Mentari telah memancarkan sinar nya, Amel pun sudah lama sebelum matahari menampak kan diri Amel, telah dulu bangun untuk bersiap ke kantor, hari ini dia nampak beda dengan rambut pendek, dan sedikit make up, pakaian nya pun tak dekil ini di Karna kan uang dari bintang.
" Kamu itu memang udah cantik dari lahir Amel, uuuu cantik banget sih." Puji nya sendiri dan segera bersiap-siap untuk ke kantor.
Banyak karyawan yang memandang kagum Amel, dia terlihat sangat natural, dan cantik.
" Apa aku bilang, nah liat tuh karyawan cowok, mata nya udah mau keluar, susah kalau jadi orang cantik." Puji nya sendiri, merasa bangga, tingkat ke PD an Amel mungkin bisa di bilang di atas rata-rata.
" Pagi pak!" Sapa Amel tersenyum bangga, karna dia hari ini tak dekil seperti biasa nya.
Namun tetap saja, bintang tak memperdulikan nya.
" Dasar bunglon." Maki Amel, yang melihat bintang begitu santai Tanpa menjawab sapaan nya.
" Ternyata cantik juga." Ujar bintang dalam hati.
" Ah sudahlah, aku takut untuk, mengenal cinta." Ucap bintang dan melanjutkan pekerjaannya.
"Permisi pak." Andini pun memasuki ruangan bintang dengan santai dan rileks.
" Hm."
Amel pun langsung, memberikan kartu, yang di beri bintang kemarin.
" Maksih ya pak." Ucap nya tersenyum lebar, namun hati cukup deg degan karna takut, bintang memotong gaji nya.
" Hm" jawab bintang hanya dengan deheman.
" Ah sekali lagi makasih bapak." Amel pun segera, melangkah ke luar, namun tangan nya di tarik oleh bintang sehingga Amel dan bintang terjatuh, di sopa dekat pintu ruangan.
Deg jantung bintang dan Amel berpacu lebih cepat, mereka saling menatap lama, wajah mereka sangat dekat, dan di saat bintang mau berdiri, bibir nya tak sengaja menyentuh Amel.
" Aaaa ." Pekik Amel, " bibir gue gak perawan lagi, aaaa bapak jahat, aaa bibir gue." Ucap nya merutuk-rutuk tak jelas, padahal bibir nya hanya tersenggol sedikit.
" Singkirkan tangan kamu." Ucap bintang ketus, melihat tangan Amel, yang sangat dekat dengan adik nya itu.
Amel pun menyengir lebar, " bapak sih, ngapain sih narik tangan saya, kan jadi drama deh." Ucap nya mengomel.
" Ah sudahlah lupakan, saya malas berdebat dengan mu, dan tentang bibir mu, saya menyesal." Bintang pun berdiri dan kembali ke meja nya.
" Menyesal kenapa pak." Ucap nya heran sudah mengambil ciuman pertama nya dan dia bilang menyesal ayolah bos nya ini sangat aneh .
" Karna napas mu bau jengkol." Ujar bintang santai.
" Aaa masak iya sih pak, saya udah gosok gigi kok." Amel pun mengeluarkan, hawa dari mulut nya.
" Keluar." Bentak, bintang jijik, melihat gadis jorok di depan nya ini, Amel dengan cepat berlari ke luar.
" Padahal aku hanya, berbohong dan bisa-bisa nya dia berprilaku jorok, tanpa memikirkan malu, memang wanita yang sangat langka." Bintang, pun merasa takjub baru kali ini dia melihat wanita se aneh dan se ceria Amel.
Setelah beberapa jam kemudian, dia dan Amel pergi ke cafe karna ada rekan bisnis nya yang dari Bali, mengajak bertemu untuk membahas proyek di Bali.
Amel, hanya terdiam jujur saja dia malu, namun sudah lah smua telah terjadi.
Mereka pun telah sampai di cafe dan terlihat lah, wanita genit dengan baju kekurangan bahan, ya dia adalah rekan bisnis bintang.
" Maaf, lama menunggu." Ucap bintang " tidak masalah, pak bintang, saya senang menunggu anda." Ucap nya sambil menggoda, terlihat nada genit di diri nya.
" WUU, PAK BINTANG GAK TERGODA, IH LIHAT TANGAN NYA, YA AMPUN MAU RASA NYA GUE TAMPOL TU TANGAN, HAHHA RASAIN PAK BINTANG, MASUKIN TANGAN NYA KE SAKU CELANA NYA, LO SIH GENIT." itulah umpatan dari Amel, yang dari tadi menyimak gerak, gerik Wanita itu.
Mereka pun, membicarakan proyek dan terlihat sekali, banyak cara yang di lakukan wanita itu untuk menggoda bintang.
" maaf pak, boleh kah kita berbicara berdua saja." ucap wanita itu, sambil memandang sinis Amel.
" Ada yang perlu di bahas?" tanya nya dingin.
" Hm sebenarnya enggak sih pak, semua sudah selesai, tapi." ucap nya terpotong karna bintang memotong ucapan nya .
" kalau tidak ada lagi, saya pamit." bintang pun langsung pergi begitu saja, lihat lah wajah wanita itu, tengah menahan emosi sedangkan Amel tak henti-henti nya, bersorak gembira di dalam hati nya.
" Bapak mau ke mana?" tanya amel cepat.
" Kamu ke kantor sendirian saya masih ada urusan." ucap nya langsung pergi.
" ya elah, baru aja senang udah di tinggal, malang banget nasip kamu amel-amel." ucap nya cepat sambil berlari, takut terlihat oleh wanita tadi, karna tak mau di ejek.
" ya elah pak, jahat amat sih, cantik-cantik gini naik angkot, " ucap Amel sedikit kesal.
" aku rasa memang aku sudah sedikit tak waras, semenjak ketemu bos dingin itu." kekeh nya sambil memandang wallpaper hp nya Poto bintang, yang dia ambil diam-diam.
Bintang pun, dengan cepat ke markas di mana, hanya keluarga dan anak buah nya saja yang tau, ruangan itu pun pripasi, hanya orang tertentu yang bisa ke sana.
" Berani sekali ya, kau berhianat di perusahaan saya," Ujar bintang, sambil tersenyum licik.
" Apakah kau tidak tau, siapa saya ha." bentak nya kuat.
" ma..af pak, saya terpaksa, kalau tidak anak saya akan celaka." ucap pria itu bergetar.
" Ah tidak ada kata, maaf bagi penghianat seperti mu." Bintang pun mengeluarkan, pisau kecil ke sayangan nya, sambil Tersenyum licik.
" pak,,, maa,,aff." ucap nya bergetar, wajah nya terlihat pucat.
" Si kecil sudah lama, tak bermain-main." bintang pun menyayat pipi, pria itu sangat pelan dan terdengar, jeritan dan rintihan kesakitan dari nya.
" Apa kau menikmati nya, " bintang pun tertawa puas, karena memang sudah lama dia tak melihat orang menjerit kesakitan.
" awwww, pak ... maaf kan saya pak tolong." ucap pria itu, namun tak ada kata maaf di kamus bintang, karna dia tidak memiliki perasaan kasihan sedikit pun.
Bintang pun tak mempedulikan nya, dia sangat menikmati permainan ini di geser nya lagi, pisau kecil yang sangat tajam itu ke pipi pria itu.
" aghhhhhhh!!! sakit aghhhhh!!!" pria itu menjerit kesakitan, pria itu mengeluarkan darah kental yang masih sangat segar.
" Aku menyukai aroma ini." bintang pun menyayat abis wajah nya sehingga tak berbentuk.
" bunuh saja saya cepat pak, saya sudah tak sanggup aghhh." ucap nya kesakitan.
" Ternyata penghianat, seperti mu sangat lemah, ini baru saja pemanasan." Bintang pun menancapkan, pisau tepat di dekat jantung pria tersebut.
" awwww, aghhhh!!!!" pekik nya merasa sangat sakit, pria itu pun pasrah dan hanya bisa menjerit kesakitan.
" Dan saya rasa, anda sudah melemah dan saya tidak suka itu, biarkan devan yang melanjutkan nya." bintang pun tersenyum gembira, melihat hasil karya nya.
" Terimakasih, atas permainan mu pak tua." Bintang pun melemparkan tepat pada bagian mulut nya.
" sangat indah." ucap nya tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦✍️⃞⃟𝑹𝑨💫⃝ˢᶦ𝐂ɪᴘяᴜт
mampir satu bab lagi
5/Rose/
biar lama bacanya/Facepalm/
2024-08-12
0
Lee_Nanash
wtf, si bintang psikopat/Silent/
2024-08-08
0
Lee_Nanash
privasi, bukan pripasii/Frown/
2024-08-08
0