Baiklah"

Yohan segera meluncur lagi meninggalkan pekarangan mansion Dominic. Sedangkan Shofia dan Luna sudah masuk kedalam rumah besar itu.

Sepertinya rumah ini sangat luas, melihat halaman yang sangat luas itu membuatnya yakin bahwa keluarga Dominic sangat amat kaya.

Luna melangkah lebih dulu, dan segera disambut oleh para pelayan yang sudah tahu kalau mereka adalah tamu sang tuan rumah.

"Selamat datang, Luna!"

"Hallo, Ell... lama tak jumpa, apa kabar?"

Kedua wanita itu segera berpelukan, dan saling menyapa.

"Aku sangat baik, bagaimana kehidupan di Inggris?"

"Masih sama seperti dulu, aku iri denganmu yang sangat terkenal"

"Kamu terlalu memuji, oh iya ini siapa?"

"Oh, apa kamu tak mengenalnya? Ini adikku"

"Adikmu? Mariska?"

"Iya, panggil dia Shofia Annatasya"

"Loh, tak ada marga Lee?"

"Dia tak mau, ceritanya panjang bukan?"

"I know.. ayo masuk, suamimu juga sudah didalam"

"Ayo..."

Shofia hanya menggeleng, dia tak habis pikir kehadirannya tak dianggap.

Mereka bertiga segera melangkah masuk dan segera disambut oleh kemewahan didalam mansion besar milik orang besar juga.

"Lama tak bertemu nyonya Lee"

"Iya Tuan Dominic, bagaimana kabarnya?"

"Ya seperti ini.."

"Semakin bersinar,hahahaha"

"Masih pandai menjebak orang, hahaha"

"Itu keahlian dari lahir tuan, oh iya, kenalkan ini adikku, Shofia"

"Shofia"

Shofia segera mengulurkan tangannya dan segera dijabat oleh Leo.

"Leo.. bukankah adikmu itu Mariska Lee, mrs. Luna?"

"Ya, ini Mariska, tapi dia lebih suka dipanggil Shofia Annatasya"

"Oh, baiklah, ayo silahkan duduk dan segera cicipi makan malam hari ini"

"Terima kasih, oh iya dimana anak anak anda?"

"Kabir masih dikantor, dan Zahra memilih menemani sang kakek di Turki"

"Oh..."

Shofia hanya diam saja sementara yang lain sedang asyik mengobrol. Membicarakan tentang pasar saham ataupun hanya obrolan ringan saja.

"Aku pulang!"

Semua orang menoleh saat suara bariton yang berat masuk begitu saja didalam ruangan.

"Kabir.. kamu sudah pulang, ayo makan!"

"Baik mom"

"Kenalkan ini aunty Luna, dan juga Shofia, adik dari aunty Luna"

"Saya Kabir, senang bertemu dengan kalian".

Luna dan Shofia tersenyum. Sedangkan Kabir memilih mengamati senyum cantik milik shofia.

Sangat cantik- Kabir

"Kenapa pulang terlambat?"

Pengamatan Kabir terputus begitu saja saat sang ibu menegurnya dengan halus.

"Tadi berhenti ketoko kue langganan Mommy untuk membelikan mommy chessee cake dan juga chocolava cake"

"Choco lava cake? Kenapa beli itu?"

"Hanya ingin, sepertinya enak"

Tepat saat pandangan Kabir menatap Shofia, Shofia juga menatapnya. Senyum Kabir semakin mengembang. Setidaknya mata matanya memberikan informasi yang tepat.

Makan malam segera dimulai dengan tenang, tanpa ada peecakapan apapun. Kabir masih sesekali menatap Shofia.

Kabir benar benar dibuat penasaran dengan sikap tenang Shofia. Kebanyakan wanita akan histeris saat bertemu dengan Kabir tapi Shofia tidak.

"Apa kamu tertarik dengan Shofia, Son?"

"Maksut daddy apa?"

"Kamu dari tadi memperhatikan Shofia dengan sangat berminat"

"Daddy terlalu berlebihan"

Luna dan Ellena sedikit tertawa, Lunapun menyenggol lengan Shofia yang hanya dibalas senyuman kecil serta gelengan saja.

Skak matt. Kabir benar benar mati kutu dengan situasi ini.

Makan malam telah usai. Semua orang berpindah keruang keluarga untuk mengobrol santai sedangkan Kabir memilih untuk keruang kerjanya menyelesaikan berkas berkas dari kantor.

Ya, memang seharian ini, kabir disibukkan dengan pikiran tentang Shofia bukan pekerjaan lagi.

"Jatuh cinta atau penasaran? Entahlah"

Sedangkan Shofia memilih untuk duduk diayunan santai di samping kolam renang.

"Mendung ya malam ini?"

Shofia bergeming sendiri, dia terbiasa sendiri jadi mengikuti acara seperti ini sangat tak nyaman.

"Disini dingin!"

Suara bariton itu menyapanya lagi, Kabir telah berganti pakaian dengan baju yang lebih santai.

"Didalam sangat membosankan, tuan"

"Kabir, panggil saja Kabir"

"Kabir..."

"Emm..."

"Apa kita pernah bertemu?"

Kita pernah tidur bersama~Kabir

"Belum mungkin, tapi entahlah..."

"Emm.. seperti familiar dengan suaramu"

Aku juga familiar dengan suara desahanmu, sial!!~Kabir

"Benarkah? Tapi aku heran kenapa kamu biasa saja denganku padahal setiap wanita yang bertemu denganku pasti histeris"

"Mungkin aku sudah biasa bertemu lelaki tampan"

"Aku juga tahu, seorang desainer muda pasti memiliki kenalan lelaki berselera tinggikan?"

"Aku menangani gaun, Kabir untuk perempuan"

"Tapi mana mungkin wanita secantik kamu tak memiliki kenalan lelaki"

"Nyatanya seperti itu"

"Kalau tentang one night stand?"

Shofia tak menjawab, tapi Kabir tahu kalau wanita didepannya ini enggan untuk menjawab.

Ya, bagaimana mau menjawab.. baru semalam dia melepas keperawanan gara gara obat sialan itu.

******

@alister_weis

Wajib follow... biar makin kece gitu

Terpopuler

Comments

☘︎𝐏$²

☘︎𝐏$²

mencurigakan 🤣🤣

2021-12-14

1

☘︎𝐏$¹

☘︎𝐏$¹

Kabir, elu malah nanya gitu 🙄🙄

2021-12-14

0

Zulfa

Zulfa

Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍

2021-04-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!