Chapter 4 : Hanya Jadi Penonton

Aku terus berlari sebisaku, agar tidak terlambat melihat kedatangan kakakku. Kira-kira tadi aku sudah keluar selama 2 jam, Aku tidak sabar ingin menyaksikan apa yang akan terjadi di sana nanti. Langkah kakiku terus menyusuri koridor istana dan benakku mencoba mengingat beberapa benda yang sudah kulewati agar aku tidak tersesat sebelumnya.

"Ahhh akhirnya sampai.... " Ucapku terengah-engah, saat aku telah sampai di lobi gedung megah tersebut.

Aku mencari sosok gadis cantik yang berambut hitam gelap disitu. Tapi aku sama sekali belum menemukan keberadaan nya.

Saat mendengar suara lonceng berbunyi, lalu tatapan ku pun menuju pada jam besar yang berada di tengah aula tersebut. Di sana menunjukan pukul 11.50. Semua orang segera berkumpul termasuk Pangeran Shun yang kutemui tadi.

Aku segera menghampirinya lalu memberikan salam hormat padanya. Tetapi ia tidak merespon. Uhh yasudah lah...

Tidak lama setelah itu kakakku datang dengan gaun berwarna ungunya yang sangat indah, aku yakin semua orang terpana melihatnya.

.

.

"Siapa gadis cantik yang disana?"

"Ehh kalau tidak salah itu adalah Lavender Kenzie!"

"Tidak heran kalau ia cantik, ayahnya juga tampan kok."

Entah mengapa suara bisik-bisik itu dapat kudengar dengan jelas di telingaku, sangat menjengkelkan! Namun aku tidak dapat berbuat apa-apa... karena mereka benar.

"Maafkan saya terlambat, saya tadi sedang ada keperluan yang mendesak,"

ucap Lavender penuh rasa hormat terhadap raja dan ratu.

"Tidak apa, lain kali kau tidak diperbolehkan mengulanginya!" jawab raja dengan nada yang tegas dan bijaksana.

Kemudian raja mempersilahkan kami para bangsawan serta beberapa rakyat yang diundang kerajaan untuk duduk.

Kakaku duduk samping kanan ayahku, dan aku segera menyusul untuk duduk di sebelah kiri ayahku. Situasi seperti ini sebenarnya sangat terpaksa kujalani, dan hanya ada kecanggungan diantara kami.

"Para saudara sekalian, bangsawan bangsawan kerajaan Frost dan bangsawan kerajaan tetangga.. terimakasih telah menghadiri pesta perayaan pesta ulang tahun sekaligus pelantikan putra mahkota 'Dylan Gilbertfrost'... untuk menjadi raja muda kerajaan Frost ke XI, dan ia baru berusia 50 tahun sekarang serta putri 'Elizabeth Gilbertfrost' menjadi ratu kerajaan Frost, kami akan menyebarkan informasi ini kepada rakyat setelah pestanya usai,"

Heee? 50 tahun ? Mudaa?. Pikirku heran.

Tepuk tangan meriah terdengar dari para tamu yang datang. Setelah itu raja mengangkat tangannya dan berkata.

"Dilantiknya putra mahkota kerajaan ini bersamaan dengan diangkatnya beberapa orang lainnya untuk menjadi bangsawan terhormat di negeri ini, kami akan memberikan sebuah nooble status karena jasa mereka terhadap kerajaan Frost hingga semakin maju seperti saat ini,"

"....karena telah berjasa besar dalam hal ilmu kesehatan dengan ini saya memberikan gelar kebangsawanan kepada keluarga Collans sebagai keluarga Earl..."

Berbagai penghargaan pun diserahkan kepada mereka yang dinaikkan statusnya.

Aku pernah mendengar bahwa keanggotaan dalam bangsawan secara historis diberikan oleh raja atau pemerintah. Meskipun begitu, perolehan kekuasaan, kekayaan, kecakapan militer, atau bantuan kerajaan yang cukup kadang-kadang memungkinkan rakyat jelata untuk naik menjadi bangsawan.

Salah satunya adalah yang terjadi pada Lily Collans ini karena keluarganya berpengaruh besar karena kemampuan mereka mengembangkan dunia kesehatan di kerajaan Frost.

"Hump bukankah raja masih terlihat mampu mengurus kerajaan ini... jangan-jangan dia mau bersantai dan menikmati hidup," gumamku sendiri.

"Uhuk, uhuk!" Tiba tiba aku terbatuk.

Kenapa aku melupakan hal sepenting ini. Saat ini adalah hari dimana kakakku akan merasakan cinta pertamanya, yaitu pangeran Kenn Gilbertfrost!

d*an hari dimana Lily Collans bertemu dengan Pangeran Kenn!.

Padahal mereka satu sekolah, cuma berbeda kelas saja kok gak saling kenal-_- mungkin lebih tepatnya mereka baru kenal wajahnya sekarang, karena untuk pertama kalinya mereka bertemu*.

Aku akan menonton nyaa! Aku akan melihatnya nya! Jangan sampai hal ini terlewatkan oleh ku sedikit pun!

Setelah sekian lama mendengarkan ceramah dan acara ini itu. Akhirnya pesta yang sebenarnya pun dimulai. Aku hanya duduk dipojok saja melihat mereka yang berdansa. Aku pun melihat Pangeran Shun yang berdansa dengan wanita lain, yaitu Lina Arzetty. Melihat hal itu aku segera memalingkan wajahku.

Lihat saja nanti kalau aku sudah besar akan kutikung Pangeran!

Sementara itu aku melihat kakakku berdansa dengan Pangeran Kenn. Mereka tampak berbincang singkat, Aku hanya tersenyum kecil melihat hal tersebut. Entah kenapa aku jadi suka kalau melihat kakakku tersenyum juga.

Selanjutnya aku hanya diam memperhatikan. Sungguh ini sangat membosankan. Aghhh aku rasanya pengen keluar dari sini. Tidak ada seorang lelaki seumuran ku sekalipun untuk bisa diajak berdansa. Tapi akan aneh kalau kami berdansa karena semua yang terlihat disini adalah orang remaja ataupun dewasa.

"Bosannnnnnnn....." Lirihku sambil menatap mereka yang sedang berpesta bersama pasangan nya masing-masing.

Aku kemudian terus mengitari area pinggir ruangan dan memakan beberapa makanan yang tampak lezat. Hari ini akan ku isi perutku hingga meledak sekalipun.

"Wahh lezatnya... Ayam panggang memang yang terbaik!" Ucapku lalu memasukkan beberapa potongan ayam ke mulutku.

.

.

.

***

.

.

.

"Zio kenapa kamu hanya diam saja? Tidak mencari pasangan untuk berdansa?" tanya Dylan, putra mahkota kerajaan Frost.

Sedari tadi ia hanya melihat adik bungsunya itu duduk termenung dan terlihat bosan. Sekali-kali mengaduk-aduk sendok emas yang ia pegang pada makanannya.

Zio yang merasa diajak bicara pun mengalihkan pandangan kearahnya.

"Aku tidak bisa berdansa," jawabnya singkat. Dylan tersenyum kecil.

"Itu mudah saja, seperti kau bermain-main biasanya,"

"Benarkah? Bagaimana jika kakiku terinjak atau menginjak kaki orang lain?"

"Bukankah seperti itu harusnya menyenangkan? Itu hanya seperti kau bermain permainan, kamu harus mengikuti aturannya dengan melihat sekeliling mu seperti apa mereka berdansa. Nah siapa yang terinjak itu yang kalah," jelas Dylan.

"Lalu jika seperti itu jadinya aku dan dia hanya akan bermain injak-injak kan kaki, bukan berdansa,"

"Permainan nya ditentukan oleh waktu dan irama musiknya, intinya dengan begitu kamu juga dapat berlatih secara tidak langsung bersamanya,"

"Apakah itu saran dari Raja baru?"

"Menurutmu?"

"Baiklah aku akan melihat-lihat sekeliling" kata Zio yang langsung segera beranjak dari tempat duduknya. Pangeran kecil itu segera mencari-cari orang seusianya agar bisa diajak berdansa olehnya.

"Hey kau! Ayo kita berdansa!" ajaknyanya pada seorang anak seusianya.

"Gak mau! Nanti terlihat aneh kalo dansa sama cowok, dimana-mana mereka berdansa sama lawan jenis bukan sejenis" Tolaknya yang merupakan anak laki-laki seusia Zio juga.

"Oh..."

Lalu dia beranjak dari situ lagi dan mencari seorang gadis kecil yang seusianya tetapi yang ia dapatkan malah penolakan dan gadis kecil yang diajaknya tadi malah kabur. Akhirnya dia memutuskan untuk duduk dan melihat saja.

"Hey, mau berdansa dengan ku?" Tanya seorang gadis kecil berwajah manis yang tiba-tiba menghampiri nya.

"Ok" jawabannya sambil mengangguk.

.

.

.

*****

.

.

.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Sri MM.

Sri MM.

aku mampir Thor SEMANGAT salam dari

#seperti sampah
#my husband is a Gay

2021-05-26

0

🐌KANG MAGERAN🐌

🐌KANG MAGERAN🐌

semangat ya😊💪
5 like dari 'bagaimana dengan ku?' hadir😘

salam kenal👉

2021-05-23

0

kathy °𝐍𝐍᭄ ♛⃟⃝𓆊

kathy °𝐍𝐍᭄ ♛⃟⃝𓆊

boomlike nya dah mendarat kak 💗😘🌺💗

2021-04-23

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 0 : Kata Maaf yang Tak Sampai
2 Chapter 1 : Kakakku Antagonis??
3 Chapter 2 : Pesta Kerajaan
4 Chapter 3 : Usaha Kecil Melamar
5 Chapter 4 : Hanya Jadi Penonton
6 Chapter 5 : Kecerobohan
7 Chapter 6 : Terculik
8 Chapter 7 : Penyelamat Misterius Bermata Biru
9 Chapter 8 : Awal Bersekolah
10 Chapter 9 : Hukuman di Hari Pertama
11 Chapter 10 : Berbagi Keterampilan
12 Chapter 11 : Rahasia Kecil
13 Chapter 12 : Gara-gara Ulat
14 Chapter 13 : Puisi ku?!
15 Chapter 14 : Salah Faham
16 Chapter 15 : Sebuah Persiapan
17 Chapter 16 : Tamu Istimewa
18 Chapter 17 : Mawar Berduri
19 Chapter 18 : Ulah Saat Pertunangan
20 Chapter 19 : Rencana Berlatih Pedang
21 Chapter 20 : Melihat Dari Jauh
22 Chapter 21 : Keputusan
23 Chapter 22 : Kembali Bersekolah
24 Chapter 23 : Tentang Saint
25 Chapter 24 : Rahasia Yang Tidak Disembunyikan
26 Chapter 25 : Hari Pengetesan Bakat Khusus
27 Chapter 26 : Pertikaian
28 Chapter 27 : Keanehan
29 Chapter 28 : Ajakan Paksa
30 Chapter 29 : Saint x Healer
31 Chapter 30 : Jangan Melihatku!
32 Chapter 31 : Sambutan Menyakitkan
33 Chapter 32 : Pertukaran Sesuatu Yang Berharga
34 Chapter 33 : Rencana Penyelidikan
35 Chapter 34 : Amnesia Ringan
36 Chapter 35 : Praktek Sihir Es Pangeran Zio
37 Chapter 36 : Perpisahan Yang Tiba-tiba
38 Chapter 37 : Misi Khusus Pangeran
39 Chapter 38 : Chun dan Shun
40 Chapter 39 : Frustasi
41 Chapter 40 : Rencana Seorang Sad Girl
42 Chapter 41 : Bertemu si Pembawa Sial
43 Chapter 42 : Terjebak Dalam Labirin
44 Chapter 43 : Penaklukan Roh; Heirloom Weapon
45 Chapter 44 : Jalan Keluar
46 Chapter 45 : Kecurigaan Pangeran Zio
47 Chapter 46 : Racun Sihir
48 Chapter 47 : Jangan Ganggu!
49 48 : Perjalanan Ke Mansion Keluarga Florist (1)
50 49 : Perjalanan Ke Mansion Keluarga Florist (2)
51 Chapter 50 : Healer of Saint
52 Chapter 51 : Terhalang Ambisi Seorang Pangeran
53 Chapter 52 : Memiliki dan Mendapatkan Hadiah
54 Chapter 53 : Familiar_Vampir Iblis Adrain
55 Chapter 54 : Festival Tahunan Musim Salju Kerajaan Frost
56 Chapter 55 : Malam yang Penuh Warna Biru
57 Chapter 56 : Sekarang Saatnya?!
58 Chapter 57 : Tidak Bisa Hanya Diam Saja
59 Chapter 58 : Aku yang Pantas Untuk Disalahkan
60 Chapter 59 : Sisi Lain Pangeran Zio
61 Chapter 60 : Perlawanan 1
62 Chapter 61 : Perlawanan 2
63 Chapter 62 : Perlawanan Selesai
64 Chapter 63 : Pangeran Tidur
65 Chapter 64 : Kabar Duka Dari Lavender
66 Chapter 65 : Raja Baru
67 Chapter 66 : Menguping
68 Chapter 67 : Rukh
69 Chapter 68 : Magise 1
70 Chapter 69 : Magise 2
71 Chapter 70 : Ciuman Maut
72 Chapter 71 : Dunia Bulan Merah
73 Chapter 72 : Dibalik Pintu-Pintu
74 Chapter 73 : Munculnya Lambang Saint
75 Chapter 74 : Restu Raja Ratu
76 Chapter 75 : Pernyataan dan Perpisahan
77 Chapter 76 : Belajar Memasak
78 Chapter 77 : Kejutan
79 Chapter 78 : Ternyata Bukan Mimpi
80 Chapter 79 : Supermen
81 Chapter 80 : Duel, Prince Shun vs Prince Zio
82 Chapter 81 : Kencan
83 Chapter 82 : Tenggelam
84 Chapter 83 : Persoalan Takdir
85 Chapter 84 : Akademi di Musim Panas
86 Chapter 85 : Ramalan di Balik Lukisan
87 Chapter 86 : Pribadi Sekeras Batu
88 Chapter 87 : Musuh Bebuyutan
89 Chapter 88 : Penghianat
90 Chapter 89 : Karena Aku Mencintaimu
91 Chapter 90 : Manusia?
92 Chapter 91 : Dummy
93 Chapter 92 : Selamat Tinggal
94 Chapter 93 : Semua Demi Cinta
95 Chapter 94 : Hujan Di Musim Panas
96 Chapter 95 : Jadi Nyonya Baru
97 Chapter 96 : Bukan Karena Suka
98 Chapter 97 : Peti Mati Tersembunyi
99 Chapter 98 : Tentang Claire
100 Chapter 99 : Penyergapan
101 Chapter 100 : Akhir Dari Kesalahpahaman
102 Chapter 101 : Dummy Yang Terbaikan
103 Chapter 102 : Pulang
104 Chapter 103 : Permintaan
105 Chapter 104 : Hukuman mati
106 Chapter 105 : Hidup Kembali
107 Chapter 106 : Pamit
108 Chapter 107 : Bertemu Calon Mertua (End)
109 Chapter 108 : Ekstra Part 1 (Dummy to Claire)
110 Chapter 109 : Ekstra Part 2 (Dummy to Claire)
111 Chapter 110 : Ekstra Part 3 (Dummy to Claire)
112 Pesan Dari Author
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Chapter 0 : Kata Maaf yang Tak Sampai
2
Chapter 1 : Kakakku Antagonis??
3
Chapter 2 : Pesta Kerajaan
4
Chapter 3 : Usaha Kecil Melamar
5
Chapter 4 : Hanya Jadi Penonton
6
Chapter 5 : Kecerobohan
7
Chapter 6 : Terculik
8
Chapter 7 : Penyelamat Misterius Bermata Biru
9
Chapter 8 : Awal Bersekolah
10
Chapter 9 : Hukuman di Hari Pertama
11
Chapter 10 : Berbagi Keterampilan
12
Chapter 11 : Rahasia Kecil
13
Chapter 12 : Gara-gara Ulat
14
Chapter 13 : Puisi ku?!
15
Chapter 14 : Salah Faham
16
Chapter 15 : Sebuah Persiapan
17
Chapter 16 : Tamu Istimewa
18
Chapter 17 : Mawar Berduri
19
Chapter 18 : Ulah Saat Pertunangan
20
Chapter 19 : Rencana Berlatih Pedang
21
Chapter 20 : Melihat Dari Jauh
22
Chapter 21 : Keputusan
23
Chapter 22 : Kembali Bersekolah
24
Chapter 23 : Tentang Saint
25
Chapter 24 : Rahasia Yang Tidak Disembunyikan
26
Chapter 25 : Hari Pengetesan Bakat Khusus
27
Chapter 26 : Pertikaian
28
Chapter 27 : Keanehan
29
Chapter 28 : Ajakan Paksa
30
Chapter 29 : Saint x Healer
31
Chapter 30 : Jangan Melihatku!
32
Chapter 31 : Sambutan Menyakitkan
33
Chapter 32 : Pertukaran Sesuatu Yang Berharga
34
Chapter 33 : Rencana Penyelidikan
35
Chapter 34 : Amnesia Ringan
36
Chapter 35 : Praktek Sihir Es Pangeran Zio
37
Chapter 36 : Perpisahan Yang Tiba-tiba
38
Chapter 37 : Misi Khusus Pangeran
39
Chapter 38 : Chun dan Shun
40
Chapter 39 : Frustasi
41
Chapter 40 : Rencana Seorang Sad Girl
42
Chapter 41 : Bertemu si Pembawa Sial
43
Chapter 42 : Terjebak Dalam Labirin
44
Chapter 43 : Penaklukan Roh; Heirloom Weapon
45
Chapter 44 : Jalan Keluar
46
Chapter 45 : Kecurigaan Pangeran Zio
47
Chapter 46 : Racun Sihir
48
Chapter 47 : Jangan Ganggu!
49
48 : Perjalanan Ke Mansion Keluarga Florist (1)
50
49 : Perjalanan Ke Mansion Keluarga Florist (2)
51
Chapter 50 : Healer of Saint
52
Chapter 51 : Terhalang Ambisi Seorang Pangeran
53
Chapter 52 : Memiliki dan Mendapatkan Hadiah
54
Chapter 53 : Familiar_Vampir Iblis Adrain
55
Chapter 54 : Festival Tahunan Musim Salju Kerajaan Frost
56
Chapter 55 : Malam yang Penuh Warna Biru
57
Chapter 56 : Sekarang Saatnya?!
58
Chapter 57 : Tidak Bisa Hanya Diam Saja
59
Chapter 58 : Aku yang Pantas Untuk Disalahkan
60
Chapter 59 : Sisi Lain Pangeran Zio
61
Chapter 60 : Perlawanan 1
62
Chapter 61 : Perlawanan 2
63
Chapter 62 : Perlawanan Selesai
64
Chapter 63 : Pangeran Tidur
65
Chapter 64 : Kabar Duka Dari Lavender
66
Chapter 65 : Raja Baru
67
Chapter 66 : Menguping
68
Chapter 67 : Rukh
69
Chapter 68 : Magise 1
70
Chapter 69 : Magise 2
71
Chapter 70 : Ciuman Maut
72
Chapter 71 : Dunia Bulan Merah
73
Chapter 72 : Dibalik Pintu-Pintu
74
Chapter 73 : Munculnya Lambang Saint
75
Chapter 74 : Restu Raja Ratu
76
Chapter 75 : Pernyataan dan Perpisahan
77
Chapter 76 : Belajar Memasak
78
Chapter 77 : Kejutan
79
Chapter 78 : Ternyata Bukan Mimpi
80
Chapter 79 : Supermen
81
Chapter 80 : Duel, Prince Shun vs Prince Zio
82
Chapter 81 : Kencan
83
Chapter 82 : Tenggelam
84
Chapter 83 : Persoalan Takdir
85
Chapter 84 : Akademi di Musim Panas
86
Chapter 85 : Ramalan di Balik Lukisan
87
Chapter 86 : Pribadi Sekeras Batu
88
Chapter 87 : Musuh Bebuyutan
89
Chapter 88 : Penghianat
90
Chapter 89 : Karena Aku Mencintaimu
91
Chapter 90 : Manusia?
92
Chapter 91 : Dummy
93
Chapter 92 : Selamat Tinggal
94
Chapter 93 : Semua Demi Cinta
95
Chapter 94 : Hujan Di Musim Panas
96
Chapter 95 : Jadi Nyonya Baru
97
Chapter 96 : Bukan Karena Suka
98
Chapter 97 : Peti Mati Tersembunyi
99
Chapter 98 : Tentang Claire
100
Chapter 99 : Penyergapan
101
Chapter 100 : Akhir Dari Kesalahpahaman
102
Chapter 101 : Dummy Yang Terbaikan
103
Chapter 102 : Pulang
104
Chapter 103 : Permintaan
105
Chapter 104 : Hukuman mati
106
Chapter 105 : Hidup Kembali
107
Chapter 106 : Pamit
108
Chapter 107 : Bertemu Calon Mertua (End)
109
Chapter 108 : Ekstra Part 1 (Dummy to Claire)
110
Chapter 109 : Ekstra Part 2 (Dummy to Claire)
111
Chapter 110 : Ekstra Part 3 (Dummy to Claire)
112
Pesan Dari Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!