Hari Yang Buruk

Shofia mengerjapkan matanya, dia dimana?

Shofia ingat semalam diajak oleh ibu tirinya ke jamuan makan malam, tapi itu membuat Shofia kesakitan sampai ingin mati.

Badannya panas, pening, keringat dingin mengucur terus, dadanya sangat sakit dan sesak.

Sampai seorang pria tambun memaksanya untuk menemani malamnya.

Dan setelah itu semua pandangannya buram. Tapi dia ingat betul ada yang mengatakkan tentang Hexa poison. Ini tak baik.

Melihat sekeliling, sebuah tulisan tangan serta 2 paper bag dengan merk terkenal dan juga cek.

Jangan pernah ingat aku lagi...

Hanya kalimat itu? Shofia menggeram. Dia seperti pelac*r.

Dia segera berjalan kearah kamar mandi, walau sedikit tertatih tapi itu lumayan cepat. Dia ingin segera pergi dari kamar terkutuk ini.

Shofia mengenakan baju pemberian lelaki itu. Saat sedang termenung didepan kaca rias, ada seorang cleaning service datang, dia kira sudah tidak ada orang.

"Oh maafkan aku, saya kira sudah cek out"

"Sebentar lagi, apa ini kamar khusus?"

"Iya nona"

"Tahu siapa pemiliknya semalam?"

"Kamar ini hanya milik satu orang nona"

"Siapa?"

"Maaf itu rahasia club ini"

"Oh... kalau begitu, bisa antar saya ke pihak manager atau bossmu?"

"Bisa, manager sedang diruangannya sekarang, mari saya antar"

"Baik"

Shofia mengikuti wanita itu, dan segera memasuki ruangan dengan nuansa putih itu.

"Permisi tuan, nona dari first class ingin bertemu"

"Persilahkan masuk"

Lelaki tua itu sudah hafal, dari ketiga pangeran kegelapan New York ini pasti mematahkan hati seorang wanita lagi.

"Selamat pagi miss..."

"Shofia.."

"Miss Shofia, ada yang bisa saya bantu?"

"Anda kenal dengan pemilik kamar tadi malam?"

"Lumayan, ada apa? Anda hamil?"

"Bukan bukan... saya hanya ingin menitip sesuatu"

"Baiklah apa itu?"

Shofia menyerahkan amplop putih, lumayan tebal pada lelaki tambun itu.

"Ini tolong berikan padanya, terima kasih sudah menyelamatkan nyawa saya"

"Tapi ini, dia pasti tak membutuhkan uang anda nona..."

"Ini uangnya, aku hanya mengembalikan.. terima kasih manager, saya pergi dahulu"

"Baiklah nona Shofia, hati hati dijalan"

Shofia tak menyahut, dia hanya perlu meraih sedannya dan kembali ke apartment.

Kejadian ini sungguh akan menjadi pelajaran berharga.

****

L's International- New York

Tok tok tok..

"Masuk"

"Permisi Tuan, ada sebuah kiriman"

"Dari siapa?"

"Dari manager sky night club"

"Bawa kemari!"

"Silahkan tuan"

Kabir mendongakkan kepalanya saat menerima amplop putih berukuran sedang. Biasanya kalau hanya tagihan, akan diberikan pada asistennya tapi ini sebuah amplop.

"Lanjutkan kerjamu!"

"Baik tuan"

Kabir mengambil amplop itu dan membukanya.

Cek? Uang? Dan sebuah note.

Terima kasih telah menyelamatkan nyawa saya...

Baju pemberian anda telah saya ganti, entah cukup atau tidak tapi itu niat baik saya..

Hanya itu.. wanita ini tak butuh uang sebanyak ini? Kabir hanya menggeleng.

Untuk apa dia memikirkan wanita itu? Toh dia tak akan hamil. Ya semalam setelah adegan penyelamatan yang berakhir Kabir lupa daratan, Kabir tak lupa untuk membuat Shofia menelan 2 pil kontrasepsi.

Kabir segera menyelesaikan pekerjaannya karena memang hari ini adiknya ingin mengajaknya kepesta ibunya

**

Sedangkan dilain tempat, Shofia sangat berantakan. Semua pekerjaannya berantakan bahkan dia belum berganti baju dari tadi pagi. Niat hati ingin mengerjakan deadline tapi malah membuatnya kacau.

"Apa gadis 23 tahun ini sedang jatuh cinta?"

Itu suara Imelda, wanita berumur 30 tahun itu segera mendekat saat melihat teman sekantornya itu terlihat kacau.

"Bukan jatuh cinta, tapi menghabiskan malam panas!"

"Maksudmu apa?"

Imelda ganti mendekati Clara, sang biang gosip. Ya mereka berdua sangat dekat dengan Shofia, walaupun Shofia sendiri sangat tertutup.

"Kau tak lihat tanda mereh dilehernya itu? Dan sangat jarang Shofia memakai baju sesantai ini kekantor?"

"Oh ya ampun.. anak gadisku! Siapa yang berani menodaimu!"

Shofia hanya menggeleng dengan tingkah kedua temannya itu, mereka sudah lumayan berumur tapi masih saja suka menggoda. Dan Shofia tahu betul, dia tak akan bisa menyembunyikan sesuatu dari kedua temannya itu.

"Jadi, bagaimana teknik ranjangnya?"

"Aku tak tahu"

"Bagaimana bisa?"

"Aku semalam diberi obat, sejenis racun hexa"

"Hexa? Sebentar, aku tadi baru membaca berita kalau memang kelompok Hexa mengeluarkan sebuah racun baru, tapi apa efeknya sedahsyat itu sampai kau menyerahkan tubuhmu?"

"Aku mendengar percakapan lelaki semalam dengan seorang dokter, zat yang terdeteksi hanya afrodisiak yang lainnya nihil"

"Tak coba berendam dies?"

"Menurutnya, berendam di air Es hanya mempercepat penyumbatan pembulu darah sedangkan berendam di air panas membuat jantungku bekerja ekstra karena suhu tubuhku tinggi..."

"Lalu?"

"Lalu, aku tak ingat apapun hanya perasaan sakit itu semakin hilang saat aku mengeluarkan sesuatu"

"Apa kamu ingat wajah lelaki itu?"

"Tidak, tapi dia memiliki suara yang sangat berat dan mendominasi"

"Kalau kamu tak tahu siapa lelaki semalam, bagaimana kalau kamu hamil?"

Hamil? Seingatku semalam aku diberi dua butir obat"

"Wow.. dia sangat berhati hati rupanya... apa dia pria kaya yang mempesona? Apa dia salah satu pangeran New York kita?"

"Aku tak tahu! Kalian kerja saja! Aku harus menyelesaikan pekerjaanku"

"Baiklah...."

Akhirnya kedua pengacau itu pergi. Ya, setidaknya dia memiliki kedua teman seperti mereka, yang dapat menghiburnya.

Hah... memikirkan masalah semalam, ibu tirinya sungguh kejam. Seandainya dia tak bertemu lelaki semalam pasti pagi ini hidupnya akan berubah.

Sudah sudah, jangan pikirkan lagi.

Dirinya hanya harus menyelesaikan projek hari ini dan segera pergi dari kantor ini.

Mengerjakan semua projek ini sampai lupa kalau waktu makan siang sudah berlewat jauh.

"Makanlah, ingat kesehatanmu!"

"Eh.. pak Deril"

"Emm.. kulihat tadi kamu belum makan, makanlah dulu"

"Terima kasih pak"

Pak Deril menyodorkan kotak pasta untukku. Lelaki pertengahan 30 tahunan itu tersenyum padaku.

"Mau makan malam denganku?"

Aku menaikkan satu alisku. Lelaki 2 anak ini begitu nekat.

"Ingat anak dirumah, pak!"

"Kenapa? Itu dirumahkan? Aku bebas kalau diluar, mau ya?"

"Ingat umur, woy!"

Clara datang begitu saja, wanita sepantaran dengan pak Deril merangkulku. Aku harus brterima kasih pada teman teman setimnya.

"Clara,kamu pengacau!"

"Aku hanya menyelamatkan temanku dari terkaman buaya"

"Clara dia bukan buaya hanya sebuah reptil kecil yang takut istri"

"Imelda jangan ikut campur!"

Ya, Imelda datang dengan kantung makan ditangan kanannya.

"Istrimu datang!"

Deril segera berlari menjauh menaiki lift untuk turun.

"Lelaki buaya seperti dia itu butuh diborgol tuh selangkang*n"

Shofia hanya terkekeh geli melihat perilaku kedua temannya itu.

"Lelaki seperti itu, memang harus dikerjain sekali kali"

"Jangan begitu lagi, kalian bisa dipanggil loh"

"Halah, Shofia... jangan terlalu baik.."

"Iya iya.... kembalilah ketempat kalian, sebelum tuh lelaki datang dan memberi potongan gaji"

"Ck.."

Imelda dan Clara berdecak bersamaan, tapi mereka tetap berlalu meninggalkan Shofia.

Mereka paling suka membuat masalah untuk diri mereka sendiri.

******

@alister_weis wajib follow

Terpopuler

Comments

☘︎𝐏$²

☘︎𝐏$²

"Kabir lupa daratan" bengek woy bengek..😂😂😂😭🙏

2021-12-14

1

☘︎𝐏$²

☘︎𝐏$²

"Lumayan, ada apa? Anda hamil?"
PLEASE DEH😭😭🤧🤧 kayak udh kebiasaan gitu..🤔🤔🤔

2021-12-14

1

☘︎𝐏$¹

☘︎𝐏$¹

pak Deril 🤦🏻‍♀️🤣🤣🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️

2021-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!